Friday, February 17, 2023

Pentingkah Diksi dan Seni Bahasa

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Gelombang 28

Pertemuan ke 18

Naramumber : Maydearly

Moderator :  Widia Setianingsih

Materi : Diksi dan Seni Bahasa.

Hari/Tanggal : Jum'at, 17 Februari 2023


Puisi indah tersaji dalam kolam chat. Membuat saya berdecak kagum. Sungguh indah deretan aksara yang tersusun penuh makna. Katanya puisi arkostik. Dari sebuah kata, "Sahabat." 

Laksana berbalas pantun, puisi dibalas puisi......menentramkan hati ketika saya merapal kata demi kata....

SAHABAT 

(WIDYA SETIANINGSIH)

S ayap kami saling menyangga

A rungi berdua gemerlap letihnya dunia

H adirkan setiap warna membungkam resah yang ada

A baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka

B iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa

A tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa

T ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.


 Senja Mengukir Cinta

Oleh: Maydearly

Deru angin dalam semilir

Mengukir ruang resah

Tentang senja paling gulita

Yang membawa rasa untuk dia. 

Untuk rembulan dalam temaram

Ku titipkan singasana cinta

Berceloteh tentang rindu

Yang bersembunyi dalam diam. 

Sunyi bertahta dalam gelap

Hampa riak suara, kelabu

Hanya menandu rindu

Dari cinta yang berselimut dingin.

Rasa cinta yang tetap terjaga

Bak bersanding dengan alam

Menjadi singgasana keabadian

Membumi dengan lubuk paling dalam. 

Untuk dia, ku jaga rasa

Memeluk rindu seabad

Ku sampaikan dalam maya

Agar terukir cerita paling menawan.

"Menulis puisi semudah mengaduk kopi." (Maydearly)

Materi yang dipaparkan oleh narasumber yang ahli menulis puisi ini adalah "Diksi dan Seni Bahasa."

Sebelum beliau hadir di Kelas Belajar Menulis Nusantara melalui kelas maya ini, meoderator yang membersamai peserta, membuka kelas dengan menulis puisi yang indah pada kolom chat. Ibu Widya Setianingsih, guru inspiratif, editor, penulis dan kurator yang berprofesi sebagai guru di SMPN 1 Lebakgedong, Kabupaten Lebak Banten

Menyambut narasumber dengan untaian puisi dibalas juga oleh narasumber dengan kalimat-kalimat indah, deretan aksara yang terangkai menjadi kalimat penuh makna.

Saya jadi terkesima dengan diksi yang digunakan. jika selama ini saya sudah berusaha menulis puisi, namun begitu saya membacanya tetap saja terdengar di telinga saya garing tidak renyah seperti puisi yang ditulis Ibu Maydearly.

Setiap ucapan Bu Maydearly dan Bu Widya, yang tertuang dalam kata semuanya mengalun, sedap dan enak dibaca ibarat makanan,"lezat dan bergizi." Menyampaikan materi saja, narasumber menyampaikannya dengan kata-kata yang indah. Ini contoh sapaan narasumber pada peserta

"Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah (Maydearly)

"Sebuah materi Diksi dan Seni Bahasa semoga menjadi cemilan yang menawan di pembuka malam nan elegan. Berharap, malam ini menjadi malam yang paling teduh yang kita dapatkan. Ditemani dengan secangkir kopi yang mempertemukan kita di satu meja virtual. Sebuah tempat dimana sang emoticon☺️☺️ menjadi persembahan sebagai tanda perkenalan dari Maydearly.

Malam ini terasa lebih istimewa entah para peserta yang sedang manis-manisnya atau aku yang sedang menggebu-gebu untuk bertemu para pejuang ilmu.

Lebih lengkapnya pemaparan narasumber sebagai berikut:

  • Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.
  • Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.
  • William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman
Mengapa Diksi penting dalam sebuah kajian bahasa? Diksi penting, sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. 

Lalu bagaimana dengan anda? Apakah sulit dalam memilih diksi? 
Menjawab pertanyaan itu, saya bisa menjawabnya berdasarkan pengalaman sendiri dan pendapat orang-orang yang ingin menulis puisi. Jawabannya senada dengan pendapat narasumber bahwa terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa. Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah? Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca.

Ibu Maydearly yang sudah mempunyai pengalaman dalam menulis puisi dan penyuka diksi menyemangati pembaca dan peserta kelas dengan mengatakan bahwa menulis puisi itu sederhana, sesederhana mengadukkan gula dalam segelas kopi. Menulis dari apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengar.



















Bagaimana jurus  yang harus kita gunakan agar kita mampu menulis dengan segala keindahan?
Ada 5 jurus jitu dalam mengembangkan diksi yang menarik:
  1. Sense Of Touch
  2. Sense Of Smell
  3. Sense Of Taste
  4. Sense Of Jurnalism
  • Sense Of HearingSense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
          Contoh:  Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

  • Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan. 
      Contoh:        Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku       gantungkan dilangit harapan
  • Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.
         Contoh: Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan              kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.
  • Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
          Contoh: Jerit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan

  • Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 
Contoh
         Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit    keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan
 yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

Tips menulis agar tidak pusing berpikir kata yang hendak ditulis, maka libatkan telinga tentang yang kita dnegar, libatkan perasaan untuk yang kita rasa, libatkan tangan, mata karena terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.

Contoh: Ketika melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan begitu saja. Coba tuliskan di atas kuri ini, aku pernah memeluk ratapan, menunggumu dengan sebuah doa takzim.

Disini saya tekankan Diksi tak melulu untuk puisi 
Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami.

Bagaimana mengolah panca indera agar tergali? Panca indera itu melekat dalam jasad kita, kita tak perlu  perintahkan ia untuk memandu hati kita membuat sebuah tulisan yang indah. Tugas kita adalah menerima sinyal dari kelima panca indera tersebut yang kemudian kita bisa jabarkan dalam sebuah tulisan. Ketika kelima indera itu kita libatkan, maka tak ada tulisan yang biasa. Pepatah mengatakan menulislah dengan hati
Karena apa?
Karena hati mampu menerka indera kita dengan baik.


Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut dengan sinonim bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Sesekali jangan menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata yang kita tunjuk.






Jika kita menulis puisi, perhatikan pula bahwa:
  1. Puisi yang bagus itu bukan yang sulit difahami, tetapi memiliki pola arti dan tujuan. Setiap bait mengandung simpulan. Diksi hanyalah sebuah pemanis untuk mempercantik sebuah puisi.
  2. Yang lebih penting adalah ungkapkan rasa yang lebih tepat. Karena rasa lahir dari hati ia tak pernah munafik, setelah rasa itu diutarakan, entah bahagia atau emosi ia akan lahir dalam diksi yang natural.
Selanjutnya:
  1. Ketika kita menulis, maka kita adalah seorang subjek yang memberi informasi. Apa yang akan kita tulis itu yang akan dinikmati pembaca. Menulislah untuk didengarkan pembaca, bukan menulis sesuai keinginan pembaca.
  2. Tehnik memilih Diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti? Saya kurang faham dengan pertanyaannya🙏
Diksi adalah padanan kata, ketika kita biasa menulis dengan bahasa sederhana, contoh 'mengucap' sesekali kita ganti dengan 'merapal'. Lebih aneh, lebih terkesan dan lebih membuat penasaran pembaca bukan?

Selamat mencoba menulis puisi. Ini saya mencoba menulis puisi:
Inikah Cinta

Inikah arti cinta untukku
Kini aku menaruh harap padamu
Meski itu hanya segenggam

Cukup bagiku meski segenggam
Yang kan membuatku tegak  berdiri
Kini di usiaku yang sudah menua
Tuk selalu bisa  ada di sisi buah hatiku

Luka yang kau tanam di hati
Meski jauh sudah ku kubur
Namun tega kau buka dan kau torehkan kembali
Hingga terasa laksana kau tabur garam di atas luka
Kau toreh luka di atas lukaku

Ku harap segenggam itu cinta tulus
Cukup bagiku tuk ku berani manatap wajahmu
Walau sungguh berat ku timbang rasa ini
Antara cinta, kasih dan sayang atau benci

Ku balut lagi sekuat jiwa
Ku yakinkan lagi diriku tentang kebersamaan
Ku kuatkan raga tuk mampu menatapmu
Meski taburan luka seakan memenuhi lahir batinku

Tak guna kata sesal
Karna takdir menggiringku 
Tak guna kata keluh kesah
Karena semua sudah tersurat sah
Menjadi takdir yang ku jalani

1 comment:

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...