Tuesday, April 21, 2020

Pembelajaran Dalam Jaringan di SDN 1 Dasan Tereng (Seri 5)

Oleh Nuraini Ahwan

Perpanjangan waktu belajar dari rumah bagi seluruh siswa masih terus dilakukan. Hal ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam pemutusan rantai penyebaran corora virus disease (covid 19). Pemberitaan yang dilansir salah satu televisi nasional, jumlah penularan dan wilayah penyebaran si covid terus meningkat. Ini mungkin yang menjadi penyebab perpanjangan waktu belajar dari rumah bagi siswa.

Dalam tulisan sebelumnya, penulis telah berbagi cerita tentang pembelajaran daring yang dilaksanakan di tempat penulis bertugas. Mulai dari bagaimana awal pelaksanaan daring dengan pembentukan grup wa kelas, type guru dalam grup kelas, cerita lucu, sedih dan senang dari anggota grup sampai kepada upaya peningkatan pelaksanaan teknik          daring.

Peningkatan pelaksanaan teknik daring dimaksudkan oleh penulis adalah pertama dengan meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan aplikasi yang mendukung atau yang bisa digunakan untuk pembelajaran daring ini. Dalam kaca mata penulis, garda terdepannya dari pembelajaran daring adalah guru. Oleh karena itu, guru ditingkatkan kemampuannya terlebih dahulu dan selanjutnya gurulah yang akan mengaplikasikannya lewat pembelajaran daringya bersama grup kelasnya. 

Bagaimana meningkatkan kemampuan guru? Ada social distancing dan psycal distancing?
Zooom cloud meeting dan goegle class room yang akan menjawab semuanya. Guru yang sudah mampu menggunakan aplikasi zoom cloud meeting di berikan pelatihan lagi untuk menggunakan aplikasi lainnya lagi. Aplikasi yang dimaksud adalah goegle formulir. 

Berdasarkan hasil bincang-bincang penulis dengan beberapa guru di tempat penulis bertugas tentang pelaksanaan pembelajaran daring, terutama tentang apa saja materi yang diberikan guru, bagaimana menilainya dan bagaimana membimbing siswa. Maka benar adanya, tugas  di berikan lewat wa grup berupa tugas meringkas dari halaman sekian sampai halaman sekian,membaca dengan mengirim rekaman membaca, membuat video untuk praktek tugas tertentu, mengerjakan tugas menjawab soal yang ada di buku tema atau menjawab soal yang di buat guru dan mengirim foto kegiatan mereka belajar di rumah. 

Tugas yang monoton memungkinkan muculnya kejenuhan pada siswa bahkan orang tua yang mendampingi. Oleh karena itu perlu membuat pembelajaran yang bervariasi dan menarik juga mengandung tantangan sekaligus bisa digunakan untuk menilai siswa. Tantangan itu berupa  soal yang di jawab secara online dengan penggunaan aplikasi goegle formulir. 

Ini merupakan tantangan baru bagi guru di tempat penulis bertugas. Di tempat lain goegle formulir bukan merupakan hal baru. Apalagi setingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi. Ujian yang mereka lakukan menggunakan goegle formulir salah satunya. Sedangkan bagi guru, goegle formulir pernah kita temukan pada waktu mengerjakan soal UKG. Kita bisa melihat langsung nilai kita sendiri.

Goegle formulir yang dilatihkan kepada guru di tempat penulis bertugas ditujukan untuk pembuatan soal penilaian secara online. Ini dimaksudkan agar ada variasi dalam pelaksanaan daring . Berisi soal  tentang materi pelajaran yang sudah mereka pelajari di rumah, berisi teka teki, atau tebak tebakan, dan lainnya yang menarik.

Seru dan tertantang, 
Guru mengatakan,  ini hikmah di balik corona. Mereka bisa aplikasi ini dan siswa merasa senang menjawab soal karena nilai atau skor bisa mereka lihat langsung. 

Hasil survei tentang perasaan siswa setelah menjawab soal ini adalah " senang banget"
Pendapat oran tua" kita menjadi tambah pintar, bu guru"

Pembelajaran daring untuk anak sekolah dasar memerlukan pendampingan yang ekstra dari orang tua. Terlebih kelas awal. Kelas 1, 2 dan 3.  
Selamat berinovasi bapak dan ibu guru untuk membuat pembelajaran daring ini menjadi menarik. 

Penulis bisa dihubungi di 081805597038
Email.ahwan.nuraini69@gmail.com
Blog.https://nurainiahwan.blogspot.com.


Monday, April 20, 2020

Aku Sangat Menyayangimu (Seri 1)

Oleh Nuraini Ahwan



"Ia menjilati tanah yang masih ada bercak darahnya. Ia berputar putar seakan meluapkan rasa sedihnya di seputaran tanah yang dipenuhi bercak darah. Ia mencium bau darah seakan darah itu adalah anaknya. Ia lalu menyirami tumpukan tanah di mana ada yang sedang terlelap berselimut dinginnya dalam tanah dengan kencingnya.  Ia menunggui tumpukan tanah yang masih baru itu. Ia berlarian ke sana kemari mencari dan mencari. Tapi tak ia temukan. Suaranya tak henti-hentinya memanggil kekasih hatinya   dengan sangat jelas dengar"

Pagi itu, aku menguncinya bertiga dalam kamar (dapur) belakang. Aku belum sempat memberinya makan sewaktu ku tinggalkan rumah beberapa waktu sebelum kejadian ini.
Moza adalah nama induk kucingku. Ia baru saja kehilangan anak satu satunya. Tiga anaknya yang lain sudah diadopsi sama temanku..sesama pencinta cat. "Satu persatu anakku hilang meninggalkan ku. Bahkan ia bekum lepas pula dari susuan ku' begitu mungkin keluh kesah moza dalam batinnya.  Andai saja ia bisa berbicara, mungkin ia akan mengucapkan, "Tolong......., jangan pisahkan aku dari anak-anakku' Kehilangannya kali ini mungkin merupakan kehilangan yg paling berat baginya. Moza tak mampu menolong anak anaknya disaat ia dibutuhkan. Ia hanya memandangi anak anaknya.

Di bawa satu persatu bahkan kali ini, saat yang paling berbahaya sekalipun, ia tak mampu menolong anaknya. Kalau mengalah untuk makan,  selalu ia   lakukan untuk anaknya. Ketika disiapkan makanan dan makanan itu hanya satu, moza, nama induk kucingku,  hanya duduk di samping anaknya. Ia  menunggui  dan menyaksikan anaknya yang yang sedang makan  dengan lahap.


Hatiku rasa sedih, air mataku saat itu tak keluar, tapi jantung ku berdegup sangat kencang.
"Ibu...!  Teriak anakku yg paling kecil menyambut ku di depan pintu gerbang.
Kucingnya, matanya keluar berdarah, matanya panjang .......berdarah lagi, ibu..... anakku melanjutkan perkataannya.
Aku kaget. Keluar...berdarah..panjang..mengapa? Ucapku sambil gemetar.
"Digilas mobilnya ayah"
Teriakan anakku bagaikan petir yang sangat kencang membuatku ketakutan. Aku terduduk di halaman, seakan tak mampu berdiri.

Anak gadisku dan adikku mengiyakan perkataan keponakanku  yg paling kecil (umur 4 tahun). Masak ya? Aku bertanya lagi meyakinkan apa yang ku dengar kepada mereka berdua. Mereka pun membenarkan. Mereka memberi tahu aku bahwa  anaknya moza telah digilas mobil yang sedang mundur. Ia sudah di kubur tepat di samping pohon kamboja depan rumahku. Hatiku semakin sedih, ketika anakku menceritakan , moza menjilati darah anaknya dan mengencingi kuburan anaknya. Seakan ia memberi tanda bahwa di sinilah anaknya  dikubur. Aku belum saja menyadari bahwa semua ini sudah ketentuan Allah. Aku masih saja bertanya, kenapa tidak melihat dulu baru mundur?  Mengapa yang duduk di luar tidak membantu melihat keberadaan kucing-kucingku?

Aku beringsut meninggalkan mereka. Aku duduk, berdiri dan duduk lagi di belakang rumah.  Aku menangis, membayangkan semua kejadian yang menimpa kucing ku. Kalau aku menangis di depan, mungkin akan di bilang belebihan atau lebai bahasa anak sekarang.  Sementara, anak lelaki ku, yang sangat menyayangi kucingnya tak tega melihat. Ia hanya sampai di pintu depan, lalu kembali ke kamar. Ia mengunci diri di dalam kamar. Aku tidak berani membangunkannya. Aku pahami perasaannya.

Ku dengar suara benda yg di banting banting dalam kamar anakku. Aku yakin anakku belum bisa menerima kejadian itu. Ku lihat matanya sembab begitu keluar kamar. Ia bertanya, " Ayah, sudahkah ayah siram darah itu?" Ia bertanya, mungkin anakku tak mampu melihat bekas darah kucingnya.
Aku yang saat itu berada di lantai atas,  langsung turun dan segera mengambil selang. Aku siram dan gosok bekas lumuran darah itu. Sambil tangis ku pun pecah lagi tak kuasa menahan sedih. Tak hanya ini saja, kisah  menyedihkan yang pernah terjadi pada kucing-kucingku.
Next
Lombok, 20 April 2020
Penulis. Hp. 081805597038
Email.ahwan.nuraini69@gmail.com
Blog.https://nurainiahwan.blogspot.com

Sunday, April 19, 2020

WORK FROM HOME (WFH) WITH HEART (Seri 4)

Oleh Nuraini Ahwan


Mewabahnya si covid 19 (corona virus desiase) yang awalnya melanda negeri cina,  akhirnya sampai pula ke negara kita tercinta,  Indonesia . Banyak hal akan bisa di tulis dari permasalahan mewabahnya si covid 19 ini. Mulai dari bagaimana upaya pemerintah mensosialisasikan kepada masyarakat, bagaimana upaya pencegahan penularannya, bagaimana menjaga kebersihan diri, lingkungan, bagaimana asupan gizi makanan, pengecekan orang dalam pemantuan, pasien dalam pengawasan, penangan yang sudah positif, sampai kepada lock down wilayah dan lain sebagainya.  Istilah -istilah banyak kita jumpai. Ada istilah physical. distancing dan social distancing, bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dan study at  home atau belajar dari rumah . 

Terkait dengan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), pemerintah melalui pimpinan instansi masing-masing,  telah mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaannya baik di lembaga swasta seperti perusahaan maupun lembaga pemerintahan. 

Salah satu contoh, pelaksanaan  work from home (WFH) di lingkungan kerja penulis , mengikuti aturan atau kebijakan dari pemerintah daerah yang diteruskan melalui Kepala Dinas. Kebijakan itu antara lain isinya tentang diperbolehkannya Aparatur Sipil Negara (ASN) berusia lebih dari 50 tahun untuk menjalankan tugas kedinasannya dari rumah sedangkan untuk ASN di bawah usia 50 tahun sistemkerjanya di atur secara terjadwal.  Work from home (WFH) bagi ASN dengan ketentuan: memanfaatkan teknologi informasi seperti whatshap, email dan zoom cloud metting  atau skape; melaporkan keberadaannya dengan share location via whatshap kepada kepala sekolah, tetap berada di kediamannya kecuali untuk keperluan mendesak seperti membeli kebutuhan pokok atau berobat; dalam keadaan mendesak, ASN yang WFH, dapat dipanggil untuk bekerja di sekolah; pengawasan dilakukan secara berjenjang dan struktural.

Istilah work from home (WFH) digunakan bagi  ASN yang bekerja dari rumah, dengan setumpuk tugas kedinasan yang  dikerjakan di  rumah. Bagi guru tugas kedinasan berupa administasi dan melaksanakan tugas pembelajaran jarak jauh dengan teknik daring atau dalam jaringan maupun luring atau luar jaringan. Dalam kondisi seperti sekarang ini, pembelajaran yang tepat dilaksanakan adalah teknik daring. Ini artinya  guru harus mampu menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran jarak jauh ini. 

Pengawasan atau kontrol secara berjenjang dan sruktural yang dilaksanakan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya guru, yang ada di lingkungan kerja penulisdilaksanakan  secara online melalui zoom cloud metting, wa, sms, dan  penyebaran instrumen pemantauan pembelajaran jarak  jauh/daring dan atau luring yang diisi sendiri oleh guru  dalam bentuk penilaian diri. . Pemantuan lainnya dilakukan dengan teknik ikut bergabung dalam grup kelas yang dibentuk oleh guru. Inilah perlunya kita bekerja dari hati ( WFH)  versi penulis.

Work from home (bekerja dari rumah), tanpa ada pimpinan yang mengawai langsung, tanpa ada teman kerja, tanpa ada batasan waktu atau jadwal? Akankah duduk di belakang meja atau mendampingi siswa selama jam efektif biasanya? Apakah jam kerja di rumahsesuai dengan jam kerja kantor atau sekolah ? Jawabannya tentunya tidak, Inilah perlunya work from heart atau bekerja dengan hati

Mengapa  perlu work from heart?
Work From Heart  (WFH), bekerja dari hati merupakan kepanjangan dari WFH menurut penulis. Bukan merupakan plesetan dari work from home, tetapi sepertinya work from heart juga sangat tepat kita pasang atau tanamkan pada diri kita saat ini. Mengapa pula penulis menyebut work from haert. Mengapa perlu bekerja dari hati? Apakah karena tidakdi awasi langsung oleh atasan? Tentu jawabannya, tidak"  Bekerja dengan hati semata-mata panggilan jiwa, panggilan tugas dan tentunya bekerja karena Allah SWT.

Hati adalah sumber ketenangan, sumber keberanian, semangat, integritas dan komitmen. Sesering apapun, sekeras apapun seorang pimpinan mengarahkan untuk berkerja melaksanakan tugas bagi yang WFH, tetapi kalau hati tidak di tata atau tidak berkerja dengan hati, maka seseorang tidak akan bekerja dengan baik, Hati pula yang merupakan sumber energi dan perasaan. Termasuk perasaan tanggung jawab terhadap tugas, menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani . 
Sebut saja begini. seorang guru yang tidak berani ke sekolah karena ketakutannya yeng berlebihan terhadap virus corona. Perasaan takut atau was-was tersebut bukankah datangnya dari hati?

Suatu pagi,penulis mengikuti ceramah seorang ulama kondang "Ustadz AA. Gim." . Dalam ceramahnya beliau menyapaikan, " Jika kita menyikapi sesuatu dengan tenang, maka Allah SWT akan memberikan kita sinyal hati yang tenang atau adem"

Jika sesorang bekerja dengan hati, maka ia aka menikmati pekerjaannya, bekerja sepenuh hati dan hasilnya insyaallah maksimal. Di awasi maupun tidak di awasi 
Jika ia bekerja dengan hati maka ia akan mencintai pekerjaannya, mempunyai semangan dan kemauan yang tinggi sehingga akan lebih produktif, sebut saja seorang guru yang bekerja dengan hati, meskipun dengan teknik daring, ia akan bersabar membimbing, menjawab pertanyaan siswa, memberikan penghargaan kepada siswa, dengan cepat merespon komentar siswa dan akan tetap memantau perkembangan siswa. Dorongan hatilah yang menggerakkan kemauan guru..

Oleh karena itu , bekerjalah dengan hati, Temukan kepuasan tatkala kita bekerja dengan hati, mantapkan hati untuk melaksanakan tugas dari mana saja, ada orang yang membutuhkan kerja kita, Perbaiki mental kita, hilangkan dari rasa khawatir, was-was atau ketakutan meskipun itu manusiawi sifatnya. Mantapkan hati kita untuk selalu melaksanakan tugas dengan baik. Bekerjalah dengan sepenuh hati dengan terus membangun motivasi hati dengan keyakinan bahwa tujuan kita mulia. 

Bekerjalah dari rumah dan bekerjalah  dari hati di era covid 19 ini. Lupakan pengawasan berjenjang dan struktural karena pengawasan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, paling utama.

Jika Work From Home  atau bekerja dari rumah tidak disertai dengan Work From Heart atau bekerja dengan hati, maka jangan jangan kebijakan ini menjadi semacam berlibur di rumah. Semoga Work From Home With  Heart akan menjadikan kebijakan pemerintah bermanfaat dan penularan atau penyebaran corona virus disease dapat dikendalikan bahkan terputus. (Aamiin)
( ma.af saling mengingatkan)

Lombok Barat, 16 April 2019
Hp penulis. 081805597038
email.ahwan.nuraini69@gmail.com
blog.https://nurainiahwan.blogpot.com.



Thursday, April 16, 2020

Cerita Pembelajaran Daring di SDN 1 Dasan Tereng (seri 3)

CERITA  PEMBELAJARAN DARING  
DI SDN 1 DASAN TERENG (SERI 3)
Oleh Nuraini Ahwan

"Jangan biarkan pendidikan putra-putri kita terhenti meskipun wabah corona virus disease (covid 19) melanda dua pertiga belahan dunia. Kami ikhlas melepas kalian,  meninggalkan rumah kedua kalian (sekolah) untuk sementara. Kirimkan kami aktivitas kalian belajar di rumah yang  didampingi oleh guru pertama dan utama kalian, yaitu ayah dan ibu. Meskipun itu nanti, tak cukup untuk mengobati rasa rindu bapak dan ibu guru pada kalian. Tetap belajar, jangan biarkan pendidikan kalian terhenti. Tetap jaga kesehatan dan mari bersatu melawan covid -19. Semoga Allah SWT melindungi kita. Aamiin YRA" 

Kutipan tulisan  di atas merupakan penggalan dari tulisan saya tentang pelaksanaan pembelajaran dengan teknik daring (dalam jaringan). Tulisan itu saya posting di media sosial facebook berikut dengan video kegiatan belajar di rumah yang dikirim  oleh siswa melalui watshaap grup kelas mereka. Saya berharap pesan singkat itu akan sampai kepada siswa-siswi dan wali murid di sekolah saya khususnya dan masyarakat pada umumnya. 

Pesan pemerintah melalui menteri pendidikan untuk kegiatan Work from Home (WFH) bagi ASN dan belajar dari  rumah untuk siswa-siswi dilaksanakan di semua sekolah tak terkecuai  di SDN 1 Dasan Tereng. Seperti pada tulisan yang telah diposting oleh penulis  sebelumnya bahwa payung hukum pelaksanaan pembelajarn dari rumah sudah jelas. Mulai dari edaran Menteri Pendidikan Republik Indonesia, Bapak Nadiem Makarim sampai kepada edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten. Bahkan edaran tersebut diteruskan oleh kepala UPT Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan.

Banyak cerita menarik  dalam pembelajaran dari rumah yang di kemas dengan metode daring atau dalam jaringan yang  sudah dan tengah berlangsung. Cerita menarik, lucu, gembira bahkan ada cerita yang menyedihkan berasal dari guru, orang tua dan siswa. 
Metode daring yang dilaksanakan di tempat penulis bertugas, dilaksanakan melalui Watshaap grup kelas. Anggota grup kelas terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran dan siswa.
Apakah watshaap grup ini berjalan lancar?
Apakah semua siswa tergabung dalam grup?
Apakah semua anggota grup menguasai tentang penggunaan menu yang tersedia pada gawai mereka?

Di mana letak menarik, lucu, dan menyedihkannya?
Waah...terlalu banyak yang akan penulis ceritakan..

Dalam tulisan sebelumnya,  penulis juga telah menceritkakan bagaimana kalang kabutnya dan  paniknya guru ketika pembelajaran daring ini direkomendasikan untuk mengggantikan pembelajaran di sekolah. Kepanikan yang disebabkan karena masih minimnya pengetahuan guru tentang teknologi informasi. Tapi apa boleh dikata, ini memang harus dilaksanakan.

Anggota grup kelas di data dari nomor ponsel wali murid . Permintaan nomor ponsel wali murid disebabkan karena usia sekolah dasar,  di tempat penulis bertugas belum diperbolehkan memilki ponsel. Pada awal pendataan prosentasi  anggota grup sangat sedikit sehingga menyulitkan guru memberikan pelajaran lewat watshaap (siswa yang luring sudah ada tugas mengantisipasi tidak tersedianya ponsel).

Perpanjangan waktu belajar di rumah berdampak pada meningkatnya kesadaran wali murid tentang pendidikan putra-putrinya sehingga jumlah anggota grup kian bertambah dari hari ke hari. Mencapai lebih dari 55 % wali murid tergabung dalam grup.

Penulis memantau perkembangan atau perjalanan grup, sehingga banyak cerita yang bisa diabadikan dalam tulisan.

Cerita dimulai dari anggota grup ya...
Bertambahnya  anggota grup watshap setiap hari, sangat disyukuri oleh penulis. Namun siswa yang menyerahkan tugas atau melaporkan kegiatan belajaranya di rumah dalam bentuk catatan, foto, video dan lain-lain tidak sesuai dengan jumlah angggota. Penulis mencari tahu apa yang menjadi penyebanya. Ternyata  ponsel yang dimiliki oleh wali  murid tidak semuanya android. Ini artinya meskipun anggota  grup sudah banyak, pelaksanaan metode daring belum terlaksanan dengan baik.  Tidak hanya itu saja, faktor ekonomi wali murid juga mempengaruhi terhadap tersedianya danan untuk membeli kuota internet.


Punya ponsel android, tetapi kuota tidak ada. "Bu  Guru, ma.af saya telat mengumpulkan tugas karena kuota saya sekarat."
Ada siswa jenjang kelas yang  lebih tinggi mengatakan ketika ditanya oleh gurunya. "Mengapa tidak mengirim tugas, nak?"
'Hp saya di sita oleh Bapak."
"Ma,af  bu guru, Hp bapak saya baru selesai diperbaiki,." kata salah satu siswa.
Tidak hanya itu saja, seorang anak kelas 1, mengatakan bahwa ibunya tidak cocok menjadi guru. Dia rindu dan ingin segera bersekolah.

Penulis sendiri yang tergabung dalam grup bisa mengamati banyak hal terkait dengan metode daring yang dilaksanakan pertama kali di sekolahnya. Banyak pesan yang  penulis sampaikan  kepada siswa mulai dari bagaimana menggunakan ponsel secara bijak sampai kepada bagaimana belajar dari rumah dalam upaya pencegahan penularan covid -19.
Mengingat ponsel yang digunakan bukan milik siswa melainkan milik orang tua, maka Penulis juga berpesan agar orang tua mendampingi putra dan putri merka waktu belajar. Memberikan  ijzin putra-putrinya memegang atau melihat ponsel saat mengecek tugas dan saat akan mengirim tugas.

Lalu bagaimana dengan guru? Penulis mengamati kesiapan guru dalam pelaksanaan daring yang masih kurang sehingga penulis bisa mengelompokkkan guru menurut cara pandang penulis menjadi beberapa tipe guru. Ada guru dengan tipe memberikan tugas seabrek, terus menerus. Guru semacam ini boleh lah dikategorikan guru aktif. Ada guru dengan tipe Senin-Kamis. Guru Senin Kamis adalah guru yang jarang memberikan tugas,  jarang menyapa, jarang memberikan penghargaan sekedar emotion atau jempol kepada siswa  dalam grupnya. . Ada juga guru dengan tipe  timbul tenggelam tak beda jauh dengan tipe Senin Kamis.

Akan halnya dengan tipe wali murid. Ada yang aktif dan mengerti atau paham pelajaran sehingga mudah mendampingi putra-putrinya, sabar dan tidak cepat marah. . Wali murid yang seperti ini dengan cepat menyerahkan tugas. Ada wali murid dengan tipe  cuek, menjadi anggota tetapi merespon tidak. Ada tipe wali murid yang aktif, sering bertanya dan suka  mengeluh karena tidak bisa menjelaskan kepada putra dan putrinya. . Bahkan ada wali murid yang tidak tahu apa  tugas putra putrinya sekali tahu, maka mereka langsung marah kepada putra-putrinya terekam dalam video yang mereka kirim ke grup kelas. Wali murid dengan tipe seperti ini dengan cepat dikomentari oleh penulis. "Alhamdulillah pak, ananda sudah bisa berbuat seperti ini. semoga ananda menjadi anak yang sukses.".

Cerita gembira yang  bisa penulis ceritakan dalam tulisan ini adalah melukiskan perasaan senang siswa-siswi ketika mereka bisa melihat atau menonton video yang mereka kirim ke grup. Terlebih lagi foto , video, dan tugas lainnya tidak hanya bisa ditonton oleh teman-temannya dalam grup saja. Semua orang bisa menontonnya karena penulis membuat video, foto dan tugas mereka bisa diakses di Youtube dan facebook. Tentu saja seizin orang tua terlebih dahulu
"Ijin, Bapak dan Ibu, bolehkah video atau foto putra-putri kita, saya uploud ke youtube?' begitu kalimat izin kepada orang tua yang penulis sampaikan sebelum uploud ke youtube dan lainnya.
Siswa-siswi senang ketika kegiatan belajar mereka di rumah diuploud penulis dan bisa mereka tonton kapan saja dalam channel youtube SDN 1 Dasan Tereng  atau channel Nuraini Ahwan.

Lalu...sebatas inikah pelaksanaan pembelajarn daring di tempat penulis?
Menu watshaap dengan kirim foto, pesan dan suara  sudah bisa dikuasai guru-guru. Saat ini dan selanjutnya penulis akan terus merancang pembelajaran daring ini lebih menarik lagi.
Zoom cloud metting, goegle formulir dan goegle classroom sedang dilaksanakan oleh penulis. Bukan hal yang baru bagi sekolah - sekolah yang lain, tetapi bagi penulis dan rekan sejawatnya ini adalah sesuatu yang sudah lama tetapi baru dilaksanakan di sekolahnya. Hikmah dibalik covid 19. Semua belajar.

"Siapa saja adalah guru, siapa saja  adalah peserta didik dan di mana saja adalah kelas"
Salah satu point dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah


Penulis
Nuraini Ahwan
Ponsel. 081805597038
Email. ahwan.nuraini69@gmail.com
Blog. https:/nurainiahwan.blogspot.com



Sunday, April 12, 2020

Curahan Hati Tentang Menulis

*CURAHAN HATI TENTANG MENULIS*

_Oleh: Nuraini_

Alhamdulillah,  saya bisa bergabung dalam beberapa komunitas menulis online. Komunitas menulis online ini di wadahi oleh media sosial whatshap. Lewat media ini lah saya bisa bertemu dengan teman-teman pencinta literasi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Penulis yang menjadi peserta berasal dari berbagai kalangan dan tingkat kemampuan yang beragam. Mulai dari penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan sampai kepada penulis pemula. Bahkan saya sendiri menyebut diri saya sebagai penulis pra pemula disebabkan kemampuan menulis yang sangat jauh dari kategori bagus dan sempurna.

Saya sudah membaca tulisan teman teman yang luar biasa dalam komunitas menulis. Sebut saja komunitas "Rumah Virus Literasi" yang digagas oleh Bapak Much Khoiri, tulisan teman-teman sangat luar biasa bagus, apik dan  tertata dengan baik. 

Perasaan senang, dan tumbuhnya semangat baru untuk menulis ketika saya membaca tulisan  teman yang ~wow~ keren dan sempurna itu. Sepertinya saya mendapat nutrisi baru dan kapsul pemompa semangat untuk menulis. Saya teringat ungkapan dari buku yang saya baca (berjudul writing is selling yang sekarang menjadi SOS  di edisi revisi.): Jangan remehkan ide kebetulan atau boleh saya menyebutnya jangan sia-siakan ide yang  muncul tiba tiba.

Tetapi , jujur, setelah saya membaca tulisan teman-teman yang sangat luar biasa ini---mengalir, bukan pelan pelan mengalirnya, tetapi deras dan jernih namun tak berbahaya. Membaca tulisan teman-teman rasanya enak saja, gurih, layaknya makanan yang cukup bumbu dan racikannya pas. Begitulah saya membuat perumpamaan tulisan teman dalam grup "Rumah Virus Literasi"

Sebut saja tulisan saudara Husni Mubarrok, seorang guru di sebuah madarasah, tulisan beliau yang di share di grup whatshap, tertata sangat runtut, apik dengan tata bahasa dan kalimat yang mengalun,  jelas tujuan dan gampang dipahami, menusuk langsung ke jantung hati. Menembus ke pikiran dan  seakan membawa pembaca untuk berada di situasi yang terjadi dalam tulisan itu. 

Belum lagi tulisan Bapak Emcho, panggilan akrab Bapak Penggagas Rumah Virus Literasi, yang  sangat sempurna senada dengan tulisan Bunda Kanjeng  Penggagas APLN (Bunda Sri Sugiatuti. Tulisan kedua tokoh literasi ini dengan ramah menyapa kita di grup watshap setiap harinya.

Saya jujur, setiap saya punya ide, langsung pikiran saya melesat ke tulisan teman-teman yang luar biasa itu. Saya merasa tidak bisa mengikutinya. Setiap saya memulai menulis, saya berpikir apakah tulisan ini layak dibaca atau tidak. Pikiran atas ide yang muncul itu mandek. Saya kehabisan kalimat, kehabisan kata kata. Kalimat tak beraturan.
Berulang-ulang menulis, berulang-ulang pula saya mencoret atau menghapus. Berulang pula saya memperbaiki.  Demikian seterusnya. Ujung-ujungnya saya tutup lattop atau matikan gawai kalau saya menulis di gawai.

Belum lagi saya membaca di biodata teman-teman penulis yang kaya pengalaman, kaya karya dan tinggi pendidikan membuat saya malu.  Tapi sudahlah, saya berusaha melepaskan pikiran  semacam itu. Keinginan untuk bisa menulis membuat saya seakan serakah. Saya serakah masuk ke semua grup menulis yang menawarkan atau memberi kesempatan untuk bergabung. Saya berharap grup inilah yang membantu mengasah kemampuan saya untuk menulis.
Sehingga setiap hari saya bolak balik di grup whatshap untuk melihat chat atau pesan yang masuk. 

Saya ingin virus literasi ini menjangkiti teman teman di lingkungan kerja saya. Menggerakkan komunitas literasi dalam lingkup yang paling kecil dulu.  Boleh dikatakan  meneruskan cita cita komunitas PLN, Rumah Virus Literasi, Bunda Sri Sugiastuti,  yaitu menebar virus literasi. Teman-teman dari grup literasi di lingkup kerja saya menaruh harapan   besar kepada saya yang lebih awal ikut di komunitas literasi. Harapan itu berupa berbagi pengalaman menulis.

Meskipun saya sudah ikut di sejumlah grup menulis, saya merasa kemampuan saya menulis sangat kurang, tidak bisa mengikuti teman-teman yang hebat.

Sekali lagi, tulisan teman-teman grup wow keren dan luar biasa. Wawasan luas dan sudah mengembangkan ide dengan baik. Sementara, saya hanya bisa menulis pengalaman langsung di lingkup yang sempit. 

Saya merasa beruntung berada di komunitas  menulis. Komunitas ini memberikan banyak pelajaran dan pengalaman dalam menulis. Memberikan masukan agar tulisan menjadi lebih bagus. Memberi pelajaran untuk belajar menjadi editing paling tidak untuk tulisan sendiri. Dan tak kalah pentingnya adalah tak pernah melemahkan atau menjelekkan tatkala tulisan saya tidak sempurna. Teman-teman selalu memberikan motivasi ketika saya kehilangan ide dan semangat.

Tantangan yang diberikan membuat saya semangat. Satu contoh ketika Bapak Emcho memberikan tantangan kepada saya untuk membuat risensi  buku beliau.  Bapak Emcho, saat itu yang ada di pikiran saya adalah seorang yang baru menulis diberi kepercayaan membuat risensi?  Apa ya?  Dari hati kecil saya mengatakan bukunya Bapak Emcho yang saya baca pastilah bagus.
Tantangan  itu mungkin  sengaja diberikan agar saya terus berlatih untuk menulis. Semoga saja benar ya...

Kembali rasa percaya diri saya melemah karena harus menulis risensi seorang maestro. Diakhir tulisan risensi yang saya tulis, saya menyampaikan permohonan maaf jika risensi saya tidak sempurna sekaligus mohon kritik dan saran.
Alhamdulilah, risensi saya diterima. Inilah salah satu bentuk penghargaan seorang penulis hebat kepada penulis pemula seperti saya. Risensi yang saya tulis masuk dalam buku 'Virus Emcho".
Nebeng tenar he he he
Bangga luar biasa. Tulisan saya ada dalam buku yang  covernya ada foto Bapak motivator saya'Bapak Much.khoiri

Saya berharap ke depan tulisan saya meningkat.[]
Wassalam.

Penulis  bisa dihubungi di nomor HP. 081805597038
Email. ahwan.nuraini69@gmail.com.

Thursday, April 2, 2020

METODE DARING ALA SDN 1 DASAN TERENG, SERI 2

PEMBELAJARAN MODA DARING 
ALA SDN 1 DASAN TERENG
SERI 2
OLEH NURAINI


Pembelajaran metode daring atau dalam jaringan atau online yang dilaksanakan di SDN 1 Dasan Tereng tidaklah serta merta berjalan mulus. Hal ini disampaikan mengingat banyaknya faktor. Faktir penyebanya adalah mencermati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran metode daring baru pertama kali dilakukan, keterbatasan sarana atau media yang digunakan berupa lattop, tablet atau gawai yang akan di gunakan oleh peserta didik, peserta didik adalah siswa yang masih usia 7-12 tahun, secara rata-rata ekonomi orang tua atau wali murid masih berada pada golongan ekonomi menengah ke bawah, sehingga untuk penyediaan kuota internet jika mereka ounya sarana gawai dan sejenisnya masih kurang.

Tetapi berkecil hati tidaklah tepat, jika saat kebijakan belajar di rumah dilaksanakan lalu kita pasrah begitu saja.  Apapun adanya, apapun kondisinya sekolah harus berupaya memaksimalkan segala kemungkinan meskipum kekuatan itu kecil. Yang saya maksud kekuatan di sini adalah kemampuan dan keinginan guru untuk belajar dan berinovasi dalam pembelajaran daring , keterwakilan siswa yang tidak memiliki sarana oleh adanya admin grup orang tua, dan kemauan orang tua untuk berbagi dengan tetangga meminjamkan hp untuk digunakan oleh teman lainnya . (Tetap jaga jarak, pakai masker, dan tidak berkelompok atau tidak lebih dari 10 orang)

Metode daring ini dilaksanakan di SDN 1 Dasan Tereng,  dengan berpijak pada payung hukum yang kuat mulai dari :

  1. Edaran Menteri Pendidikan Kebudayan RI, Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka  pencegahan Penyebaran Corona Virus  Disease 19
  2. PermenPAN-RB, Nomor:  19 tahun 2020, tanggal 17 Maret 2020 tentang penyesuaian Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan Covid 19 di Lingkungan Instansi Pemerintah
  3. Edaran MenPAN-RB, Nomor: 34 tahun 2020, tentang Perubahan Atas Surat Edaran MenPAN-RB NOmor 19 tahun 2020 tentang Penyesuaian Sisten Kerja ASN Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah
  4. Edaran Bupati Lombok Barat Nomor: 440/156/BUP/2020 tentang Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintaj Kabupaten Lombok Barat.
  5. Edararan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat, Nomor: 800/782-Sekr/DISDIKBUD/2020, tanggal 30 Maret 2020, tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, memperbaharui Edaran Nomor: 800/682-Sekr/DISDIKBUD/2020.
Kami menyebut edaran dan PermenPAN-RB di atas sebagai payung hukum karena edaran dan PermenPAN-RB itulah yang melegalkan kita untuk melaksanakan kegiatan belajar dari rumah dan bekerja dari rumah.
Payung hukum di atas semuanya mengatur  tentang Sistem Kerja ASN dan kegiatan belajar dari rumah yang diperkuat dengan terbitnya edaran dari Dinas Pendidika dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat. 

Berangkat dari payung hukum itulah, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Tereng menyusun atau mengatur strategi mulai dari:
  1. Membuat surat  atau edaran ke wali murid tentang Pelaksanaan Kegiatan Belajar dari Rumah
  2. Membuat surat tugas untuk ASN yang berusia lebih dari 50 tahun untuk melaksanakan tugas kedinasan dari rumah ( work from home).
  3. Mengatur tugas pendidik dan tenaga kependiikan selama masa pembelajaran dari rumah bagi siswa
  4. Memberikan pembekalan secara terus menerus kepada pendidik tentang pelaksanaan pembelajaran metode daring
  5. Kepala sekolah mengevaluasi pembelajaran metode daring secara berkala (tanpa mengumpulkan pendidik lebih dari 10 orang)

Pembelajaran metode daring yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Tereng dari hari ke hari terus mengalami pembenahan.Tahapan pelaksanaaan metode daring di sekolah kami diawali dengan membuat wa grup untuk setiap rombongan kelas. Karena jumlah rombongan kelas atau rombel kami ada 12, maka jumlah wa grup pun ada 12. Setiap grup kelas mempunyai admin dari masing-masing dusun yang menjadi sumber siswa. Admin itulah yang membantu melacak dan memasukkan peserta grup

Wa grup kelas ini beranggotakan wali murid. Ini artinya siswa tidak dituntut untuk memiliki gawai, tablet maupun sejenisnya sendiri atau khusus..Di samping itu tidak adanya kewajiban dari sekolah bagi siswanya untuk memiliki sarana/gawai tersebuttersebut m kondisi ekonomi wali murid dari sekolah ini yang belum memungkinkan.

Untuk memantau pelaksanan daring, kepala sekolah masuk dalam wa grup semua kelas. Bisa dibayangkan bagaimana rame suara klig, klung bunyi di gawai kepala sekolah ketika chat masuk dari semua kelas. Sebentar saja kepala sekolah tidak membuka gawai, maka ratusan wa belum di buka. Sabar membaca dan memberi emotion sebagai bentuk bahwa Kepala Sekolah menghargai mereka. Cukup banyak memang karena 50 % wali murid sudah tergabung. Jumlah ini akan bisa bertambah mengingat bertambah kepedulian wali murid terhadap pendidikan putra-putri.mereka.

Seiring dengan pelaksanaan metode daring ini, sederet cerita  yang  ditemukan oleh kepala sekolah. Mulai dari bentuk tugas yang diberikan kepada siswa, guru mapel yang tidak aktif, guru kelas yang timbul tenggalam di wa grup,termasuk cara guru memberikan tugas. Yang lebih asyik lagi kepala sekolah dapat mengetahui bahwa wali murid ada yang tidak sabar mendampingi putra putrinya. Hingga di chat siswa ada yang menceritakan bahwa ibu mereka tidak cocok menjadi guru he he he. Namun banyak juga wali murid yang minta tugas diperbanyak agar putra-putri mereka tidak bermain ke luar rumah.

Cerita lucu lainnya yaitu guru hanya menggunakan gawai untuk wa dan nelp saja, sehingga siswa diberikan tugas seabrek, mencatat berlembar-lembar. Memberikan tugas dari halaman sekian sampai halaman sekian. Hanya lewat pesan singkat atau chat saja, bahkan tugas siswa menggunakan tulis tangan, difoto dan di posting. Padahal di gawai mereka bisa memakai writer plus dan aplikasi lainnya. Waduh...memang kurang wawasan saja


Kepala sekolah bertanya, apakah bapak dan ibu guru bisa menggunakan gawai bapak untuk merekam suara, membuat video, atau menggunakan aplikasi pembelajaran lainnya? Jawabannya tidak!!

Akhinya,  cara sederhana supaya siswa tidak bosan, mari perdengarkan suara bapak dan ibu guru kepada siswa dengan memanfattkan tanda micropon di gawai bapak. Rekamlah suara bapak dan ibu guru. Share ke grup kelas.  Insyaallah siswa akan senang mendengarkan suara gurunya. Kepala sekolah memberikan tantangan ini. Alhamdulillah bisa..
Sudah ada peningkatan untuk beberapa orang guru, mereka sudah berani menampilkan video dirinya dalam menjelaskan materi lewat wa grup.

Jangan dulu ke aplikasi zoom cloud metting, writer plus,  webex dan lainnya yang penting sederhana dulu supaya tidak tambah kaget karena rata rata di sekolah kam masih gagap teknologi. (Edisi jujur)

Pertanyaan selanjutnya...."Bagaimana yang pembelajarannya ofline?" Tunggu tulisan di blog selanjutnya.

By Nuraini Ahwan
Hp.081805597038
Email.ahwan.nuraini69@gmail.com

PEMBELAJARAN METODE DARING SDN1 DASAN TERENG (1)


OLEH NURAINI


" Mengenang kembali kejadian tahun 2018, bumi Lombok dan Sumbawa diguncang gempa    dengan kekuatan yang sangat dahsyat, tetapi pembelajaran tidak boleh terhenti, demikian      juga dengan keadaan sekarang, meskipun wabah Covid-19 melanda negeri kita, tetapi         pendidikan anak-anak kita tidak boleh terhenti." Itu tekad kami.

Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Tereng, yang terletak di Kecamatan Narmada Kabupaten   Lombok Barat merasakan dampak dari mewabahnya Covid 19 atau Corona Virus Disease .Dampak tersebut adalah sepinya sekolah dari kehadiran pesera didik. Edaran dari orang   nomor satu di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diikuti oleh edaran Bapak Bupati Lombok Barat mengijinkan peserta didik untuk belajar dari rumah. Bapak Gubernur dan Bupati Lombok Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga mengambil kebijakan tersebut berdasarkan edaran Mendikbud, Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan Bekerja dari Rumah ddalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease  (COVID-19)

Sekolah yang belakangan ini dikenal dengan branding Santer Apik (aman, aktif, partisipatif, inovatif dan kreatif) ini, mengupayakan pembelajaran di rumah kepada peserta didiknya dengan metode daring (dalam jaringan/online dan metode ofline). Mengapa ada 2 metode yang dilakukan oleh sekolah santer Apik ini?

Ada beberapa pertimbangan yang menyebabkan sekolah mengambil atau menetapkan 2  metode ini. Pertama, tidak semua siswa mempunyai gawai, tingkat perekonomian wali murid di sekolah ini masih dalam kategori ekonomi menengah ke bawah sehingga kemungkinan akan memberatkan jika membeli kuota. 

Adapun teknik pelaksanaan untuk metode ofline adalah memberikan tugas di awal sebelum pelaksanaan kegiatan belajar di rumah sesuai edaran Bupati Lombok Barat. Tugas akan dikumpulkan pada waktu masuk pembelajaran tatap muka. Untuk metode daring soal  diberikan sesuai jadwal melalui whatsap grup dan tugas di share ke wa guru masing-masing  setiap selesai mengerjakan tugas. 

Dengan berpindahnya tempat belajar ini, guru-guru di sekolah ini mengatakan bahwa mereka merasa asing di rumah kedua mereka ini. Biasanya suasana sekolah menjadi hidup, ramai, penuh tawa dari peserta didik meskipun tak jarang ada tangis siswa yang diakibatkan oleh cara bermain mereka yang kurang tepat.

Covid 19 ini mengembalikan roh pembelajaran atau prinsip pembelajaran yang sebenarnya, sesuai dengan prinsip pembelajaran yang tercantum pada permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.  Prinsip pembelajaran tersebut adalah:
1. dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mecari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber        belajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan          ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju  pembelajaran  berbasis kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan            jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. dari pembelajaran verbalisme menuju ketrampilan aplikatif;
8. peningkatan dan keseimbangan antara ketrampilan fisikal  (hardskill) dan ketrampilan          mental (softskill);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan peserta didik            sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (in ngarso              sung tolodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso) dan mengembangkan          kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di sekolah, di rumah dan di masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja                adalah peserta didik dan di mana saja adalah kelas;
13. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan  efisiensi dan              efektifitas pembelajaran dan  
14. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. 

Wabah covid 19 ini menjadi awal pelaksanaan metode daring di sekolah ini. Ada hal-hal yang menarik, baik yang tampak langsung, yang disembunyikan maupun yang lucu bahkan sedih dengan proses daring ini. 
Pertama, guru yang hanya menggunakan gawai mereka sebatas nelp, baca face book dan baca wa berjam-jam kini terlihat bagaimana tidak siapnya mereka akibat gagap teknologi.
Guru tidak memanfaatkan gawai mereka yang begitu canggih untuk mengoperasikan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang amat banyak tersedia di era sekarang ini. Terlihat pula bagaimana upaya kepala sekolah melakukan pendampingan seketika kepada guru untuk sekedar membuat komunikasi guru dan peserta didik lebih menarik melalui whatshap grup kelas mereka masing-masing. 

Kepala sekolah memantau semua whatshapp grup kelas karena Kepala sekolah diikutsertakan menjadi anggota grup oleh  guru kelas. Bersyukur saja, sekolah kami yang terletak di desa bisa melaksanakan metode daring ini meskipun belum 100 %. Dukungan orang tua sangat membantu pelaksanaan metode daring ini karena yang menjadi anggota adalah orang tua yang mewakili putra-putri mereka. 

Pembelajaran daring ini sangat selaras dengan 4 pilar pendidikan menurut UNESCO, learning to know (belajar untuk menguasai), learning to do ( belajar untuk menerapkan), learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama) dan learning to be ( belajar untuk menjadi)

Dari isi pembelajaran metode daring ini, menepis anggapan bahwa saat ini guru masih berkutat dengan materi atau memberi tahu, menjelaskan, mencatat sampai berlembar-lembar, dan cendrung memberi tahu tanpa membiarkan peserta didik mencari tahu.

Selama belajar di rumah, peserta didik didampingi orang tua untuk mencari tahu, mencari pemecahan masalah,  termasuk masalah saat ini. Di sinilah letaknya peserta didik mencari tahu. Pembelajaran metode daring dalam situasi wabah corona ini, untuk sekolah ini tidak menekankan atau memaksakan selesainya buku tema tetapi bagaimana peserta didik pada saat ini mampu memanfaatkan waktu agar tidak keluar rumah. Jadi mereka memanfaatkan waktu untuk  belajar yang menarik dan menyenangkan.

Konsep metode daring ini juga memberikan pemahaman kepada orang tua dan pendidik di sekolah kami  bahwa gawai selama ini digunakan semata mata untuk nelpon, sms, whatshap berubah menjadi gawai untuk alat belajar. 

Peserta didik terutama yang kelas awal tidak lepas dari pendampingan orang tua karena tugas yang diberikan akan mereka posting ke grup dalam bentuk video, foto, rekaman dan lainya. 
Dari pemantauan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang ada dalam grup, ada kisah orang tua yang pusing mengajar putra-putrinya,. Bahkan ada peserta didik yang mencurahkan isi hatinya. Ia tidak sabar untuk sekolah dan bertemu dengan gurunya. Kerinduanya pada guru disampaikan melalui sebuah puisi dan dishare di grup

" Ular sanca tidak berbulu
" Pasti bukan temannya kanguru
" Wahai corona cepatlah berlalu
" Karena mamaku tidak cocok menjadi guru

Metode daring yang sudah dilaksanakan kurang lebih selama dua belas hari terus dilaksanakan evaluasi dan perbaikan. Hasil pemantauan kepala sekolah disampaikan kepada guru:
1.  dengan masuknya kepala sekolah dalam grup, maka kepala sekolah bisa memantau             aktivitas guru 
2.  Kepala sekolah memantau kemapuan guru mengelola pembelajaran model daring
3.  Kepala sekolah bisa memantau strategi guru dalam pembelajaran daring
4.  Kepala sekolah memantau penggunaan bahasa oleh guru kepada peserta didik atau             peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik termasuk guru                   dengan       wali murid karena angggota grup adalah wali murid
5.  Membangun kerjasama dengan wali murid.

Metode daring ini akan memberikan pengetahuan baru kepada guru-guru di sekolah kami, membuka wawasan guru, belajar dari teman yang telah mampu menggunakan gawai untuk pembelajaran. Yang terpenting dalam pembelajaran daring yang baru pertama kali dilaksanakan di SDN 1 Dasan Tereng melalui WA adalah guru mau berinovasi, membuka wawasan dan mau menerima kritik dan saran dari teman. Menurut bapak Moch. Khoiri, seorang Dosen dan FBS  UNESA, pengurus Pusat Literasi Unesa, "membuka wawasan laksana payung, Payung akan berfungsi jika ia terbuka, Demikian juga dengan pikiran, ia akan berkembang jika ia membuka diri terhadap kritik dan saran."

Terima kasih
Kontak Penulis> 081805597038
email.ahwan,nuraini69@gmail.com

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...