Tuesday, July 27, 2021

Sosok Perempuan Berparas Cantik.

 Oleh Nuraini Ahwan

Sudah beberapa hari ini tidak menulis, konsisten dalam menulis  kadang sedikit sulit dipegang meskipun selama ini sudah berhasil digenggam. Hari ini ingin saja menulis tentang sosok perempuan cantik yang bertandang ke sekolah kami.

Seorang perempuan berparas cantik, berhijab warna fink dengan seragam lengkap tiba di sekolah kami siang ini, menjelang waktu shalat zuhur. Bertubuh tinggi dengan postur yang sangat mendukung, berpakaian seragam, celana panjang, baju lengan panjang lengkap dengan atribut institusi di mana beliau bertugas semakin menambah kecantikannya. Meskipun wajah tertutup masker, namun tak berarti kecantikannya tak terlihat.

Berseragam layaknya laki-laki,  sehingga beliau tak canggung turun dari kendaraan dinas berjenis truk bersama  rekan-rekan yang lain. Gerakan tampak sigap, gesit, turun satu persatu menuju arah sekolah kami. Dari kejauhan kami melihat beliau memimpin rombongan menuju arah ruang guru. Kami segera keluar dari ruang guru menyambut kehadiran rombongan yang turun dari kendaraan dinas.

Kami sudah hapal betul bahwa rombongan yang rupanya dipimpin oleh perempuan cantik ini adalah petugas yang sehari-hari pada masa covid  19 ini  bersinergi kurang lebih dengan Kepolisian, TNI AD,  Nakes, Dinas Perhubungan. Terlebih pada masa PPKM ini, sinerginya tampak terlihat di tempat penyekatan menuju wilayah yang menerapkan PPKM.  Rombongan yang dipimpin oleh Ibu Hajah Lina adalah dari SAT-POLPP Kabupaten  Lombok Barat.

Disiplin dan tegas, tampak dari nada bicara dan bagaimana beliau menyampaikan maksud dan tujuan beliau berkunjung ke sekolah kami. Semacam sidak begitu. 

Kaget? Tidak juga karena SAT POLPP untuk kali ini sudah kunjungan ke 2 kali ke sekolah kami. Kunjungan pertama juga di komandoi oleh Ibu cantik ini.
Saat beliau tiba di sekolah, seluruh siswa sudah pulang. Rombongan ingin mengetahui pelaksanaan edaran Kepala Dinas tentang penutupan kembali sekolah atau larangan pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara terbatas. 

Bukan bermaksud untuk  menjadi tuan rumah yang tidak  baik, karena tidak menerima tamu di ruangan, tetapi memang mungkin seperti itu caranya jika berhadapan dengan satgas dari PolPP, cepat, segera, singkat langsung ke tujuan tanpa basa-basi. Tidak harus duduk manis di ruangan tetapi berdiri - berdiri juga sampai kepada maksud kedatangan. Pembicaraan juga sambil berdiri. Wajar jika kami mohon maaf jika ada tata cara yang salah. Dari ucapan karena kegugupan didatangi secara tiba-tiba. Belum menyiapkan jawaban dengan kalimat yang tertata rapi dan jelas. 

Sempat terjadi perbedaan penafsiran antara sekolah dengan beliau terkait edaran itu. Pihak sekolah telah mengetahui, membaca dan hendak mempedomani edaran dari Dinas Dikbud kabupaten, namun seiring dengan edaran itu, ada informasi bahwa sebelas sekolah yang telah mendapat izin PTM sebelumnya dari Bapak Bupati, boleh melanjutkan PTM terbatas. Ini yang menjadi sebuah pertanyaan antara edaran, larangan, dan izin terdahulu. 

Melihat perkembangan kasus penyebaran covid 19 dan demi keselamatan peserta didik dan pendidik, maka kami berdiskusi dengan seluruh jajaran pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tentang pembelajaran tatap muka terbatas maka kami bisa mengambil keputusan .

Setelah melalui diskusi bersama teman-teman selepas kedatangan PolPP, demi keselamatan bersama, maka kami sepakat untuk mengubah pola pembelajaran menjadi pola Belajar Dari Rumah atau BDR.

Semoga BDR salah satu upaya mmebuat pemdidikan anak negeri terhenti. Aamiin YRA.

 

Lombok, 28 Juli 2021

Thursday, July 22, 2021

Cerita di Balik PPKM

 Oleh Nuraini Ahwan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di tempat kami berakhir tanggal 20 Juli 2021. PPKM yang dilaksanakan dihajatkan untuk mengurangi kerumunan guna mencegah meningkatnya penularan covid 19. Paham dan mengertikah semua lapisan masyarakat dengan hajat atau maksud ditetapkannya PPKM ini?  Lalu apa yang dilaksanakan pemerintah daerah untuk mendukung PPKM ini? 

Sejak diterapkannya PPKM di tempat kami, maka dilaksanakan penyekatan di beberapa tempat atau pintu masuk menuju wilayah PPKM. Setiap pelintas jalan yang akan melewati penyekatan, harus menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin. Jika tidak maka pelintas jalan langsung di sweb di tempat.  Bisa dibayangkan,... Karena tidak semua masyarakat sudah mendapatkan vaksin, maka masyarakat banyak yang mengurungkan diri ke pusat kota,dan pusat belanja. Kebetulan, wilayah yang menerapkan PPKM adalah pusat kota. 

Menjadi pengalaman pribadi ketika melintas lokasi penyekatan. Ada gabungan personil yang bertugas di tempat penyekatan.  Ada dari unsur kepolisian, unsur TNI, SatpoPP dan Dinas Perhubungan. Juga tampak tenaga kesehatan yang bertugas di posko sweb. Terlihat di tenda sedang melakukan sweb. 

Begitu masuk pintu penyekatan, petugas sudah mengerakkan tangan, memberi aba-aba untuk saya menuju ke arahnya setelah antre panjang. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri, saya mengarahkan motor ke arah petugas. Saya ditanya tentang vaksin.  Saya jawab, vaksin saya lengkap. Petugas lalu meminta saya menunjukan sertifikat vaksin. Namun saya gagal menunjukkan. Kartu vaksin belum di print out. Masih di handphone tetapi saat itu handphone saya batrenya mati. 

Saya sedikit bingung juga. Tetapi karena saya memang tinggal di wilayah yang menerapkan PPKM, maka petugas minta saya menunjukkan KTP. Alhamdulillah saya berhasil pulang setelah melewati lokasi penyekatan. 

Sedikit repot, melewati tempat penyekatan setiap hari karena bertugas di luar wilayah PPKM,  bisa jadi menjalani pemeriksaan kartu vaksin sampai tiga kali apalagi jika ada barang yang tertinggal di rumah, maka akan menjalani beberapa kali pemeriksaan. 

Mau menggerutu kepada petugas? Tentu tidak karena petugas hanya menjalankan tugas. Mau menggerutu kepada pemerintah? Tentu juga tidak, karena pemerintah ingin menjaga keselamatan warganya. 

Merasa prihatin pada pedangang yang yang menjajakan dagangan pada malam hari? Tentu saja ya, bagaimana mereka akan berjualan jika buka jam lima dan harus tutup jam 20.00 atau jam 20.30.  Akhirnya mereka libur jualan seperti tetangga saya. 

Mendengar beberapa warga masayarakat melakukan protes sepihak dengan mengomel sendiri, protes pada petugas? Ya, tentu. Tetapi saya hanya bisa memberikan pengertian bahwa pemerintah bermaksud baik dan petugas hanya menjalankan tugas. 

Bagaimana saya tidak memberikan pengertian pada mereka? Salah satu petugas di tempat penyekatan adalah anak sendiri. Saya yang melintas di tempat penyekatan pernah di periksa kelengkapan vaksin oleh anak sendiri.... 

Seru....menjadi pengalaman,..diperiksa anak sendiri yang berdinas di kepolisian. 

Lombok, 20 Juli 2021.



Wednesday, July 21, 2021

Salah Alamat

 Oleh Nuraini Ahwan

Salah alamat.. ... Pernahkah pembaca mendengar kalimat itu? Mungkin saja pernah bahkan mungkin di antara kita pernah salah alamat. Salah alamat bisa disebabkan karena kurang informasi, tidak membaca teliti alamat yang dikirim seseorang atau mungkin juga salah alamat karena tidak mengetahui alamat terbaru. Bahasa sekarang tidak update alamat. 

Ya..., "salah alamat"  baru-baru ini menyasar kepada orang tua calon peserta didik baru di sekolah kami. Penyebabnya adalah tidak bertanya kepada sekolah atau lebih tepatnya kepada panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2021/2022 beberapa minggu yang lalu.  

Sekolah mengetahui beberapa orang tua dari satu dusun sumber murid salah alamat ketika akan dilaksankan rapat wali murid bersamaan dengan daftar ulang peserta didik yang diterima.

Malam-malam, guru yang berasal dari dusun tersebut menelpon saya, menginformasikan bahwa calon peserta didik dari dusunnya belum ada yang terdaftar. Ini mereka tahu dari pengumuman yang di tempel di papan pengumuman sekolah dan dari whatsapp grup orang tua calon peserta didik baru. Tentu saja mereka  panik dan bingung. Bisa dibayangkan seandainya terjadi pada diri kita. Anak lain seusia anak kita sudah  diterima di suatu sekolah, sementara anak kita daftar saja belum. Mereka pun menelpon saya. Krang kring bunyi handphone saya malam itu. 

Mengapa tidak terdaftar? Usut punya usut, ternyata mereka salah alamat. Salah link yang di gunakan untuk mendaftar. Mereka menggunakan link pendaftaran tahun lalu. Sehingga putra-putri mereka tidak terekam  dalam rekaf data calon peserta didik tahun ini. 

Sekolah kami, SDN 1 Dasan Tereng, sudah 2 tahun melaksanakan PPDB secara online. Terhitung sejak pandemi covid 19 tahun 2020 lalu. 

Langkah yang kami lakukan adalah. 

  • Sekolah membentuk panitia PPDB
  • Panitia PPDB membuat form pendaftaran menggunakan aplikasi google formulir 
  • Sekolah membuat surat kepada Kepala Dusun sumber murid, penghulu, dan marbot masjid  dan Banjar tentang PPDB dengan menyertakan link pendaftaran pada surat tersebut. Sekolah meminta surat ini disampaikan ke warga di dusun yang menjadi wilayah kepada dusun, Penghulu dan marbot masjid dan Banjar. 
  • Orang tua yang sudah mendaftar menggunakan link pendaftaran , langsung diminta bergabung dengan grup whatsapp calon peserta didik baru yang dibuat oleh panitia PPDB
  • Semua informasi terkait PPDB disampaikan sekolah melalui whatsaap grup yang sudah dibentuk. 
Tidak satu pun orang tua yang salah alamat masuk dalam grup. Ini artinya mereka tidak dapat informasi apa-apa. Bingunglah mereka ketika melihat orang tua hadir di sekolah ketika daftar ulang. 

Mereka salah alamat karena tidak bertanya... 
Sekolah punya solusi
Menjadi pembelajaran untuk, "Bertanya pada orang yang sudah kembali. "
 
Lombok, 21 Juli 2021


Wednesday, July 7, 2021

Bersahabat dengan Si TI

 Oleh Nuraini Ahwan

Tulisan ini berawal dari pengalaman pribadi dan lebih kepada apa yang dilihat oleh penulis ketika orang-orang di sekelilingnya berhadapan dengan dunia teknologi informasi. Judul tulisan pun muncul dari pendapat seorang sahabat ketika mengutip salah satu kalimat bercetak tebal dalam chating whatsapp penulis kepadanya. Kalimat itu juga lebih kepada apa yang dirasakan penulis ketika dihadapkan pada sebuah aplikasi. Karena kegagalannya dalam menggunakan aplikasi itu membuat munculnya kalimat bercetak tebal itu. 

Berikut kalimat yang mengungkapkan kebingungan dan kepanikannya ketika melihat sebagian teman-teman sudah bisa masuk atau login dalam aplikasi tersebut, "Akibat tidak bersahabat dengan si TI."

Seorang sahabat yang kesehariannya bergelut dalam bidang aplikasi ini sepertinya tak ingin pengalaman sulit lebih ditonjolkan dari semakin bertubi-tubinya aplikasi yang disuguhkan kepada guru atau ASN. Khawatir justru akan menjadi sesuatu yang menakutkan. Maka ia dengan sopan memberikan krisan agar kalimat bercetak tebal itu akan menjadi indah seandainya bisa diubah menjadi "Bersahabat dengan si TI. "

Mari kita menengok kembali pada bulan Maret 2020, ketika pandemi covid 19 menghampiri negara kita. Ketar-ketir, kalang kabut, kaget, panik dan perasaan serupa lainnya pernah menghinggapi sebagian guru. Bagaimana tidak, corona virus disease 19 mengubah pola pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Belajar dari rumah dengan teknik online atau dalam jaringan, luar jaringan (luring) atau ofline bahkan kombinasi antara online dan ofline.

Kata pernah dalam tulisan ini diperuntukkan bagi pembaca yang mungkin pada  awalnya merasa ketar-ketir, kaget dan kalang kabut dengan perubahan pola pembelajaran di masa pandemi. Semula nyaman dengan pola pembelajaran tatap muka, lalu secara mendadak tanpa persiapan, berubah menjadi pembelajaran jarak jauh dengan pola online. Tetapi mungkin pada saat ini, perasaan itu tidak ada lagi karena pembaca sudah mulai bersahabat dengan pembelajaran online. Itulah perlunya di masa sekarang ini, bersahabat dengan si TI. Bahkann tidak hanya guru, segenap ASN sangat perlu membangun persahabatan dengan si TI. Dalam beberapa tulisan pada https://nurainiahwan.blogspot.com, pernah ditulis bahwa betapa pentingnya kita mengakrabkan diri dengan si TI. 

Mengapa perlu bersahabat dan mengakrabkan diri dengan si TI? Ini terkait dengan situasi sekarang yang semua serba cepat, serba online dan serba aplikasi.  Oleh karenanya bersahabat dengan si TI adalah solusinya. 

Bersahabat atau mengakrabkan diri dengan si TI artinya kita mau terus belajar, mengasah diri dalam menggunakan  teknologi. Melepas diri menjadi penyandang gelar buta teknolgoi, tetapi berusaha menjadi melek teknologi.  Melepas segala alasan seperti tidak belajar teknologi karena usia sudah lolita alias lolos lima puluh tahun atau sakit mata jika di depan latop dan lain sebainya.

TI atau teknologi informasi merupakan istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membauat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan  informasi (Wikipedia). TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara dan video. TI bukan hanya komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektornik, dan pernati genggam modem misalnya ponsel. TI generasi berikutnya adalah teknologi web dll. 

Pemandangan  tampak di depan mata bahwa seorang guru dihadapkan pada kenyataan bahwa teknologi  sangat memegang peranan penting dalam pembelajaran. Entah untuk membuat pelajaran menjadi menarik, menambah wawasan guru, ajang saling berbagi maupun ajang mengeksplor diri tentang pembelajaran  bahkan TI bermafaat untuk diri guru itu sendiri.

Saat ini tidak  hanya guru yang dituntut oleh  kemajuan zaman untuk bersahabat atau mengakrabkan diri dengan si TI tetapi semua ASN  berada pada tutuntan yang sama. Mari kita ambil contoh  beberapa aplikasi yang disuguhkan kepada guru untuk diselesaikan. Semua bersentuhan dengan teknologi. Sebut saja mulai dari Sim PKB, aplikasi e-raport, e kinerja, simpeg dan My SAPK BKN. Belum rampung satu aplikasi sudah datang aplikasi yang lain. Kalau ini tidak disikapi dengan cepat dan jika hanya berdiam diri, tidak segera belajar bersahabat dengan TI maka dunia akan meninggalkan kita.

Pemandangan tampak nyata, betapa kebingungan, panik dan resah ketika tidak bisa meyelesaikan pekerjaan pada sebuah aplikasi. Misalnya di aplikasi My SAPK BKN tidak bisa login, maka bisa berjam-jam berada di depan latop atau pencet-pencet layar handphone. Jika ditambah lagi dengan ada pemberitahuan batas akhir seorang ASN harus login, maka kembali ketar-ketir itu muncul. Bertanya sana sini, meminta bantuan teman kiri-kanan dan segala upaya dilakukan. 

Mengambil hikmah dari pengalaman ini, maka mari bersama mengubah pola kerja kita. Jika selama ini berada pada posisi nyaman menyerahkan tugas kepada orang lain atau operator, saatnya berusaha keluar dari zona nyaman itu dengan belajar mengakrabkan diri dengan teknologi informasi. Mari bersahabat dengan si TI. In Syaa Allah jika kita mencintai si TI maka si TI pun akan mencintai kita.

Bersahabat, apalagi bersahabat baik tentu manfaat dan kemudahan yang didapat.  Oleh karena itu peliharalah persahabatan dengan si TI agar manfaat baik dan kemudahanlah yang diperoleh.

Semua serba cepat jika bersama si TI, dunia terasa hangat jika bersama si TI dan tidak ada penghalang jika bersahabat dengan si TI. 

Ditulis untuk muhasabah diri. 

Lombok, 6 Juli 2021



 

 

Tuesday, July 6, 2021

Penerimaan Peserta Didik Baru Secara Online

 Oleh Nuraini Ahwan

Tidak terasa, dalam hitungan dua kali kenaikan kelas dilaksnakan di masa pandemi covid 19. Kenaikan kelas seperti tak meninggalkan kesan indah pada diri siswa. Kehadiran siswa ke sekolah untuk menerima raport tidak nampak keakraban di antara mereka. Datang, ambil, lalu pulang. Tidak ada saling peluk, salam dan semacamnya untuk mengucapkan selamat kepada teman-temannya. Nyaris seperti orang asing. Yang ada hanya senyum simpul sambil berlalu begitu saja. 

Lalu bagimana dengan penerimaan peserta didik baru? 

Masuk hitungan tahun kedua, penerimaan peserta didik baru di laksanakan secara online. Mengapa masuk hitungan kedua? Tahun pelajaran 2020/2021 penerimaan dilaksanakan secara online. Tahun pelajaran 2021/2022 juga dilaksanakan secara online.  Ya,...sekolah kami di pedesaan. Keadaan yang memaksa mereka mengikuti pendaftaran secara online ini.  Jika keberadaan sekolah di kota atau pada jenjang sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, penerimaan cara online ini merupakan hal yang biasa, tetapi tidak dengan sekolah kami yang  berada di pedesaan dan pada jenjang sekolah dasar.  Jadi, jangan heran, mengapa dikatakan memaksa mereka dalam  tulisan ini. 

Sekolah kami berada di pedesaan, dengan latar belakang pendidikan orang tua sebagian besar tamatan sekolah dasar, dengan ekonomi tergolong rata-rata menengah ke bawah. Dengan ekonomi yang demikian, apakah tidak terkendala dengan kepemilikan handphone android dan dana untuk membeli kuota internet? Mengapa sekolah berani melaksanakan penerimaan peserta didik baru secara online?  Apakah sekolah yakin, orang tua calon  siswa  mampu menggunakan atau mendaftar melalui link yang dibagikan sekolah yakni https://bit.ly/PenerimaanPesertaDidikBaruSDN1DasanTereng. Pertanyaan-pertanyaan atau kemungkinan-kemungkinan itu sudah diprediksi akan muncul dan sekolah sudah mengantisipasi dengan solusi yang dipandang tepat.

Intinya, mengapa sekolah berani menerapkan penerimaan  peserta didik baru (PPDB) secara online? 

Berikut tujuan, pertimbangan, kekuatanm tatangan dan solusi yang mendasari pelaksanaan PPDB secara online di sekolah kami, SDN 1 Dasan Tereng.

Pertama, pemerintah mengeluarkan edaran atau berbagai aturan terkait pandemi covid 19. Aturan penggunaan masker, cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, Ini yang mendasari pelaksanaan  PPDB secara online

Kedua. pelaksanaan PPDB secara online ini bertujuan memberikan pembelajaran kepada calon orang tua siswa terhadap pentingnya teknologi informasi. Saat ini tidak hanya siswa dan guru yang harus melek IT tetapi orang tua juga harus peka dan melek IT. Dua tahun pandemi covid 19, mengubah pola pembelajaran dari tatap muka menjadi belajar dari rumah merupakan waktu yang cukup untuk menyadari bahwa teknologi itu sangat penting. Di samping itu, dua tahun pula orang tua siswa mendampingi putra-putrinya belajar dari rumah secara online. Jadi dari pengalaman ini, orang tua siswa bisa berkaca bahwa ke depan orang tua juga harus melek IT. Jika tidak maka pada saatnya nanti orang tua hanya sebagai penonton yang tidak besa berbuat untuk putra-putrinya,  Keadaan mengharuskan semua belajar. Guru, orang tua dan siswa harus belajar dengan pola yang mengikuti perkembangan atau kemajuan yang tak dapat terelakkan.  

Ketiga, pertimbangan berikutnya adalah antusias dari orang tua yang sudah mengetahui bahwa penerimaan peserta didik baru tahun lalu juga dilaksanakan secara online. Ini adalah salah satu indikator bahwa orang tua peserta didik  semakin menyadari arti penting dunia teknologi informasi, dunia maya, penggunaan jaringan internet dalam pendampingan putra-putrinya.  Antusiasme semacam ini mejadi kekuatan pelaksanaan PPDB Online. 

Bagaimana mengirim link pedaftaran kepada masyarakat?

Link pendaftaran tertera dalam surat dikirim ke kepala dusun, marbot masjid  dan poster yang ditempel di tempat-tempat umum seperti pos ronda da posyandu di sekitar sumber pesertadidik. Link juga dishare di grup whatsaap wali siswa setiap kelas untuk disampaikan kepada tetangga yang kebetulan tidak memiliki hadphoe android. 

Bagaimana pendaftar mengetahui putra atau putri mereka sudah terdaftar? 

Dalam link pendaftaran, setiap pendaftar diminta untuk bergabung dengan whatsaap grup calon peserta didik baru melalui tautan yang disiapkan di akhir pendaftaran. Jadi semua informasi dari sekolah, pertanyaan calon dan siapa saja yang sudah terdaftar dapat diperoleh dari whatsaap grup. Sekolah mengirim nama-nama pendaftar dan orang tua dipersilahkan untuk mengecek putra-putrinya sudah ada  dalam daftar atau belum. 

Bagaimana jika ada anak usia sekolah belum terdaftar karena orang tuanya tidak memiliki handphone android?

Inilah yang menjadi kekuatan sekolah kami. Memiliki karakter gotong royong, kerjasama dan berbagi. Karakter ini sepertinya menjadi budaya,  sudah melewati tahapan transformasi nilai dan tahapan transaksi nilai. Kini sudah  berada pada traninternalisasi nilai yang sudah dilakukan dengan sikap mental dan kepribadian. Pandemi tahun pertama merupakan ajang menempa rasa atau karakter melalui penerapan multilevel tanpa laba. Berbagi  dengan meminjamkan handphone untuk temannya yang kurang beruntung karena itidak memiliki handpnone android. Pola ini menjadi penanaman kebiasaan baik dan berlanjut pada saat pelaksaanaan PPDB online tahun pelajaran 2021-2022 ini. 

Menugaskan guru taman kanak-kanak di masing-masing dusun yang berada di sekitar sekolah sebagai admin whatsaap grup calon peserta didik untuk membantu pendaftaran. Menambah admin grup di beberapa posko dengan memberdayakan  guru yang rumahnya berasal dari sekitar sekolah. Menugaskan panitia melacak atau memastikan semua anak usia sekolah sudah terdaftar. 

(Guru TK, Admin

Pedaftaran secara online ini merupakan tantangan bagi sekolah desa seperti kami. Berada di sebuah desa yakni desa Dasan Tereng kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat, 

Adakah tatangan PPDB online? 

Pasti ada, harus banyak bersabar. Meyiapkan  banyak waktu untuk melayani pertanyaan melalui whatsaap grup maupun whatsaap pribadi. Pasca pendaftaran, ditemukan umur siswa yang tidak sesuai. Ternyata, ada anak usia  SMP masuk dalam pendaftaran karena mencoba link untuk mendaftarkan adiknya.

Harapan ke depan, orang tua semakin peduli terhadap pendidikan putra-putrinya. 

Semua adalah guru

Semua adalah guru

Saatnya banyak belajar, banyak tanya, banyak coba dan banyak karya

Lombok, 6 Juli 2021

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...