Friday, March 19, 2021

Razia Masker Masuk Ke Sekolah

Oleh Nuraini Ahwan

Sudah bebaskah sekarang ini dari pandemi covid 19?  Jawabannya tentu saja belum. Kita mengetahui bahwa jawabannya belum hingga  Maret 2021. Entah  kapan virus ini hengkang dari bumi ini.  Negara kita sudah mulai melakukan suntik vaksin sinovac untuk lansia, tenaga medis, Polri, TNI dan tenaga pendidik. Akankah setelah ini, protokol kesehatan akan kita abaikan? Jawabannya tidak,.....

Bagaimana dengan orang-orang di sekitar kita. Di pusat belanja, pertokoan, supermarket, minimarket, mol dan pasar-pasar. Apakah mereka menerapkan protokol kesehatan? Memakai masker contohnya, yang merupakan tanggung jawab sendiri untuk menjaga keselamatan diri dan orang lain. Akankah pemakaian masker ini harus diawasi secara terus menerus oleh petugas? Haruskah terus-  menerus juga untuk diingatkan?  Atau haruskah diadakan razia? 

Razia penggunaan masker sering terlihat di jalan raya. Petugas razia adalah aparat kepolisan. Tak jarang aparat kepolisian bekerja sama dengan polisi pamong praja, dan TNI AD. Razia ini kadang menjadi ladang  mencari rezki  pagi penjual masker. Jauh sebelum sampai di tempat razia, pedagang masker melambai-lambaikan tangannya yang sedang memegang masker.  Pengguna jalan sudah mengerti dengan lambaian tangan para pedagang masker. Berarti tidak jauh dari tempatnya berada sedang ada razia penggunaan masker. 

Apakah razia ini hanya diperuntukkan bagi pengguna jalan raya? Tidak! Razia sudah sampai ke lingkungan sekolah.



Razia masker juga sampai ke lingkungan sekolah. Seperti yang terjadi di sekolah kami, Kamis, 18 Maret 2021, sekolah kami kedatangan rombongan polisi pamong praja. Saya tidak menghitung jumlahnya dalam foto yang dikirim teman guru lewat whatsaap. Hari itu saya tidak masuk sekolah karena kurang sehat setelah suntik vaksin. Jangan salah menduga ya,.... saya kurang sehat bukan karena vaksin lho,  tetapi memang karena kondisi saja yang kurang fit. 





Menurut laporan dari teman guru, rombongan tiba-tiba datang ke sekolah , memasuki pintu gerbang sekolah. Entah sudah mencuci tangan di tempat yang disiapkan di gerbang sekolah atau tidak, guru-guru tak sempat memperhatikan. Waktu itu guru sedang berada di ruang guru, mengirim soal PTS secara online. Entah sudah dicek suhu tubuhnya atau belum sebelum memasuki area sekolah. Rombongan langsung menghampiri seorang guru yang saat itu tidak menggunakan masker. Masker dikalungkan di leher. Apakah guru ditegur oleh petugas? Tentu saja ya, .....Haii......mana maskernya! Ucap petugas kepada salah seorang ibu guru.  

Guru yang tertangkap sedang tidak menggunakan masker memang baru selesai sarapan. Ia keluar dari ruangan hendak membuang sampah di tempat sampah. Ia sempat juga menunjukkan sampah makanan yang ada ditangannya. Anggota rombongan yang lain menyebar dengan cepat mengambil gambar  atau foto siswa dari jendela ruang kelas. Yakin, ada saja siswa yang tidak menggunakan masker secara benar. Menempatkan masker di leher. Ada yang tertangkap basah. 

Guru yang merasa bersalah, karena tidak menggunakan masker dengan benar mengaku menyesal. Ia juga minta maaf pada saya atas kesalahannya itu. Saya hanya menghibur dengan membalas chatingan permohonan ma.afnya lewat whatsaap pula. Dengan kalimat guyonan," Mengapa tidak mengatakan, maaf ibu, saya gunakan masker di leher sebagai pengganti kalung. Saya belum punya kalung emas, he he."

Guru yang bersangkutan langsung tertawa, melupakan kesalahan dan penyesalannya.

Thank, mom!πŸ™πŸ™πŸ™

"Sekarang saya bisa tertawa." balasnya lewat whatsaap dilengkapi dengan emoticon tertawa sambil menangisπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Gerakan POLPP saat itu sangat cepat, bergerak ke ruang guru dan ruang kelas. Tidak bisa membela diri karena ini yang namanya tertangkap basah. Semua guru dan siswa  menggunakan masker. Yang menjadi permasalahannya adalah cara menggunakan masker yang tidak benar. 

Petugas razia menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah pemegang kebijakan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka untuk sekolah yang sudah mendapatkan ijin dari Bupati.  Apakah protokol kesehatan dijalankan dengan benar oleh sekolah.

Sebelum rombongan razia meninggalkan sekolah kami, tidak lupa memberikan pengarahan kepada guru. Satu kalimat yang paling diingat oleh guru dari arahan petugas razia," Kalau gurunya saja tidak menggunakan masker dengan benar, bagiamana siswanya?"

Arahan yang sangat menusuk....😭😭😭


Rombongan sebagian menuju truk POLPP yang membawanya dan sebagian lagi menuju sepeda motornya. Wajah tampan dan cantik dengan seragam yang bagus , pas dengan ukuran tubuhnya, memang menampakkan kedisiplinan dan ketegasannya.

Nilai pesan yang dapat diambil dari kejadian ini adalah tetap melaksanakan perintah, himbauan dan arahan. Diawasi atau tidak harus tetap mematuhi protokol kesehatan. 


Lombok, 19 Maret 2021


7 comments:

  1. Hahahaaaa. Lucu mom. Nyata banget rasanya πŸ€—πŸ˜˜

    ReplyDelete
  2. Hem... Tadi saat saya di ruang pintar juga lupa maskeran..
    Soalnya membimbing siswa ABK sambil ngemil...

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...