Tuesday, January 19, 2021

PGRI Narmada Dalam Pertemuan Pengurus.

Oleh Nuraini Ahwan

Bendahara PGRI Cabang Narmada

Persatuan Guru Republik Indonesia yang  disingkat PGRI merupakan organisasi profesi untuk guru. Organisasi ini berdiri dan selalu memperingati hari guru setiap tanggal 25 Nopember setiap tahunnya. Organisasi ini merupakan organisasi yang solid dengan kepengurusan yang kuat. Anggota tersebar di seluruh Indonesia meskipun tidak dapat ditampik kalau saat ini banyak organisasi yang senada dengan organisasi PGRI yang sepertinya  menarik perhatian para guru.

Kepengurusan PGRI itu sendiri  dari pusat sampai ke daerah yakni sampai kepengurusan ranting.  Semua kepengurusan berkoordinasi dan berkonfrensi sehingga organisasi ini tetap solid.  Setiap kepengurusan berkegiatan untuk perjuangan guru termasuk peningkatan kemampuan guru. 

Pengurus PGRI cabang Narmada,  hari ini Selasa 19 Nopember 2021 mengadakan kegiatan pertemuan bulanan untuk pengurus cabang. Agenda bulanan dilaksanakan yang pertama untuk menjalin silaturrahmi antar pengurus, membahas informasi -informasi dari pengurus PGRI di atasnya, membahas program dan arisan PGRI.

Kegiatan ini dirasakan sangat penting sehingga kegiatan ini dilaksanakan dari tahun ke tahun. Pembahasan pada pertemuan ini adalah PGRI tidak perlu khawatir dengan organisasi yang menjadi sandingannya. 

Perjuangan PGRI dalam ranah mengawal pemerintah dan berjuang untuk anggotanya. 

Lombok, 19 Januari 2021






Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Tereng dalam Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka

Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Tereng

(Sdensa Santer Apik)

Oleh Nuraini Ahwan.

Izin pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada masa new normal atau masa tatanan baru, covid 19  yang di keluarkan oleh Bupati sudah dikantongi oleh sekolah kami. Izin itu menjadi dasar kami melaksanakan pembelajaran tatap muka sejak 9 Nopember 2020 lalu.

Bapak Fauzan Khalid, Bupati Lombok Barat sekaligus sebagai selaku Ketua Satuan Tugas Penanganam Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat tidak main -main dengan keputusan atau izin yang sudah dikeluarkan ini. Terbukti dari 11 sekolah yang telah mendapatkan izin  telah melaksanakan tatap muka dan tetap dalam pemantauan tim. Beliau menggandeng beberapa instansi atau lintas sektoral untuk memantau pembelajaran  di sekolah kami..

Hari ini, Senin 18 Januari 2021 untuk kesekian kalinya sekolah kami, SDN 1 Dasan Tereng mendapat kunjungan dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang sudah, dan tengah kami lakukan.

Berbeda dengan pemantauan sebelumnya, pemantauan hari ini cukup membuat kami berbangga hati. Bagaimana tidak? Pemantauan hari ini, Bapak Bupati menurunkan pejabat nomor satu dari instansi di tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan yang terkait dengan pendidikan dan penanganan covid 19. Pejabat yang tergabung dalam tim dibentuk oelh Bupati tertera dalam Keputusan Nomor: 420/21/Dikbud.2021 tentang Pembentukan Tim Monev Pelaksanaan Tatap Muka Sekolah Percontohan. Selanjutnya tim ini bertugas  untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka sesuai dengan SKB 4 Menteri tanggal 20 Nopember 2020 dan POS yang sudah disepakati oleh sekolah.

Pejabat yang tergabung dalam tim monitoirng dan evaluasi yang digandeng oleh Bapak Bupati adalah:
‌1. Kapolresta Mataram
‌2. Dirut Rumah Sakit 
‌3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebupaten 
‌4. Camat dari 2 kecamatan yang secara geografis berdekatan dengan sekokah kami (Narmada - Lingsar)
‌5. Kapolsek dari 2 kecamatan yang secara geografis juga berdekatan dengan sekokah kami (Narmada-Lingsar).

Di samping  tim yang ditugaskan oleh Bapak Bupati, sekolah juga mengundang Kepala UPT Dinas Dikbud Kecamatan Narmada,  pengawas bina dan komite sekolah..Dalam hal ini, Kepala UPT, pengawas dan komite bersama Kepala Sekolah memerankan diri sebagai tuan rumah menyambut dan mendampingi tim yang dibentuk Bapak Bupati.

Pelaksanaan monev berjalan lancar. Berada di tengah-tengah tim monev, saya merasakan perhatian dan keseriusan Bapak Bupati terhadap pembelajaran ini. Pelaksanaan harus betul-betul memperhatikan SKB 4 Menteri dan mengikuti prokes yang benar.  Tak kalah pentingnya juga adalah komitmen, keseriusan dan tanggung jawan yang besar di pundak para pendidik.  Dukungan masyarakat dan orang tua teramat penting juga dalam keberlangsungan pembelajaran tatap muka di masa covid 19 ini.

Pada kesempatan monotoring kali ini, tim diterima  oleh Kepala Sekolah. Kapolsek Narmada hadir lebih awal. Selanjutnya tim atas arahan bapak camat Narmada, semua menuju pintu gerbang sekolah. Gerbang sekolah adalah pos pertama penerimaan peserta didik atau siapa saja yang hendak masuk ke lingkungan sekolah. Tentunya adalah orang-orang yang berkepentingan terhadap pendidikan atau pelaksanaan pembelajaran tatap muka. 

Terjadi perbincangan (tanya jawab) antara tim dan kepala sekolah karena terpampang poster cuci tangan, alur masuk peserta didik, denah tempat belajar siswa dan perengkapan cuci tangan. Seluruh komponen yang ada di gerbang sekolah atau posko 1 diminta Kepala Sekolah menjelaskannya. Lancar------dan tak ada kendala dalam penjelasan karena memang rill dilaksanakan oleh sekolah. 

Tatap demi tahap tim melanjutkan di sekolah kami. Dari gerbang menuju pos 2 tenpat pengecekan suhu tubuh. Pad pos ini juga Dirut Rumah Sakit Awet Muda meminta penjelasan kepada kepala sekolah bagaimana tentang suhu tubuh siswa, kesehatan siswa dan apa yang dilakukan oleh pihak sekolah jika ada siswa dengan suhu tubuh tertentu dan kesehatan yang perlu penanganan. Pertanyaan ini juga dijawab dengan lancar mengingat sekolah sudah membentuk tim penanganan covid 19 tingkat satuan pendidikan.

Dalam  kelas juga tak luput dari monitoring tim. Pengarahan diberikan oleh Dirut rumah sakit kepada siswa yang dimasuki kelasnya. 

Dalam bincang-bincang akhir bersama Dirut Rumah Sakit Awet Muda dan tim sebagai bentuk evaluasi dari monitoring ini adalah pembelajaran di sekolah kami sudah sesuai prokes. Besar harapan kami bahwa sekolah kami akan tetap bisa melanjutkan pembelajaran tatap muka di masa new normal baru ini.

Pesan penting dari tim monev kepada kami adalah tetap perhatikan prokes yang benar, berhati-hati  terhadap covid 19 terutama pada OTG atau orang tanpa gejala. 

Lombok, 18 Januari 2021

Foto Kegiatan Monev:









Saturday, January 16, 2021

Pembelajaran Tatap Muka Penuh Tantangan

Oleh Nuraini Ahwan

Jika bertanya, bagaimana kesan terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid 19, baik yang dilaksanakan secara daring, luring atau kombinasi antara keduanya, maka akan diperoleh jawaban senada. Kompak dan serempak. Ini tentunya berdasarkan jawaban yang diberikan kepada saya ketika saya bertanya kepada siapa sajayang saya jumpai. Baik orang tua murid di sekolah saya maupun orang tua, yang saya perkirakan mempunyai putra-putri usia sekolah. Nyaris tidak ada yang memberikan jawaban bahwa pembelajaran di masa covid 19 ini menyenangkan. Jawaban mereka adalah pembelajaran  di masa pandemi ini membuat pekerjaan tambahan bagi orang tua, berat dan lambat laun membosankan

Merupakan  suatu keberuntungan bagi sekolah kami, setelah melewati persiapan untuk perlaksanaan tatap muka dan melalui beberapa tahapan verifikasi maka sekolah kami medapat izin melaksanakan pembelajaran tatap muka. Berpedoman kepada SKB 4 Menteri, seluruh komponen yang ada dalam instrumen pun kami penuhi. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan  Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona  Virus  disease 2019 (Covid-I9), menjadi acuan yang kami pedomani. 

Setelah seluruh komponen terpenuhi dalam intrumen verifikasi kesiapan sekolah untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka, maka kami melayangkan surat permohonan ke pihak Dinas Dikbud Kabupaten untuk diteruskan ke Bupati. Proses itu pun kami sudah  lalui, Izin pun sudah di genggaman. Tantangan besar ada di depan mata. Tantangan yang harus dihadapi oleh sekolah dan pendidik yang berdiri di garda terdepan yakni di depan kelas.

Tanggal 9 Nopember 2020 adalah hari pertama kami melaksanakan pembelajaran tatap muka. Banyak cerita suka dan duka. Banyak harapan yang ingin diwujudkan dan banyak pula tantangan yang ingin kami kalahkan.

Pertama, tantangan berasal dari orang tua, siswa dan orang-orang yang bekepentingan untuk hadir di sekolah. Ini terkait dengan kepatuhan atau ketaatan terhadap aturan protokol kesehatan dalam  SOP yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Butuh kesabaran dalam membangun kesadaran warga sekolah. Untuk siswa tidak sesulit mengatur orang tua atau wali murid jika mereka mengantar putra-putrinya ke sekolah. Contoh kecil saja, dalam pemakain masker yang dalam SOP ditetapkan bahwa pengantar dan penjemput siswa harus mematuhi protokol kesehatan, tidak ada pengecualian. Tapi pada kenyataannya masih saja ada orang tua yang tidak menggunakan masker. Bukankah mereka juga contoh buat putra-putrinya. Ini juga tantangan yang harus mampu dimenangkan oleh sekolah jika ingin pembelajaran tatap muka tetap berlangsung.

Kedua, tantangan terhadap kebiasaan siswa berkerumun di rumah, dalam bermain,bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya menjadikan ini tantangan bagi guru dalam kelas, bagaimana mereka atau siswa mampu bertahan di tempat duduknya, tidak berjalan ke sana-kemari ke bangku atau meja temannya. Naluri anak-anak atau masa anak-anak adalah masa bermain sehingga merupakan tantangan bagi guru untuk  menahannya tidakbermain bersama teman-temannya. Terlebih lagi, pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini tidak disiapkan waktu untuk keluar bermain. Siswa sampai di sekolah masuk kelas, dan selesai belajar langsung pulang tanpa diselingi jam istirahat. 

Ketiga. tantangan terhadap semangat belajar siswa. Lama tidak bertemu guru dan belajar didampingi orang tua yang tidak berlatar belakang guru, tanpa ilmu pendidikan membuat guru seoerti mulai dari nol. Siswa dalam kelas seperti tanpa semangat belajar. Mencerna pelajaran lambat.  Perhatian tidak terpusat. Tugas yang diberikan dalam daring dengan nilai bagus-bagus, begitu diberikan penguatan pada pembelajaran tatap muka seperti tak berbekas. Mengulang dari awal. (ini cerita guru di tempat saya bertugas).Mungkinkah karena mereka belajar di rumah dengan keleluasaan waktu yang mereka atur sendiri, kurang penyemangat, kurang motivator dan kurang kompetisi. 

Keempat, tantangan terberat adalah karakter siswa yang jauh berubah. Mungkinkah karena teknologi yang sangat berdekatan dengan mereka. Kebebasan mereka mecari informasi, mencontoh dan meniru. Prilaku, etika dan bahasa mereka sangat jelas terlihat berbeda. Berbicara dengan guru seperti bicara dengan temannya sendiri. Tak jarang mereka menggunakan bahasa yang sering di dengar di media sosial. Karakter seperti tergerus. Inilah tantangan terbesar dan terberat menurut saya yang harus segera dikembalikan pada diri siswa. 

Lombok, 16 Januari 2021














T







TT






K

T



T

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...