Wednesday, July 29, 2020

Kisah Inspiratif Seorang Guru Desa, Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH

Oleh Nuraini Ahwan

"Ikatlah ilmu dengan tulisan." begitulah yang berusaha dilakukan setiap selesai mengikuti  suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan atau wawasan. Ditambah lagi dengan sentuhan kalimat motivasi yang selalu disampaikan oleh Bapak  bloger Indonesia (Wijaya Kusumah yang biasa dipanggil Om Jay)."Menulislah setiap hari, lihatlah apa yang terjadi."

Sahabat literasi dan guru hebat, 
Saya mengajak para sahabat untuk menyimak paparan yang berhasil saya tulis  setelah mengikuti kegiatan belajar menulis bersama Om Jay. Narasumber yang dihadirkan oleh Om Jay adalah seorang super mom, Ibu Lilis Ika Herpianti, Guru Inspiratif dari Nusa Tenggara Timur. 

Selama pemaparan sampai pada sesi tanya jawab, peserta ditemani oleh Bapak  Bambang P, biasa dipanggil Mr. Bams, yang memoderatori kegiatan belajar menulis kali ini. 

Tak kenal maka tak sayang, begitu pepatah mengatakan. Oleh karena ini baiknya kita  melihat CV  narasumber kita kali ini. Ibu Lilis Ika Herpianti Sutikno, dilahirkan di Surabaya , 51 tahun yang lalu. Saat ini beliau bertugas di SMP Negeri 2 Nekamese. Tinggal di Kupang. 
Menghubungi atau bersilaturahmi melalui email beliau, "ibugurucantik@yahoo.co.id"

Ibu Lilis, adalah penulis buku best seller"Guru adalah Inspirasi." Saat ini berbagai jenis tulisan  sedang dirampungkan. Buku antologi puisi sekaligus menjadi editor buku antologi tersebut dan beberapa buku yang lain.  Beliau juga bergabung bersama Om Jay.

"Langkah seribu dimulai dari langkah pertama" ini materi yang disampaikan ibu Lilis dalam paparannya. Memuat materi tentang jenis-jenis tulisan yakni Prosa dan Puisi.
Prosa adalah tulisan bebas yang terdiri dari fiksidan non fiksi. Fiksi merupakan tulisan yang berdasarkan daya khayal penulisnya sedangkan prosa non fiksi merupakan tulisan berdasarkan fakta.

Fiksi terdiri dari roman, novel dan cerpen sedangkan non fiksi terdiri dari tulisan tentang cerita pengalaman (kisah inspiratif), buku pelajaran dan lain-lain.

Puisi merupakan suatu karya sastra yang berasal dari ungkapan atau curahan hati penyair. Karya sastra puisi merupakan ungkapan perasaan penyair dengan bahasa yang indah dimana di dalamnya mengandung makna, irama, rima, matra dan bait. Puisi juga bisa menginspirasi seseorang untuk berubah menjadi lebih baik

Cara mencari dan mendapatkan inspirasi  dalam menulis:
  1. Postingan teman-teman ngeblog. Bloger amatir hampir tak peduli dengan pembaca. Mereka menulis sesuka hati. Tulisan mereka terkadang benar-benar alami dan jenius. Oleh karena itu jadi bloger harus rajin blogwalkingagar tidak kehabisa inspirasi
  2. Baca buku penulis populer agar menemukan: kata-kata jenius, yang akan dicantumkan  dalam blog atau bisa menemukan gambaran baru dalam berkreasi, menemukan paragraf yang bagus, kata yang keren, dan bagian yang selalu dinanti dalam sebuah buku  untuk dijadikan inspirasi yang baik.
  3. Pengalaman selama seharian. Pilah dan pilih pengalaman yang paling menarik selama seharian penuh untuk ditulis. Bisa dilakukan malam hari atau pagi hari ketika pikiran masih fres. Tidak ada ide buruk asalkan disajikan dengan baik. Ini akan melatih kepekaan kita untuk menulis kehidupan sehari-hari.
  4. Buka tabungan ide anda. Penulis harus punya tabungan ide. Tabungan ide digunakan ketika keadaan benar-benar terdesak dan deadline sudah hampir tiba.  Tabung ide secara konsisten setiap hari. Tabungan ide jangan diobral di sosial media dan diblog sekalipun. Ide sebagai sebuah tabungan jadi harus dirahasiakan sebagaimana tabungan  yang sebenarnya, Disamping itu, ide juga mahal.
  5. Menulis bebas. Menulis bebas menurut Jeff Goins adalah menulis tanpa mengkhawatirkan editingatau tanda baca atau apapun yang membuat kita lepas dan benar-benar  menulis. Artinya kita menulis apapun  yang ada di pikiran kita secara bebas tanpa aturan. Dalam menulis bebas inilah kita dapat menemukan inspirasi sehingga dapat menginspirasi diri sendiri. Pada akhirnya kita bisa menemukan ide terbaik yang bersembunyi dalam pikiran kita.
  6. Baca postingan lama kita. Membaca konten lama, temukan kekurangan-kekurangan atau informasi yang belum komplit, Tugas kita adalah menulis postingan baru untuk melengkapi postingan lamayang sudah ada sehingga blog kita menjadi lebih lengkap lagi.
  7. Tutup pintu anda. Menulis kasar dengan pintu tertutup dan kemudian merevisi dengan pintu terbuka (Stephen King dalan On Writing). Artinya melupakan papaun hal negatif yang mungkin dipikirkan orang lain ketika menyelesaikan draf pertama agar bisa fokus dan optimis dengan masa depan tulisan kita. 
  8. Dengarkan pembaca anda. Mendengarkan komentar teman di blog, atau Fb sangat berguna  untuk memicu tulisan berikutnya ketika kita tidak sedang terinspirasi.
  9. Pastikan kita bahagia. Jika menulis dalam keadaan tidak bahagia, maka kualitas tulisan bisa berantakan.Temukan passion kita, kuasai topik dan berbahagialah ketika sedang menulis hatta itu tulisan sedih.

Apa kata  Ibu Lilis Ika Herpianti Sutikno ?
  1. Menulis dipandang sesuatu yang berat, Oleh karena itu berikan guru, gambaran bahwa menulis itu mudah. Lalu cari penerbit yang murah.
  2. Motivasi menulis " Rasa ingin hidup tak akan mati," sebab penulis itu tidak akan pernah mati. Suatu saat jika meninggal  maka rekam jejak masih terus ada.
  3. Meskipun tempat tugas  di daerah tertinggal sekalipun, niatkan semua pekerjaan kita di dunia untuk ibadah kepada Allah SWT semata dan mengharap ridha Allah SWT semata dan sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
  4. Ketika kehilangan motivasi dan semangat,  maka  perbanyak zikir, dan diamlah. 
  5. Ketika menulis, jangan  dihantui perasaan takut salah, menulis saja dengan penuhrasa percaya diri, tulis lagi, terus menulis, lagi, dan lagi, nulis lagi sampai banyak. Lalu simpan editnya jangan langsung ketika selesai menulis, besok saja. Berdoa ketika akan memulai mengedit. Menulislah dengan hati pasti sampai ke pembaca dan diterima dengan hati juga.
  6. Dalam bekerja  yang menjadi tauladan kita adalah Rasusullah. Sebaik-baik tauladan  adalah Rasullulah SAW.

Kalimat motivasi dari Ibu Lilis Ika Herpianti Sutikno:
  1. Apapun yang Allah SWT berikan kepad kita,  syukuri dan nnikmatiitu sebagai anugrah terindah dari Allah untuk kita. Lalu lukiskan keadaan apapun dalam goresan pena kita. Suatu saat goresan pena itu akan membekas pada sanubari dan menjadi sejarah indah bagi kita.
  2. Langkah seribu diawali dari langkah pertama. Makna kalimat ini menurut saya adalah kita tidak akan bisa mencapai langkah seribu jika kita tidak mengawali dengan langkah pertama. Ini artinya memulailah. 
  3. Menulis semudah ceplok telur, maka menulislah
  4. Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai maka menulislah agar cinta itu tersampaikan dengan baik melalui tulisan.
Berikut rekam jejak super mom "Lilis Ika Herpianti Sutikno;

Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH Beliau adalah seorang guru yang sangat inspiratif dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lahir di Surabaya, 51 tahun yang lalu 
Beliau juga dikenal sebagai penggerak pemberantasan Buta Aksara bagi kaum ibu dan anak-anak di NTT dan seabrek aktifitas sosial dan literasi lainnya di samping tugas utama beliau sebagai aparatur Sipil Negara (ASN)

Walaupun, banyak rintangan dan tantangan yang membentang di hadapannya, tak mampu menyurutkan langkah kakinya untuk terus mencerdaskan anak bangsa.

Salah satu yang paling menarik dari kisah ibu Lilis Sutikno adalah beliau ternyata menyebarkan tulisan lewat media Facebook. Sesuatu yang tidak disangka-sangka memang. Namun, beliau guru yang kreatif dapat memanfaatkannya untuk melukiskan betapa beratnya perjuangan beliau bersama-sama guru yang ada di kabupaten Nusa Tenggara Timur.

Ini merupakan sesuatu yang sangat patut untuk ditiru oleh para penulis. Hampir setiap hari beliau  menulis status di FB. Demikian juga dengan kita. Terkadang isinya bermanfaat pun terkadang  tak bernilai manfaat, Tulisan yang bermanfaat tentunya akan bernilai bagi orang banyak. Tulisan tentang kegiatan sehari-hari yang kita  alami. Sehingga bisa menginspirasi orang lain juga.

Kumpulan tulisan di FB ,  bisa dijadikan  bahan untuk sebuah buku. Dengan kita menuliskannya di FB, maka secara tidak langsung kita sudah mengarsipkan tulisan kita di tempat yang lebih aman.
Karena bila disimpan dalam hp atau laptop saja, tentu akan sangat beresiko bila hp atau laptop tersebut tiba-tiba rusak atau terserang virus misalnya, apalagi kalau sempat hilang. Tentu saja semua tulisan tersebut juga akan hilang dan lenyap begitu saja.

Sebagai seorang guru, sudah sepatutnya kita menjadi guru yang gigih, inspiratif dan tetap bersemangat dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Kita harus ikut berperan aktif dalam meningkatkan mutu pribadi dan komunitas kita dengan memanfaatkan berbagai media online maupun offline yang ada. Baik dengan menjadi seorang blogger, youtuber, facebooker aktif dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat.

Jadikan hambatan dan rintangan sebagai pemacu semangat untuk terus berkarya sesuai dengan perkembangan dunia informasi dan teknologi yang ada.

Lombok, 29 Juli 2020
Email Peresume. ahwan.nuraini69@gmail.com

Tuesday, July 28, 2020

Akhir dari Bimtek Belajar Dari Rumah (BDR), LPMP Nusa Tenggara Barat

Oleh Nuraini Ahwan

"Ikatlah ilmu dengan tulisan. Menulislah setiap hari dengan sepenuh hati. Biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri." Kalimat motivasi dari bloger ternama (Bapak Wijaya Kusumah), penggiat literasi nusantara ( Ibu Sri Sugiastuti) dan Bapak Much Khoiri, Dosen Unesa Surabaya,  mengawali setiap tulisan saya. Bermaksud, kalimat ini dapat memantik semangat saya untuk mengabadikan setiap moment dalam sebuah tulisan.

Moment penting yang akan saya abadikan dalam tulisan di blog https://nurainiahwan,blogspot.com pada kesempatan ini adalah tentang salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Nusa Tenggara Barat baru-baru ini. 

Senin sampai Jumat, 20- 24 Juli 2020, LPMP mengadakan kegiatan bimbingan teknis yang diperuntukkan bagi sekolah jenjang sekolah dasar. Peserta berasal dari unsur kepala sekolah dan guru yang berada di Nusa Tenggara  Barat.  Kepala sekolah dan guru yang beruntung mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan ini berjumlah 60 orang masing-masing berasal dari kabupaten Lombok Utara 20 orang, Lombok  Barat 7 orang, Lombok Timur 31 orang dan Kabupten Bima 2 orang. 

Pola pelaksanaan kegiatan mirip-mirip dengan pelaksanaan webinar atau web seminar. Pola pelaksanaannya mengikuti atau menyesuaikan dengan keadaan atau situsasi saat ini yakni pandemi covid 19. Pola yang tepat bukan tatap muka atau konvensional tetapi pola jarak jauh. Mengapa mirip webinar? Karena pelaksanaannya atau jadwal disusun sedemikian rupa yang di dalamnya jadwal kegiatan ada materi yang harus disampaikan melalui aplikasi zoom meeting. 

Seluruh aktivitas kegiatan Bimtek, mulai dari pendaftaran, mengisi dan mengumpulkan biodata dan kegiatan tugas lainnya dilaksanakan secara online. Ini artinya kegiatan ini nantinya akan bersentuhan dengan teknologi. Mengharuskan kepala sekolah dan guru lebih akrab dengan teknologi untuk mendukung pembelajaran di masa penademi covid 19 maupun pada masa pembiasaan baru nanti. 

Kegiatan bimtek ini diberi judul" Bimbingan Teknis Pengelolaan Pembelajaran Masa Belajar dari Rumah (BDR) jenjang SDN tahap III tahun 2020. LPMP NTB menghadirkan  3 narasumber yang akan memberikan materi sesuai dengan kebutuhan guru saat ini.  Narasumber  berasal dari widyaiswara LPMP NTB . Berikut nama narasumber dan materi yang disampaikan:
  1. Lilis Sulianita, MM dengan materi Perencanaan Pembelajaran dan penyusunan modul
  2. Anggraini Naskawati, M.Pd dengan materi  Goegle Formulir
  3. Takyudin, M.Pd dengan materi Google Classroom
Bolehlah saya menyebut Ibu Baiq Haimun dan Ibu Yuyun Sambodo sebagai pemandu kegiatan mulai dari administrasi peserta dan memandu pada kegiatan zoom meeting. Ibu Yuyun biasa kami memanggilnya memandu acara zoom meeting sesuia jadwal dengan memperkenalkan narasumber yang akan membersamai peserta dalam lima hari ke depan terhitung Senin 20 Juli- Jumat 24 Juli 2020

Kegiatan dibuka  oleh Bapak Kepala LPMP NTB, Bapak Mohamad Mustari, Ph.D sekaligus menyampaikan materi tentang"Kebijakan  Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan dan  Pembelajaran Jarak Jauh." Pembukaan dirancang dengan zoom meeting sehingga semua peserta  bisa saling lihat, saling baca nama serta sekolah asal dan saling sapa dengan senyum tanpa bisa berjabat tangan. Senyum lega semua peserta terlihat di layar lattop sedikit lupa dengan jawaban benar tidak ya, jawaban pre test yang dikerjakan sebelum pembukaan? 

Satu persatu narasumber membersamai peserta dalam zoom meeting dan langsung praktek tentang materi yang disampaikan. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab via zoom sembari praktek jika ada kesulitan yang dihadapi. Rancangan kegiatan yang mnurut saya sangat bagus. Paparan,praktek, dan tanya jawab memperkecil tingkat lupa peserta pada  materi dan pertanyaan yang akan di sampaikan.

Sebut saja pemateri pertama, Ibu lilis Sulianita, MM , yang sangat sabar melayani pertanyyaan peserta. Dengan suara yang  yang tak pernah telihat lelah. Suara tetap stabil hanya saja peserta yang terkendala sinyal membuat narasumber diminta mengulang penjelasannya. Aduhhhh....adakah yang jual sinyal ya.....?

Tugas diberikan membuat RPP sederhana untuk pembelajaran di masa pandemi covid 19, RPP 1 lembar dengan 3 komponen yakni tujuan, kegiatan pembelajaran dan penilaian. Penyederhanaan RPP yang semula berjumlah 13 komponen menjadi 3 komponen. RPP yang disusun harus memenuhi prinsip efisien, efektif dan berorientasi pada  peserta didik (sesuai dengan Edaran Mendikbud Nomor 14 tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP).

Tugas kedua dari narasumber pertama adalah membuat modul pembelajaran di masa covid 19.Usai penjelasan tentang modul peserta langsung mengerjakan tugas dibantu dengan ada sesi tanya jawab juga jika peserta menemukan kesulitan, Peserta juga diberikan kesempatan untuk menampilkan hasil kerjanya melalui zoom meeting.  Teknik ini memperkuat pemahaman peserta. 

Materi selanjutnya dari Ibu Anggraini Naskawati, M,Pd,  tentang pemanfaatan google formulir. Untuk materi ini sudah mulai mengalami peningkatan taraf keslulitan dari materi pertama. ( sulit menurut pandangan pribadi ).  Materi pertama  mungkin sudah tidak asing bagi guru, tetapi dengan materi kedua sudah mulai sangat dekat dengan teknologi bahkan tidak bisa tanpa  teknologi, jaringan internet yang cukup serta kouta intenet yang cukup pula. Materi mulai menarik. Bertubi-tubi pertanyaan disebabkan karena ketidakmengertian dan kekurangpahaman peserta dengan google formulir. Kalaupun sudah menggunakan pada saat pendaftaran, bisa jadi sebatas pengguna instrumen buatan orang lain bukan penyusun instrumen yang memanfaatkan google formulir? Bukankah demikian?
Pastinya saya temasuk  yang belum akrabb dengan google formulir sehingga saya termasuk  masih fakir teknologi.  

Mulailah tugas pemanfaatan google formulir yakni penyusunan boidata dan penyusunan soal. Mulai pula group menjadi ramai dengan tanya jawab menunjukkan bahwa peserta sangat antusias mengikuti kegiatan. Dengan cepat, melesat tugas diposting peserta dalam group whatsaap yang digagas oleh panitia kegiatan. Saya hanya berdecak kagum, salut luar biasa pada peserta yang dengan cepat bekerja. Narasumber berhasil membawa peserta menuju titik di mana penguasaan materi dengan dibuktikan oleh tugas yang dikumpulkan. Adakah yang belum dan tidak secepat itu? 
Jika ada, berbaik sangkalah, kemungkinan sinyal yang tidak bersahabat mengingat lokasi peserta nun jauh di sana.

Materi terkahir disampaikan oleh Bapak Takyudin, M.Pd, menyampaikan tentang Google Classroom. Materi ini menatang bagi saya khususnya. Mengapa? Di sekolah tempat saya bertugas tidak mengunnakan google classoom selama pandemi covid 19. Sekolah saya menggunakan whatsaap grup dengan pertimbangan bahwa whatsaap merupakan aplikasi yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang . Ini artinya materi google Classroom merupakan aplikasi yang baru bagi saya. Bagaimana dengan peserta lain? 

Boleh saya bercerita sedikit pengalaman saat mengikuti materi Google Classroom?
Saat zoom metting, saya menggunakan hanphone android. Mengikuti paparan juga melalui handphone android. Nyaris semua tampilan materi dan fitur-fitur dalam google classroom tak selengkap di lataop. Latop saya saat itu tidak bersahabat dengan saya.  Merekam suara narasumber  hanya dalam ingatan, Seberapa besarkah memory  ingatan?. Belum saja berganti hari, saya sudah lupa. Hingga akhirnya menjelang kegiatan berakhir lattop membaik. Barulah saya mengatakan....woww......ternyata ini dia, fitur-fitur yang disampaikan narasumber. 

Tugas dari narasumber ketiga terkait bagaimama mengelola kelas dalam google classroom. Mencari siswa dengan memberikan kode kelas, mengundang guru lain, memberikan tugas, memberikan materi, memberikan quis, membuat pertanyanan, mengirim tugas, memeriksa atau meberi nilai dan lain-lain.  
Kalau saya sendiri melihatnya bahwa google classroom lebih lengkap dari google formulir. Soal yang sudah kita buat dalam google formulir dan tersimpan di drive bisa kita kirim di goole classroom. Tugas akan bisa disatukan di satu tempat. Materi google formulir saya rasa masih butuh waktu untuk dijelajah agar penerapannya di sekolah akan lebih baik. 

Lalu bagaimana akhir dari Bimtek ini? 

Berdebar,  dag-dig-dug....
Bergabung dalam google clasrrom yang dibuat oleh panitia dengan 3 narasumber dan 2 pemadu kegiatan langsung menjadi guru. Semua peserta bimtek menjadi siswa, Keseluruhan tugas dari narasumber dilihat oleh siswa. Dikirim ke kelas dan tunggu diperiksa oleh guru. Tunggu komentar apa yang harus diperbaiki. Tunggu nilai yang mendebarkan.

Salah kirim tugas atau salah kamar peserta menyebutnya, membuat bimtek menjadi tambah seru-seru begitu. Tidak fokus untuk berperan sebagi siswa di grup kelas yang dibuat  teman sebagai ajang latihan disebabkan karena fokus pada tugas dari narasumber.  Tidak mengerjakan tugas di kelas yang dibuat teman membuat peserta seperti sedikit belum paham. Menyebabkan ada komentar dari narasumber," Tambahkan anggota kelas, belum ada nilai siswa dan komentar lainnya."
Tetapi tidak apalah, semoga mampu menerapkan di sekolah.

Dag- dig -dug menunggu nilai. Luluskah?
Ini yang membuat peserta penasaran dengan nilai. Membuat peserta ramai bertanya di grup kelas. Narasumber tidak membiarkan berlama-lama, nilai sudah langsung bisa dilihat di kelas bentukan panitia. Ada lega, ada cemas. 

Ada post test yang mengakhiri kegiatan. Bagaimana hasilnya?  Semua berakhir dan lega ketika ada pemberitahuan bahwa sertifikat sudah dikirim melalui email masing-masing pada hari ke empat pasca bimtek berakhir. 

Alhandulilah, ini yang namanya bimtek untuk  berburu ilmu mendapat berkah dobel. Berkah yang didapat berupa buruan (ilmu) untuk menjadi santapan saat melaksanakan tugas di sekolah masing-masing. Berkahnya dobel karena di samping mendapat ilmu, peserta juga mendapat sertifikat. Tidak hanya sertifikat , peserta juga mendapat pengganti  pulsa. Semuanya layak untuk disyukuri  apapun bentuknya. Wujud syukur kita selanjutnya dengan implementasi di lapangan atau sekolah masing-masing. 

Ada berkah lagi yang tak kalah pentingnya dari semua berkah yang saya tuliskan di atas. Berkah terkait dengan hablum minannas. Peserta mendapat teman baru yang hebat-hebat. Semoga silaturrahmi akan tetap terjalin dalam upaya menambah wawasan kita. 

Terima kasih  Bapak Kepala LPMP Nusa Tenggara Barat (Mohamad Mustari, Ph.D) dan jajaran. Widyaiswara LPMP NTB, panitia kegiatan   dan sesama peserta atas saling suportnya. 
Semoga tulisan ini akan menjadi catatan bahwa kita pernah bersama dalam satu kegiatan yang diadakan LPMP NTB yang melayani sepenuh hati. 

Lombok, 28 Juli 2020
Berburu Ilmu Lewat Bimtek.

Monday, July 27, 2020

Motivasi Berprestasi, Kerja Fokus Prestasi Tak Pupus ( Resume 33)

Oleh Nuraini Ahwan

"Menulislah setiap hari dengan sepenuh hati. Biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri. Cintailah kata agar ia juga mencintaimu,. Membacalah agar mampu merangkai kalimat demi kalimat menjadi indah dan bermakan. Lalu ikatlah ilmu dengan tulisan"

Sahabat literasi dan guru-guru hebat, 
Kali ini, saya mengajak para sahabat untuk membaca tulisan yang berhasil saya ikat dari pemaparan atau cerita tentang perjalanan seorang guru hebat yang telah fokus bekerja sehingga mampu menumbuhkan motivasi berprestasi. Segudang prestasi telah melengkapi perjalanan hidupnya. Sederet tanggung  jawab diembannya dalam dalam berbagai lembaga dan organisasi. Semua diraih karena fokus dalam berkerja, motivasi berprestasi terbangun dan dukungan orang tua memperkuat dirinya. Beliau adalah Bapak Sigit Suryono, S,Pd,. M.Pd. Saat ini keseharian beliau bertugas di SMPN 1 Wonosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Curiculum vitae beliau, saya melihat bahwa beliau masihsangat muda. Di usia yang sangat muda ini beliau sudah menjadi guru hebat dan menginspirasi orang banyak. Guru SMP berprestasi di jenjnag lomba bergengsi. Lomba tingkat nasional. Bagaimana cerita beliau? Intip  yok, dalam tulisan ini!

Kalau boleh,  saya menyimpulkan kalimat pembuka dari paparan atau cerita Bapak Sigit Suryono tentang keberhasilannya selama ini adalah"
  1.  Ridha Orang Tua adalah Ridhanya Allah SWT. Kekuatan doa orang tua membangun semangat dan motivasi untuk berjuang. 
  2. Dibesarkan dengan didikan karakter yang baik, tidak sombong atau besar kepala di saat berada di atas. Tidak lantas menyerah di saat jatuh dan tidak berhenti berjuang d saat sudah berhasil.
  3. Lakukan dengan maksimal setiap pekerjaan seolah pekerjaan itu tak akan datang lagi. Lakukan dengan sepenuh hati dan fokus.
  4. Fokus dalam arti mampu memilah dan memilih kegiatan  atau prestasi yang ingin kita raih. Karena jika terlalu banyak kegiatan makakita tidak akan fokus pada kegiatan yang akan kita ikuti atau kerjakan. 
Apa kata bapak Sigit  Suryono tentang Prestasi?
Jika sahabat literasi dan guru hebat ingin berprestasi, maka inilah tipsnya
  1. Belajar terus sepanjang hayat dan selalu mengevaluasi apa yang kita lakukan
  2. Tidak usah khawatir kalah dalam perjuangan karena kalah adalah prestasi yang tertunda
  3. Fokus padakegiatan yang kita lakukan dengan berbuat maksimal.
  4. Untuk prestasi maksimal, pelajarilah seluruh gaya selingkung  masing-masing jenis lomba.
  5. Persiapkan dengan seksama jangan terburu-buru
  6. Siapkan dan luangkan waktu untuk kegiatan tersebut
  7. Siapkan portofolio agar memudahkan mengikuti berbagai  jenis lomba
Menurut bapak Sigit,  ini tips untuk guru yang mau mengikuti  lomba pemilihan guru berprestasi:
  1. Cari pedoman guru berprestasi pada tahun penyelenggaraan. Jika beluamkeluar pakai pedomantahun lalu
  2. Cermari isi pedoman
  3. Buat portofolio 8 tahun terakhir
  4. Kumpulkan karya selama 8 tahun terkahir
  5. Persiapkan naskah inovatip sesuaikan dengan kaidah penulisan masing-masing karya
  6. Buat malakah evaluasi diri, mengapa saya layak menjadi guru berprestasi (Jika diminta)
"Keberhasilan diperoleh dari kegagalan sebelumnya.Prestasi bisa diperoleh dengan cepat namun bisa juga dengan lambat, Jasikan kegagalan sebagi ilmu dan kesukaran sebagai penyemangat. Saat ini kita hidup di alam yang serba terbuka, ilmu yang mudah didapat dan tentu  sharing ilmu  bisa mudah diperoleh, Tuntutlah ilmu setingi-tingginya dan amalkan di mana saja."

Apa kata Bapak Sigit  yang dapat saya ikat dalam tulisan ini?
  1. Kiat untuk sukses menjadi guru berprestasi adalah pelajari komponen portofolio, 
  2. Persiapkan miimla 2,5 tahun sebelumnya
  3. Selama  persiapan, perabanyak kegiatan ilmiah dan karya  tulis ilmiah  atau produk ilmiah
  4. Penuhi semua komponen portofolio
  5. Ikuti berbagai lomba yang mendukung lomba guru berprestasi
  6. Pelajari tes tertulis
  7. Pertajam presentasi karena itu penilaian terbesar
  8. Jaga semangat" Kalah cacak menang cacak" artinya kalah maupun menang hal yang biasa.
Selain itu, guru yang dikatakan berhasil menurut Bapak Sigit adalah guru yang bisa digugu dan ditirum bisa memotivasi, mengarahkan, mendidik, membimbing, memintarkan peserta didik sesuai dengan kondisi masing-masing dan  bisa menginspirasi peserta didik untuk sukses dunia kahirat. Juara merupakan bonus bagi guru yang meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengembangkan  diri dengan berbagai pengalaman dari orang lain. 

Ini kata Bapak Sigit tentang prestasi  peserta didik:
  1. Memunculkan prestasi peserta didik membutuhkan model yang didekatkan pada peserta didik ( Bisa dari guru, orang lain, peserta didi maupun orang hebat)
  2. Pendekatan dan pelatihan yang terprogram.
  3. Gunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi peserta didik. 
  4. Berikan pengertian perlahan lahan
Sahabat literasi dan guru hebat,
Semoga bisa menjadi guru mulia karena karya. 

Lombok, 27 Juli 2020



Webinar Series 3 LPMP NTB: Peluang dan Tantangan yang Mendebarkan

Oleh Nuraini Ahwan.

"Ikatlah ilmu dengan tulisan. Menulislah setiap hari!"
Webinar demi webinar diikuti oleh guru yang ingin mengubah masa pandemi ini menjadi peluang. Setiap kesempatan dimanfaatkan. Setiap postingan masuk melalui whatsaap tentang kegiatan webinar tak dibiarkan lepas dari genggaman. Laksana berburu, di setiap ada peluang buruan ada, langsung tangkap. Setiap ada pendaftaran webinar, segera daftar. Seperti itulah guru  yang  memanfatkan peluang yang ada di masa pandemi ini. 

Awalnya, poster, brosur dibaca-baca dulu, ada free e-sertifikat atau tidak? Tetapi dengan berjalannya waktu dan merasa webinar ini penting untuk kepentingan terkait tugasnya dan kegiatan ini mengasyikkan, maka tak lagi baca-baca dulu.  Langsung josss.....daftar dan sertifikat urusan berikutnya. Apabila dapat sertifikat Alhamdulillah, tidak dapat juga tidak apa-apa. Webinar-webinar selama pandemi ini adalah peluang bagi guru untuk peningkatan kompetensi dan pengembangan keprofesioanalannya. 

Orientasi yang berubah, dari sebatas mengejar sertifikat menjadi mengejar ilmu dan sertifikat merupakan bonus tambahan menjadikan guru asyik saja mengikuti web seminar.  Keasyikan guru mengikuti seminar di tempat penulis bertugas, salah satunya disebabkan karena webinar disiapkan diruangan khusus dengan fasilitas LCD dan soundsistem yang mendukung suara. Layaknya menonton di gedung besar. Salah satu latop guru disambungkan ke LCD.

Perasaan senang ketika melihat dan membaca chat bergulir di layar LCD begitu ada nama teman tertulis di sana diiringi komentar "hadir dan menyimak"  Di samping menonton atau menyaksikan langsung di layar LCD, guru juga menyaksikanndari handphone sendiri.

Semangat guru untuk mengikuti seminar dan mendaftar sana-sini membuat  guru harus pandai-pandai mengatur waktu, menyiapkan sarana untuk zoom meeting, menyiapkan kuota tanpa melupakan tanggung jawabnya terhadap tugas utamanya"murid-murid"

Sekolah tetap mengizinkan guru untuk mengikuti kegiatan webinar di berbagai tempat asal tidak mengganggu tugas utamanya.  Webinar yang dilaksanakan saat ini  lebih kepada bagaimana guru mampu melaksanakan pembelajaran di masa pandemi yakni pembelajaran jarak jauh.
Kurang lebih empat bulan, guru sudah melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Empat bulan itu  bisa menjadi bekal untuk pembelajaran jarak jauh  di masa transisi dan masa new normal atau masa pembiasaan baru nanti.

Webinar juga banyak menampilkan tentang praktek baik dari  pengawas, kepala sekolah dan guru di masa pandemi Maret-Juni 2020.

Sebut saja, Sabtu 25 Juli 2020 webinar dilaksanakan oleh LPMP NTB menghadirkan panelis dari widyaiswara LPMP NTB (Dr.Wirman Kusmayadi), Pengawas Kota Mataram (Dra. Ni Nengah Swati, M.Pd), dan Pengawas kota Sumbawa (Hj. Hibatullah, M.Pd).

Webinar dibuka oleh Kepala LPMP NTB, Bapak Mohamad Mustari, Ph.D. sekaligus menyampaikan materi tentang "Kebijakan Pembelajaran di Era New Normal"
."
Pemateri pertama  Bapak Dr. Wirman Kusmayadi, S.Pd., M.Pd, menyampaikan tentang penilaian pembelajaran di era new normal. Sementara ibu Hj. Hibatullah, S.Pd., M.Pd menyampaikan materi PPK di Era New Normal dalam Perspektif Religiusitas. Mengisi sesi terakhir dari 3 panelis adalah Ibu  Dra. Ni Nengah Swati, M.Pd,  berbagi pengalaman best practice "Merdeka Belajar dalam Jaringan di Era  New Normal Menggunakan Model "Cetar"
Keseluruhan materi bisa ditonton di youtube chanel"LPMP NTB" webinar series 3

Kegiatan berlangsung menarik dan mendebarkan ketika di antara sajian pemateri diselingi dengan kuis berhadiah. Quis berupa soal yang diambil dari isi paparan para penelis.  Soal quis yang disiapkan panitia mampu mmebuat peserta tidak beralih dari layar latop atau handphone peserta. Peserta menjadi lebih fokus untuk mengikuti webinar dan mendengarkan setiap paparan pemateri. 

Sebenarnya tidak hanya itu yang membuat perasaan menjadi berdebar. 
Pertama dag dig dug....karena begitu mendapftar bisa masuk atau tidak ke zoom meeting atau hanya sebatas mengikuti lewat youtube. Pergerakan peserta yang mengikuti webinar untuk masuk melalui zoom meeting sangat cepat, Begitu ID dan pasword di share panitia maka dengan cepat peserta memnuhi kuota 100 orang.
Jadi gagal lewat zoon, putar arah ke chanel youtube.

Kedua berdebar, ada gangguan sinyal atau berdebar karena cukup tidak kuota sampai berakhir kegiatan. Ada lagi teman yang bisa masuk lewat zoom seperti berkali-kali-kali keluar masuk. karena sinyal putus nymabug.  Demikian juga dengan yang mengikuti  melalui youtube kendala sinyal juga yang menjadi penghalang. 
Ketiga ada tidak gangguan dari luar seperti tamu datang atau lainnya ketika sedang mengikuti seminar sehingga akan kehilangan materi. 
Keempat, bisa jawab kuis atau tidak ketika panitia mengeluarkan soal atau quis. Kalau peserta zoom meeting bisa raishand atau anggkat tangan untuk menjawab, Kalau yang  mengikuti lewat youtobe  bisa lewat chat, namun kurang meyakinkan. 
Kelima, apakah  alamat email sudah ditulis dengan benar apa tidak? Jika email yang ditulis salah, maka sertifikat tidak bisa diterima. 

LPMP NTB merancang kegiatan webinar dengan menarik. Peserta mendapat pecerahan atau  bisa menimba ilmu, bertanya jawab dan mendapat tambahan berupa sertifikat. Jika beruntung dengan adu cepat menjawab pertanyaan atau quis, kali ini LPMP memberikan hadiah berupa buku yang di tulis oleh bapal Kepala LPMP NTB, Bapak Mohamad Mustari, Ph.D yang berjudul "Pendidikan Karakater"
Judul ini saya lihat ketika bapak Yuda Purwaka selaku  pengatur lalulintas acara menunjukkan buku tersebut kepada peserta webinar,  baik yang mengikuti melalui zoom meetig maupun yang mengikuti melalui chanel yuotube LPMP NTB. 

Lombok, 25 Juli 2020
Edisi berburu Ilmu.

Wednesday, July 22, 2020

Dari Penelitian Tindakan Kelas Menjadi Buku (Resume 32)

Oleh Nuraini Ahwan

"Ikatlah ilmu dengan tulisan!"
Sahabat literasi dan guru hebat, kali ini saya mengajak sahabat literasi, sekaligus guru hebat untuk menyimak paparan dari Bapak Lukman Hakim,S.Pd., M.Pd., lulusan Univeristas Negeri Malang, Saat ini  beliau CEO penerbit Delta Pustaka, Kepala P3G Jawa Timur, Ketua Penyunting Jurnal Inovasi Pembelajaran, Penanggung jawab scientific Journal dan telah menerbitkan banyak buku. Mendedikasikan diri kepada pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif bersama lembaga  P3G dan penerbit Delta Pustaka.

Beliau memaparkan materi  tentang bagaimana menerbitkan penelitian tindakan kelas (PTK) menjadi buku.  Seluruh materi tentang ini dapat disimak dalam chanel youtube "Kelasku Online "dengan  #nulis PTKbareng-1-2020 yang ditayangkan dalam 11 pertemuan.

Dalam pertemuan pertama tentang  #nulis PTKbareng-1-2020 ini, beliau belaiu mengawali dengan menjelaskan bahwa P3G Jawa Timur, didedikasikan untuk pengembangan profesi guru baik secara daring maupun luring secara gratis. P3G Jawa Timur terbuka untuk siapa saja yang ingin bekerjasama dalam mengembangkan profesi guru, terutama  yang akan mengajukan angka kredit jabatan guru untuk unsur KI dan PI.  Banyak kelas/Diklat yang dibuka oleh P3G Jawa Timur. 

Latar belakang P3G membuka kegiatan diklat ini adalah:
  1. Permen PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Jabatan Guru
  2. Banyak guru yang belum tahu atau belum membuat PTK
  3. Banyak guru yang masih membeli PTK

Kelas #nulisPTKbareng-1-2020 didesain mulai dari awal sampai menjadi buku. Selanjutnya setelah selesai di kelas #nulisPTKbareng dilanjutkan ke kelas #PTKjadiBUKU-1-2020.  Pada kelas #PTKjadiBuku-1-2020 ditayangkan dalam chanel youtube kelasku online sebanyak 6 pertemuan atau 6 episode. Jadi untuk lebih lengkapnya, sahabat literasi dan guru hebat dapat  membuka chanel tersebut. 

Cak Lukman, Begitu beliau biasa dipanggil, memberikan kesempatan juga kepada teman-teman yang tidak serius menulis,  seperti PTK dan PTK menjadi buku dengan membuka atau menggagas Quick Writing Series.  QWS ini diperuntukkan untuk tulisan santai catatan harian guru mulai dari 2-6 halaman dengan tagline 1 hari 1 buku antologi. Tentang QWS ini, sahabat literasi dan guru hebat dapat membuka youtube  chanel kelasku online "Quick Writing Series" dalam 6 video.

Tidak berhenti sampai di QWS, Cak Lukman membuka kelas #nulisModulbareng. Dapat ditonton di chanel Youtube kelasku online 'Kelas#nulisModulbareng dalam 9 video.

Tulisan Cak Lukman, dalam http://kelaskuonline.id/ "Belajar Tanpa Batas" membuat saya menjadi tertarik untuk membuka dan membaca. Tulisan ini sangat menarik. Kalau boleh saya mengutip isi tulisan "Belajar Tanpa batas" sebagai berikut"
Tulisan Sempurna, perlukah?
Aktivitas menulis bukan hanya masalah kesempurnaan , terutama bagi penulis pemula. Penulis pemula perlu mengasah dengan menulis banyak tulisan. Practice makes perpect. Saya masih percaya itu.

Latihan menulis akan mengasah kemampuan menulis tentunya dibarengi dengan terus belajar dasar-dasar menulis seperti menabung diksi, belajar KBBI, PUEBI.. Tulisan dalam bentuk buku  atau dibukukan adalah sebuah proses. Proses menuju sebuah kesempurnaan. Kapan tulisan kita sempurna? ketika tulisan kita selesai. (Cak Lukman dalam http://kelaskuonline.id/

Apa Jawaban  BapaK Lukman Hakim?
  1. Cara menulis catatan harian guru dapat ditonton di chanel yuotube kelasku online"Quick Writing Series". Outline untuk catatan harian guru adalah pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan , pengalaman menarik dalam aktivitas sebagai guru. bagian inti berisi penjelasan tentang kejadian yang dialami dari sudutpandang yang menginspirasi. Penutup  berisi hal-hal yang dapat diambil oleh ibroh/pelajaran oleh pembaca.
  2. Seorang pengajar atau guru tidak membutuhkan manajemen waktu untuk menulis karena menulias adalah bagian dari mengajar. Ketika melihat lembar kerja siswa yang dibeli tidak cocok atau tidak layak, maka seorang guru bisa membuat LKS sendiri ( pengalaman Bapak Lukman Hakim)
  3. Tidak ada perbedaan membuat buku dengan ebook. Tergantung permintaan penulis. Semua buku yang didaftarkan oleh Cak Lukman melalui penerbit delta Pustaka dalam bentuk cetak, jika penulis minta diebookan, maka Cak Lukman tinggal mengiyakan. 
  4. LKS  atau LKPD bisa menjadi buku. Jika diberi kelas, maka harus dijilid. Buku yang tidak ber-ISBN perlu pengesahan dari  pihak Dinas. 
  5. Untuk PTK menjadi buku, minimal 80 halaman, agar punggung buku kelihatan (ini ketentuan di Delta Pustaka).  Sebenarnya ketentuan minimal ini tidak ada, asal semua aspek dalam PTK terpenuhi sesuai buku 4 PKB.
  6. PTK yang sudah digunakan untuk kenaikan pangkat, bisa dijadikan buku. Ikuti https://www.youtube.com/playlist?list=PLVYSTXgn1aHr8y3lCtWJm0r_0DhNTypnJ
  7. Langkah mengubah PTK menjadi Buku. Ada materinya pada PTKjadiBUKU: https://www.youtube.com/playlist?list=PLVYSTXgn1aHr8y3lCtWJm0r_0DhNTypnJ
  8. Jika variabel dalam sebuah PTK sama, dapat di PTK kan lagi dalam populasi yang berbeda
Kalimat motivasi yang menyentuh hati dari Seorang  Lukman  Hakim.
Menulis adalah passion dan rasa. Semua bisa dipelajari. Menulis apapun itu. Jangan pernah berhenti untuk belajar menulis. Semua penulishebat sealalu diawali dengan penulis pemula. Jika sudah menjadi penulis pemula, maka akan ada kemungkinan menjadi penulis hebat.

Lombok, 22 Juli 2020


Webinar: Peluang di Saat Pandemi

Oleh Nuraini Ahwan

"Ikatlah ilmu dengan tulisan!"
Berburu ilmu tidak harus terhenti karena corona virus disease 19 (covid 19). Virus yang telah memporakporandakan tatanan kehidupan tak terkecuali dunia pendidikan. Pembelajaran jarak jauh diberlakukan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari paud, TK sampai pada perguruan tinggi. Pembelajaran jarak jauh ini bukanlah sebuah pilihan tetapi merupakan sebuah keharusan untuk dilaksanakan demi pendidikan anak negeri. Teknik yang dilaksanakan bisa dengan pola dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring) atau kombinasi keduanya. 

Masa pandemi ini, merupakan tantangan bagi guru untuk menyiapkan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dan mampu memilih pola pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah, kesiapan siswa termasuk pada kesiapan sarana yang digunakan. Terlebih jika guru harus menyiapkan pembelajaran yang dilaksanakan dengan pola daring atau dalam jaringan. Sebuah pola pembelajaran yang menggunakan sarana teknologi dan membutuhkan kemampuan guru dalam penguasaan teknalogi. 
Pembelajaran pola daring di masa pandemi ini memang tidak mudah, tetapi tidak harus membosankan bagi siswa. Oleh karena itu, seorang guru perlu untuk terus belajar, meningktakan kemampuannya. menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran saat pandemi ini.

Pandemi yang melanda negeri ini, bagi guru merupakan tantangan tetapi sekaligus merupakan peluang  untuk pengembangan keprofesiannya. Banyak cara yang dilakukan untuk pengembangan diri. Baik secara mandiri maupun dengan mengikuti  bimtek yang diprogramkan  oleh instansi terkait atau instansi yang bergerak di bidang pendidikan . Pola pelaksanaan kegiatan saat ini dilakukan secara daring. Ini artinya guru juga terlibat dalam kegiatan daring untuk meningktakan kemampuan dirinya.

Mengikuti web seminar atau yang disingkat dengan nama webinar merupakan peluang bagi guru untuk pengembangan dirinya. Webinar saat ini menjamur, bahkan setiap hari ada. Bagi guru yang ingin bergerak maju, tidak mau tertinggal informasi,  tidak akan membiarkan setiap kesempatan webinar terlewat begitu saja.  Ia akan mendaftar menjadi peserta seminar di sana-sini. Bisa jadi peluang itu ia ambil  lebih dari 1 sehari dalam waktu yang bersamaan. Ia cerdik menyiasati agar kegiatan itu bisa ia ikuti semuanya. Ada 2 latop berjajar di meja dan 1 handphone android di genggaman. Tidak bisa mengikuti lewat zoom karena jumlah peserta yang masuk melebihi kapasitas, ia rela mengikuti dari chanel youtube. 

Hari ini, Selasa 21 Juli 2020, webinar yang sangat menarik. Pelaksananya adalah IKIP PGRI Pontianak dengan topic " Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegraan"Pendidikan Bagi Warga Negara di Era Baru:Peluang Pendidikan Kewarganegaraan"
Webinar memanfaatkan aplikasi zoom cloud meeting yang dimulai pada pukul 09.00 AM Jakarta.  dan chanel youtube IKIP PGRI Pontianak Official. 
Keguatan berlansung dari pukul 09-00 - 12 WIB dengan kapasitas zoom 500 peserta. Seluruh peserta mendapatkan E-sertifikat setelah mengisi presensi kehadiran. Sertifikat dikirim via email masing-masing peserta. 

Penghargaan yang tinggi dan ucapan selamat dan sukses bagi IKIP PGRI Pontianak, panitia, pelaksana yang telah merancang seluruh kegiatan sehingga sangat suskses dalam penilaian kami. Terima kasih yang tak terhingga disampaikan kepada narasumber hebat dengan materi yang sangat tepat dan dibutuhkan oleh guru di masa pandemi ini.

Dalam mengikuti kegiatan webinar ini, kepala sekolah di tempat  penulis bertugas menyiapkan LCD agar semua guru bisa mengikuti kegiatan dengan pengeras suara yang memadai. Webinardiawali dengan doa. Suara benar-benar jelas, sinyal berpihak  pada acara sehingga acara berjalan sangat lancar dari awal sampai akhir.  Semua guru mengikutikegiatan dari awal sampai akhir. Laksana mengikuti seminar atau workshop konvesional karena tidak hanya melihat dilayar lattop atau handhone tetapi setiap penyaji dan sajiannya dilihat dilayar besar yaitu LCD.

Lebih hebatnya lagi, panitia dengan cepat memberikan rasa gembira tambahan kepada peserta seminar dengan sertifikat yang sudah sampai di tangan peserta. Luapan gembira terpancar di raut wajah teman-teman guru usai mengikuti weinar ini.

Materi seminar menyentuh hati ketika berbicara tentang pancasila, berbicara tentang pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang dulunya adalah pelajaran pendidikan moral pancasila. Sederet  pengetahuan atau informasi yang diperoleh dari seminar ini. Sebelumnya sudah dilaksanakan tetapi tidak mengetahui istilahnya. Istilah dalam pembelajaran yang diklasanakan di masa pandemi covid 19 ini.  Dalam jaringan atau daring, luar jaringan atau luring dan atau kombinasi antara daring dan luring. Istilah itu saja yang familiar saat ditanya pola pembelajaran apa yang dilaksanakan oleh guru dalam masa pandemi ini. 

Mengikuti webinar ini memberikan pengetahuanbaru, bahwa pola pembelajaran kombinasi antara daring dan konvensional disebut dengan nama "Blended Learning"

Menurut  Prof. Udin, Blended Learning adalah campuran model pembelajaran konvensional dengan belajar secara online. Kata blended itu sendiri berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari kata Blended dan Learning. . Blended berarti campuran atau kombinasi sedangkan learning berarti pembelajaran . Jadi blended learning adalah pembelajaran campuran. 

Manfaat pembelajaran dengan pola blended learning adalah:
  1. Aktivitas pembeajaran bisa dilakukan di lokasi tempat sehingga waktu bisa lebih efisien
  2. Dapat memudahkan dalamaktivitas pembelajaran karena dengan pembelajaran ini, siswalebih ceria dan hemat tenaga
  3. Anggaran untuk pembelajaran lebih efisien karena dalam aktifitasnya siswa karean alporan biasanya laporan dengan kertas dan perjalanan ke lokasi pembelajaran bisa dialokasikan ke tempat lain
Karakteristik Blended learnig:
  1. Pembelajaran menggabungkan berbagai model pembelajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media  berbasis teknologiyang beragam
  2. Dialkukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknolgi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknolgi komputer, dan teknolgi M learning ( mobile learning)
Karakteristik belended learning
  1. Tatap muka ( Pembelajaran langsung)
  2. Komunikasi ( mengkomunikasikan media yang digunakan)
  3. Kolaborasi (dengan institusi lain, kelompoklain)
  4. Assesment/evaluasi
  5. Peformen/sarana prasarana
Kelebihan dari blended learning
  1. Pembelajaran dilaksanakan secara mandiri dan konvensional sehingga keduanya saling melengkapi.
  2. Pembelajaran lebih efektif dan efisien
  3. Meningkatkan aksesibilitas
  4. Peserta didik.mudah mengakses materi pembelajaran
Kekurangan dari blended learning
  1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan jika sarana  dan prasarana tidak lengkap
  2. Tidak meratanya fasilitas  yang dimiliki pelajar atau peserta didik
  3. Kurang pengetahuan masyarakat terhadap teknologi
  4. Belum meratanya  daerah mendapat akses  internet.
Lombok, 21 Juli 2020
Makin haus dengan Ilmu

Monday, July 20, 2020

Langkah-Langkah dalam Menulis Buku ( Resume 31)

Oleh Nuraini Ahwan

"Menulislah setiap hari dengan sepenuh nati. Biarkan tulisan yang akan menemukan sendiri takdirnya. Cntailah kata agar ia juga mencintaimu. Membacalah agar mampu merangkai kalimat demi kalimat menjadi indah dan bermakna. Lalu ikatlah ilmu dengan tulisan." Kalimat yang selalu mengawali tulisan dalam blog ini. Kalimat inspsiratif ynag dikutif dari tulisan tokoh-tokoh penggiat literasi.

Sahabat literasi dan guru hebat, 
Kali ini blog akan menghadirkan penulis hebat,  yang sudah memulai menulis sejak di pesantren usia SMP dengan mengisi majalah dinding berlanjut ke majalah santri. Penulis ini yakin kalau "Alam semesta mendukungnya" Beliau adalah Bapak Akbar Zainudin, kini telah menjadi penulis hebat dan sudah berhasil menerbitkan buku best seller  "Manjadda Wajada" Ada 13 buku yang

Dengan apik beliau menyampaikan materi tentang bagaimana langkah -langkah dalam menulis buku.  Materi disampaikan dengan teknik yang bagus, tidak membuat jenuh peserta yakni dengan tayangan youtube. Gaya penyampaian, intonasi dan gesture yang  menunjukkan bahwa  beliau tepat menyandang predikat motivator dan trainer luar biasa. 

Penyampaian beliau dalam tayangan youtube sangalhan bagus karena disampaing beliau sebagai penulis, beliau sehari-hari juga mengajar meskipun tidak pada lembaga yang tetap. Justru inilah yang membuat  beliau menguasai berbagai materi tentang motivasi. Motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi berwirausaha dan motivasi hidup. Beliau adalah seorang trainer 

Buku "Manjjadda Wajada" inilah yang mengawali dan menjadi titik penting dalah perubahan beliau untuk bergerak lebih jauh mengembangkan tulisan ini menjadi buku dan sekaligus menjadi materi pelatihan. 

Bagaimana langkah-langkah  menulis buku menurut trainer Akbar Zainudin?
Berikut saya tuliskan paparan yang saya kutip dari tayangan youtube beliau tentang bagaimana langkah-langkah menulis buku. Ada 6  langkah menulis buku yang belau singkat menjadi  TOJTRP (Tema, Outline, Jadwal, Revisi, Penerbit)
  1. Tema. Setiap menulis buku pasti mempunyai tema baik bbuku berjenis fiksi seperti cerita  novel maupun non fiksi. Fiksi berupa cerita novel  sedangkan non fiksi yang bukan berupa cerita. Tema adalah gambaran tentang bidang apa yang akan ditulis contoh laskar pelangi temanya tentang impian dari akmpung, pendidikan secara umum.  Buku non fiksi seperti motivasi, parenting, pendidikan dan lain-lain. Tema akan menjadi garis atau benang merah tulisan kita. 
  2. Outline. Inilah yang akan membuat tuilsan kita selesai, Daftar isi akan menjadi gambaran besar tulisa kita, Jadi tulisan tidak bisa mengalir begitu saja. Daftar isi membuat kita selalu dalam rel yang sudah ditentukan, kalaupun melenceng sedikit saja maka akan segera kembali  ke daftar isi dan daftar isi ini juga sebagai bengan merah tulisan kita bisa selesai. Daftar isi akan menjadi pijakan dan panduan. Jadi jika tidak punya daftar isi berarti kita tidak punya pijakan. Outline berfungsi agar tulisan terarah, bisa membuat jadwal, menghindari ngeblank, dan tulisan selesai.
  3. Jadwal. Rahasia buku selesai atau tidak adalah jadwal. Jadwal adalah sebuah perencanaan. Sebuah perencanaan telihat dalam jadwal. Kapan akan diselesaikan. Misalnya dalam daftar isi  ada 30 artikel, setiap artikel diberikan jadwal. Setiap artikel rencana selesai dalam 1 minggu, berrati 30 artikel ini selesai dalam 30 minggu. 
  4. Tuliskan. Selanjutnya setelah jadwal ada, maka tuliskan apa yang sudah ada dalam daftar isi. Dalam hal ini, disiplin berpengaruh besar terhadap selesainya tulisan kita. Godaan malas sering datang. Usahakan mengikui jadwal dengan penuh kesungguhan. kalau sudah dijadwlakan satu artukkelselesai dalam satu minggu maka usahakan selesai satu minggu.
  5. Revisi  dilaksanakan setelah seluruh draf tulisan selesai,  Jangan terpaku pada satu artikel sehingga artikel-artikel yang lain terlewatkan. Mengerjakan satu artikel bolak balik, judul-judul lain terlewatkan tidak sesaui jadwal. Apa yang perlu direvisi? Ada 4 yang diresisi:  data dan informasi, tata bahasa, gaya tulisan antara satu judul dengan judul yang lain harus diselaraskan., judul yang menarik, sederhana, membuat orang ingin tahu dan ingin membaca
  6. Penerbit. Langkah terkahir dalam menulis adalah serahkan penerbit. Ikuti aturan penerbit, hubungi email, whartsaap penerbit setelah naskah buku selesai. 
Penjelasan tentang TOJTRP

Tema. Setiap orang  boleh menulis berbagai tema. tetapi perlu diingat tema terkait dengan branding seseorang. Usahakan fokus pada satu tema tetent agar kita dikenal ahli dalam tematersebut.

Cara membuat outline untuk buku non foksi mengikuti  prinsip 5W1H:
  1. How. Bagaimana cara mengembangkan daftar isi atau outline
  2. What. Ini terkait dengan pengetian, definisi, pembagian, jenis-jenis dan sebagainya
  3. Whay. Ini tentang alasan mengapabuku ini ditulis, tujuan apa dan manfaatnya apa
  4. Where. Dimana, Prinsif ini juga bisa digunakan
  5. When. Kapan, Prinsif ini juga bisa digunakan.
Cara Membuat Outline untuk Buku Fiksi 
  1. Who: Siapa tokoh-tokohnya
  2. Karakter. Gambarah profil setiap tokoh dan sifatnya
  3. Plot dan alur. Alur cerita dari awal sampai akhir. Potongan cerita, dimana membangun ceita sedihnya, senangnya, ending ceritanya
Bapak Akar Zainudin mencontohkan outline dari buku '"Manjadda Wajada" yang menerapkan 5W1H. Beliau memulai dengan Why, What,  dan What. Why: Mengapa motivasi, motivasi apa yang membuat orang tergerak, mengapa orang berubah, apa yang harus diubah. What: Apa itu sukses, langkah apa agar bisa sukses dst. How: Bagaimana bermimpi besar, bagaimana membuat rencana, bagaimana berani memulai dst.

Cara Membuat Jadwal
  1. Buat tabel dengan 4 kolom ( No, Judul, Artikel, Target lama menulis, Tanggal, Keterangan)
  2. Isi Nomor
  3. Isi Judul artikel
  4. Perkirakan berapa lama
  5. Buat sesuai dengan tanggal
  6. Isi keterangan apakah sudah selesai atau belum
Tuliskan
Tulis artikel sesuai jadwal yang ada pada outline. Tulis dan seelesaikan semua judul terlebih dahulu
Revisi
Revisi tulisan kalau semua draf sudah selesai. 
Kirim ke Penerbit
Langkah terakhir dalam menulis buku adalah mengirim ke penerbit. Hal -hal yang diperhatikan ketika akan mengirim buku ke penerbit 
  1. Perhatikan aturan penerbit, pertimbangan penerbit, 
  2. Apakah bukunya laku di pasaran atau tidak? 
  3. Apakah pembaca butuh buku kita? 
  4. Siapa yang butuh buku kita?
  5. Berapa banyak orang yang butuh?
  6. Buku kita menjawab kebutuhan siapa?
  7. Apa yang membedakan buku kita dengan buku sejenis?
  8. Apa kelebihannya dari buku sejenis
  9. Apa yang akan dilakukan oleh penulis untuk membantu penerbit memasarkan buku
Bagaimana Cara Mengirim Buku ke Penerbit?
  1. Naskah harus sudah jadi
  2. Diprint, dikirim hardcopy dan soft copy dalam bentuk CD atau flasdish
  3. Waktu sampai 3 bulan.
Apa Kata  Bapak Akbar Zainudin Kepada Kita?
  1. Buku "Manjadda Wajada" sajian motivasi ada pemiliran  atau teorinya, cerita inspirasi dan sesimpulan atau kaitannya. Cerita inspirasibanyak dari pengalaman pribadi dan pengalaman teman-teman.
  2. Memilih tema harus yang kita kuasai dan kita senangi. Jika  tema tidak dikuasai dan tidak disenangi maka harus bekerja keras mencari bahan diperpustakaan, internet atau bertanya pada ahli dan sebaginya. Tentukan saja tema, buat kerangka, mulailah menulis. Jangan takut karena ketakutan itu hanya ada pada pikiran kita. Pasti akan ada jalan keluar.
  3. Menjaga konsistensi dalam menulis dan supaya tidak kehabisan ide, maka perbanyak membaca, latihan menulis setiap hari, ikuti seminar dan pelatihan, upload tulisan di blog dan medsos serta punya mentor menulis
  4. Menulis di usia senja, 50 tahun ke atas. (yang tua yang semangat) Mengapa mereka menulis? Tidak ada kegiatan yang langsung berkaitan dengan otak kita selainmembaca dan menulis, menulis adalah tentang kebahagiaan (menumpahkansemuanya dalam tulisan, indah sekali hisup ini), menulis  buku adalah warisan terbaik kita, menulis adalah tentang berbagi kebaikan, menulis membuat kita lebih sehat. 
  5. Untuk resume yang sudah dibuat sejumlah 20 resume bahkan lebih, untuk menjadi buku  tentukan tema, buatlah outlinenya, lihat resumenya, apakah ada yang masuk ke dalam  outline buku atau tidak.Ini berlaku juga dalam artikel-artikel yang sudah kita buat. Untuk memulai mmebuat buku mulailah dari menentukan tema dan membuat outline lalau mulailah menulis.
  6. Outline bisa berugah sepanjang perjalanan menulis sepanjang tidak melenceng atau keluar dari tema. Bisa bertambah dan bisa pula berkurang disebabkan adanya ide-ide baru yang muncul.
  7. Kalau buku ditolak penerbit, tidak apa-apa, revisi, perbaiki lagi lalu kirim lagi.  Bisa dikirim ke penerbit awal atau ke penerbit lain. Tulis lagi buku yang lain. 
  8. Jika ada kutipan dari orang lain jangan banyak-banyak (10% saja) berupa definisi selebihnya pemikiran sendiri. 
  9. Untuk pertama kali bisa menulis berbagai genre tulisan sampai kita menemukan genre yang tepat untuk tulisan kita. Meskipun banyak orang yang menulis apa saja, tapi penting juga branding diri karena itu menentukan kompetensi kita.
  10. Berhenti menyebut diri sebagai penulis pemula karena kita sudah melewatibanyak tugas menulis saat kuliah dan mengajar,. Yakinkandiri bahwa kita bisa. Hilangkan semua kekhawatiran dan ketakutan buku ditolak, tidak dibaca orang, takut dicemooh, takut ditertawakan dan lainnya. 
  11. Ketrampilan menulis akan berkualitas jika disiplin berlatih.
  12. Konsistensi menulis lebih banyak tentang kemauan, tekad, disiplin, pantang menyerah dan terus belajar

Selanjutnya tips dari bapak Akbar Zainudin, apabila naskah sudah selesai adalah:
  1. Harus berani mengirim naskah ke penerbit. Kalau ditolak, perbaiki dan kiarrim ke penerbit lain
  2. Jangan berhenti menulis. terbit satu buku, tulis lagi buku yang lain, 
  3. Aktif di media sosial karena membantu penjualan. 
  4. Bangun komunitas untuk membantu mensosialisasikan kita dan bermanfaat bagi orang lain
Lombok, 20 Juli 2020
Peresume. Nuraini ahwan.

Sunday, July 19, 2020

Webinar. Ilmu didapat atau Sertifikat yang Memikat?

Oleh Nuraini Ahwan


Sesungguhnya kita semua adalah penulis. Ada yang sudah menulis tetapi ada yang masih tersimpan di kepala,  tidak bisa dibaca oleh orang lain. Ada yang sudah menulis dan sudah pula menuangkannya dalam bentuk deretan huruf atau aksara menjadi rangkaian kata dan kalimat yang bermakna sehingga bisa dibaca oleh orang lain.  
Begitulah  tentang menulis.

Sahabat literasi, tidak menulis dalam beberapa hari bukan membuat kita menjadi fresh dan lebih semangat lagi dalam menulis tetapi justru membuat kita menjadi malas dan ada sedikit rasa enggan untuk menulis.  Bahkan ide yang biasanya lancar mengalir malah menjadi menghilang dan agak sulit ditemukan. Apalagi akan menulis ide yang sekian banyak untuk ditulis sekalian justru menyulitkan  diri sendiri.

Sahabat literasi, 
Beberapa hari ini, saya tidak melakukan aktivitas menulis. Ide yang ada hanya terekam dalam kepala, catatan kecil di buku, rekaman suara  dan downloadtan  video di handphone.  Rencananya semua akan ditulis dalam blog https://nurainiahwan.blogspot.com. Mengisi hari dengan mengikuti kegiatan Webinar yang diadakan oleh beberapa lembaga. Pertama webinar dari Plan Indonesia, Duta rumah Belajar bekerjasama dengan LPMP DIY, webinar LPMP NTB, webinar dari penerbit Andi dan beberapa webinar lainnya. 

Webinar, singkatan dari web dan seminar. Yakni sebuah seminar yang dilakukan melalui sebuah situs web atau aplikasi tertentu berbasis internet.   Teknik ini  banyak digunakan pada saat pandemi covid 19 ini. Hal ini juga sudah pernah saya tuliskan pada blog sebelumnya bahwa webinar saat ini sedang menjamur. Webinar ini sendiri memungkinkan pembicara atau pengisi materi membagikan informasi lewat internet atau media lainnya. 

Teknik ini, menurut pendapat saya sangat tepat digunakan di saat pandemi yang mengharuskan kita untuk memperhatikan protokol kesehatan. Tidak memungkinkan dilaksanakan seminar dengan cara konvensional atau tatap muka langsung. Webinar yang dilaksanakan oleh beberapa instansi seperti LPMP, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, plan Indonesia, kalangan penerbit, duta rumah belajar dan pemerhati pendidikan lainnya, kebanyakan menggunakan aplikasi zoon cloud meeting dalam pelaksanaan webinar. Dari beberapa webinar yang saya ikuti, ada penyelenggara yang menguanakan aplikasi webex meet

Webinar itu sendiri menjadi menarik ketika ada tulisan free -E-sertifikat, peserta terbatas dalam brosur atau pamplet yang dishare di media sosial. 
Maka berlomba-lombalah peserta mendaftar sehingga dengan cepat peserta membludak melampaui kapasitas zoom sejumlah 100 orang. Semua berburu untuk mengikuti webinar guna  mendapatkan ilmu dan memperoleh sertifikat. Adu cepat. Siapa cepat dia dapat. Siapa yang lambat akan dijawab kuota penuh. 

Bagi guru, ini adalah peluang untuk pengembangan diri mereka. Memperoleh ilmu, bertambah wawasan untuk diaplikasikan dalam tugas masing-masing dan memperolah sertifikat yang bisa digunakan dalam pengembangan diri untuk kenaikan pangkat mereka. Siapa yang peka dengan peluang ini, maka dialah yang beruntung dan mengambil hikmah dari situasi saat ini. Tantangan untuk belajar dan peluang untuk maju di tengah covid 19. 

Kapasitas zoom yang hanya menampung 100 orang peserta mengakibatkan peserta diurutan berikutnya harus gigit jari tidak bisa masuk dalam zoom meeting. Tetapi penyelenggara tidak membiarkan peserta yang sudah antusias mengikuti kegiatan harus  gigit jari, webinar bisa dikuti dari youtube (livestreaming) dan  dengan kewajiban dan hak yang sama dengan peserta yang mengikuti lewat zoom. Kewajiban mengikuti sampai selesai dan berhak mendapat sertifikat. Bagaimana peserta bisa mengikuti sampai selesai? Penyelenggara mempunyai teknik yaitu mengirim link presensi  menjelang akhir kegiatan webinar. Cerdas kan panitianya?

Sahabat literasi, 
Pengalaman saya,  saat menanti beberapa webinar dimulai memang memerlukan kesabaran. Peserta yang banyak bahkan seluruh Indonesia membuat kita belum tentu bisa masuk kegiatan webinar lewat zoom atau sekedar menyaksikan lewat youtube. Saya pernah beberapa kali gagal masuk lewat zoom sehingga saya mengatakan bahwa mengikuti suatu kegiatan harus on time. Pada webinar berikutnya, saya menanti jauh sebelum kegiatan dimulai. Hanya lengah sedikit, ketika ID dan pasword dishare (ada penyelenggara yang share ID dan pasword pada menit-menit terakhir sebelum kegiatan dimuai) menyebabkan saya gagal mengikuti lewat zoom. 

Pertama kali, ketika  tidak bisa masuk lewat  zoom, saya panik, menyalahkan sambungan listrik yang mati, menyalahkan diri sendiri yang lupa dengan baterai handphone yang low, menyalahkan latop yang tidak jelas suaranya, menyalahkan anak yang tidak mau membantu dan parahnya lagi berburuk sangka pada penyelenggara yang mengeluarkan saya dengan tiba-tiba dari zoom yang awalnya sudah bisa bergabung. Panik dengan kejadian itu, berusaha mencari siaran langsung di youtube. Diakhir kegiatan baru mengtahui bahwa zoom hanya mampu menampung peserta sejumlah 100 orang. Kurang afdol saja rasanya jika tidak mengikuti lewat zoom.

Ilmu, aplikasi dan sertifikat
Webinar adalah salah satu teknik untuk berburu ilmu. Webinar yang menjamur saat ini merupakan peluang dan kesempatan emas untuk menambah wawasan. Materi yang disajikan tentunya materi yang sangat dibutuhkan oleh guru di masa pandemi ini. Diharapkan ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam tugas masing-masing.

Bulatkan niat untuk mengikuti webinar dengan tujuan  berburu ilmu dan menambah wawasan dan menambah teman bukan sertifikat.  Walaupun memang sertifikat itu sangat menggiurkan tetapi tidak menjadi yang diributkan ketika terlambat mendapatkan. Sejatinya mendapat sertifikat adalah bonus bawaan yang mengikuti ilmu yang kita terima.

Apa orientasi kita mengikuti webinar?
Ilmu untuk menambah wawasan ataukah sertifikat dan lainnya?

Sahabat literasi, 
Tulisan ini hanya merupakan pendapat pribadi, jadi jikatulisan ini  salah atau kurang lengkap, mohon  diberikan masukan saran dan bukan untuk diperdebatkan. 

Lombok, 19 Juli 2020


Wednesday, July 15, 2020

Terampil Menulis Artikel, Cakap Menulis Buku (Resume 30)

Oleh Nuraini Ahwan

Terampil  menulis artikel, cakap menulis  buku. Demikian  kalimat yang mengawali paparan Bapak M. Anwar Djaelani pada kuliah online malam ini. Kuliah  online yang digagas oleh bloger ternama Bapak Wijaya Kusumah , akrab dipanggil Om Jay. Moderator hebat sekaligus penulis buku memandu kegiatan malam ini,  Ibu Kanjeng panggilan untuk bunda Sri Sugiastuti. 

Bapak M. Anwar Djaelani, Ayah tiga anak yang saat ini dalam keseharian beliau mengajarkan mata kuliah "Teknik Penulisan Karya  Tulis Ilmiah" dan "jurnalistik". di STAIL Pesantran Hidayatullah Surabaya  dan pesantren elKISI Mojekerto. 

Beliau  seorang penulis. Telah menulis artikel sejak tahun 1996 dan menulis  6 buah buku. Menulis adalah sebuah keterampilan yang dilatihkan. Seseorang akan terampil jika ada motivasi dan keinginan untuk membaca  sehingga memunculkan rangsangan untuk gemar menulis. Buku yang dihasilkan juga berawal dari keaktifan menulis artikel. Ini artinya bahwa trampil menulis artikel akan bermuara pada kecakapan menulis buku.

Bagaimana bisa menulis artikel   menurut Bapak M. Anwar Djaelani?
  1. Perlu latihan. menulis perlu latihan untuk menjadi terampil dalam menulis. Diawali dengan menulis artikel karena kecakapan dalam menulis artikel akan bermuara pada kecakapan menulis buku
  2. Banyak membaca, Banyak membaca merupakan modal utama penulis. Dengan membaca akan menambah wawsan, memunculkan ide dan memeprkaya perbendaharaan kata, Senada dengan yang diuraikan dalam tulisan Bapak Prof Ngainun Naim pada bloh https://spirit-literasi.com" Membacalah agar mampu merangkai kalimat demi kalimat menjadi indah"
  3. Perlu semangat di saat menulis " Andai tak punya murid, Saya akan mengajar dengan pena" ungkapan pendiri podok pesantren Gontor KH Imam Zarkasy. Sebagai bentuk ungkapan semangat beliau dalam menulis.
  4. Tema untuk dikembangkan untuk artikel bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi dan internet. Intinya tema terdesia di sekeliling kita.
  5. Pasang niat dan motivasi yang benar. Sukes seorang penulis tergantung niat.
Bagiamana agar tulisan artikel  bisa dimuat di media?
  1. Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. 
  2. Orisinal gagasan
  3. Kekuatan argumentasi
  4. Kecermatan berbahasa
Langkah Menulis artikel;
  1. Tetapkan tema
  2. Buat Outline (kerangka karangan) untuk memudahkan pengembagan penulisan
  3. Ikuti alur menulis, "Tiga Besar" pendahuluan, pembahasan, penutup. Pendahuluan berisimasalah apa yang akan kita bicarakan. Pembahasan urai dan analisis masalah yanng dipaparkan dalam pendahuluan. Penutup berisikesimpulan berdasarkan  uraian dan analisis sebelumnya.
Sahabat literasi, bapak M. Anwar  Jaelani juga memberikan contoh outline artikel seperti di bawah ini' 

Tetap Berseri-Seri Belajar di Masa Pandemi
  • Pandemi covid 19, Ujian bagi semua, 1 pargarag
  • Manusia selalu diuji dalam bentuk beragam, 2 paragraf
  • Sekilas Covid 19, 1 paragraf
  • Dampak negatif covid 19 secara umum ( 3 paragraf
  • Dampak negatif covid 19 dalam dunia pendidikan, 3 paragraf
  • Sudut pandang agama, bersama kesulitan dan kemudahan, 2 paragraf
  • Berbaga cara belajar di saat pandemi, 4 pargaraf
  • Penutup, tetap optimis di situasi apapun, 1 paragraf

Total 16 paragraf.
Tulisan di koran biasanya 6000 karakter atau sekitar 15 paragraf.

Bagaimana dengan judul artikel?
Ada 2 aspek  yang sangat berperan besar dalam kesukesan sebuah tulisan sehingga tulisan bisa dibaca sampai akhir yakni judul dan paragraf pertama atau lied dari tulisan.
Menurut bapak M. Anwar, tentang judul, beliau menyebutnya dengan istilah "Judul Pemanggil.'
Judul yang baik antara lain:
  1. Mampu mencuri perhatian pembaca
  2. Mencerminkan tema/arah tulisan ( Miniatur isi keseluruhan tulisan)
  3. Ringkas dan padat
Bagaimana ketentuan judul  artikel?
  1. Judul sekitar 4 kata
  2. Kata tugas tidak dihtiung (di, yang, kepada, terhadap, bagi dan kata tugas lainnya)
  3. Judul mengandung rima atau perulangan buntyi contoh ( "Rindu Pemimpin Menulis Buku". rimanya u-u, "Menjaga Martabat Penerima Zakat", rima at-at)
Penjelasan alur menulis Artikel, "Tiga Besar"
Berikut penjelasan Bapak M. Anwar Djaelani tentang alur menulis artikel dengan tiga besar.

Pertama, Lead dalam sebuah tulisan, "Lied Penggoda"

Lied adalah pendahuluan dalam bentuk paparan ringkas dari masalah yang akan dikupas. Posisi lied menenpati paragraf pertama yang berfungsi menggugah rasa ingin tahu pembaca. Lied mengantar pembaca ke gagasan utama.

Kedua, Pembahasan , "Pembahasan nan Menawan"
Pembahsan isinya berupa analisi atas masalah yang diangkat, harus sistemais, argumentatif, tuntas dan ditulis dalam bahasa yang baku, tetap dengan sentuhan populer,

Ketiga, Penutup,"Penutup yang Menggugah,"
Bagian ini berisi kesimpulan dan atau saran atas masalah yang dikupas. Disajikan dengan gaya pamit. 

Dari artikel ke Buku.
Terampil menulis artikel akan bermuara kepada cakap menulis buku. Seeorang yang terbiasa menulis artikel akan cekatan menulis buku. Berikut prosesnya:
  1. Merancang dan menulis buku dengan menetapkan tema yang akan diangkat, buat daftar isi dan segeralah mulai menulis
  2. Menghimpun artikel menjadi buku. Tulis artikel sebanyak mungkin dengan tema sejenis.  setelah cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: Edit ulang,  tidak menggunakan kata pekan lalu, kemarin dan lain-lain (bahasa koran) tetapi sebutkan tanggalnya.
  3. Jika diperlukan bualah rubrikasi. Mungkin jika semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkandalam bidang yang lebh khusus. Misalnya Spirit Pembelajar di Semua Musim.
Resensi Buku

Resensi dalah ulasan kritis tentang sebuah buku. Berisi identitas buku, ringkasan isi buku, bagian-bagian penting dan penilaian objektif tentang buku. 

Panduan Lengkap dalam Menulis Resensi Buku
  1. Tulislah identitas buku!
  2. Apa isi ringkas buku?
  3. Apakah penulis memilki kompetensi?
  4. Apakah buku itu didukung rederrensi memadai?
  5. Buku lebih ditujukan ke segemen pembaca mana?
  6. Adakah pengetahuan baru yang disodorkan atau sekedar petisi atau pengulangan  dari buku yang sudah ada?
  7. Apa kelebihan dan kekurangan buku tersebut?
  8. Tepatkah moment kehadirannya?
  9. Berhargakah untuk segera dibaca atau dimiliki?
Keuntungan jika sering menulis resensi buku adalah ketika menulis akan lebih terbimbing karena sering mengkritik tulisan orang lain, tidak mengulang  kesalahan -kesalahan yang dilakukan oelh penulis-penulis lain.

Sahabat literasi dan guru hebat, 
Apa kata bapak M. Anwar Jaelani di akhir paparan?
  1. Untuk koran yang tulisannya terdiri dari 15 paragraf. Bisa bertambah bisa bertambah di saat menulis. Tetapi jangan terlalu jauh dari perkiraan. Misalnya diperikakan 2 paragraf bertambah menjadi 5 paragraf atau sebaliknya.
  2. Tulisan artikel bukan tulisan fiksi
  3. Kutipan harus dicantumkan untuk menjunjung tinggi tradisi dunia. Pengutipan sumber kutipan cukup sederhana  baik langsung maupun tidak langsung ( nama, tahun terbit buku, halaman berapa)
  4. Opini, tulisan bertumpu pada pendapat sendiri. Penulisannya formal ditulis oleh siapapun
  5. Kolom, gaya penulisannya lebih cair, biasanya ditulis oleh orang yang sudah terkenal. Diberikan ruang khusus. 
  6. Feature. berita yang ditulis dengan panjang lebar, bergaya sastra, menarik, memiliki sentuhan human interest.
Kalimat Motivasi dari Bapak M. Anwar Jaelani

"Percuma ikut pelatihan demi pelatihan, mebaca panduan menulis jika tidak merepakan 3 M, "Mulai,mulai dan mulai."

Sahabat liteasi dan guru hebat, semoga resume ini akan bermanfaat dalam kegiatan menulis kita.

Lombok, 15 Juli 2020
HP. 081805597038 



Monday, July 13, 2020

Menulislah Untuk Mencari Senang Resume 29)

Oleh Nuraini Ahwan

Memenuhi tantangan menulis dari orang lain bisa jadi menjadi awal suksesnya seseorang dalam menulis. Seperti yang dialami oleh penulis hebat, Bapak Drs, Jumanto, M.Pd, Ketua PGRI kabupaten Rembang, penulis puluhan buku.  Beliau bisa kita kunjungi lewat email yang beliau bagi kepada peserta yaitu, pgriembang17@gmail.com. Beliau saat ini sebagai pengawas sekolah. 

Mengawali dunia kepenulisan dengan menulis puisi karena menurut beliau puisi itu mudah. Tantangan dari Bapak Prof. Dr. Sarwiji Suwandi kepada beliau untuk membuat buku ajar . Tantangan langsung dijawab dengan hasil karya berupa buku ajar dalam waktu satu bulan. Beliau menyelesaikan buku ajar untuk SMA. Buka saja untuk SMA, beliau juga menyelesaikan buku ajar untuk SMP.  Buku yang diselesaikan tidak membutuhkan waktu yang lama. Buku bisa selesai dalam waktu 2 minggu. 

Buku yang dihasilkan langsung dinilai oleh pusat perbukuan. Bapak Jumanto mengedit langsung bukunya sendiri berdasarkan hasil penilaian  atau catatan-catatan dari tim penilai. Beliau mendapatkan SK Penerbitan dan siap terbitkan setelah buku selesai dinilai.  

Tantangan demi tantangan diterima oleh Bapak Jumato, baik dari Direktur penerbit maupun dari pemerintah ketika meluncukan buku BSE.  Pemerintah buku yang dituls oleh penulis baik secara indi maupun lewat penerbit dan lulus penilaian. Oleh pemerintah buku-buku tersebut diberi HET sehingga boleh diterbitkan oleh pihak ketiga. Kesempatan tdak dibirkan berlalu. Bapak hebat ini mendirikan penerbit untuk mengajukan izin mencetak BSE.

Menjadi penulis. editor marketing dan manager mengantarkan beliau menduduki jabatan sebagai Ketua Badan Penerbitan PGRI Jateng dengan penerbit PGRI Jateng Press.

Motivasi dari Narasumber (Bapak Drs. Jumanto M.Pd):

"Menulis itu mudah, dengan menulis mendapat kenikmatan, langsung menulis, jangan berpikir terlalu dalam, kreatifitas akan membara jika dipengaruhi oleh motif yang berbeda-beda (cari jenang, cari jeneng dan cari senang.  Motif pada tingkatan terakhir adalah motif senang.  Saat menulis sudah menjadi kebiasaan, maka saatya menulis ke arah khusus atau tujuan tertentu atau pembaca tertentu. Misalnya untuk TK, SD. SMP. SMA bahkan untuk umum"

Apabila tulisan  sudah mengalir,, baiknya  penulis mengikuti arah calon pembacanya sebagaimana diatur dalam UU Perbukuan Nomor 3 tahun 2017
Selanjutnya, perhatikan garis besar tentang UU NO 3 tahun 2017 tentang perbukuan.

Bagaimana menulis buku non pelajaran?
Menulis buku non pelajaran lebih leluasa meggali ide apa yang ada dipikiran
Menulis itu mudah, ide ada imana-mana. Inspirasi akan muncul sewaktu-waktu. Kita bisa menangkap ide yang muncul dengan mudah . Tulislah pokok-pokok ide yang muncul saat sibuk yang akan bisa ditulis dalam outline kemudian.

Ide-ide yang muncul ditulis dengan ketentuan, selanjutnya diarahkan sesuai dengan calon pembaca.  Apabila ada kendala, buat outline agar ada tuntunan dalam menulis menjadi lancar

Apa kata  Narasumber hebat kita ( Bapak Drs.  Jumanto, M.Pd)?
  1. Suka duka dalam menulis tentu ada. Seperti yang dialami oleh bapak Jumanto, sukanya adalah mendapatkan penghasilan melebihi pendapatan sebagai PNS selama 30 tahun. Dalam urusan karir, 8 tahun beliau  menjadi guru langsung diangkat menjadi pengawas. Memberikan tauladan kepada 3 buah hatinya untuk berpestasi. Dukanya, jam istirahat sangat kurang,  rata-rata jam tidur hanya  jam sehari.
  2. Agar tulisan bisa bekembang, untuk menulis tentang sesorang maka harus banyak observasi  terhadap dunia orang tersebut dan banyak membaca bukunya. Jangan lupa membuat outline.
  3. Penerbit Jateng Press membantu guru menerbitkan buku dengan rincian biaya. Boleh menerbitkan sendiri secara indi atau bisa di jateng press. Penerbit juga membantu dari cover sampai kepada pengurusan ISBN
  4. Tulisan yang layak adalah tulisan yang sesuai dengan pembaca dn sesuai dengan UU  No 3 tahun 2017 tentang perbukuan.
  5. Menulis cerpen, awali juga dengan outline. Awal dengan paragraf awal yang menggigit agar pembaca penasaran untuk melanjutkan membacanya
Sahabat literasi dan guru hebat,
  1. Menulis dan menulislah
  2. Tulislah tema yang ad di sekeliling kita
  3. Jagalah motivasi diri dalam menulis sehingga kita tetap bersemangat
  4. Buat outline agar tulisan terarah dan konseptual
  5. Saat menulis hindari niat untuk mengoreksi dan mengedit
  6. Buku yang ditulis sesuai dengan UU NO 3 tahun 2017 tentang perbukuan
  7. Kendala kita dalam menulis adalah malas
  8. Untuk menjadi penulis bukan ditentukan bakat tetapi karena kemauan untuk menulis.
Lombok, 13 Juli 2020
Hp.081805597038
Email.ahwan.nuraini69@gmail.com



Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...