Sunday, July 19, 2020

Webinar. Ilmu didapat atau Sertifikat yang Memikat?

Oleh Nuraini Ahwan


Sesungguhnya kita semua adalah penulis. Ada yang sudah menulis tetapi ada yang masih tersimpan di kepala,  tidak bisa dibaca oleh orang lain. Ada yang sudah menulis dan sudah pula menuangkannya dalam bentuk deretan huruf atau aksara menjadi rangkaian kata dan kalimat yang bermakna sehingga bisa dibaca oleh orang lain.  
Begitulah  tentang menulis.

Sahabat literasi, tidak menulis dalam beberapa hari bukan membuat kita menjadi fresh dan lebih semangat lagi dalam menulis tetapi justru membuat kita menjadi malas dan ada sedikit rasa enggan untuk menulis.  Bahkan ide yang biasanya lancar mengalir malah menjadi menghilang dan agak sulit ditemukan. Apalagi akan menulis ide yang sekian banyak untuk ditulis sekalian justru menyulitkan  diri sendiri.

Sahabat literasi, 
Beberapa hari ini, saya tidak melakukan aktivitas menulis. Ide yang ada hanya terekam dalam kepala, catatan kecil di buku, rekaman suara  dan downloadtan  video di handphone.  Rencananya semua akan ditulis dalam blog https://nurainiahwan.blogspot.com. Mengisi hari dengan mengikuti kegiatan Webinar yang diadakan oleh beberapa lembaga. Pertama webinar dari Plan Indonesia, Duta rumah Belajar bekerjasama dengan LPMP DIY, webinar LPMP NTB, webinar dari penerbit Andi dan beberapa webinar lainnya. 

Webinar, singkatan dari web dan seminar. Yakni sebuah seminar yang dilakukan melalui sebuah situs web atau aplikasi tertentu berbasis internet.   Teknik ini  banyak digunakan pada saat pandemi covid 19 ini. Hal ini juga sudah pernah saya tuliskan pada blog sebelumnya bahwa webinar saat ini sedang menjamur. Webinar ini sendiri memungkinkan pembicara atau pengisi materi membagikan informasi lewat internet atau media lainnya. 

Teknik ini, menurut pendapat saya sangat tepat digunakan di saat pandemi yang mengharuskan kita untuk memperhatikan protokol kesehatan. Tidak memungkinkan dilaksanakan seminar dengan cara konvensional atau tatap muka langsung. Webinar yang dilaksanakan oleh beberapa instansi seperti LPMP, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, plan Indonesia, kalangan penerbit, duta rumah belajar dan pemerhati pendidikan lainnya, kebanyakan menggunakan aplikasi zoon cloud meeting dalam pelaksanaan webinar. Dari beberapa webinar yang saya ikuti, ada penyelenggara yang menguanakan aplikasi webex meet

Webinar itu sendiri menjadi menarik ketika ada tulisan free -E-sertifikat, peserta terbatas dalam brosur atau pamplet yang dishare di media sosial. 
Maka berlomba-lombalah peserta mendaftar sehingga dengan cepat peserta membludak melampaui kapasitas zoom sejumlah 100 orang. Semua berburu untuk mengikuti webinar guna  mendapatkan ilmu dan memperoleh sertifikat. Adu cepat. Siapa cepat dia dapat. Siapa yang lambat akan dijawab kuota penuh. 

Bagi guru, ini adalah peluang untuk pengembangan diri mereka. Memperoleh ilmu, bertambah wawasan untuk diaplikasikan dalam tugas masing-masing dan memperolah sertifikat yang bisa digunakan dalam pengembangan diri untuk kenaikan pangkat mereka. Siapa yang peka dengan peluang ini, maka dialah yang beruntung dan mengambil hikmah dari situasi saat ini. Tantangan untuk belajar dan peluang untuk maju di tengah covid 19. 

Kapasitas zoom yang hanya menampung 100 orang peserta mengakibatkan peserta diurutan berikutnya harus gigit jari tidak bisa masuk dalam zoom meeting. Tetapi penyelenggara tidak membiarkan peserta yang sudah antusias mengikuti kegiatan harus  gigit jari, webinar bisa dikuti dari youtube (livestreaming) dan  dengan kewajiban dan hak yang sama dengan peserta yang mengikuti lewat zoom. Kewajiban mengikuti sampai selesai dan berhak mendapat sertifikat. Bagaimana peserta bisa mengikuti sampai selesai? Penyelenggara mempunyai teknik yaitu mengirim link presensi  menjelang akhir kegiatan webinar. Cerdas kan panitianya?

Sahabat literasi, 
Pengalaman saya,  saat menanti beberapa webinar dimulai memang memerlukan kesabaran. Peserta yang banyak bahkan seluruh Indonesia membuat kita belum tentu bisa masuk kegiatan webinar lewat zoom atau sekedar menyaksikan lewat youtube. Saya pernah beberapa kali gagal masuk lewat zoom sehingga saya mengatakan bahwa mengikuti suatu kegiatan harus on time. Pada webinar berikutnya, saya menanti jauh sebelum kegiatan dimulai. Hanya lengah sedikit, ketika ID dan pasword dishare (ada penyelenggara yang share ID dan pasword pada menit-menit terakhir sebelum kegiatan dimuai) menyebabkan saya gagal mengikuti lewat zoom. 

Pertama kali, ketika  tidak bisa masuk lewat  zoom, saya panik, menyalahkan sambungan listrik yang mati, menyalahkan diri sendiri yang lupa dengan baterai handphone yang low, menyalahkan latop yang tidak jelas suaranya, menyalahkan anak yang tidak mau membantu dan parahnya lagi berburuk sangka pada penyelenggara yang mengeluarkan saya dengan tiba-tiba dari zoom yang awalnya sudah bisa bergabung. Panik dengan kejadian itu, berusaha mencari siaran langsung di youtube. Diakhir kegiatan baru mengtahui bahwa zoom hanya mampu menampung peserta sejumlah 100 orang. Kurang afdol saja rasanya jika tidak mengikuti lewat zoom.

Ilmu, aplikasi dan sertifikat
Webinar adalah salah satu teknik untuk berburu ilmu. Webinar yang menjamur saat ini merupakan peluang dan kesempatan emas untuk menambah wawasan. Materi yang disajikan tentunya materi yang sangat dibutuhkan oleh guru di masa pandemi ini. Diharapkan ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam tugas masing-masing.

Bulatkan niat untuk mengikuti webinar dengan tujuan  berburu ilmu dan menambah wawasan dan menambah teman bukan sertifikat.  Walaupun memang sertifikat itu sangat menggiurkan tetapi tidak menjadi yang diributkan ketika terlambat mendapatkan. Sejatinya mendapat sertifikat adalah bonus bawaan yang mengikuti ilmu yang kita terima.

Apa orientasi kita mengikuti webinar?
Ilmu untuk menambah wawasan ataukah sertifikat dan lainnya?

Sahabat literasi, 
Tulisan ini hanya merupakan pendapat pribadi, jadi jikatulisan ini  salah atau kurang lengkap, mohon  diberikan masukan saran dan bukan untuk diperdebatkan. 

Lombok, 19 Juli 2020


2 comments:

  1. 👍👍👍👍 inspiratif..
    . sukses selalu bu kepala...

    ReplyDelete
  2. Lika liku perjuangan webinar ..signal, data, batrai ha ha semangat bu...smg sukses

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...