Friday, April 30, 2021

Penganugrahan Tanda Kehormatan Satyalancana.

Oleh Nuraini Ahwan

Satyalancana Karya Satya merupakan penghargaan atau tanda kehormatan dari Presiden Republik Indonesia yang dianugrahkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,  negara dan pemerintah serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan dan disiplin secara terus menerus. 

Hitungan terus-menerus jika dilihat pada PNS yang menerima yakni terus menerus  sepuluh tahun, dua puluh tahun dan tiga puluh tahun. Bagi yang menerima penghargaan ini, sungguh merupakan sesuatu yang luar biasa. Mengingat banyaknya jumlah PNS di negara kita. 

Hari ini, Jumat, 30 April 2021, penyerahan tanda kehormatan ini dilaksanakan di Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Barat untuk 76 orang PNS dari 875 yang diusulkan tahun 2019 lalu. Ucapan selamat mengalir kepada teman-teman yang beruntung ini. Harapan semoga tanda kehormatan ini menjadi pemantik semangat bekerja PNS sesuai dengan kreteria penganugrahan tanda kehormatan ini. 

Dasar penganugrahan satya lencana  tahun ini adalah  pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2010 ( lembaran negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 43, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5115) dan Keputusan Presiden RI Nomor  66/TK/ Tahun 2020 tertanggal  22 Juli 2020.

Tentu perasaan bahagia menyelimuti hati teman-teman yang menerima tanda kehormatan ini. Piagam, SK dan Lancana (medali). Bahagia ketika pada selembar kerta tertulis nama diri dan nama orang nomor satu di negeri ini. Presiden Republik Indonesia. 

Bangga tentu, karena tidak semua PNS mendapatkannya. Ada manfaat? Jelas!  Piagam ini bisa digunakan untuk usul penetapan angka kredit jabatan guru sesuai dengan PermenPANRB Nomor  16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit nya. 

Selamat bagi teman-teman, semoga ke depan rasa yang sudah teman-teman rasakan dapat dirasakan pula oleh teman-teman dengan masa pengabdian yang sama. 

Mengapa tidak semua menerima?  Yang jelas penganugrahan ini ada mekanisme dan aturan yang harus dipenuhi. 

Tidak bertanya mengapa dan mengapa. Semua sudah rezeki dan rezeki tidak pernah tertukar. Pengabdian tetap tinggi, disiplin tetap dijaga, kejujuran tetap dipegang dan kecakapan terus ditingkatkan demi negara tervinta, Indonesia. 

Lombok, 30 April 2021.

Monday, April 26, 2021

Jika Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak, Lakukan Saran Ini

Oleh Nuraini Ahwan

Sahabat,... 

Beberapa waktu yang lalu, saya sudah menulis tentang penelitian tindakan kelas. Mengapa penelitian tindakan kelas ditolak oleh penilai angka kredit jabatan guru.. Penolakan tidak sembarang  penolakan tentunya.  Laporan penelitian tindakan kelas para guru ditolak tentunya berdasarkan panduan yang ada pada buku 5.

Buku 5 menjadi pegangan penilai  penetapan angka kredit jabatan guru. Buku ini tepatnya merupakan pedoman penilaian kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi guru pembelajar. Buku ini berisi pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. 

Kembali ke judul tulisan ini,  apa saran bagi  laporan penelitian tindakan kelas yang ditolak? 

Kita perhatikan terlebih dahulu tentang laporan penelitian tindakan kelas atau laporan PTK. Laporan PTK termasuk dalam publikasi ilmiah yakni publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan. Sederetan yang termasuk dalam bagian publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif ini adalah laporan PTK, tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer dan artikel ilmiah. 

Dalam buku 5, dibahas tentang pokok-pokok penilaian dan alasan penolakan termasuk alasan penolakan laporan penelitian tindakan kelas. Di samping  alasan penolakan, buku ini menjelaskan juga saran yang harus dilakukan oleh pengusul angka kredit jabatan guru agar laporan PTK yang diajukan kembali bisa lolos penilaian. Apakah harus memperbaiki, melengkapi atau membuat laporan penelitian yang baru. 

Jadi jika sahabat ingin lolos penilaian tanpa harus perbaikan, maka sebaiknya sahabat membaca buku ini. 

Sahabat yang belum membaca buku 5, pada tulisan sebelumnya, saya menulis tentang alasan penolakan. Kali ini saya akan berbagi kepada para sahabat saran untuk setiap alasan penolakan laporan penelitian tindakan kelas. Ada 5 alasan penolakan dengan saran yang dapat disarikan menjadi saran untuk membuat publikasi ilmiah yang baru atau memperbaiki, memperbaiki dan melengkapi lampiran-lampirannya,  atau saran segera melakukan seminar. 

Mari kita simak, laporan yang bagaimana yang ditolak dan diganti dengan publikasi ilmiah yang baru, membuat publikasi ilmiah baru atau memperbaiki laporan yang sudah ada, atau laporan yang bagaimana yang disarankan untuk diperbaiki dengan melengkapi lampiran - lampirannya dan laporan yang bagaimana yang diminta untuk dilakukan seminar. Kita akan bahas satu persatu. 

Jika laporan para sahabat dinyatakan sebagai laporan PTK, namun tidak jelas apa, bagaimana dan mengapa kegiatan tindakan dilakukan, juga tidak jelas bagaimana peran hasil evaluasi dan refleksi pada penentuan siklus-siklus berikutnya, pengusul dupak, disarankan untuk membuat publikasi ilmiah  baru, yang berisi atau mempermasalahkan permasalahan nyata di bidang pendidikan yang sesuai dengan tugas para sahabat. 

Jika laporan penelitian para sahabat dinyatakan sebagai laporan PTK, namun apa yang dijelaskan dalam laporan itu seperti pembelajaran biasa, tidak ada pembaharuan, tahapan dalam siklus seperti pembelajaran biasa, maka para sahabat diminta membuat publikasi ilmiah baru, yang mempernasalahkan permasalahan nyata, sesuai dengan tugas, ada proses mencoba dan menganalisis penggunaan metode baru, satu siklus minimal dua kali pertemuan. 

Jika laporan penelitian yang diajukan, dalam metode penelitiannya belum mengemukakan tahapan tindakan tiap siklus dan indikator keberhasilannya, pada laporan hasil dan pembahasan belum melaporkan data yang lengkap tiap siklus, perubahan yang terjadi pada peserta didik, guru atau kelas serta bahasan terhadap keseluruhan hasil penelitian serta lampiran belum lengkap. Jika seperti ini alasan penolakan yang ditulis oleh penilai pada lembar pemeriksaan publikasi ilmiah,  saran untuk penolakan seperti ini adalah  para sahabat harus membuat publikasi ilmiah yang baru atau memperbaiki laporan yang sudah ada, dengan memelrhatikan kerangka isi  laporan PTK. 

Adapun kerangka  laporan penelitian tindakan kelas yang ditentukan dalam buku ini sebagai berikut:

Bagian Awal: halaman judul, lembar persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran, serta abstrak atau ringkasan. 

Bagian Isi: terdiri dari bab pendahuluan ( latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian), bab kajian teori/tinjauan pustaka,  bab metode penelitian, bab hasil -hasil penelitian, diskusi hasil  dan bab simpulan, saran-saran. 

Bab Penunjang berisi sajian daftar Pustaka, dan lampiran-lampirannya yang selengkap-lengkapnya. (Instrumen yang digunakan, contoh hasil kerja peserta didik, contoh isian instrument, foto kegiatan, surat ijin penelitian, RPP setiap siklus dan dokumen penunjang keaslian penelitian tersebut. 

Sahabat, hendaknya mengikuti sistematika seperti yang dijelaskan dalam buku 5 seperti yang diuraikan di atas. Selanjutnya kita perhatikan lagi alasan penolakan dan saran berikutnya  dari penolakan laporan PTK sebagai berikut;

Dari segi isi, laporan PTK telah cukup baik namun beberapa lampiran  belum dilampirkan. Oleh karena itu para sahabat diminta memperbaiki lampiran dengan  melengkapi lampiran yang dimaksud. Adapun lampiran yang dimaksud adalah RPP semua siklus, semua instrumen yang  digunakan,  contoh hasil kerja peserta didik dan guru, surat ijin, foto kegiatan dengan penjelasannya, daftar hadir untuk  semua pertemuan, surat pernyataan dari kepala sekolah mengenai berita acara seminar dan lain-lain. 

Terakhir jika laporan PTK ditolak karena belum diseminarkan, maka segera lakukan seminar dengan memperhatikan ketentuannya seminar. Seminar dilakukan  minimal di sekolah/ KKG/MGMP dengan mengundang 3 sekolah. Jumlah peserta minimal 15 orang. Memenuhi segala kelengkapan seminar seperti surat keterangan dari kepala sekolah yang ditempati seminar/panitia seminar/ketua KKG/MGMP, berita acara seminar, daftar hadir, notulen seminar dan persyaratan lain sesuai dengan aturan. 

Para sahabat, sebelum mengajukan laporan penelitian tindakan kelas kepada penilai, sebaiknya menelaah dulu atau mengecek laporannya. Sudah sesuaikah dengan buku 5 agar PTK para sahabat bisa dinilai. 

Demikian para sahabat, alasan penolakan dan saran bagi para sahabat yang hendak dan sudah mengajukan dupak jagur. Semoga tulisan ini bermanfaat.  

Lombok, 26 April 2020


Sunday, April 25, 2021

Bincang-Bincang yang Mengasyikkan

Oleh Nuraini Ahwan


Berbincang-bincang  dengan lawan bicara yang tepat sangat mengasyikkan. Lawan bicara yang tepat maksudnya adalah lawan bicara yang ada kesamaan dengan diri kita. Misalnya sama hobi, sama kesukaan, sama pekerjaan dan kesamaan-kesamaan lainnya. 

Jika bertemu dengan lawan bicara seperti ini, bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Bahkan waktu akan terasa sangat cepat berlalu. Bawaannya senang saja, asyiik dan tentu tak kan pernah habis bahan pembicaraan. 

Satu contoh, ketika selama ini usaha menebar semangat literasi tak mendapat sambutan, lalu bertemu dengan teman yang memiliki semangat menulis dibuktikan dengan hasil tulisannya yang tersimpan rapi, maka perbincangan akan tambah menyenangkan. Perbincangan menjadi panjang lebar. 

Bukan merasa menjadi hebat di hadapannya, tetapi merasa mendapat teman baru yang setujuan. Mendapat teman berbagi dan saling mendukung. 

Seperti ada obat buat penulis pemula ketika ada sahabat mau diajak bersama dalam kegiatannya Ketika ada yang antusias terhadap ceritanya tentang karya. Seperti ada penghargaan yang luar biasa terhadap apa yang sudah dihasilkannya. Terlebih ketika karyanya  ada  di tangan lawan bicaranya. 


Lombok, 25 April 2020

Menghitung Hari

 Oleh Nuraini Ahwan. 

Memegang dan memeluk komitmen dan konsistensi memang bagi sebagian orang sangat dirasakan berat. Banyak gangguan atau godaan yang silih berganti datang. Gangguan atau godaan itu bisa berasal dari luar bisa juga berasal dari dalam diri sendiri. Godaan terberat yang membuat seseorang tidak bisa memeluk, memegang komitmen dan konsistensi, justru berasal dari diri sendiri. Demikian juga sebaliknya, kekuatan terbesar untuk mengalahkan gangguan dan godaan itu juga berasal dari dalam diri sendiri. Pendapat atau pernyataan ini merupakan pernyataan dari pengalaman pribadi. Bagaimana dengan para sahabat? 

Memegang dan memeluk komitmen dan konsistensi juga dirasakan berat pada kegiatan menulis. Selalu saja ada gangguan atau godaan  yang membuat komitmen dan konsistensi ternoda.  Harusnya menulis setiap hari tentang apa saja yang enak ditulis tetapi pada kenyataannya, ada saja hari yang terlewatkan dari kegiatan menulis. Didisiplinkan seperti apa, jika diri tak mampu melawan gangguan atau godaan itu, pendisiplinan itu tidak akan berarti, sehingga akan ada saja hari yang tak diisi dengan kegiatan menulis. Sehingga upaya pendisiplinan diri tak terwujud. Ada hari yang tak tercentang di daftar peserta yang menyetor tulisan. Ini juga pengalaman pribadi. 

Bapak Wijaya Kusumah dalam tulisan beliau beberapa hari yang lalu, cukup menohok saya, ketika dalam tulisan beliau menyatakan bahwa beliau menulis saja setiap hari terlepas dari dicentang atau tidak sebagai tanda sudah menyetor tulisan. Pernyataan ini merupakan bentuk atau pembuktian bahwa beliau sudah mampu memeluk dan memegang komitmen dan konsistensi diri dalam menulis. Beliau membuktikan bahwa  apa yang menjadi pernyataan beliau dalam memotivasi para penulis pemula benar adanya. "Menulislah setiap hari, buktikan apa yang terjadi. "

Tulisan beliau setiap hari menjelma menjadi buku, menginspirasi banyak orang dan dipesan juga oleh banyak orang. 

Komitmen dan konsistensi yang banyak gangguannya ini, tergantung diri sendiri bagaimana menyikapinya. Mengalahkan gangguan dan godaan juga tergantung diri sendiri bagaimana mengelolanya. Jika keduanya tak mampu dikalahkan, maka terjadilah absen menulis atau ada hari yang terlewatkan. Ini juga pengalaman pribadi. Tak mampu melawan, menyebabkan tidak setor tulisan untuk beberapa hari. 

Membuka grup, membaca satu persatu tulisan para sahabat tanpa memberi komentar. Lalu fokus pada tulisan daftar peserta yang menyetor tulisan dari tanggal sekian sampai tanggal sekian. Mengecek nama satu persatu. Ada beberapa hari tak tertera nama dalam daftar. Ini rasanya seperti hutang pribadi meskipun tak dicatat sebagai hutang oleh penanggung jawab grup. Merasa berhutang karena janji dalam diri sendiri untuk menulis setiap hari. Janji pada diri sendiri karena telah mengikrarkan komitmen dan konsistensi untuk menulis setiap hari.  Pembuktian kepada para sahabat bahwa yang memotivasi dengan kalimat menulislah setiap hari , memang benar melakukan kegiatan menulis setiap hari. 

Ada beberapa hari terlewatkan dari kegiatan menulis. Kini saatnya membanyar hutang tulisan. Rafel menulis.... Kalau rafelan dana, ....asyiikkk. Kalau rafelan tulisan membutuhkan pemikiran. Karena menulis itu   memerlukan pemikiran. 

Lombok, 25 April 2021

Tuesday, April 20, 2021

Mengapa Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak

 

Oleh Nuraini Ahwan. 

Kemampuan menulis bermanfaat besar untuk perolehan nilai angka kredit pada kenaikan pangkat seorang guru. Menulis ini ada pada unsur utama penetapan angka kredit jabatan guru. Tepatnya berada pada unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan atau PKB. Tulisan apa yang berkaitan dengan ini? Salah satu yang sering diajukan  guru untuk perolehan angka kreditnya adalah laporan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. 

Mengapa PTK sering ditolak oleh tim penilai angka kredit atau diminta untuk dilakukan perbaikan pada saat pengajuan Dupak? Sebenarnya jika ingin PTK lolos penilaian, pahami dulu ilmunya. Di mana ilmu tentang ini bisa diperoleh?  Semua ilmu yang dicari ada pada buku 5, Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru., Pedoman Penilaian Kegiatan PKB guna Mendukung Pengembangan Profesi Guru Pembelajar.

Buku ini merujuk atau berdasar pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan fungsional Guru dan angka kreditnya. 

Buku 5 atau buku pedoman ini lahir untuk dijadikan acuan bagi tim penilai angka kredit Guru agar tim penilai mempunyai persepsi yang sama di dalam melakukan penilaian terhadap kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi guru pembelajar. 

Bagi sahabat yang hendak mengajukan daftar usul penetapan angka kredit, sebaiknya memahami apa yang diinginkan oleh buku 5 agar tidak mengalami penolakan saat melampirkan bukti fisik publikasi ilmiah berupa laporan hasil penelitian tindakan kelas atau PTK. 

Sahabat dan para guru, 

Barangkali ada di antara para sahabat yang belum membaca buku 5, berikut alasan mengapa laporan  PTK para sahabat ditolak oleh tim penilai. Alasan ini dikutip dari buku 5. 

Pertama, dinyatakan sebagai laporan PTK, namun tidak jelas apa, bagaimana dan mengapa kegiatan tindakan yang dilakukan, juga tidak jelas bagaimana peran hasil evaluasi dan  refleksi pada penentuan siklus-siklus berikutnya. 

Kedua, dinyatakan sebagai laporan PTK, namun apa yang dijelaskan dalam laporan tersebut hanya berupa laporan pembelajaran biasa, tidak ada tindakan yang merupakan   pembaharuan dari kegiatan  yang biasa dilakukan, tahapan dalam siklus sama dengan tahapan  pembelajaran biasa (misalnya satu siklus hanya satu kali pertemuan). PTK bukan pembelajaran biasa tetapi merupakan proses mencoba dan menganalisis penggunaan metode baru yang diutamakan bukan hasil tetapi prosesnya. (Satu siklus minimal dua kali pertemuan) 

Ketiga, publikasi ilmiah yang diajukan berupa penelitian tindakan kelas, namun (a) metode penelitian belum mengemukakan tahapan dan tindakan tiap siklus dan indikator keberhasilannya., (b) pada laporan hasil dan pembahasan belum melaporkan data lengkap tiap siklus, perubahan yang terjadi pada peserta didik, guru atau kelas serta bahasan terhadap keseluruhan hasil penelitian dan (c) lampiran belum lengkap. 

Keempat, isi laporan PTK telah cukup baik, namun beberapa lampiran penting belum dilampirkan. 

Kelima, laporan PTK belum diseminarkan. 

Ulasan di atas bisa menjadi gambaran atau acuan para sahabat, para guru dalam menyusun laporan PTK yang bahkan diajukan untuk usulan penetapan angka kredit jabatan guru. 

Menurut beberapa tim penilai angka kredit banyak temuan yang bisa diuraikan di sini sebagai bentuk informasi kepada para sahabat, para guru agar dalam menyusun laporan dilakukan dengan cara yang tepat sesuai dengan petunjuk. 

Banyak sekali temuan pada saat pemeriksaan dupak. Temuan yang menyebabkan PTK tidak lolos penilaian. 

Para sahabat dan guru hebat. Melakukan penelitian sangat bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran. Menyusun laporan sangat bermanfaat untuk karier kepangkatan para guru. Lalu bagaimana dengan banyak laporan PTK yang diperoleh dari hasil copy faste atau bisa jadi hasil googling di internet. Mengapa bisa terdeteksi? Keteledoran dalam copy faste sehingga ada bagian yang terlewatkan. Ada nama sekolah lain di beberapa bagian halaman. Bahkan judul di cover berbeda dengan judul pada bagian dalam. 

Penilaian tidak mengenal siapa yang punya laporan penelitian yang sedang diperiksa. Akakn tetapi sangat mencolok ketika foto yang digunakan sebagai bukti fisik seminar, ditemukan foto yang sama persis dengan foto seminar di tahun yang berbeda. Ini aneh bukan? Demikian juga dengan foto peneliti dan siswa. 

Hal-hal seperti ini hanya sedikit dari bagian penolakan dan APIK nya sebuah karya. 

Para sahabat, alasan penolakan di atas tentu disertai dengan saran pada setiap butir penolakan. Untuk saran akan di uraikan pada tulisan berikutnya. Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi sahabat dan para guru hebat. 

Lombok, 20 April 2021.

Friday, April 16, 2021

Kangkung Lombok di Bulan Ramadhan.

Oleh Nuraini Ahwan. 

Menu masakan di bulan Ramadhan dibuat istimewa. Masakan yang tentunya berbeda dari keberagaman menu yang biasanya. . Di tempat kami di Lombok, ada sayuran pada saat berbuka yang tak bisa ketinggalan disuguhkan oleh ibu-ibu. Kalau sayuran ini tidak ada, rasanya seperti ada yang kurang dan selera makan menjadi berkurang. Kangkung Lombok yang hijau, lembut dan empuk. 

Sayuran yang saya maksud adalah olahan sayur kangkung menjadi pelecing disebut pelecing kangkung. Pelecing kangkung merupakan makanan atau sayuran khas Lombok saat ini. Pelecing kangkung rasanya sedikit pedas namun menggugah selera. Sekali merasakan kelezatannya, dijamin ketagihan. 

Oleh karena itu, kangkung lombok sering menjadi oleh-oleh ketika berpergian ke luar pulau Lombok. Ke  Bali, Jawa dan ke tempat lain nya. 

Bahan-bahan pelecing kangkung terdiri dari bahan utama yakni kangkung, tauge, kecambah. Bisa juga ditambahkan kacang tanah goreng atau kedelai goreng tergantung selera. Bumbunya terdiri dari cabe, terasi, tomat, kelapa parut dan garam, penyedap rasa (sasa, ajinomoto). Untuk pengharum agar aroma menyengat dan rasa lebih menggigit diperaskan jeruk limau. 

Cara membuat pelecing kangkung adalah dengan merebus kangkung sampai  matang. Toauge juga direbus atau diseduh. Selanjutnya kangkung yang sudah matang disuir-suir. Siapkan bumbu yang diulek lembut yakni cabe, garam dan terasi. Setelah cabe lembut, tambahkan tomat dan diulek bersama cabe yang sudah lembut. Tambahkan penyedap rasa. Kelapa yang sudah diparut, boleh dibumbui dengan cabe besar yang diulek bersama bawang putih sedikit supaya harus. Campur atau aduk bumbu tersebut pada kelapa parut. 

Gambar diambil dari
internet

Penyajian pelecing kangkung dengan menyiapkan kangkung yang sudah disuir di atas piring. Lalu tauge, kecambah dan kacang tanah goreng ditata juga di atas kangkung suir. Boleh juga ditaruh bersebelahan. Terakhir di atas semua bahan ditaburi kelapa parut. Tuangkan bumbunya dan peraskan jeruk limau. 

Pelecing kangkung di bulan Ramadhan sepertinya menjadi sayur favorit sehingga semua berburu kangkung. Bagaimana dampaknya terhadap harga? Ini benar-benar berkah bagi petani kangkung. Harga melonjak naik. Kangkung yang bagus, yang baru dipetik pertama kali bisa jadi saat ini harganya mencapai Rp 3.500. Sebelum Ramadhan, kangkung seperti ini biasanya dibandrol harga Rp 2.000. Kisaran kenaikan harga Kangkung mencapai 50-60 ℅. Tidak hanya kenaikan harga tetapi kadang keberadaan kangkung di bulan Ramadhan menghilang. 

Tanpa pelecing kangkung, makan saat berbuka menjadi kurang selera. Itulah yang menyebabkan orang berburu kangkung sehingga harga kangkung melonjak dan menjadi berkah petani kangkung. 

Lombok, 16 April 2021

Sunday, April 11, 2021

Ahad yang Tergadai

Oleh Nuraini Ahwan. 

Hari Ahad, adalah hari yang memang ditunggu-tunggu. Segudang rencana indah buat keluarga. Masak yang beraneka ragam menu, berwisata bersama keluarga atau berkunjung ke rumah sanak saudara dan para sahabat.  

Namun segudang juga pekerjaan yang rumah yang harus diselesaikan. Rencana indah buat kelurga tak jarang dibatalkan atau ditunda. Tak jarang  pula, seorang ibu lupa pada hak dirinya seperti hak untuk sarapan pagi, hak untuk berdandan. Seorang ibu memilih membereskan dulu pekerjaannya baru sarapan pagi. Makan pagi sekaligus makan siang,, he he. Mengapa? 

Hari Ahad katanya hari libur. Tetapi kenyataannya tidak digunakan untuk istirahatkan tubuh dari aktivitas rumah tangga. Justru Ahad merupakan hari numpuknya pekerjaan bagi sebagian orang terutama ibu-ibu. Mulai dari pekerjaan beres-beres dalam rumah seperti kamar tidur, ruang tamu bahkan mengingatkan buah hati untuk membersihkan juga kamar mereka sendiri.  Yang paling berat pada hari Ahad adalah membereskan urusan dapur. Bagaimana tidak, dapur dari pagi harus sudah hidup. Kompor menyala dan siap membuat sarapan pagi. Gerakan tangan harus cepat. Harus bisa nyambi. Kerja ini dan kerja itu. 

Dapur rupanya tempat yang paling banyak menyita waktu. Sudah beres memasak, harus membereskan perabot yang sudah digunakan untuk memasak. Berikutnya membereskan lagi perabot yang sudah digunakan sarapan. Lebih parah lagi apabila perabot yang digunakan makan malam belum dibereskan malam harinya, bisa double pekerjaan pagi harinya. Aduh... Ini hanya bagian dari pengalaman secara pribadi saja,... Beda mungkin dengan pembaca. 

Ini baru urusan dapur, belum lagi urusan halaman. Mengurus bunga yang tak bisa dilakukan oleh kebanyakan bapak-bapak. Bukan pembaca, lho ya.... 

Saya yakin pembaca sangat mahir merawat bunga meskipun bapak-bapak. Pengalaman bebepa waktu yang lalu,  ketika bunga saya mati karena kebanyakan air. Disiram setiap hari oleh sang suami sehingga tanahnya menjadi becek. Bunga yang disiram sangat suami, tidak cocok terlalu lembab. Berbeda bunga berbeda perlakuan dan berbeda kebutuhannya akan air. Jadi harus kita ketahui karakteristik masing-masing bunga agar perlakuan kita tidak salah. Tidak pula menyesal, apalagi yang mati adalah bunga yang kita sayangi. Lebih-lebih jika bunga bernilai jual tinggi. Sangat disayangkan bukan? 

Mengambil pelajaran  dari bunga, begitu pula dengan manusia termasuk siswa di sekolah, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Menjadi kewajiban guru di sekolah untuk mengetahui karakteristik siswa supaya benar dan tepat cara memperlakukan siswanya. Agar tercapai tujuannya. Tidak menyamaratakan cara memberikan pembelajaran sehingga siswa terlalu cepat dikategorikan yang pintar dan yang.... 

Kembali ke kegiatan hari Ahad yang identik dengan hari libur. Namun pada kenyataannya tak sedikit ibu-ibu malas ke luar rumah lantaran pekerjaan yang semuanya minta disentuh pada hari Ahad. Inilah penyebab hari Ahad yang identik dengan hari libur menjadi Ahad yang tergadai oleh pekerjaan bagi sebagian orang.  Lebih memilih diam di rumah menyelesaikan semua pekerjaan rumah. 

Begitulah setiap Ahad, selalu saja banyak kerjaan yang berlomba ingin diselesaikan sehingga Ahad tidak digunakan untuk libur atau istirahatkan tubuh. 


Lombok, 11 April 2021




Friday, April 9, 2021

Jaga Kebugaran Tubuh

Oleh Nuraini Ahwan

Jaga kesehatan dan kebugaran tubuh sangat dibutuhkan untuk bertahan di masa pandemi dan di tengah cuaca alam yang sepertinya tak lagi bersahabat. Di tengah  pembelajaran tanpa siswa di sekolah bukan berarti guru tidak sibuk. Justru kesibukannya melebihi kesibukan pembelajaran tatap muka. Menyusun laporan tampaknya lebih rumit termasuk pengolahan nilai yang memerlukan pemikiran. Di samping pemikiran juga keputusan hati nurani.  Justru pemikiran dan keputusan nurani yang menguras tenaga. 

Jangan biarkan kebugaran terganggu karena kesibukan dan pikiran tentang beragam tugas. Sisihkan waktu sedikit untuk berolahraga seperti kami. 

Senam dengan dibarengi tertawa lepas membuat hati senang, keringat mengucur, pegal-pegal hilang. ... Tertawa dan teriakan mengikuti lagu membuat napas menjadi lega. ...plong!!! 

Begitulah kami di Jumat pagi ini, 9 April 2021. Senam bersama selesai berkebun di lahan yang disiapkan sekolah untuk kebun sekolah. 


Lombok, 9 April 2021.

Thursday, April 8, 2021

Nusa Tetap Tenteram, Apa Khabarmu.

Oleh Nuraini Ahwan

Foto dari dokumen pribadi sewaktu di NTT

Duhai kawan di Flabomora, 

Bagaimana khabarmu saat ini? 

Flobamora, negeri seribu bukit adalah julukan untuk provinsi di belahan timur Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT.  Provinsi yang disingkat dengan nama NTT ini tidak lagi mau diplesetkan kepanjangan namanya seperti Nasib Tidak Tentu atau tidak lagi berjuluk Nanti Tuhan Tolong. Tetapi saat ini julukan untuk NTT adalah Nusa Tetap Tenteram. 

Julukan ini disampaikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya tahun 2015 pada waktu kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke daerahnya. Julukan ini secara layak disandang oleh negeri seribu Bukit ini karena  tingginya tingkat kerukunan hidup beragama di provinsi berbasis kepulauan itu.

Saya melihat sendiri bagaimana kerukunan umat beragama di provinsi ini, sewaktu saya berkesempatan berkunjung ke provinsi yang indah lautnya ini tahun 2019 lalu. Mulai dari bandara, sopir yang mengantar rombongan kami ke tempat penginapan sangat ramah. Ia bercerita juga tentang julukan NTT yang tidak lagi Nasib Tidak Tentu. Tetapi ia menyebut  kalimat Nanti Tuhan Tolong. Ia belum menyebut Nusa Tetap Tenteram. Rupanya Nusa Tetap Tenteram belum familiar di telinganya. 

Bagaimana khabarmu kawan di Nusa Tetap Tenteram ini? 

Khabarmu menghilang. Sehari setelah ujian datang menyapa negeri yang menjadi tempat pengabdianmu mendidik anak negeri, tak ada khabar berita meskipun saya menghubungi via whatshaap. 

Saya terkahir membaca tulisan salah satu teman di negeri yang  indah pantainya ini, pada tanggal 2 April 2021. Tulisannya dengan judul, "Duga Kira-Kira Bakal." Judul yang membuat semua mungkin penasaran. Saya pun membaca tulisan itu dan segera memberi komentar di blognya. 

Kejadian banjir bandang dan badai yang melanda negeri ini membuat komunikasi  terputus sampai saat ini. Teman penulis yang sering menjadi penilai lomba menulis di berbagai event tak kunjung memberi khabar. Beliau adalah Bapak Hironimus Bani. 

(Hironimus Bani. Foto diambil dari blog) 

Tanggal 4 April 2021 menjadi hari yang tak kan terlupakan oleh segenap masyarakat bumi belahan timur Indonesia. Bahkan oleh kita. Bagaimana terjangan banjir yang meluluh lantakkan, memporakporandakan semua yang dilewati. Korban manusia, hewan dan harta benda. Jaringan listrik terputus. Bumi menjadi gelap gulita. Komunikasi dengan keluarga, sahabat dan kerabat pun terputus. 

Saya mengirim biodata kepada beliau untuk rencana menerbitkan buku bersama. Rencana beliau buku yang akan diterbitkan adalah kolaborasi kami berdua. Tulisan diambil dari blog milik saya https://nurainiahwan.blogspot.com. Menurut rencana, buku akan terbit bulan Mei 2021. Tetapi sampai saat ini, belum ada khabar beliau. Saya ingat sekali motivasi beliau untuk penerbitan buku ini. Jika kami bisa berkolaborasi, maka akan keren sekali. Dua provinsi menghasilkan karya bersama, NTB dan NTT. Ini kalimat beliau untuk menyemangati saya. 

Duhai kawan,...  

Nusa Tetap Tenteram, apa khabarmu? 

Nusa Tenggara Timur, Negeri Seribu Bukit... Bangkitlah!! 

Kesabaran, keteguhan hati, dan keimanan sedang dalam ujian. Jangan lupa berserah diri pada Sangat Pemilik hidup. 

Kami berdoa, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, memampukan para sahabat, saudara dan kita untuk melewati semua ujian. Semua selamat....dan keadaan cepat membaik. 


Lombok, 8 April 2021

Sunday, April 4, 2021

Ujian Satuan Pendidikan di Masa Pandemi

Oleh Nuraini Ahwan

(Penyerahan soal ujian. Foto diambil dari dokumen pribadi)

Untuk kedua kalinya meluluskan siswa di masa corona virus disease 19. Tahun lalu, yakni tahun 2020, siswa kelas VI lulus di masa corona setelah mengikuti ujian sekolah secara serentak se kabupaten. Tahun 2021 ini, pelaksanaan ujian sekolah bahkan dipercepat dari tahun biasanya pada bulan Mei. Tahun ini secara serentak pula dilaksanakan se-kabupaten mulai tanggal 29 Maret 2021. Pengumuman tinggal menunggu beberapa bulan lagi. 

Bagaimana pelaksanaannya? Mari kita mencermati Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian Nasional, Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)

Dalam edaran itu dinyatakan bahwa ujian nasional dan ujian kesetaraan tidak menjadi syarat kelulusan atau seleksi masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persyaratan kelulusan adalah pembelajaran selama covid 19 dibuktikan dengan raport setiap semester, minimal berperilaku baik dan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan Pendidikan. 

Terkait dengan Ujian Satuan Pendidikan, masing-masing Satuan Pendidikan melaksanakan Ujian satuan Pendidikan dalam bentuk portofolio berupa evaluasi atas nilai raport, nilai sikap/perilaku, dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dan sebagainya; penugasan; tes secara luring atau daring, dan/atau; bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan Pendidikan.



Demikian  juga dengan ujian semester kenaikan kelas untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna dan tidak mengukur ketuntatasan kurikulum  secara menyeluruh, merujuk pada edaran Mendikbud nomor 1 Tahun 2021.

Bagaimana pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan di sekolah,  dalam bentuk tes secara luring atau daring? Saya mengajak pembaca menyimak ulasan berikut tentang pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan secara tes tulis dengan teknik luring (tatap muka di sekolah) di tempat kami. 

Ujian Satuan Pendidikan yang dilaksanakan serentak di kabupaten kami, Kabupaten Lombok Barat mulai tanggal 29 Maret sampai 3 April 2021. Tes diserahkan ke Satuan Pendidikan masing-masing namun jadwal diseragamkan. Menurut hemat saya, ini bagus supaya lebih  teratur dan kesannya ada pada peserta didik. Peserta didik merasakan bagaimana ujian itu sebenarnya. 

Kepanitiaan di sekolah dibentuk termasuk pengawas dan korektor. Berbedanya dengan pelaksanaan ujian sebelum pandemi, pengawas dan korektor berasal dari sekolah lain, tetapi kali ini pengawas dan korektor berasal dari sekolah sendiri. Ini juga dimaksudkan agar peserta didik merasakan bagaimana nuansa ujian di akhir mereka sekolah. 

Pelaksanaan tidak secara jarak jauh atau ujian di rumah seperti tahun lalu. Ujian Satuan Pendidikan tahun ini, masih di masa pandemi, dilaksanakan di sekolah secara tatap muka. Berbeda lagi dengan masa sebelum pandemi  dalam hal jumlah peserta dalam satu kelas. Sebelum pandemi jumlah peserta maksimal 20 orang, di masa pandemi jumlah peserta maksimal 18 orang. 

Pelaksanaan secara tatap muka ini berdasarkan surat Bupati Lombok Barat Nomor: 421/88/DIKBUD/2021, tanggal  4 Maret 2021 bertepatan dengan tanggal 20 Rajab 1442 H, tentang  Ijin Belajar Tatap Muka Kelas VI dan IX.  Surat ini terbit berdasarkan pertimbangan dan masukan orang tua, desakan komite sekolah dan Kepala Dusun, permintaan Kelompok  Kerja Kepala Sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda. 

Dalam surat tersebut,  menjelaskan tentang ijin digunakan untuk pemantapan  dan ujian kelas VI dan Kelas IX. Pemantapan dilaksanakan selama 2 minggu sejak 15 Maret sampai 23 Maret 2021. Sedangkan Ujian dilaksanakan sejak 29 Maret sampai  5 April 2021.

Surat Bupati Lombok Barat, Bapak H. Fauzan Khalid, S. Ag., M.Si, diperkuat lagi oleh keluarnya surat dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak H. Nasrun, S.Pd., MM, tentang Ijin Belajar Tatap Muka Kelas VI dan IX. Surat dengan Nomor: 800/Set/DISDIKBUD/2021 tertanggal 12 Maret 2021. Surat dari Dinas Dikbud lebih rinci menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan oleh Satuan Pendidikan. Kegiatan yang harus dilakukan Satuan Pendidikan terkait dengan belajar secara tatap muka adalah membentuk panitia persiapan, pelaksanaan pemantapan dan ujian Satuan Pendidikan yang di dalamnya dijelaskan tentang pengaturan terhadap persiapan meliputi protokol kesehatan dan jadwal. 

Kembali ke pelaksanaan yang diawasi oleh guru di sekolah masing-masing, maka perlu juga dilaksanakan pembekalan terhadap pengawas sebelum pelaksanaan tugas kepengawasan. Ini juga dilakukan agar nuansa ujian lebih dirasakan oleh peserta didik. 

Peserta didik yang mengikuti ujian mengikuti aturan atau tata tertib seperti kakak-kakak mereka terdahlulu. Yang menjadi tambahan atau berbedanya dengan kakak kelas mereka adalah sekarang tidak ada jam istirahat meskipun ada dua mata pelajaran yang diujikan. Peserta didik membawa bekal dari rumah karena kantin di sekolah tutup. Peserta didik membawa handsanitiser sendiri dari rumah di samping handsanitiser yang di siapkan oleh sekolah.  Begitulah sekilas pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan di tempat kami. 

Lombok, 4 Maret 2021


Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...