Sunday, April 25, 2021

Menghitung Hari

 Oleh Nuraini Ahwan. 

Memegang dan memeluk komitmen dan konsistensi memang bagi sebagian orang sangat dirasakan berat. Banyak gangguan atau godaan yang silih berganti datang. Gangguan atau godaan itu bisa berasal dari luar bisa juga berasal dari dalam diri sendiri. Godaan terberat yang membuat seseorang tidak bisa memeluk, memegang komitmen dan konsistensi, justru berasal dari diri sendiri. Demikian juga sebaliknya, kekuatan terbesar untuk mengalahkan gangguan dan godaan itu juga berasal dari dalam diri sendiri. Pendapat atau pernyataan ini merupakan pernyataan dari pengalaman pribadi. Bagaimana dengan para sahabat? 

Memegang dan memeluk komitmen dan konsistensi juga dirasakan berat pada kegiatan menulis. Selalu saja ada gangguan atau godaan  yang membuat komitmen dan konsistensi ternoda.  Harusnya menulis setiap hari tentang apa saja yang enak ditulis tetapi pada kenyataannya, ada saja hari yang terlewatkan dari kegiatan menulis. Didisiplinkan seperti apa, jika diri tak mampu melawan gangguan atau godaan itu, pendisiplinan itu tidak akan berarti, sehingga akan ada saja hari yang tak diisi dengan kegiatan menulis. Sehingga upaya pendisiplinan diri tak terwujud. Ada hari yang tak tercentang di daftar peserta yang menyetor tulisan. Ini juga pengalaman pribadi. 

Bapak Wijaya Kusumah dalam tulisan beliau beberapa hari yang lalu, cukup menohok saya, ketika dalam tulisan beliau menyatakan bahwa beliau menulis saja setiap hari terlepas dari dicentang atau tidak sebagai tanda sudah menyetor tulisan. Pernyataan ini merupakan bentuk atau pembuktian bahwa beliau sudah mampu memeluk dan memegang komitmen dan konsistensi diri dalam menulis. Beliau membuktikan bahwa  apa yang menjadi pernyataan beliau dalam memotivasi para penulis pemula benar adanya. "Menulislah setiap hari, buktikan apa yang terjadi. "

Tulisan beliau setiap hari menjelma menjadi buku, menginspirasi banyak orang dan dipesan juga oleh banyak orang. 

Komitmen dan konsistensi yang banyak gangguannya ini, tergantung diri sendiri bagaimana menyikapinya. Mengalahkan gangguan dan godaan juga tergantung diri sendiri bagaimana mengelolanya. Jika keduanya tak mampu dikalahkan, maka terjadilah absen menulis atau ada hari yang terlewatkan. Ini juga pengalaman pribadi. Tak mampu melawan, menyebabkan tidak setor tulisan untuk beberapa hari. 

Membuka grup, membaca satu persatu tulisan para sahabat tanpa memberi komentar. Lalu fokus pada tulisan daftar peserta yang menyetor tulisan dari tanggal sekian sampai tanggal sekian. Mengecek nama satu persatu. Ada beberapa hari tak tertera nama dalam daftar. Ini rasanya seperti hutang pribadi meskipun tak dicatat sebagai hutang oleh penanggung jawab grup. Merasa berhutang karena janji dalam diri sendiri untuk menulis setiap hari. Janji pada diri sendiri karena telah mengikrarkan komitmen dan konsistensi untuk menulis setiap hari.  Pembuktian kepada para sahabat bahwa yang memotivasi dengan kalimat menulislah setiap hari , memang benar melakukan kegiatan menulis setiap hari. 

Ada beberapa hari terlewatkan dari kegiatan menulis. Kini saatnya membanyar hutang tulisan. Rafel menulis.... Kalau rafelan dana, ....asyiikkk. Kalau rafelan tulisan membutuhkan pemikiran. Karena menulis itu   memerlukan pemikiran. 

Lombok, 25 April 2021

2 comments:

  1. Màsya Allah sebuah tulisan yang inspiratif,keren Bu

    ReplyDelete
  2. Tulis.. tulis.. tuliiiisss.. semangat, Bu Nuraini

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...