Monday, August 17, 2020

Antara Daring, Multilevel dan Motivasi Siswa

 Oleh Nuraini Ahwan  

Mengenang kembali kejadian tahun 2018, ketika bumi Lombok dan Sumbawa diguncang gempa    dengan kekuatan yang sangat dahsyat, tetapi pembelajaran tidak boleh terhenti, demikian      juga dengan keadaan sekarang, meskipun wabah Covid-19 melanda negeri kita, tetapi         pendidikan anak-anak kita tidak boleh terhenti. Semua sekolah merasakan dampak dari corona virus disease ini.  Sekolah pun  melaksanakan edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk melaksankan pembelajaran jarak jauh, daring, luring atau kombinasi keduanya. 

             Pelaksanaan edaran ini tidak mudah, mengingat protokol kesehatan yang sudah ditentukan pemerintah antara lain sosial distanching dan psysical distanching. Di samping itu, pembelajaran jarak jauh khususnya secara daring atau dalam jaringan menuntut kreatifitas dan inovasi yang tinggi dari guru, membutuhkan media, biaya atau kuota internet dan jaringan internet yang cukup. Penggunaan teknologi informasi dan media online sangat dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran ini. Meskipun media online bukanlah sesuatu yang mutlak bagi guru.

            Satuan pendidikan perlu memikirkan pola yang tepatmis, kondisi sekolah yang terletak di pedesaan, dengan latar belakang pendidikan wali murid rendah (sebagian besar tamat sekolah dasar), taraf ekonomi masih golongan ekonomi menengah ke bawah, kepemilikan handpone android oleh wali murid  sebagai teknologi sederhana masih sedikit,  sehingga menjadi permasalahan yang harus dipecahkan.

            Sementara jika dilakukan pembelajaran secara luring dengan mengantar tugas kepada siswa di rumahnya merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan. Mengingat adanya aturan/protokol kesehatan yang harus dipatuhi.

            Permasalahan-permasalahan di atas menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau Belajar Dari Rumah (BDR). Perlu dipertimbangkan atau digali peluang yanng memungkinkan pelaksanaan pembelajaran pola daring karena itulah yang lebih tepat jika kita berpegang pada aturan protokol kesehatan. Peluang sekecil apapun berusaha dilaksanakan denganmaksimal seperti kepemilikan handphone android oleh orang tua wali meskipun jumlahnya sedikit. Peluang berupa karakter warga sekolah termasuk wali murid seperti memiliki karakter tolong menolong, gotong royong dan berbagi. Dua peluang ini bisa dimaksimalkan dan dimanfaatkan untuk pelaksanaan pembelajaran daring, dalam jaringan atau online.

     Sebut saja pembelajaran daring yang kita laksanakan dengan mengambil atau mengadopsi pola kerja perbisnisan mulltilevel. Pola kerjanya kita ambii tetapi tujuannya kita bedakan, Jika multilevel dalam perbisnisan bertujuan mencari anggota sebanyak-banyaknya, di manapun berada  untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi multilevel dalam pembelajaran daring ini polanya, guru kelas memberntuk admin kelas atau ketua kelompok dari beberapa wali murid yang sudah punya handphpne android di setiap dusun/kampung sumber murid. Admin atau ketua kelompok mencari anggota tidak sebanya-banyaknya, tetapi anggota  berjumlah maksimal 5 orang, merupakan teman sekelas putra-putrinya, dan tempat tinggalnya sekitar rumahnya.  Admin atau ketua kelompok dipastikan memilki karakter kuat untuk berbagi, gotong royong dan tolong menolong tanpa mengharapkan imbalan jasa berupa uang atau dana kuota internet. Jika diberikan tak apa apa. Admin atau ketua kelompok berharap ridho Allah SWT sebagai balasan dari karakter baik yang sudah dilakukannya. 

     Admin atau ketua kelompok bertugas memberikan atau menginformasikan tentang tugas dari guru kepada anggota grupya, Selanjutnya anggota mengerjakan dan mengirim, boleh melalui handphone ketua kelompok, boleh juga dikumpulkan sekalligus dalam bentuk kumpulan tugas. Guru merancang tugas yang menyenangkan dengan mempertimbangkan pula kuota yang diperlukan oleh orang tua murid. Artinya tugas yang diberikan merupakan tugas yang tidak boros kuota. Pembaca tentu tahu, tugas yang bagaimana yang memerlukan kuota banyak? 

Untuk  menyenangkan hati siswa, pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dan tidak lupa memberikan penghargaan kepada siswa baik verbal maupun non verbal.  Mersepon setiap siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas merupakan cara yang tepat untuk memotivasi siswa. Apalagi jika tugas yang merka kumpulkan dibuatkan atau disatukan dalam video, maka mereka akan sangat senang. Mereka antusias menonton dirinya sediri dan teman-teman sekelasnya. Menguploud video mereka dalam youtube merupakan cara mereka menghargai hasil kerja siswa. Mereka akan meminta guru untuk memvideokan semua tugasnya. Penghargaan semacam ini sangat efektif memotivasi dan membuat siswa senang dalam menyelesaikan tugas. Tidak hanya siswa bahkan orang tua menjadi semangat sampai menanyakan video anaknya jika tidak tampak dalam video yang diupload. 

Semoga tulisan  ini bisa  menjadi salah satu  pola pembelajaran daring yang menyenangkan sehingga semua anak bisa terlayani haknya untuk memperloleh pendidikan. Meskipun dalam kondisi darurat pandemi covid 19.

Lombok, 17 Agustus 2020


14 comments:

  1. https://nurainiahwan.blogspot.com/2020/08/nuraini-ahwan-menge-nang-kembali.html peserta lomba blog nomor 75

    ReplyDelete
  2. Bu ikutkan menulis kisah inspirsai antologi cerita inspirasi bersama Bu Kanjeng. Kuratornya saya Bunda Lilis Sutikno Kupang NTT. Bagus bu tulisannya sangat menginspirasi kita semua. Ini nomor WA saya bu 082226376157

    ReplyDelete
  3. Saluutt..slmt juara yg diperoleh...mntpp

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...