Sunday, March 21, 2021

Apakah Kami Melanggar Privasi

Ketika Handphone Siswa Diperiksa Guru

Oleh Nuraini Ahwan.

Privasi adalah hak fundamental, esensial untuk otonomi dan perlindungan martabat manusia.

Kita sering mendengar teman bicara mengucapkan kata privasi ketika kita  bertanya tentang sesuatu yang menurutnya tidak boleh diketahui oleh orang lain.  Atau ketika kita hendak melakukan sesuatu terhadap barang yang ia miliki seperti membuka handphonenya.

Privasi membantu menetapkan batasan untuk membatasi siapa yang memiliki akses ke tubuh, tempat, dan hal-hal lainnya, serta komunikasi dan informasi.

Adakah batasan umur seseorang untuk memiliki privasi. Misalnya anak usia sekolah dasar, sekolah menengah pertama ataukah sekolah menengah atas. Di masa pendemi ini, anak-anak belajar dari rumah secara online. Pembelajaran ini mengharuskan siswa menngunakan peralatan seperti lattop, tablet dan atau handphone. Mengharuskan anak memiliki kuota internet dan berkenalan dengan dunia maya. Dunia yang serba cepat, seolah tak ada sekat yang membatasi. Informasi apapun dengan cepat bisa diketahui.  Kata orang, membuka handphone milik orang lain tanpa ijin adalah melanggat privasi. Benarkah? 

Apakah orang tua dan guru terrmasuk melanggar privasi ketika guru membuka handphone milik anaknya atau siswanya?

Handphone, untuk anak sekolah dasar saat pandemi ini sangat dibutuhkan. Jika tidak maka siswa akan kesulitan mengakses pembelajaran. Khawatir  akan dampak negatif penggunaan handphone selalu ada. Namun apa boleh buat, karena ini  adalah pilihan. Pendampingan orang tua pada saat anak memanfaatkan sarana ini dalam belajar sangat dibutuhkan. Bagaimana orang tua bisa mendampingi, ya harus belajar juga bagaimana mendeteksi atau mencari tahu apa saja yang sudah dibuka anak pada handphonenya.

Bagi orang tua yang sudah biasa menggunakan handphone android bahkan sangat mahir menggunakannya maka ia dengan mudah menelusuri atau mencari apa saja yang sudah dibuka anak.  Khawatir dengan hal-hal yang tidak layak dibuka anak-anak, hal-hal yang tak pantas untuk dibuka anak-anak atau dikonsumsi anak-anak maka dengan gampang bisa diketahui. Lalu bagaimana dengan orang tua yang hanya mampu dana untuk pengadaan handphone. Sementara, mereka tak mampu atau tidak bisa mengoperasikan handphone apalagi menelusuri apa yang sudah dibuka anak. 

Melihat penggunaan handphone yang sudah seperi merata tanpa batas usia, membuat kami para guru merasa khawatir juga. Berbagai pesan moral kami layangkan pada siswa dan orang tua agar pengontrolan terhadap penggunaan hp di rumah diperketat.  Apakah kontrol ketat ini dilakukan di rumah? Wallahu aklam bissawab.

Lalu, sebagai guru, apa yang kami lakukan ketika kekhawatiran melanda hati dan pikiran kami?Bagaimana kami menjawab kekhawatiran terhadap dampak negatif penggunaan hp di saat PTS online di sekolah?

Ini jawaban yang merupakan aksi kami.

Sekolah mengadakan pengawasan, kontrol dan penelusuran terhadap aktivitas anak yang menggunakan handphone ke sekokah ketika penilaian tengah semester 2 dilaksanakan dengan secara tatap muka namun tetap dengan teknik online. Siswa kelas 6 yang akan ujian satuan pendidikan membawa handphone sendiri ke sekolah, kecuali yang tidak memiliki  handphone sendiri, disiapkan tablet  oleh sekolah.

Pengawasan, pengontrolan, pengecekan dan penelusuran terhadap handphone siswa  dilaksanakan  setelah selesai pelaksanan PTS. Handphone masih digunakan oleh siswa untuk pemantapan persiapan ujian satuan pendidikan


Langkah yang dilakukan sekolah: sekolah  membentuk tim atau menugaskan beberapa guru untuk melaksanakan pengecekan; sekolah menjelaskan tugas tim; sekolah meminta tim atau guru melaporkan hasil pengontrolan; sekolah menindaklanjuti hasil pengontrolan (pada guru, siswa dan orang tua)

Tujuan melakukan kegiatan ini, adalah memastikan bahwa siswa memanfaatkan handphone secara bijak; memperkecil penyalahgunaan handphone bahkan memutus mata rantai penyalahgunaan handphone; mengambil langkah  cepat dan tepat jika ditemukan adanya penyalahgunaan handphone.





Langkah kerja yang diambil sekolah dalam kegiatan ini adalah memberikan pengarahan atau mekanisme kerja tim oleh kepala sekolah;.kepala sekolah memberikan arahan awal tentang maksud dan tujuan kegiatan ini kepada seluruh siswa; tim atau guru masuk kelas mengecek handphone siswa satu persatu;  melaporkan hasil kepada sekolah; memberikan arahan hasil pengecekan kepada siswa; memberikan edukasi kepada orang tua lewat whatsaap grup orang tua.

Ketika menemukan hal-hal yang tidak layak untuk mereka  terekam atau tersimpan dalam handphone akibat pernah dibuka, maka ini tidak disebar kepada semua siswa. Ini hanya sebagai informasi bagi guru atau sekolah untuk segera dilakukan upaya pembinaan kepada siswa. Guru hanya mengorek informasi kepada siswa  tentang siapa saja yang menggunakan handphonenya di rumah dan melihat di history secara tertutup, jam berapa hal yang tidak layak itu dibuka dihandphonenya.

Memberikan pemahaman kepada siswa sejak dini tentang penggunaan handphone secara bijak  merupakan langkah preventif terjadinya perbuatan yang tidak kita inginkan seperti pelecehan, tindakan asusila, kekerasan dan perbuatan amoral lainnya.. Mencegah sejak dini dampak negatif menjangkiti generasi penerus bangsa akibat pesatnya peekembangan teknologi dan peekembangan zaman. 



Anak  baru melek, sudah mengenal  atau dikenalkan handphone seperti yang kita lihat saat ini. Apakah anak usia pra sekolah, anak usia sekolah dasar mengerti tentang privasi?  Apakah guru telah melanggar privasi telah mengontrol, mengecek dan menelusuri history dalam handphone siswa?

Kami meminta siswa membawa benda yang super pintar ini, benda yang sangat cepat mengakses sesuatu yang kita ingin tahu ini, maka kami pula yang beruoaya mencegah dampak negatif dari benda yang satu ini. Hamdphone android........,.

Kegiatan seperti ini, baru dilaksanakan pertama kali dengan seizin siswa beberapa menit sebelum pelakanaan, bukan sehari atau dua hari sebelumnya. Ke depan tidak akan ada permakluman, jika tidak melanggar privasi.

Lombok, 20 Maret 2021.






14 comments:

  1. Mantap..Ini suatu tantangan pada guru di era digital. Saya kutip materi ini ke antologi kita. Inspiratif. That ia a good idea. I like it.

    ReplyDelete
  2. Kata orang LA, tulisannya sudah 'jangkep' sakestu

    ReplyDelete
  3. Ide yang sangat bagus bu. Karena bagaimanapun tugas kita untuk mencegah agar anak-anak terhindar dari dampak negatif penggunaan hp. Sudah bagus karena orang tua sudah dilibatkan artinya kita bersama-sama mencegah anak dari dampak negatif hp. Anak tetap di beri pengertian terlebih dahulu.

    ReplyDelete
  4. Selama cara yg dilakuakn untuk kebaikan siswa, maka kita wajib mendukung

    ReplyDelete
  5. Dengan membimbing dan mengawasi anak saat menggunakan HP sekali waktu kontrol content yang di HP anak perlu juga nggih... Jangan sampai kebablasan negatif nya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar bun, ...apalagi hp yang digunakan adalah hp orang tuanya....ada saja orang tua yg lupa...

      Delete
  6. Tulisan yg berbobot bagus Bu kepala

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...