RESUME 13
BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY,
GELOMBANG 2
Pengalaman dari Menulis Sampai ke Penerbitan
Oleh
Nuraini Ahwan
Seperti ilmu padi, “Kian Berisi kian Merunduk”,
inilah pribahasa yang tepat disematkan kepada ibu dari 5 orang putra-putri ini.
“Dengan menulis aku berpetualang” itulah motto Ibu Hati Nurahayu, S.Pd.
Lebih dekat dengan beliau....perhatikan
bioadata berikut:
Nama:
Hati Nurahayu, S.Pd.
Tempat/Tanggal
Lahir: Bandung, 01-Agustus 1980
NUPTK:
7440-7586-5930-0032
Tunjangan
dr Pemerintah: Sertifikasi dan Inpassing
Mapel yang
diampu: IPA
Lama
Mengajar: 16,5 Tahun
Sekolah Tempat
Mengajar: SMP Plus Al-Amanah( 2008-sekarang )
SMP-SMA
Karakter Utsman Bin Affan Boarding School(2019-sekarang)
Alamat Rumah:
Perumahan Parahyangan Kencana E 12/21 rt;03/Rw13, desa Ciluncat, Kec.
Cangkuang Kabupaten Bandung. HP: 081282180370 Telp Rumah: 022 589991507
Pengalaman
Mengajar: Tahun 2003-2008- SMP Terpadu Baiturrahman Kab Bandung
Tahun 2005-
sekarang SMP Plus Al-Amanah Dayeuh kolot Kab Bandung
Tahun2019-sekarang
SMP/SMA Karakter UBA Boarding School
Bidang
yang dipegang: TBM Saung Literasi Hati, Wa Gliterasi Patungan Buku dan Penerbit
Tata Akbar
|
Dengan tidak bermaksud
menggurui peserta, beliau mengajak peserta membuka file dalam bentuk Pdf yang
berisi rekam jejak atau pengalaman menulis beliau agar pertemuan lebih efektif.
Bagi Bu Hati, menulis adalah suatu kebutuhan,
karena rasa ingin tahu dan ingin mengenal lebih dalam apa yang menjadi pertanyaan,
menulis adalah suatu catatan dari hasil bacaan, baik membaca berbagai sumber buku
atau pun kejadian yang ada di sekitar kita. Seorang penulis itu bukan berarti sudah
pandai dan menguasai 100%, namun dengan menulis dapat membuka lembaran lembaran
pengetahuan yang belum dipahami, walau terasa sulit. Menulis itu hak-haknya kita
saja, dan gak ada yang melarang karena sebagai sarana rekreasi otak kita untuk menjawab
pertanyaan atau keinginan kita. Jangan takut tulisan kita dianggap jelek, mereka
tidak berhak mengejek kita. Walau sederhana kita memiliki keinginan yang kuat dalam
menuangkan gagasan, walau menurut mereka tidak ada apa-apanya.
Menulis adalah cara mewariskan Ilmu kepada anak-cucu,
atau pun karya tulisan agar mereka terinspirasi
atas karya, melatih keberanian kita dalam berkompentisi dalam berkarya,
merupakan ibadah sebagai evaluasi untuk kita senantiasa memperbaiki menjadi insan
yang lebih baik dihadapan-Nya dan menulis itu berpetualang
Awal mula Bu Hati menulis setelah terinspirasi oleh dosen IPA, Bapak
Yusuf Hilmi Adisenjaja Tahun 2001. Beliau mencoba menulis mengaitkan sains
dengan Al-Qur’an. Sejak tahun itu pula beliau terus berkarya, mengikuti
seminar, lokakarya dan lomba sampai tingkat Nasional. Tahun 2018 beliau mulai
memperlebar sayap, membantu guru menerbitkan buku, dan tahun 2019 beliau
mendirikan penerbitan sendiri, CV.Tata Akbar. Tulisan beliau yang berjudul "Peuyeum Bandung" yang mengangkat kearifan lokal, menunjukkan kecintaan dan kebanggaan tehadap budaya membawa beliau melanggeng ke nasional. Selamat bu narasumber hebat.
Cara
menulis menurut Bu
Hati: ikuti sistematika jenis penulisan, menggunakan pembahasaan yang tepat, aktualkah
topic buku yang akan di bahas, memastikan adanya kemiripan dengan buku orang
lain, memastikan bermanfaat bagi pembaca.
Menurut pengalaman Bu Hati, trik menulis yang cepat adalah: menentukan waktu kapan dapat menulis produktif, membuat kerangka penulisan, menulis dengan cepat dan membuka lagi untuk diedit, minimalkan gangguan sekitar, tujuan tepat dan tenggag waktu sesuai.
Dari pengalaman menulis sampai kepada
menerbitkan, Bu Hati berbagi kepada peserta, Baca-menulis–baca, buatlah
tulisan kita sesuai sistematika jenis karya tulisan, apabila perlombaan ikuti persyaratan
atau kriteria yang mereka inginkan, menulis itu mudah bagi orang tertentu, menulis
itu susah bagi orang tertentu, jangan menjadi penghalang antara susah dan mudah,
menulislah dan temukan idemu dari sekarang, temukan kata kunci yang menarik ide
kita.
Untuk menumbuhkan semangat menulis, menurut Bu Hati:
sering ke perpustakaan katakan saya mau belajar, sering silaturrhami berkumpul dengan komunitas
menulis, ke toko buku membeli dan melihat karya penulis terkenal, membeli buku
catatan kecil saat ada ide tuliskan.
Bu hati juga menyampaikan bagaimana mengubah PTK menjadi
sebuah buku. Sistematika apabila PTK diterbitkan menjadi sebuah buku dijelaskan
pula dalam tanya jawab via wa grup.
TRIK
MENGUBAH KTI (PTK) MENJADI BUKU
Contoh
Judul
PTK :
Penggunaan
Media Audiovisual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Sejarah
Perkembangan Islam di Indonesia di Kelas IX SMP Negeri Surabaya Tahun Ajaran
2017/2018
Judul
Buku: Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sejarah
1. Bab I (Pendahuluan)
buang masalah, manfaat, definisi operasional.
a. Tambahkan bagian kesenjangan (berisi rendahnya
hasil belajar, motivasi, minat belajar, dsb.) ganti dengan kondisi
memprihatinkan yang terkait pembelajaran materi/ mapel yang kita PTK-kan. Jadi,
tidak lagi hanya terbatas pada kondisi kelas kita).
b. Pernyataan “Berdasarkan latar belakang di
atas, penulis menetapkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dst DIUBAH
menjadi “buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang
berjudul .....”
2. Bab II adalah
subbab 2.1 (kajian teori yang pertama)
3. Bab III adalah
subbab 2.2
4. Bab IV adalah
subbab 2.3 (sesuaikan dengan jumlah kajian teori pada bab II.
5. Bab V (Diangkat dari bab Hasil Penelitian
dan Pembahasan)Peng-gunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sejarah.
Di bagian awal beri
pengantar seperti ini:
Uraian pada bab ini diangkat
dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilkukan di ... pada ...
Data yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah ... yang dikumpulkan dengan instrumen ... Data
dianalisis dengan ....
Lalu subbab berikutnya
mengikuti subbab pada bab Hasil Penelitian dan pembahasan. Selesai.
Menurut Bu Hati, menghasilkan karya atau menerbitkan
karya memerlukan pengorbanan, baik waktu, tenaga, berpikir, dan uang. Ketika
ditolak penerbit mayor jangan menyerah sebagaimana yang dialami beliau. Di terima
Alhamdulillah, di tolak lupakan.
Untuk penerbitan, penulis mau menerbitkan
ke penerbit mayor atau penerbit indie,
sepenuhnya menjadi pilihan penulis. Karena masing-masing punya jalannya
sendiri. Daripada karya hanya disimpan dilattop, khawatir hilang, lebih baik
diterbitkan saja, tanpa menunggu diterima oleh penerbit mayor. Untuk biaya
penerbitan di penerbit indie, beliau menyisihkan dana sertifikasi.
Sungguh luar biasa.........narasumber kita. menggunakan
sertifikasi untuk peningkatan kompetensinya.
Resume diambil dari materi narasumber
dan simpulan tanya jawab.
Salam literasi
Nuraini Ahwan
HP.081805597038
Menulislah dari hatimu maka engkau akan bertemu ibu hati hehehe
ReplyDeleteibu hati melayani pertanyaan sepenuh hati. omjay selalu jaya
ReplyDelete