Menulislah setiap hari, biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri ( Bapak Wijaya Kusumah dan Bunda Sri Sugiastuti)
Covid 19, awal tahun 2020 menggemparkan dunia. Virus yang menimbulkan penyakit yang mematikan. Covid 19 merupakan singkatan dari "co" yang artinya 'corona,' 'Vi' yang artinya Virus dan "D" yang artinya Disease. Sedangkan 19 adalah tahun penemuan di kota Wuhan, Cina tanggal 31 Desember 2019.
Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia. Tergolong virus yang sangat sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh.
Virus ini telah mengubah tatanan kehidupan manusia di dua pertiga belahan dunia , juga menjadi perbincangan ramai belakangan ini. Virus yang membuat ketakutan semua orang. Segala macam persiapan dilakukan untuk mencegah dan memutus penularan virus yang yang satu ini. Mulai dari kebijakan pemerintah sampai kepada usaha mandiri yang dilakukan oleh masyarakat dalam memutus rantai penyebaran virus ini. Meskipun tidak sedikit orang yang acuh tak acuh dengan kondisi ini termasuk acuh tak acuh pada kebijakan dan aturan yang ditetapkan pemerintah.
Kehidupan sosial yang berubah, seperti timbulnya rasa kurang percaya atau curiga dengan orang-orang di sekitarnya. Ketakutan untuk bersentuhan dengan orang lain seperti berjabat tangan meskipun dengan orang tua. Silaturrahmi dengan orang tua juga menjadi jarang dilakukan meskipun rumah hanya berbeda kampung dalam wilayah yang sama. Banyak orang mengatakan ketakutan ini disebabkan karena menghadapi musuh yang tak kelihatan. Berpergian takut, bertemu teman, sanak, kerabat dan keluarga juga takut. Diam di rumah juga tidak bisa sepenuhnya dilakukan karena tuntutan kebutuhan dan napkah siang yang menuntut.
Dunia pendidikan pun mengatur pola pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Disebabkan tidak diperbolehkannya anak-anak datang ke sekolah, mahasiswa datang ke kampus dan bentuk lainnya yang mengumpulkan banyak orang. Bagi seorang pendidik dan bagi orang yang gemar menulis atau pencinta literasi, mewabahnya virus corona ini merupakan moment yang tak dibiarkan lewat begitu saja. Dengan cepat keadaan ini dituangkan dalam goresan penuh makna. Tuilsan bertema corona dengan berbagai genre meramaikan media sosial dan surat kabar.
Bagi pegiat literasi dan pemegang kebijakan di bidang pendidikan. Pandemi Virus corona dijadikan tema dalam bidang lomba-lomba. Grup-grup menulis tak mau ketinggalan untuk menggerkakkan anggota dalam menulis tentang corona. Tulisan yang dibuat dalam berbagai genre seperti puisi, essay, artikel, feature dan genre-genre lainnya. Grup menulis menjadi wadah untuk berekpresi menuangkan segala macam ide yang muncul selama pandemi ini. Ternyata banyak ide yang muncul. Apa yang dilihat, apa yang dirasakan dan apa yang dilakukan bisa menjadi ide atau bahan tulisan. Semua kembali kepada kita. Apakah tergerak untuk menulis atau tidak?
Dalam masa pandemi ini, banyak di antara teman grup yang sudah membukukan tulisannya baik berupa buku tunggal maupun antologi. Ada grup menulis yang anggotanya juga mempunyai tulisan terbit di surat khabar untuk tema corona. Dunia literasi semakin menggeliat pada masa corona ini karena corona menjadi sumber ide untuk tulisan. Menulis sebagai salah satu cara untuk produktif dari rumah (Bapak Wijaya Kusumah) di masa covid 19 ini.
Ada hikmah di balik wabah corona. Guru, siswa dan orang tua
yang awalnya mengganggap teknologi kurang penting dalam pembelajaran, sekarang mindset mereka berubah. Teknologi menjadi penting bagi mereka sehingga mereka berusaha belajar untuk menguasai teknologi. Inovasi pembelajaran menjadi beragam . Inovasi manejemen kepemimpinan pembelajaran menjadi bervariasi. Ide tulisan juga semakin banyak. Tidak hanya tentang pembelajaran tetapi apa saja yang dilihat, dirasa dan dilakukan bisa menjadi ide untuk membuat tulisan.
Pandemi covid 19 memperkaya ide untuk menulis.
Apa yang dilihat, dirasa dan dilakukan di masa pandemi bisa menjadi bahan tulisan.
Apa yang dibaca di media sosial, ditonton di televisi, youtube dan didengar dari berita tentang corona juga bisa dibuat menjadi bahan tulisan. Entah itu membenarkan, kurang setuju, mengomentari, meluruskan maupun menengahi bahkan pendapat sendiri. Asalkan tidak mempropokasi. Semua kembali kepada kita. Apakah kita akan membiarkan moment ini berlalu begitu saja atau kita akan mengabadikan dalam tulisan yang bisa dibaca oleh siapa saja nanti.
Selamat berkarya buat pencinta literasi.
Lombok, 11 Juni 2020.
mantap.Saya kira hari ini tanggal 11 Juni? atau saya keliru dan ibu Nuraini yang benar, tanggal 12 Juni
ReplyDeleteFaktor u, tanggal 11, diriku yang keliru ha ha ha
ReplyDeletebunda udah masuk ke penulis hebat lo bun...
ReplyDeleteapa aja jadi ide menulis...
Masih jauhhhh dinda
DeleteSelamat berkarya juga bunda!
ReplyDelete