Menulislah setiap hari dengan sepenuh hati. Biarkan tulisan itu yang akan menemukan takdirnya sendiri.
Komitmen untuk memenuhi apa yang saya tuliskan di setiap pembuka blog https://nurainiahwan.blogspot.com."Menulislah setiap hari" membuat saya membuang semua rasa capek, penat dan berusaha mengatasi setiap kendala yang terjadi setiap kali saya akan menulis. Kendala kehilangan ide misalnya, karena pada tulisan sebelumnya pernah saya tuliskan bahwa ide itu tersebar di mana-mana. Apa saja bisa digunakan sebagai bahan tulisan. Apa yang kita lihat, kita dengar, kita baca, kita pikirkan dan kita rasakan, bisa menjadi bahan tulisan.
Ingin membuat tulisan tentang seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama pandemi covid 19 melanda negeri. Bagaimana dampak terhadap dunia pendidikan khususnya di sekolah tempat bertugas. Kelebihan, kelemahan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan pun termasuk hikmah yang dapat diambil dari wabah covid 19 ini terhadap peningkatan kompetensi guru. Tak lepas pula dalam tulisan nanti akan dipaparkan uraian tentang peran orang tua terhadap pendidikan putra-putri mereka di masa darurat covid 19 ini.
Nilai karakter yang terlihat, berkembang dan membudaya pada semua lapisan mulai dari tenaga pendidik, orang tua, siswa dan masyarakat juga akan menjadi bahan tulisan.
Hari ini, saya berbicara panjang lebar tentang ini dan tentang pentingnya mengakrabkan diri pada teknologi agar teknologi bukan menjadi penghalang tetapi akan menjadi pendukung dalam kegiatan kepenulisan. "Saatnya menjadi murid, banyak bertanya, banyak mencoba dan banyak karya."
Saya menyampaikan ini kepada teman-teman berangkat dari kendala yang saya hadapi saat saya akan menyelesaikan surat untuk pengumunan peserta didik. Printer ngadad. Ketika print surat muncul tulisan dalam bahasa inggris. Mulai kepala pusing tidak paham artinya. Berkali-kali buka katrige, isi tinta, lap pakai tisu, di tiup, dipasang lagi dan mencoba print. Tetap saja tidak bisa. Muncul lagi tulisan bahasa Inggis, lagi-lagi saya tidak paham artinya. Karakter kinerja, tidak gampang menyerah memainkan perannya dalam hal ini. Buka google, cari terjemahan, perhatikan printer. Apa yang terjadi dengan printer? Ternyata penutup katrige masih terbuka.
Alhamdulillah, surat pun bisa diprint dan langsung melesat ke whatsaap grup kelas masing-masing. Kembali saya ditampar dengan kalimat,"Mengakrabkan diri dengan teknologi."
Rupanya saya belum akrab dengan teknologi, sangat tidak akrab.
Di sela-sa perbincangan, masih sempat memperhatikan kesibukan di sekolah. Masih sibuk tentang kegiatan menjelang pembagian raport besok pagi, Sabtu 20 Juni 2020 dan pengumuman peserta didik baru yang akan di terima tahun pelajaran 2020-2021. Masih saja teknologi yang menjadi pusat kendala. Bukan salahnya teknologi, tetapi salahnya pengguna yang kurang akrab dengannya. Ketika bertemu dengan printer jenis lain dan muncul suruhan lain pada printer maka akan terasa asing di telinga dan merasa sulit untuk dilakukan. Banyak bertanya dan mencoba, adalah solusi mengatasi semuanya. Siapa saja adalah guru meskipun itu teman kita sendiri. Kerjasama dan gotong royong mampu menyelesaikan semuanya. Sehingga rencana pembagian raport pun bisa dilaksanakan keesokan harinya.
Intinya, mengakrabkan diri dengan teknologi artinya meningkatkan terus kemampuan diri terhadap penggunaan teknologi. Teknologi mempunyai peranan besar dalam mendukung kegiatan kita sehar-hari dalam melaksanakan tugas. Baik itu dalam pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh. Dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, penilaian, pengolahan nilai, pelaporan, pemantaun dan kegiatan terkait lainnya. Akrab dengan teknologi memudahkan kita dalam melaksanakan tugas, memudahkan kita mengembangkan kemampuan, menjadi peluang menambah wawasan. Kemampuan dalam bidang IT merupakan salah satu literasi yang harus dikuasai .
Ketika akrab dengan teknologi, berusaha manfaatkan keakraban itu untuk mempermudah kita dalam melaksanakan tugas dan mengembangkan kompetensi diri.
Pola pembagian raport yang akan dilaksanakan di sepuluh posko yang sudah dibentuk sejak pelaksanaan penilaian akhir semester 2 atau penilaian akhir tahun. Kami bukan tidak mematuhi edaran dinas bahwa pada tanggal tersebut anak-anak masuk untuk mengambil raport. Banyak hal yang menjadi pemikiran kami mengambil keputusan pelaksanaan seperti itu. Pertama kami khawatir protokol kesehatan yang belum bisa kami lalukan maksimal dan banyaknya chat masuk dalam whatsaap grup yang mengindikasikan bahwa orang tua masih khawatir jika putra-putri mereka masuk sekolah (mereka belum siap)
Di samping itu, koordinator masing-masing posko siap melaksanakan tugas di posko masing-masing. Prosedur kerja koordinator posko adalah hadir ke sekolah untuk mengambil raport siswa sesuai poskonya, berangkat ke posko, membagikan dan memastikan semua raport sudah terbagi, terakhir
kembali ke sekolah untuk rapat pembagian tugas tahun pelajaran 2020-2021.Keadaan yang membuat siswa -siswi untuk menerima raport di posko, mungkin tempat yang kurang layak, tetapi demi kebaikan bersama. Ini akan menjadi catatan tersendiri bagi siswa bahwa dalam hidupnya mereka pernah menerima raport di posko bukan di sekolah. Tidak dengan acara yang meriah, senyum terkembang. Mereka menerima raport dengan euporia kegembiraan yang tersembunyi. Senyum yang tersembunyi dalam balutan masker. Tanpa jabat tangan ucapan selamat. Bersabarlah, Allah SWT punya rencana indah untuk kita. Aamiin YRA.
Selamat bekerja koordinator posko, selamat naik ke jenjang kelas yang lebih tinggi siswa-siswi. Bersabar bagi yang belum naik kelas.
Lombok, 19 Juni 2020
Hp yang bisa dihubungi . 081805597038
Keren bun... ngalirnya ky air terjun
ReplyDeleteAhhh....dirimu juga gitu sayang....meluncur seperti jet ....yang di udara itu. Aamiin YRA
DeleteAlhamdulillah ibu semakin semangat menularkan virus cinta literasi kepada guru dan sisws
ReplyDeleteMau kita kita belajar dr pengalaman Ibu
ReplyDeleteMasih belajar meton, karena masih sangat kurang. Mari sama sama kita belajar. Kalau sudah ada blognya, nanti saya berkunjungbke blognya pak.
Deleteteruslah menulis walau merasa ada yang kurang.
ReplyDeleteSaya ingat kata seorang teman, sesungguhnya mereka yang mau terus belajar, merekalah yang selalu merasa ada yang kurang, ada yang belum cukup. Itulah sebabnya, kalau ibu Nuraini masih terus menulis dan terus belajar, ya, itu karena ada rasa belum cukup dan puas. Good job
Betul pak Roni, tulisan saya masih saja rasanya belum renyah, masih garing kayak kurang makanan kurang resep. Berikan resepnya pak Roni
DeleteTernyata bayangan semu dulu kini tergores indah dalam setiap penamu moga ketajaman penamu mampu mengukir cakrawala
ReplyDeleteAh, jadi tersanjung. mana berkasnya?
DeleteTerus mencoba, terus belajar, dan terus menulis. Semangat ya Bu
ReplyDelete