Thursday, June 18, 2020

Cerita Jelang Tutup Tahun Pelajaran (Daring seri 35)

Oleh Nuraini Ahwan

"Menulislah setiap hari dengan sepenuh hati. Biarkan tulisan itu menemukan takdirnya sendiri. Perbanyaklah membaca agar mampu menyusun kalimat demi kalimat menjadi indah dan bermakna. Cintailah hurup agar ia juga mencintai kita." Kutipan kalimat yang belakangan ini selalu saya gunakan untuk mengawali tulisan saya. Kalimat yang saya kutip dengan merangkum dari pesan penggiat literasi, motivator dan dosen sekaligus penggerak beberapa grup menulis secara online. Beliau adalah Bapak Wijaya Kusumah (Om Jay), Bunda Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng), Bapak Much Khoiri ( Pak Emcho) dan Bapak Ngainun Naim. 

Saya sengaja menempatkan kalimat itu di awal seakan menjadi lied setiap tulisan  dengan maksud memotivasi diri sendiri dan pembaca  untuk melanjutkan membaca sampai tuntas dan menumbuhkan semangat berliterasi.

Tulisan saya kali ini di seri 35 masih  pada pembelajaran jarak  jauh yang selalu punya cerita dan tak akan habis untuk diceritakan. Dari cerita tentang sekolah, kepala sekolah, guru, orang tua, siswa., orang dewasa yang ada di rumah dan semua yang terkait dengan pembelajaran jarak jauh. Termasuk cerita tentang si corona virus disease yang menjadi awal penyebab pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini.

Kesibukan guru di akhir tahun pelajaran juga selalu penuh cerita. Ada tidak ada covid 19, pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh, akhir tahun pelajaran selalu saja penuh cerita. Saat yang ditunggu-tunggu oleh siswa apapun kondisinya. Mereka akan menerima hasil perjuangan mereka selamat satu tahun pelajaran. Inilah yang membuat guru-guru sibuk mempersiapkan raport untuk diserahkan kepada siswa sebagai laporan kepada orang tua.

Apapun keadaannya, meskipun pandemi covid-19 belum usai, new normal belum diketuk palunya oleh pemerintah daerah dan sekolah belum dibuka tetapi raport haruslah tetap diselesaikan dan diserahkan. Bagaimana dengan nilainya? Nilai tentunya diperoleh dari hasil pembelajaran jarak jauh yang sudah dilaksanakan. Penilaian diserahkan kepada guru dengan tetap memperhatikan payung hukum untuk penilaian yaitu permendikbud No 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dalam permendikbud tersebut djelaskan pengertian dari  standar penilaian pendidikan, penilaian, pembelajaran, ujian sekolah/madrasah dan kreteria ketuntasan minimal. Dijelaskan pula bahwa penilaian pendidikan pada pendidikan dasar terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Dalam masa darurat pandemi covid-19 ini, guru tetap mengadakan penilaian terhadap tugas yang diserahkan siswa melalui whatsaap grup kelas masing-masing. Guru mempunyai rekafitulasi setor tugas siswa. hal ini untuk meminilalisir bahkan  menghentikan label guru ngaji (Ngarang biji). Tentunya penialian tidak bisa dilaksanakan sama seperti pada masa normal. Ketercapaian kurikulum bukanlah menjadi fokus sekolah atau guru.

Mari kita perhatikan kembali pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada peringatan hari pendidikan nasional, 2 Mei 2020 yang ditanyangkan di TVRI dan youtube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," Fokus pembelajaran pada masa covid-19, tidak ada keharusan untuk mengejar ketuntasan kurikulum, daripada kejar taynag semua topik, mungkin ini kesempatan emas untuk menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid-murid untuk bisa sukses di mata pelajaran apa pun. Contonya di literasi, numerasi dan pendidikan karakter."

Tanggung jawab guru untuk memberikan penilaian pada siswa dan melaporkan hasil penilaian kepada orang tua dan sekolah di akhir tahun merupakan pekerjaan rutin guru. Kerja sama, kerja bersama-sama dalam satu ruangan sehingga suasana ruang guru menjadi ramai. Yang menjadi idola dan incaran semua guru adalah printer. Semua guru ingin segera bisa duduk di samping printer agar semua tugas selesai. Menjadi kendala ketika jumlah printer di sekolah terbatas. Andai saja printer di akhir semester dan akhir tahun bisa berbicara, maka ia akan berkata," Saya capek, dipakai non stop mengeluarkan kertas berlembar-lembar. Tidak kah kau paham bahwa saya juga bisa capek sepertimu?"

Benar juga ya, printer di hari -hari lainnya tidak diidolakan oleh banyak guru seperti ini.
Selalu printer yang menjadi kendala setiap jelang pencetakan raport. Printer yang tidak sesuai dengan jumlah pemakai dan pemakaian secara bersamaan dalam jumlah banyak membuat printer cepat menyerah. Guru menunggu giliran ngeprint. Siapa yang sudah selesai mengolah nilai akan mencetak raport terlebih dahulu. .
Karakter guru yang bisa diamati pada saat guru berjuang menyelesaikan  tanggung jawab terhadap penilaian ini adalah karakter kinerja. Karakter kinerja yang  dimaksudkan adalah kerja keras, ulet, tangguh, tak mudah menyerah, dan tuntas dengan kompetensi yang diperlukan adalah berpikir kritis, kreatif, komunikati dan kolaboratif (4K)
Karena tidak sedikit guru yang menyerahkan tugasnya kepada orang lain ketika tugas itu bersentuhan dengan penggunaan teknolgi.

Kesibukan guru saat ini kembali bersentuhan dengan teknologi. Bayangkan saja jika guru tidak menguasai teknologi. Bagaimana mereka akan mengolah nilai yang begitu banyak jika dikerjakan atau diolah secara manual.  Bagaimana akan menulis raport dengan deskripsi yang begitu banyak.
Untuk bisa mengakrabkan diri pada teknologi, maka inilah saatnya guru seperti murid," Banyak tanya, banyak coba dan banyak karya." seperti yang disampaikan oleh mas menteri tentang tips pembelajaran jarak jauh pada masa covid -19, mengakhiri pidato beliau  pada peringatan hari pendidikan nasional lalu.

Salam semangat literasi  dari SDN 1 Dasan Tereng (Sdensa Santer Apik)
Semangat Jelang New Normal Covid -19.

Lombok, 18 Juni 2020
Hp yang bisa dihubungi 081805597038

5 comments:

  1. Guru jaman now harus melek dan menguasai IT
    Malu bertanya sesat di jalan...
    Tulisannya selalu mantul

    ReplyDelete
  2. Untuk bisa mengakrabkan diri pada teknologi, maka inilah saatnya guru seperti murid," Banyak tanya, banyak coba dan banyak karya." ....sepakat bunda.

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...