Oleh Nuraini Ahwan
Menulislah setiap hari, biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri.
Menulislah setiap hari, biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri.
Menulis tentang penghargaan luar biasa untuk karya saya yang biasa. Masih harus terus berinovasi agar benar-benar bisa mewujudkan kerja terbaik, praktik terbaik. Merasa belum maksimal membuat diri akan selalu berusaha dan tidak cepat berpuas diri.
Corona Virus Disease 19 (Covid 19) memunculkan banyak ide untuk menulis. Kalimat ini pernah saya tuliskan dalam mengisi blog sebelumnya. Corona juga memunculkan kreativitas dan inovasi guru dalam pembelajaran. Menjadikan tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan keprofesian guru. Ini terkait pula dengan beberapa isi blog saya sebelumnya tentang bagaimana guru yang ketar ketir ketika pembelajaran pada masa covid 19 ini. Ketar-ketir, dan kalang kabut ketika pembelajaran akan bersentuhan dengan teknologi. Ketar-ketir itu menjadi berkurang karena komitmen guru untuk terus belajar, berinovasi dan mengeluarkan segala jurus kreativitasnya dalam pembelajaran jarak jauh. Kegundahan perlahan-lahan sirna karena guru Bekerja Dari Hati, Work From Heart (WFH). Ini istilah yang saya buat sendiri, ma,af jika kurang tepat.
Pembelajaran jarak jauh bukan merupakan pilihan tetapi merupakan keharusan di masa darurat covid 19. . Ketika pembelajaran jarak jauh dilaksanakan, maka akan terpikir oleh guru, pola pembelajaran apa yang tepat dilaksanakan agar protokol kesehatan tetap bisa dipatuhi. Tidak cukup sampai itu saja, ketika pola pembelajaran sudah bisa tentukan, apakah teknik daring atau luring, maka akan diperhitungkan apa saja sarana yang diperlukan termasuk ketersediaannya. Barulah sampai kepada kemampuan guru dalam menggunakan pola pembelajaran dan pemanfaatan sarana yang digunakan.
Satu contoh, ketika sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah dengan pola daring atau dalam jaringan, tentunya penggunaan teknologi yang paling dominan.
Tidak pernah disebutkan teknologi diperuntukkan atau diwajibkan untuk guru yang lahir pada jaman milenial, atau guru yang masuk generasi y, generasi z dan generasi apa lah istilahnya. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di era sekarang ini bagi guru adalah sebuah keniscayaan. Karena teknologi sangat mendukung pembelajaran di masa covid 19. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dipandang lebih baik dalam pemutusan penyebaran virus corona tekait dengan protokol kesehatan. Psysical distancing, sosial distancing dan hindari kerumunan. Teknologi seakan bisa memperpendek jarak meskipun lewat dunia maya, mempercepat informasi melalui pesan singkat, sms atau chat di whatsaaf, bisa bertatap muka meskipun secara virtual, bisa bercakap-cakap melalui pesan suara dan sebagainya. Teknologi bisa memunculkan kreativitas dan inovasi bagi guru sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
Ketika kreatifitas dan inovasi pembelajaran benar-benar nyata dilakukan oleh guru , kebermanfaatan, keunggulan dari kreativitas dan inovasinya bagus, baik bagi siswa, orang tua /wali dan orang dewasa yang ada di rumah pada masa pandemi ini, maka pembelajaran yang dilakukannya menjadi sebuah parktek baik atau best practices bagi guru tersebut.
Bagi guru, jangan membiarkan praktek baik itu hanya menjadi milik sendiri atau digunakan sendiri, tetapi berikan kepada orang lain atau guru lain. Barangkali praktek baik itu bisa digunakan di sekolahnya dengan teknik adopsi, tiru, modifikasi (ATM). Oleh karena itu, menulis praktek baik sangat diperlukan untuk penyebaran inovasi-inovasi yang membuat pembelajaran lebih menarik. Berbagi pengalaman baik, akan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT.
Banyak sekali guru yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik bahkan sangat baik. Guru yang memiliki kreatifitas tinggi, menemukan inovasi-inovasi dalam pembelajarannya. Kreatifitas dan inovasi yang belum tentu orang lain sudah melakukannya. Tetapi tidak banyak guru yang menulis apa yang sudah mereka lakukan. Mereka membiarkan praktek baiknya berlalu begitu saja. Sangat disayangkan, bukan?
Sulitkah menulis itu? Saya menjawabnya tidak, karena menulis bukanlah merupakan keahlian tetapi merupakan kebiasaan yang dilatih secara terus menerus. Banyak orang yang mampu menulis tetapi belum berani menampilkan tulisannya. Banyak orang yang pandai berbicara atau bercerita, tetapi tidak pernah menulis apa yang diceritakan. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa menulis itu perlu keberanian. Keberanian untuk membiarkan tulisannya dibaca oleh orang lain. Membiarkan tulisannya menemukan takdirnya dengan mengikutsertakan dalam lomba, mempublishnya melalui dunia maya, mengirimnya ke dunia cetak dan seterusnya.
Ada banyak manfaat ketika praktek baik yang kita lakukan didokumentasikan dalam tulisan. Bermanfaat untuk orang lain bermanfaat pula untuk diri sendiri. Apabila ada lembaga yang hendak menginisiasi kegiatan lomba praktek baik guru, maka kita bisa mengikutsertakan prkatek baik kita dalam lomba tersebut. Juara bukanlah tujuan utama tetapi berbagi pengalaman, tukar pengalaman menjadi orientasi yang terpenting.
Setiap pelaksanakan lomba, tentunya akan memilih yang terbaik di antara yang terbaik, Seperti apa yang dilakukan oleh LPMP DIY baru-baru ini. Mengadakan lomba kreatifitas dan inovasi pembelajaran di masa darurat Covid 19. Pengumuman juara sudah dilaksananakan. Euporia kegembiraan pada sang juara terlihat dari senyum dan anggukan kepala di layar lattop. Penghargaan yang luar biasa dari LPMP DIY. Mengabadikan tulisan untuk 20 peserta dan mungkin beberapa peserta lainnya dalam sebuah buku dan ber -ISBN. Menjadi sebuah buku yang insyaallah, semoga bisa digunakan oleh bapak dan ibu guru. Menjadi hadiah istimewa bagi peseta
Penghargaan juga datang dari keluarga, teman kerja dan sahabat baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan selamat mengalir di dunia maya, baik melalui whatsaap maupun melalui facebook.
Inilah yang saya sebut sebagai karya saya yang biasa dihargai luar biasa. Terima kasih buat semua yang telah memberikan apresiasi terhadap hasil ini.
Apresiasi memang sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuhnya dan terbangunnya motivasi dalam diri. Ketika hasil sudah bisa diraih, tidak harus menjadi the best lalu diberikan apresiasi maka motivasi yang muncul akan semakin kuat untuk terus berbuat menjadi lebih baik.
Tulisan ini saya sengaja publish di blog untuk menjadikan motivasi bagi pembaca, bahwa karya yang biasa diapresiasi luar biasa. Saya yakin, pembaca juga mampu membuat karya yang lebih baik.
Apresiasi memang sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuhnya dan terbangunnya motivasi dalam diri. Ketika hasil sudah bisa diraih, tidak harus menjadi the best lalu diberikan apresiasi maka motivasi yang muncul akan semakin kuat untuk terus berbuat menjadi lebih baik.
Tulisan ini saya sengaja publish di blog untuk menjadikan motivasi bagi pembaca, bahwa karya yang biasa diapresiasi luar biasa. Saya yakin, pembaca juga mampu membuat karya yang lebih baik.
Salam literasi dari SDN 1 Dasan Tereng.
Lombok, 17 Juni 2020
Hp yang bisa dihubungi 081805597038
Wuihhh... keren tulisannya
ReplyDeleteJd pgn berburu ilmu utk menjadi sang juara
Bu milla efendi, guru muda yang hebat, ayo, teruslah berkarya masih banyak kesempatan. Kalau saya sudah lanjut. Teruslah berkarya sayang. Tulisan bu milla selalu enak di baca.
DeleteBu Mila yang rajin dan keren, sehat selalu Ibu
ReplyDeleteBu Nur yang rajin dan keren, sehat selalu Ibu
ReplyDeleteAamiin terima kasih doanya. Semoga kita selalu sehat gih.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete😘
ReplyDeleteKarya biasa bisa menjadi luar biasa...semgat bunda
ReplyDeletesiapp semangattt
DeleteMenulis untuk berbagi dan berprestasi,,begitu kata om Jay
ReplyDeleteSetuju, semoga bisa terus berbagi dan berprestasi
Delete