Belajar selama satu tahun pelajaran akan diakhiri dengan penilaian akhir tahun, lalu naik kelas. Sama halnya dengan tahun ini, meskipun situasinya berbeda, kondisi berbeda akibat corona virus disease 19 tetapi penilaian akhir tahun tetap dilaksanakan. Corona virus disease tidak menghalangi pelaksanaan penialaian akhir tahun ini dengan catatan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Yang berbeda dalam pelaksanaannya adalah teknik dan tempat pelaksanaannya. Mengawali perencanaan pelaksanaan kegiatan ini, kepala sekolah berpesan untuk tidak melihat teknik pelaksanaan di temapt lain karena belum tentu sama dengan sekolah kita. Berbeda situasi, berbeda kondisi, berbeda permasalahan sehingga kebijakan pun berbeda.
Corona virus, dalam 3 bulan belakangan ini, mulai pertengahan bulan Maret mengubah pola pembelajaran yang dilakukan. Dari pembelajaran tatap muka langsung di sekolah menjadi pembelajaran jaraj jauh, belajar dari rumah sampai enam kali perpanjangan waktu belajar dari rumah. Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan di tempat saya bertugas secara perlahan-lahan pula berubah dari pola kombinasi antara dalam jaringan (daring) dengan luar jaringan (luring) menjadi pola dalam jaringan penuh. Aplikasi yang kami gunakan adalah whatsAap dengan membentuk whatshaap grup kelas.
Berbeda dengan pelaksanaan penilaian akhir semester 2 atau penilaian akhir tahun sebelumnya. Pembelajaran tatap muka langsung, penilaian juga dilaksanakan dengan tatap muka juga. Di masa covid 19 ini, pembelajaran dilaksanakan jarak jauh dengan pola atau teknik dalam jaringan (daring) , pelaksanaan PAS atau PAT dengan jarak jauh tetapi ujung-ujungnya dengan menggunakan luar jaringan atu luring juga. . Jadi bisa dikatakan dari daring pada akhirnya menjadi luring. Mengapa?
Perubahan pola ini merupakan tantangan yang mengasyikkan dan penuh dengan keseruan di tengah aturan protokol kesehatan dan mendekati era new normal. Berharap apa yang dilakukan saat luring pada pelaksanaan PAS/PAT ini merupakan latihan untuk memasuki new normal. Keseruan apa yang terjadi dalam pelaksanaan hari pertama PAS/PAT di tempat saya bertugas. Baiknya kita simak atau membaca tulisan ini sampai tuntas.
Untuk mempermudah kerjanya koordinator posko dan mengetahui ke siapa saja soal akan disistribusikan, maka sebelum koordinator menjalankan tugasnya, setiap wali kelas sudah mendata nama siswa dan tempat tinggalnya termasuk ke posko mana yang terdekat dengan rumahnya. Data tersebut diserahkan kepada koordinator masing-masing posko. Sementara guru yang tidak bertugas sebagai koordinator posko, bertugas menangani pengaduan dari masing-masing koordinator posko apabila terjadi kendala seperti kekurangan soal atau anak yang keliru poskonya. Jika terjadi kekurangan soal di salah satu posko maka tim atau panitia yang di sekolah yang bergerak mengantarkan kekurangan soal sehingga koordinator tetap diam di posko masing-masing. Awalnya atau pada tulisan sebelumnya koordinator posko kembali ke sekolah setelah distribusi soal dan kembali pada saat jam berakhir untuk mengambil lembar jawaban, tetapi seiring dengan berjalannya kegiatan ada perubahan. Koordinator menunggu di posko sampai jam berakhir. Termasuk perubahan tempat pengerjaan menjadi fleksibel. Boleh dikerjakan di rumah, atau dikerjakan di posko masing-masing jika protokol kesehatan sudah disiapkan oleh koordinator posko. Ini menurut pengamatan atau pemantauan kepala sekolah.
Bagaimana dengan hari pertama pelaksanaan tugas koordinator posko pelaksanaan penilaian akhir semester dan panitia yang bekerja di sekolah?
Benar-benar seru, mengalahkan keseruan ujian nasional. Lebih heboh dan lebih dipersiapkan dengan matang karena pelaksanaannya tidak di sekolah dan yang dihadapi nanti di posko bisa jadi bukan anak-anak tetapi orang tua. Orang tua atau wali murid yang selama ini merupakananggota dalam whatsaap grup kelas. Soal dibagi langsung ke masing-masing koordinator posko pagi itu sehingga terjadi keseruan yang yang saya katakan luar biasa menarik. Tiap koordinator meminta soal dari masing-masing guru kelas, sementara guru kelas juga ada yang bertugas sebagai koordinator. Tangan kiri koordintaor memegang daftar siswa yang di poskonya, seraya menyebut atau meminta soal kepada guru kelas atau guru mata pelajaran,"Mana soal kelas 1 untuk posko saya, mana kelas 2 dan seterusnya." Tidak ada yang mau ketinggalan. Sepertinya tiap koordinator ingin soal untuk poskonya lengkap dan segera meluncur ke posko masing-masing. Ada keramaian, ada nada bahagia dan senang karena tak pernah merasakan pelaksanaan PAS /PAT seperti ini. Kekompakan yang saya rasakan sangat luar biasa walupun tampak seperti hiruk pikuk. Sekali lagi, keseruannya mengalahkan panitia pemilu yang di TPS he he he.
Pembagian soal ke masing-masing koordinator sudah selesai, tak lupa ada ajang foto bersama dan pembekalan yang diberikan oleh kepala sekolah. Pembekalan dimkasudkan untuk memperjela kembali pesan yang disampaikan melalui whatsaap grup sekolah. Kepala sekolah pada pembekalannya menyampaikan apa yang harus dilakukan di posko masing-masing mulai dari protokol kesehatan dengan penggunaan masker, pengaturan jarak, teknik pengerjaan soal. Tak kalah pentingnya disampaikan kepada guru untuk mengingatkan tentang budaya jujur saat mengerjakan soal meskipun dikerjakan di rumah masing-masing. Permohonan maaf kepada wali murid dan siswa pada hari pertama pelaksaan ini terlambat dari jadual yang seharusnya karena keterlambatan dalam pembagian soal kepada koordintaor posko.
Lalu mengapa penilaian ini tidak dilakukan secara daring sebagaimana pembelajaran yang selama ini dilkasanakan pada masa covid 19?
Ada beberapa penyebab yang menurut pemikiran saya, sehingga pelaksanaan ini tidak dilakukan secara daring . Penyebab itu antara lain penyusunan soal dilaksanakan oleh kabupaten, pola pembelajaran setiap sekolah berbeda-beda. Ada yang daring, ada luring bahkan ada yang kombinasi antara daring dan luring.
Apapun caranya, bagaimana pun tekniknya tidak menjadi masalah, yang kita harapkan kegiatan ini terlaksana dengan baik. Sedikit membantu.
Selanjutnya bagaimana dengan pelaksanaannya di posko masing-masing? Baiknya kita tunggu tulisan esok hari.
Lombok, 8 Juni 2020
Bundaaa...
ReplyDeleteKeren banget tulisannya
Terima kasih cantik
DeleteIngat tadi pagi cucu ngungsi ke rumah PAT hs Inggris dan bhs Jawa dikerjakan daring dibatasi waktu
ReplyDeleteSeru bun ya,...ngiliat teman teman juga tadi pagi,luar biasa heboh..
Deleteluar biasa
ReplyDeleteTerima kasih om jay, kalau gak karna programnya om jay dan bunda sri, saya tidak akan menukis di blog lagim terima kasih om jay dan bunda sri. jaza kumullahu khairan katsyra. Aamiin YRA.
DeleteWow...bagus sekali Bunda. Selamat ya. Maju terus...nrar saya ikut di belakang Bunda.
ReplyDeleteTerima kasih, dinda dinda hebat. Saya belajar ni, untuk mengisi hari hari tua he he krn sudah melewati jelita (jelang Lima puluh tahun)
ReplyDeleteMantap Bu Kepala.
ReplyDeleteSeru, mengasyikkan
DeleteSeru sekali kegiatan PAT nya ibuuk. Kebayang bagaimana ramainya setiap pagi. Pasti tidak akan terlupakan.
ReplyDeleteBenar benar seru, sangat kami nikmati kegiatan ini. Lalu lalang tim yang siaga mengantar kekurangan soal ke posko seru.....
Delete