Oleh Nuraini Ahwan
Ada hal penting yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid 19 ini. Hal yang menjadi kendala ketika keberadaannya datang dan pergi. Bisa membuat kepala menjadi cenat-cenut. Apalagi jika terkait dengan pekerjaan yang harus segera dikirim atau batas waktu tinggal hitungan menit.
Keberadaaannya seperti covid 19, di alam gaib, tak terlihat oleh mata namun terasa jika kita miliki. Yang ini akan terasa manfaatnya bahkan bisa membuat hati menjadi plong. Apalagi keberadaannya kencang. Dia adalah___sinyal___.
Sinyal adalah sesuatu yang tak bisa dibeli. Andai saja kuota internet bisa dibeli sekaligus dengan sinyalnya maka tak akan menimbulkan masalah seperti yang saya alami hari ini.
Bersiap diri dari pagi untuk mengikuti webinar yang diselenggarakan LPMP NTB. Kegiatan dipandu oleh Bapak Yuda Purwaka merupakan kegiatan yang membuat saya merasa tersanjung hari ini. Tema webinar adalah tentang menulis. Tentu saja tema ini sangat menarik dan bersentuhan dengan kegiatan yang saya lakukan setiap hari. Yakni menulis.
Saya diundang sebagai penyaji dalam webinar kali ini. Didaulat untuk berbagi cerita tentang tips menulis sampai menghasilkan buku. Pemandu kegiatan mengajak berdiskusi mengingat karya saya dalam bentuk buku tunggal sudah terbit. Buku dengan judul"Rahasia Menulis Ala Penulis Hebat"
Sebagi pencinta literasi,.....ee...semoga menjadi pencinta yang mendarah daging, maka kegiatan ini tentu saja saya sambut dengan gembira. Saya suka berbagi pengalaman meskipun pengalaman baru sedikit, tetapi yang sedkit itu pun tak masalah untuk dibagi jika bermanfaat.
Menyiapkan lattop, handohone dan segala yang terkait dengan perlengkapan kegiatan sudah dilakukan. Belajar dari pengalaman sebelumnya, webinar bersama LPMP DIY, LPMP NTB dan ini kedua kalinya diundang oleh LPMP NTB. Termasuk menyiapkan kuota internet untuk mengantisipasi wifi di sekolah yang macet.
Besyukur, kegiatan dari awal berjalan lancar, sampai pada pemateri yang ke 3. Kegiatan dibuka oleh Kepala LPMP NTB, Bapak Muhamad Mustari, Ph.d. Sampai pada giiliran saya menyampaikan paparan, masih bisa berjalan lancar.
Tak disangka, di tengah pemaparan saya, sinyal mulai seperti jaelangkong. Datang dan pergi, hingga menyebabkan kepanikan sendiri. Berapa kali mengulang untuk bergabung, berapa kali pula mengulang share screen. Sinyal oh sinyal...
Hujan lebat pun tak mau kalah dengan ketidakbersahabatan sinyal. Hujan bahkan turun semakin lebat. Sinyal pun kembali datang dan pergi. Tak mau terlalu menyalahkan si sinyal, saya membopong lattop di depan pintu. Barangkali bisa sedikit membantu. Ternyata tidak merupakan jalan keluar yang terbaik.
Saya menggunakan handphone, rupanya tidak bisa bergabung karena jumlah partisipan melebihi kapasitas. Dobellah kepanikan saya saat itu. Niat berbagi sebanyak yang dikuasai untuk memotivasi para guru agar mempunyai nyali dalam menulis ternyata tidak tersampaikan. Hanya menarik napas dalam-dalam.
Sinyal menghalangi untuk berbagi. Semoga ada grup untuk menindaklanjuti kegiatan yang terkendala oleh keterbatasan sinyal ini. Sebuah grup menulis atau komunitas menulis yang mewadahi para guru dalam mempublikasikan tulisannya. Baik untuk penulis pemula maupun penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan.
Andai saja sinyal bisa dibeli, maka saya akan beli bersamaan dengan kuotanya, he he.
Buku yang merupakan karya saya sedianya akan saya kenalkan lebih jauh kepada peserta namun hanya mampu berkenalan secara sepintas. Semoga perkenalan singkat ini akan menginspirasi dan memotivasi para guru untuk memulai menulis. Aamiin YRA.
Mari menulis setiap hari, tidak harus banyak tetapi konsisten setiap hari. Tulis apa yang ada di pikiran, apa yang dilihat, dirasa, didengar dan dilakukan. Tulis apa yang ada di sekitar kita. Biarkan tulisan kelak yang akan menemukan takdirnya sendiri.
Lombok, 1 Desember 2020.