Oleh Nuraini Ahwan
Seorang penulis yang sudah sampai pada maqam tertinggi dalam menulis tentu tidak kesulitan dalam menemukan ide untuk ditulis. Mungkin mereka yang berada pada maqom tertinggi tidak perlu bersusah payah menggali ide untuk ditulis. Saya mengatakan mungkin karena saya belum sampai pada tataran ini. Masih sangat jauh sehingga untuk menemukan ide saja, harus menguras pikiran.
Jadi benar juga yang disampaikan oleh Bapak Much. khoiri, dosen Unesa, pegiat literasi, editor dan penulis lebih dari 53 buku," menulis adalah berpikir." Mulai dari pra menulis, proses menulis dan pasca menulis membutuhkan pemikiran. Entah ini untuk penulis pemula maupun penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan.
Kembali ke penulis pada maqom menulis tertinggi, sudah mampu menjadikan apa saja sebagai bahan tulisan. Menulis sudah menjadi kebutuhan. Penulis pada maqom ini juga sudah menjadikan tulisan sebagai ikon diri.
Berbeda dengan penulis yang baru mulai menggerakkan jemarinya untuk mengabadikan apa yang ada dalam pikirannya dalam sebuah tulisan, menemukan ide saja masih mengalami kesulitan. Meskipun ide itu bertebaran di hadapannya bahkan dalam diri kita ada yang bisa dijadikan ide tulisan. Belum lagi jika ide sudah ditemukan, terlambat ditulis, ide itu langsung hilang melayang. Sangat disayangkan, ide yang sudah bersusah payah ditemukan akan melayang. Ide yang baru digali hilang tanpa bekas, tanpa ditulis. Oleh karena itu, ketika kita sudah berniat ingin merambah dunia menulis ,maka kita harus GILA,..............
Eeeeee....sebentar dulu,
Jangan salah lho,.. Gila yang dimaksud bukan tidak waras dan harus masuk rumah sakit jiwa, ya...
Gila adalah sebuah singkatan dari Gali Ide Langsung Action. Istilah ini, saya peroleh dari salah seorang penulis bernama Bapak Akur Sudianto ketika beliau diundang oleh LPMP Nusa Tenggara Barat.
Gi.........Gali ide,......
Ide memang harus digali. Ide yang bertebaran yang berhasil digali jangan dibiarkan hilang dari ingatan. Memori ingatan kita terbatas. Apalagi diusia sudah lolos lima puluh tahun, bibit lupa sudah menancap di kepala. Ide yang berhasil digali, bisa dicatat dalam catatan kecil atau dicatat di handphone yang selalu setia menemani. Ide yang kebetulan muncul segera dicatat dan akan terkumpul bersama teman-teman ide lainnya dalam bentuk bakal calon tulisan.
Ide muncul tidak memilih tempat. Kadang ide muncul ketika sedang berada di kamar mandi. Tidak mengapa...Begitu keluar dari kamar mandi, ide langsung ditulis bersama teman lainnya. Bersama kumpulan bakal calon tulisan. Ketika ada waktu luang, jangan lupa sambangi kumpulan bakal calon tulisan teesebut. Ambil balon tulisan mana yang akan dieksekusi lebih awal dan seterusnya. Tapi sebaiknya begitu ide muncul, jangan dibiarkan berlama-lama mendekam menjadi bakal calon tulisan, tetapi langsung action akan lebih baik. Lanjutkan gila yang baru saja sampai....GI......
LA......Langsung Action
Begitu ide muncul, sebaiknya gunakan jurus freewriting untuk langsung action sebelum ide hilang. Bisa tanpa menulis dalam bakal calon tulisan. Ide yang muncul langsung ditulis cepat sebelum apa yang ada dipikiran hilang. Tulis saja terus menerus tanpa jeda. Jangan terikat oleh ejaan, tanda baca, tata bahasa, kalimat dan seterusnya. Jangan dibaca dulu. Tulis saja apa yang ada di pikiran tentang ide yang ditemukan.
Batasi saja waktu untuk freewriting ini. Hingga batas waktu selesai, stop gerakan jemari kita. Barulah baca kalimat demi kalimat. Menurut saya pribadi, selesai menulis kita belajar menjadi editor untuk tulisan sendiri.
Niat menjadi penulis, harus mau GILA....
Lombok, 21 Maret 2021
Hem... Siap Bunda... Saya siap gila...biar bisa bagus tulisan saya... Sebagus tulisan Bunda...
ReplyDeleteTerima kasih..tulisan bunda juga bagus
DeleteGila yg produktif
ReplyDelete👍👍
DeleteHahaha....
ReplyDeleteJudulnya bikin kepo
Mantul
Siap ikut gila
ReplyDeleteMelihat judul tulisan " GILA" membuat orang " TERGILA-GILA" untuk membongkar apa isinya dan ternyataaaaaa........sebuah akronim kreatif dari orang yang ingin terus GILA ( Gali Ide Langsung Action). Sebuah masukan Bu Nur, kata " maqam" seharusnya ditulis "maqom", ini adopsi dari bahasa Arab yang berarti tingkat/level. Saluuuut....terus lah menjadi GILA agar orang lain tergila-gila menjadi GILA. (Nahar)
DeleteSiap direvisi, terima kasih masukannya ...
DeleteWaduuh.... pada gila semua bun. Senang membacanya
ReplyDelete🙏🙏
DeleteKeren nih, bs ditiru ...
ReplyDeleteMari melangkah bersama.... sana sama gila
DeleteMas akur itu guru menulis saya. awas jadi gila hehehe
ReplyDeleteGila yang positif
ReplyDeleteAyo, mulailah menjadi GILA
ReplyDeleteTulisan bunda memang "gila" patut ditiru
ReplyDeleteMari kita sama sama membangun rasa percaya diri, walaupun saya sering juga gak nemu nemu ide.....gila......
DeleteSemangat terus bunda, ingin mencoba GILA, terkadang Actionnya sering membuat bingung.... Luar biasa Bun !
ReplyDeleteMantaap bunda.... Semoga sy bisa GILA Bun...
ReplyDeleteYuk, kita bergabung dalam komunitas GILA. Hahaha
ReplyDelete