Wednesday, January 11, 2023

Tulisan sebagai Passion dan Healing

Oleh Nuraini

Resume 2

Narasumber : Sri Sugiastuti ( Bunda Kanjeng)

Moderator    : Widia Altha Bisma

KBMN PGRI Gelombang 28

Kelas Belajar Menulis PGRI gelombang 28 kembali bertemu , Rabu 11 Januari 2023 . Tepatnya pukul 19.00 wita. Pertemuan ini merupakan pertemuan ke 2 dalam kelas belajar secara online yang direncanakan akan berlangsung selama 2, 5 bulan dengan 30 resume. Setiap pertemuan, kelas belajar yang anggotanya mencapai 1000 orang ini akan membersamai anggota dengan narasumber yang berbeda setiap harinya. Setelah pada pertemuan pertama, hadir secara online, Dr Wijaya Kusumah, M,Pd sebagai arasumber pertama.

Pertemuan ke-2, KBMN menghadirkan Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd sebagai narasumber. Ibu yang tidak lagi menyebut diri lolita (lolos lima pulih thun) melankan menyebut diri sebagai ulama alias usia lanjut masih aktif dan memposisikan diri sebagai tim doa dan tim hore. Selalu merendah, rupanya.

Ibu Sri Sugiatusti sebagai motivator, sebelum masuk ke materi, beliau mengungkapkan rasa syukur dan memberikan apresiasi kepada orang yang mau berproses, mau keluar dari zona nyaman, lalu mengikuti aturan main yang ada, berani mengambil keputusan, berani mengambil tantangan sehingga pada akhirnya mereka sukses. 

Layak menyandang gelar "Ratu Antologi" karena berhasil menelurkan buku antologi yang tidak sedikit jumlahnya. Bukan hanya itu, ibu yang masih cantik di usia yang tidak lagi muda ini, berhasil memberikan  suntikan/semangat hebat bagi para penulis pemula. Saya adalah salah satu dari sekian orang yang berhasil memegang mahkota atas sentuhan tangan dingin beliau.
Pertemuan kedua ini, beliau menyampaikamn materi dengan tema,"Menjadikan Menulis sebagai Passion."
Menurut beliau, passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin  dan ingin lagi sehingga tidak pernah padam. Demikian juga dengan menulis, ketika menulis sudah kita jadikan sebagai passion maka giat menulis kita tidak akan pernah padam. Jika tidak menulis maka akan merasa ada yang kurang.
Saya sendiri menyebutnya, jika tidak menulis maka akan seperti berhutang. Hutang tulisan dibayar tulisan. Begitu juga Bapak Much. Khoiri, Dosen Unesa menyebutnya. 

Passion adalah istilah yang sulit didefinisikan. Dalam bahasa Inggris, passion memiliki arti gairah. Gairah yang dimaksud yaitu perasan yang sangat kuat atau rasa semangat yang besar pada diri seseorang pada sesuatu. Artinya mereka mrela melakukan apa saja , menghabiskan tenaga dan pikiran mereka untuk sesuatu tersebut. 

"Sesuatu," itulah yang disebut sebagai passion.
"Passion juga memiliki pengertian yaitu rasa cinta atau ketertarikan pada suatu aktivitas yang membuat kita tertantang untuk melakukannya. (https://sukagitu.com/apa-itu-passion/

Uraian di atas senada dengan passion yang dimaksud oleh Ibu Sri Sugiastuti yang mengungkapkan juga  perasaan beliau. Jika sudah  menulis maka rasanya plong. Perasaan ini membuktikan bahwa beliau sudah menjadikan menulis sebagai passion
Lalu bagaimana dengan kita?
Mampukah kita menjadikan menulis sebagai satu kebutuhan?
Mampukan kita menjadikan menulis sebagai food suplemen yang akan membawa kita menjadi orang yang mulia?

Saat seseorang mmapu mengubah mindsetnya diubah menjadi,"Writing is My Passion." maka banyak hal yang bisa diperoleh seperti menhgasilkan banyak buku, traveling ke luar negeri, keliling  Indonesia karena menang lomba, bertemu menteri bahkan bertemu presiden. Tidak hanya itu, karena menulis seseorang bisa mendapat duit dari gopay dan bisa mengedukasi pembaca untuk berliterasi. 

Di usia senja, Ibu Sri Sugiastuti menjadikan menulis bagian dari healing. berharap tulisan beliau akan memiliki takdir yang baik dan bisa sebagai pemberat amal di dunia. 

Saya menjadi ingat kelimat pemantik yang disampaikan beliau pada kelas menulis sebelumnya. Kalimat yang saya jadikan lied dalam tulisan saya. "Menulislah, biarkan tulisan itu yang akan menemukan takdirnya sendiri."

Menulis sebagai healing, ketika mempunyai masalah, menulislah, berkonsultasi pada Allah SWT lewat tulisan. Selanjutnya dibaca atau dimusnahkan, terpenting adalah dada lapang, pikiran tenang dan masalah hilang.

Kalimat pematik dari Ibu Kanjeng, sapaan akrab Ibu Sri Sugiastuti:

  • Setiap penulis berproses, menulis bukanlah sebuah kebetulan tetapi harus ada usaha
  • Ketika mood hilang, googling internet, membaca buku atau menjadi pendengar yang baik adalah solusi menjaga mood
  • Ketika menulis, jagalah penamu karena ia bisa menjadi harimaumu
Selamat berselancar para sahabat. Goreskan jemari, untuk ide tersemat. Jangan biarkan ide terbuang percuma.  Saling mengingatkan tandanya kita sahabat. Saling berkunjung ke blog akan menjaga mood.
Percayalah...
Kemajuan akan terjadi saat kita berani keluar dari zona nyaman.
Ingatlah....
Ketika rasa malas menyerang, jadilah panglima untuk diri sendiri melawan rasa malas.

Lombok, 11 Januari 2023






No comments:

Post a Comment

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...