Monday, February 10, 2020

Sabar untuk Ecobrik Menuju Zero Waste

Sabar untuk Ecobrik Menuju Zero Waste
di  Sekolah Dasar Negeri 1 Dasan Tereng
oleh Nuraini

Isu kekinian yang sedang berkembang secara meluas di semua lapisan adalah zero waste atau bebas sampah. Zero waste  ini  , ini sendiri oleh pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dicanangkan pada pertengahan tahun 2018 di beberapa regional di wilayah Nusa Tenggara Barat.  Dalam program zero waste ini, pemerintah menggandeng Dinas Lingkungan Hidup  dan berkoordinasi dengan para Bupati dan Walikota.
              Untuk mewujudkan NTB bebas sampah tahun 2023 mendatang, berbagai upaya dilakukan mulai dari penyusunan PERDA tentang pengeloaan sampah sampai kepada digelontorkan dukungan anggara dalam APBD. Perda ini sudah masuk ke dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) di DPRD NTB.  Sehingga dengan kerjasama dan peran aktif pemerintah kabupaen, pemerintahan desa, bukan mustahil program Nusa Tenggara Barat zero waste atau bebas sampah dapat terwujud.
              Zero waste  atau bebas sampah atau nol sampah sebenarnya bagaimana sebisa mungkin mengurangi penggunaan bahan/material yang mencemari lingkungan terutama bahan sekali pakai (sedotan, plasrik, cofy cup, dan rekan-rekannya). Terpenting dari zero waste adalah meminimalisir sampah, tidak cukup daur ulang mengingat kemampuan daur ulang masih rendah.
              Zero waste dimulai dari menolak pengunaan bahan-bahan tidak ramah lingkungan, sulit terurai tentu saja tidak sekali pakai. Alternatif setelah penolakan adalah mencari penggati yang lebih ramah lingkungan (tidak sekali pakai), membawa tempat sendiri(tempat makan sendiri, tempat belanja sendiri), membawa tempat minurm sendiri yang bukan merupakan botol kemasan.
              Sekolah  Dasar Negeri 1 Dasan Tereng yang merupakan bagian dari masyarakat pun bisa mengambil langkah untuk turut mendukung program ini didasarkan pula pada kebermanfaatan dari program ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mendukung zero waste adalah program sarapan bersama  (sabar) dengan melibatkan guru, pendidik dan tenaga kependidikan. Program ini dilaksanakan sebelum mulai pembelajaran jam pertama bagi anak yang masuk pagi. Sarapan tidak hanya berupa nasi tetapi bisa berupa roti dan makannan lainnya yang mengandug karbohidrat.
              Pada program sabar (sarapan bersama, sarapan bareng) di sekolah merupakan salah satu pilihan untuk mendukung terlaksananya zero waste. Pada program ini, anak diminta untuk membawa sarapannya atau membeli sarapan di kantin sekolah dengan menyiapkan tempat nasi dari bahan bukan sekali pakai seperti kertas nasi, plastik mika, strepom dan sejenisnya. Hal ini belajar dari pengalaman bahwa anak yang membawa nasi  atau membeli nasi di sekolah dengan bungkus kertas nasi atau bahan sekali pakai merupakan penyumbang sampah terbanyak di sekolah. Bisa dibayangkan misalnya satu sekolah dengan jumlah anak 345 orang dan semua sarapan di kantin sekolah atau membawa sarapan dari rumah dengan pembungkus kertas nasi atau sejenisnya, maka dalam 1 hari akan ada sampah kertas nasi sejumlah 345 lembar yang akan memenuhi keranjang sampah atau tempat sampah di sekolah.  Lalu  bagaimana kalau  dalam waktu 1 minggu, 1 bulan dan seterusnya? Berapa banyak sampah yang akan terkumpul? Berapa banyak tong sampah yang harus disiapkan sekolah? Betapa cepatnya sampah akan menggunung di tempat pembuangan akhir di sekolah? Demikian juga dengan sampah plastik yang berasal dari bungkus snak, minuman kemasan dan sejenisnya, akan terjadi hal yang sama dengan kasus di atas.
        Anak SDN 1 Dasan Tereng                                        Anak SDN 1 Dasan Tereng
  
 
        (foto diambil dari dokumen pribadi)              (Foto diambil dari dookumen pribadi)

            Sekolah bisa berupaya mengurangi beban bumi dari sampah sampah plastik, mengingat sampah jenis ini merupakan sampah yang tidak bisa hancur. Salah satu teknik yang bisa dilakukan bersamaan dengan program sabar (sarapan bareng) adalah satu anak satu tong sampah (tong sampah berupa botol minuman) yang selalu siap dibawa setiap hari. Setidak-tidaknya sampah mereka masing-masing bisa dimasukkan ke dalam botol mereka sendiri dan dijadikan ecobrik untuk dimanfaatkan di sekolah.
 








        Anak SDN 1 Dasan Tereng                        Anak SDN 1 Dasan Tereng( 1 anak,1 tong sampah)
                        Sampah di sekolah masih memerlukan penanganan untuk bisa mencapai zero waste yang diharapkan. Tahapan dari 5R  yang dipolulerkan oleh Bea Jhonson yaitu refuse, reduse, reuse, recycle dan rot yang belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh atau sempurna oleh sekolah. Ada 4 tahapan yang memilki kemungkinan besar bisa dilakukan sekolah yakni: Refuse (menolak pemakaian barang yang tidak perlu), Reduse (menghindari pemakaian/pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar), Reuse (menggunakan kembali alat), Recycle (mendaur ulang untuk dijadikan benda yang bermanfaat). Sedangkan rot (membusukkan sampah organik menjadi kompos) bisa dilakukan akan tetapi memerlukan peralatan dan tenaga di sekolah.
              Sarapan bersama rupanya mampu mengurangi sampah. Sarapan yang dijadwalkan oleh sekolah dengan memantau pelaksanaannya mulai dari tempat nasi yang dibawa anak dan tempat minum yang bukan dari botol minuman sekali pakai termasuk pemnatuaan terhadap kantin sekolahmerupakan langkah awal mengurangi sampah di sekolah. Dampak pembiasaan ini akan berpengaruh kepada perilaku anak di rumah. Mereka akan menempatkan sampah plastik mereka pada botol atau akan mendaur ulang botol minuman, gelas minuman menjadi barang yang bermanfaat.
              Secara rinci pelaksanaan “sabar” atau sarapan bersama atau sarapan barang sebagai langkah awal mendukung zero waste di sekolah  khususnya di SDN 1 Dasan Tereng adalah: membangun kesepakatan awal atau komitmen awal bersama guru, anak dan wali murid untuk mendukung kegiatan ini berupa menyiapkan wadah tempat sarapan bagi putra dan putrinya masing-masing, mengatur jadwal sabar, anak membawa sarapan sendiri dari rumah berisi nasi atau makanan lainnya dalam wadah berupa termpat nasi dan botol minuman yang bukan dari tempat minum sekali pakai, memantau pelaksanaan sabar di setiap kelas oleh kepala sekolah
              Kelebihan dari program ini adalah dari nilai kesehatan, anak mengkonsumsi makannan sehat, , anak terbiasa sarapan yang meupakan cikal bakal pola hidup sehat,  sarapan berdampak pada semangat dan konsentrasi belajar; dari segi nilai religiusitas, anak dilatih untuk berdoa sebelum dan sesudah makan, belajar mensyukuri rezeki yang sudah diterima; sedangkan dari nilai karakater gotong royong; anak terbiasa berbagi, saling memberi karena tidak menutup kemungkinan ada anak yang tidak membawa sarapan.
              Pelaksanaan program sabar (sarapan bersama, sarapan bareng) juga telah mampu menekan sampah di sekolah. Sampah yang ada di sekolah setelah pelaksanaan ini hanya berupa sampah daun atau sampah organik. Sekolah bisa dalam kondisi bersih selama pelaksanaan pembelajaran, bahkan sampai keesokan harinya. Sekolah tampak asri sehingga seluruh warga sekolah merasa nyaman berada di sekolah.
            Zero waste merupakan sebuah sebuah proses yang tidak datang dengan instan. Oleh karena itu mari bersama-sama selamatkan bumi, kurangi beban bumi, lestarikan alam, hijaukan bumi agar bumi tetap layak untuk dihuni dengan penghuni bumi hidup selalu sehat.  
            Perlunya komitmen dari seluruh komponen untuk terlaksananya  zero waste di semua lapisan masyarakat.



BIODATA PENULIS
Nuraini, S.Pd, lahir di Keling, Lombok Barat 51 tahun yang lalu. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1983. Melanjutkan ke SMP 1 Narmada dan tamat pada tahun 1986. Menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru di SPG Negeri Mataram pada tahun 1989.
Pada tahun 1991, ia mengawali karirnya sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri Tanak Tepong. Selanjutnya dipindah tugas ke  sekolah pada jenjang yang sama sampai tahun 2006.
Sejak tahun 2007, ia diberi amanah sebagai kepala sekolah di Sekolah Dasar Negri 2 Dasan Tereng dan  hingga saat ini masih menjalankan tugas sebagai kepala sekolah di SDN 1 Dasan Tereng.
            Dalam masa karirnya, ia telah menyusun beberapa tulisan dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah, Penelitian Tindakan Kelas, Best Practice, antologi puisi, antologi surat, tulisan dalam bentuk feature dan cerita fiksi yang sudah diterbitkan oleh penerbit yang ber-ISBN.
Catatan lainnya: No HP. 081805597038
                           Email. ahwan.nuraini69@gmail.com.

3 comments:

  1. Bermanfaat sekali ya bu, kalau ecobrick ini bisa diterapkan dengan baik. Kami disekolah baru sampai tahap memilah saja. Salam kenal ibu saya http://ninghhani.blogspot.com/

    ReplyDelete

Kegiatan Akhir Tahun di SDN 1 Dasan Tereng

Beragam kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mengakhiri masa pembelajaran setiap tahunnya. Kegiatan ini sepertinya merupa...