RESUME
8.
Belajar
Menulis Gelombang 2 Bersama Om
Jay
Kisah Nyata di Balik Suksesnya Seorang
Penulis
“Ketika Bukumu Ditolak Penerbit”
Oleh Nuraini
Belajar menulis gelombang 2, tanggal 7 Februari 2020
merupakan pertemuan ke-8. Narasumber kali ini adalah Bapak Wijaya Kusumah yang
akrab disapa dengan nama Om Jay. Untuk lebih lengkapnya tentang biodata beliau,
kita bisa mampir di alamat http://wijayalabs.com/about
Saya sudah membaca biodata beliau, lebih muda
dari saya, beliau sudah sukses seperti ini...sungguh luar biasa. Tak apa
apa ya.....saya yang sudah umur begini,
ikut meramaikan dunia literasi sekarang ini. Semoga suatu saat nanti bisa
menghasilkan karya buat di kenang generasi penerus...Aamiin Ya Rabbal
Aalamiin.
Baiklah, bagi yang tidak sempat atau belum sempat berkunjung ke
alamat tersebut, saya membantu untuk menampilkan biodata narasumber kita..
Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd , Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972 . Menyelesaikan
pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
(1990-1994). Telah menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi
Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2009) dan mulai tahun 2014 ini
melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana
UNJ. Mohon doanya cepat selesai dan dapatkan gelar doktor pendidikan .
Sejak 1992 hingga saat ini berkarier
sebagai pengajar bidang studi TIK di SMP Labschool Jakarta. Semasa kuliah
di IKIP Jakarta aktif di beberapa organisasi, yaitu: Ketua Umum HMJ Teknik
Elektro FPTK IKIP Jakarta, Ketua HMI Komisariat FPTK IKIP JAKARTA, Ketua
Musholla “Al
Biruni” FPTK IKIP JAKARTA, Sekretaris Senat Mahasiswa FPTK
IKIP JAKARTA, dan Ketua LP2TK IKIP JAKARTA Bidang Perangkat Lunak (1994-1996).
Pengalaman organisasi lainnya adalah
Sekretaris Alumni Elektro FT-UNJ (2006-2011), Kepala Humas Ikatan Pengembang
Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) Pusat, Sekertaris jenderal Komunitas TIK
dan KKPI (KOGTIK) DAN IKATAN GURU TIK PGRI, Penulis Teraktif Kompasiana.com,
Penasehat Komunitas Blogger Bekasi, Mantan Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia
(IGI), Penasihat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Bekasi, Konsultan
pendidikan di beberapa sekolah swasta, Pendiri Komunitas Sejuta Guru Ngeblog
(KSGN), Founder Teacher Writing Camp (TWC), Founder Ikatan Profesi Guru
Indonesia (IPGI), dan pernah menjadi Pembina Redaksi majalah ”Gema” SMP
Labschool Jakarta, dana beberapa sekolah di Jakarta.
Beberapa karya ilmiah yang diterbitkan
untuk tingkat nasional adalah:
Proses Pembelajaran Internet dalam
Meningkatkan Imtak Siswa (2005), Pembelajaran Berbasis ICT di Kelas Akselerasi
dalam meningkatkan Imtak-Iptek secara Terpadu (2006), Peningkatan Imtak Siswa
Berbasis Proses Pembelajaran Word melalui CTL & Portofolio (2007),
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Internet di Kelas Akselerasi dengan metode
CTL & Penilaian Portofolio (2007), Menumbuhkan Kreativitas Menulis Siswa
Akselerasi melalui Belajar Mandiri pada Pembuatan Blog di Internet (2008), Upaya
Meningkatkan Minat dan Kreativitas Menulis Melalui Pengelolaan Blog di Internet
(2008), Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Mengapa Guru Takut Melakukannya?
(2008), Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (2008), Yuk Kita Ngeblog! (2009),
Guruku Menggapai Bintang (2010), Menjadi Blogger Handal di Era Global (2010),
Internet Sehat Bikin Hebat (2011), Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya (2011),
Efektifitas Pemanfaatan Blog Sebagai Media Test Online (2011), Menulislah
Setiap Hari & Buktikan Apa yang Terjadi (2011), dan TIK: Menulis Blog Untuk
Pendidikan (2012) . Saat ini sedang menyelesaikan buku terbarunya, Catatan
Harian Seorang Guru Blogger (2013), dan menjadi guru di zaman Edan (2014),
Menjadi Blogger Ternama (2017), sedang meneliti tentang pemanfaatan blog untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Sahabat literasi.....banyak sekali prestasi
yang telah diraih oleh bapak Wijaya Kusumah,apabila sahabat literasi ingin tahu
lebih lengkapnya, kunjungi saja alamat di atas ya, karena selanjutnya saya akan
menyampaikan hasil kelas online malam ini.
Om
Jay menyapa peserta dan mempersilahkan
mengunjungi alamat http://kompasiana.com/wijayalabs untuk lebih mengetahui profile beliau.
Saya sempat terkesima begitu membaca lanjutan
tulisan Om Jay selaku narasumber.
“Ketika Bukumu Ditolak Penerbit” karena
kalimat ini seperti kekhawatiran yang saya rasakan jika saya akan menyodorkan
hasil tulisan kepada penertbit.
Rupanya ini yang menjadi tema kelas online
malam ini. Om Jay menceritakan bagaimana kisah beliau yang berkali-kali ditolak
oleh banyak penerbit mayor (sembilan
penerbit) dengan alasan beliau bukan dosen perguruan tinggi. Sempat merasa
kecewa tapi tentunya beliau tidak putus asa.
Keberuntungan berpihak kepada beliau, pada
saat bimbingan tesis bersama Prof Conny R. Semiawan, beliau meminta Prof
membaca buku yang beliau susun. Tanggapan ibu Prof bahwa buku itu bagus. Ibu
Prof pula yang mempertemukan Om Jay dengan Penerbit. (Penerbit Indeks)
Intinya...jangan takut ketika buku kita
ditolak oleh penerbit mayor, berusahalah memperbaiki tulisan itu, atau meminta
orang lain membaca dan memberikan masukan kepada kita tentang tulisan itu.
Jangan cepat-cepat lari ke penerbit indie yang menyebabkan kita keluar uang
sendiri untuk membiayai penerbitan buku kita.
Kalau di penerbit mayor, di samping
mendapat royalti dari penjualan buku,penulis juga dapat diundang menjadi pembicara atau narasumber.
Dari sesi tanya jawab bersama peserta,
kesimpulan yang dapat saya tuliskan baik dari peserta ,maupun dari kata
motivasi dari bapak narasumber sebagai berikut:
1. Berkali-kali gagal lekas bangkit dan cari akal
2. Berkali-kali jatuh, lekas berdiri jangan mengeluh
Untuk ke penerbit mayor, bisa kirim naskah cetaknya dulu, setelah acc bersama
penerbit, baru kirim filenya. Begitu
yang dilakukan Om Jay dulu ketika buku
beliau tebit.
Saya benar-benar termotivasi dari
penjelasan Om Jay, semoga banyak penerbit mayor yang memberikan kesempatan
kepada penulis pemula. Mohon bimbingan para senior.Terima kasih Om Jay,
Salam literasi.
Sama sama semoga dapat meotivasi
ReplyDeleteBelajar Menulis di Talang Babungo
ReplyDeleteOleh: Wiwi Asmaneti
Selama ini aku selalu berharap agar bisa menulis sebuah buku. Aku pengen seperti teman yang sama-sama guru. Dia telah berhasil menulis dan bukunya di sukai banyak orang. Senang rasanya melihat kegembiraan mereka. Menulis dan menerbitkan buku menjadi impianku.
Pada acara kabupaten Solok Menulis atau KSM di Bukittinggi sumatera barat, aku mau ikut tapi terhalang karena punya bayi. Sampai akhirnya aku mendengar pelatihan KSM akan diadakan di Talang Babungo. Sebuah tempat yang ada di kabupaten Solok Sumatera Barat.
Hatiku sangat senang, aku membawa anak yang masih bayi, dan aku titipkan sama keluarga yang ada di Alahan Panjang. Aku bisa fokus memgikuti kegiatan.
Waktu itu satu hari sebelum acara akupun sudah berangkat, karena jarak tempat tinggalku dengan Talang Babungo sangat jauh. Aku berharap dapat belajar menulis dan menerbitkan buku pertamaku.
Pukul enam Pagi aku berangkat bersama teman yang juga ikut pelatihan dan anakku juga masih tertidur.
Di sepanjang jalan aku melihat sungai yang hampir meluap karena dari semalam karena hujan. Bahkan saat kami akan berangkat hujanpun masih tutun sangat deras dan aku yang biasa tinggal di daerah bersuhu panas sampai di lokasi menggigil kedinginan.
Setelah panitia bersiap acarapun dimulai. Panitia memanggil para penggiat literasi satu persatu. Aku sangat kagum pada seorang anggota masyarakat yang berprestasi dalam menulis, bahkan karyanya sudah dijual ke luar negeri.
Selama pelatihan berlangsung aku mengikutinya bersungguh sungguh. Sampai pada saat pak Wijaya Kusumah yang biasa disapa Omjay menjelaskan langkah langkah menulis, dan aku pun sangat bersemangat, mencoba merangkai kata demi kata.
Aku sangat bersyukur bisa hadir dalam acara ini. Ssmoga dengan pelatihan ini, aku yang awalnya tidak tahu cara menulis, akhirnya bisa menulis apa yang aku rasakan dalam sebuah kertas. Aku mulai menggoreskan kata demi kata yang terukir dengan indah.
Terima kasih panitia KSM dan Narasumber yang sudah mau berbagi ilmu dengan kami. Tulisanku tak terasa mengalir cukup banyak dan membuatku akhirnya bisa menulis.
Wiwi Asmaneti.
Guru SD Negeri 13 Sungai Nanam.