Sunday, February 9, 2020

Ketika Bukumu Ditolak Penerbit


RESUME  8.
Belajar  Menulis  Gelombang 2 Bersama Om Jay
Kisah Nyata di Balik Suksesnya Seorang Penulis
“Ketika Bukumu  Ditolak Penerbit”
Oleh Nuraini
Belajar menulis  gelombang 2, tanggal 7 Februari 2020 merupakan pertemuan ke-8. Narasumber kali ini adalah Bapak Wijaya Kusumah yang akrab disapa dengan nama Om Jay. Untuk lebih lengkapnya tentang biodata beliau, kita bisa mampir di alamat http://wijayalabs.com/about
Saya sudah membaca biodata beliau, lebih muda dari saya, beliau sudah sukses seperti ini...sungguh luar biasa. Tak apa apa  ya.....saya yang sudah umur begini, ikut meramaikan dunia literasi sekarang ini. Semoga suatu saat nanti bisa menghasilkan karya buat di kenang generasi penerus...Aamiin Ya Rabbal Aalamiin. 
Baiklah, bagi yang  tidak sempat atau belum sempat berkunjung ke alamat tersebut, saya membantu untuk menampilkan biodata narasumber kita..
Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd , Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972 . Menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (1990-1994). Telah menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2009) dan mulai tahun 2014 ini melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ. Mohon doanya cepat selesai dan dapatkan gelar doktor pendidikan .
Sejak 1992 hingga saat ini berkarier sebagai pengajar bidang studi TIK di SMP Labschool Jakarta. Semasa kuliah di IKIP Jakarta aktif di beberapa organisasi, yaitu: Ketua Umum HMJ Teknik Elektro FPTK IKIP Jakarta, Ketua HMI Komisariat FPTK IKIP JAKARTA, Ketua Musholla “Al Biruni” FPTK IKIP JAKARTA, Sekretaris Senat Mahasiswa FPTK IKIP JAKARTA, dan Ketua LP2TK IKIP JAKARTA Bidang Perangkat Lunak (1994-1996).
Pengalaman organisasi lainnya adalah Sekretaris Alumni Elektro FT-UNJ (2006-2011), Kepala Humas Ikatan Pengembang Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) Pusat, Sekertaris jenderal Komunitas TIK dan KKPI (KOGTIK) DAN IKATAN GURU TIK PGRI, Penulis Teraktif Kompasiana.com, Penasehat Komunitas Blogger Bekasi, Mantan Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI), Penasihat Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Bekasi, Konsultan pendidikan di beberapa sekolah swasta, Pendiri Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), Founder Teacher Writing Camp (TWC), Founder Ikatan Profesi Guru Indonesia (IPGI), dan pernah menjadi Pembina Redaksi majalah ”Gema” SMP Labschool Jakarta, dana beberapa sekolah di Jakarta.
Beberapa karya ilmiah yang diterbitkan untuk tingkat nasional adalah:
Proses Pembelajaran Internet dalam Meningkatkan Imtak Siswa (2005), Pembelajaran Berbasis ICT di Kelas Akselerasi dalam meningkatkan Imtak-Iptek secara Terpadu (2006), Peningkatan Imtak Siswa Berbasis Proses Pembelajaran Word melalui CTL & Portofolio (2007), Peningkatan Kualitas Pembelajaran Internet di Kelas Akselerasi dengan metode CTL & Penilaian Portofolio (2007), Menumbuhkan Kreativitas Menulis Siswa Akselerasi melalui Belajar Mandiri pada Pembuatan Blog di Internet (2008), Upaya Meningkatkan Minat dan Kreativitas Menulis Melalui Pengelolaan Blog di Internet (2008), Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Mengapa Guru Takut Melakukannya? (2008), Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (2008), Yuk Kita Ngeblog! (2009), Guruku Menggapai Bintang (2010), Menjadi Blogger Handal di Era Global (2010), Internet Sehat Bikin Hebat (2011), Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya (2011), Efektifitas Pemanfaatan Blog Sebagai Media Test Online (2011), Menulislah Setiap Hari & Buktikan Apa yang Terjadi (2011), dan TIK: Menulis Blog Untuk Pendidikan (2012) . Saat ini sedang menyelesaikan buku terbarunya, Catatan Harian Seorang Guru Blogger (2013), dan menjadi guru di zaman Edan (2014), Menjadi Blogger Ternama (2017), sedang meneliti tentang pemanfaatan blog untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Sahabat literasi.....banyak sekali prestasi yang telah diraih oleh bapak Wijaya Kusumah,apabila sahabat literasi ingin tahu lebih lengkapnya, kunjungi saja alamat di atas ya, karena selanjutnya saya akan menyampaikan hasil kelas online malam ini.
 Om Jay menyapa peserta  dan mempersilahkan mengunjungi alamat http://kompasiana.com/wijayalabs untuk lebih mengetahui profile beliau.
Saya sempat terkesima begitu membaca lanjutan tulisan Om Jay selaku narasumber.
“Ketika Bukumu Ditolak Penerbit” karena kalimat ini seperti kekhawatiran yang saya rasakan jika saya akan menyodorkan hasil tulisan  kepada penertbit.
Rupanya ini yang menjadi tema kelas online malam ini. Om Jay menceritakan bagaimana kisah beliau yang berkali-kali ditolak oleh  banyak penerbit mayor (sembilan penerbit) dengan alasan beliau bukan dosen perguruan tinggi. Sempat merasa kecewa tapi tentunya beliau tidak putus asa.
Keberuntungan berpihak kepada beliau, pada saat bimbingan tesis bersama Prof Conny R. Semiawan, beliau meminta Prof membaca buku yang beliau susun. Tanggapan ibu Prof bahwa buku itu bagus. Ibu Prof  pula yang mempertemukan Om Jay dengan  Penerbit. (Penerbit Indeks)
Intinya...jangan takut ketika buku kita ditolak oleh penerbit mayor, berusahalah memperbaiki tulisan itu, atau meminta orang lain membaca dan memberikan masukan kepada kita tentang tulisan itu. Jangan cepat-cepat lari ke penerbit indie yang menyebabkan kita keluar uang sendiri untuk membiayai penerbitan buku kita.
Kalau di penerbit mayor, di samping mendapat royalti dari penjualan buku,penulis juga dapat diundang  menjadi pembicara atau narasumber.
Dari sesi tanya jawab bersama peserta, kesimpulan yang dapat saya tuliskan baik dari peserta ,maupun dari kata motivasi dari bapak narasumber sebagai berikut:
1.    Berkali-kali gagal lekas bangkit dan cari akal
2.    Berkali-kali jatuh, lekas berdiri jangan mengeluh
Untuk ke penerbit mayor, bisa kirim  naskah cetaknya dulu, setelah acc bersama penerbit, baru  kirim filenya. Begitu yang dilakukan Om Jay dulu ketika buku  beliau tebit.
Saya benar-benar termotivasi dari penjelasan Om Jay, semoga banyak penerbit mayor yang memberikan kesempatan kepada penulis pemula. Mohon bimbingan para senior.Terima kasih Om Jay,
Salam literasi.

2 comments:

  1. Belajar Menulis di Talang Babungo
    Oleh: Wiwi Asmaneti

    Selama ini aku selalu berharap agar bisa menulis sebuah buku. Aku pengen seperti teman yang sama-sama guru. Dia telah berhasil menulis dan bukunya di sukai banyak orang. Senang rasanya melihat kegembiraan mereka. Menulis dan menerbitkan buku menjadi impianku.

    Pada acara kabupaten Solok Menulis atau KSM di Bukittinggi sumatera barat, aku mau ikut tapi terhalang karena punya bayi. Sampai akhirnya aku mendengar pelatihan KSM akan diadakan di Talang Babungo. Sebuah tempat yang ada di kabupaten Solok Sumatera Barat.

    Hatiku sangat senang, aku membawa anak yang masih bayi, dan aku titipkan sama keluarga yang ada di Alahan Panjang. Aku bisa fokus memgikuti kegiatan.

    Waktu itu satu hari sebelum acara akupun sudah berangkat, karena jarak tempat tinggalku dengan Talang Babungo sangat jauh. Aku berharap dapat belajar menulis dan menerbitkan buku pertamaku.

    Pukul enam Pagi aku berangkat bersama teman yang juga ikut pelatihan dan anakku juga masih tertidur.

    Di sepanjang jalan aku melihat sungai yang hampir meluap karena dari semalam karena hujan. Bahkan saat kami akan berangkat hujanpun masih tutun sangat deras dan aku yang biasa tinggal di daerah bersuhu panas sampai di lokasi menggigil kedinginan.

    Setelah panitia bersiap acarapun dimulai. Panitia memanggil para penggiat literasi satu persatu. Aku sangat kagum pada seorang anggota masyarakat yang berprestasi dalam menulis, bahkan karyanya sudah dijual ke luar negeri.

    Selama pelatihan berlangsung aku mengikutinya bersungguh sungguh. Sampai pada saat pak Wijaya Kusumah yang biasa disapa Omjay menjelaskan langkah langkah menulis, dan aku pun sangat bersemangat, mencoba merangkai kata demi kata.

    Aku sangat bersyukur bisa hadir dalam acara ini. Ssmoga dengan pelatihan ini, aku yang awalnya tidak tahu cara menulis, akhirnya bisa menulis apa yang aku rasakan dalam sebuah kertas. Aku mulai menggoreskan kata demi kata yang terukir dengan indah.

    Terima kasih panitia KSM dan Narasumber yang sudah mau berbagi ilmu dengan kami. Tulisanku tak terasa mengalir cukup banyak dan membuatku akhirnya bisa menulis.


    Wiwi Asmaneti.
    Guru SD Negeri 13 Sungai Nanam.

    ReplyDelete

Kegiatan Akhir Tahun di SDN 1 Dasan Tereng

Beragam kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mengakhiri masa pembelajaran setiap tahunnya. Kegiatan ini sepertinya merupa...