Friday, May 29, 2020

Akhirnya BDR Diperpanjang Lagi (Daring Seri 17)

Bukannya Diam Di Rumah.
Oleh Nuraini ahwan.

Alhamdulillah, ijinkan saya teman -teman, di malam ini  menutup hari dengan menulis catatan yang sudah tersimpan di dalam kepala sepanjang hari. Dimulai dari pertanyaan dini hari melalui WhatsApp. Pertanyaan tentang kapan mulai masuk sekolah. Apakah tanggal 2 Juni seperti pengumuman Belajar Dari Rumah tahap 5 lalu. 

Pertanyaan disimpan dulu karena belum bisa dijawab, harus menunggu edaran pemegang kebijakan ditingkat kabupaten. Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang kita tunggu.
Sementara hanya bisa menjawab dengan kata sabar, kepada si penanya.

Yang ada dalam pikiran saya setelah membaca pertanyaan itu adalah covid 19 ini membuat kita bekerja dari rumah dan belajar dari rumah terlama dari yang pernah kita alami. 
Saya berbicara sendiri menghitung berapa lama sudah kita bekerja dari rumah sejak 16 Maret yang lalu. Lama ya...

Tapi apa mau dikata, ini untuk kebaikan bersama. Meskipun penglihatan kita kadang tidak sesuai dengan maksud pemerintah membelajarkan anak dari rumah. Mengharapkan anak diam di rumah tapi sebaliknya yang terjadi. 

Sebutlah di belakang tempat tinggal saya, di pinggir sawah dengan padi yang saat ini baru tumbuh setinggi betis orang dewasa. Tampak hijau terhampar luas sejauh mata memandang.  Angin berhembus sejuk meskipun matahari sudah tinggi menjelang waktu zuhur. Sangat ramai situasinya walaupun di pinggir sawah.

Karena angin saat siang itu bertiup kencang,  maka dimanfaatkan oleh anak anak bermain layang layang, tidak saja hari ini. Bahkan setiap hari selama covid 19 ini. Memang masa kecil tak kan bisa terulang. Saya juga melihat mereka dari celah jendela dapur yang terbuat dari kawat sangat asyik menarik ulur benang layangan mereka. Ada yang naik di pohon jambu menunggu layangan putus. Ada yang berlari lari sepanjang pematang sawah. Ia bahkan tidak peduli tamanam padi petani rusak akibat tertimpa badan mereka ketika terpeleset.  Saya senyum-senyum sendiri. Ikut menikmati permainan mereka.  Jadi ingat saja,.ketika dulu saya mencoba memegang benang layangan yang sudah berada tinggi di awan. Lalu saya berteriak karena terasa berat dan ketika layangan mengarah ke arah bawah hendak jatuh.

Tidak hanya main layangan, mereka main sepak bola di sepanjang gang depan rumah. Bergerombol, ke sana kemari.  Main petasan juga di pinggir sawah karena kalau dalam kampung atau perumahan mereka kena marah warga. Jadi pinggir sawah pilihan mereka. Dekat tempat tinggal saya menjadi sasaran. 

Saya hanya mengelus dada, mengapa mereka masih saja berkerumun di tengah semakin melonjaknya warga positif covid 19?. Kadang saya bertanya pada diri sendiri, bagaimana kalau begini?. Apakah anak anak ini tidak bisa di larang untuk keluar rumah? Saya pernah  melarang mereka untuk berkerumun, tetapi sebentar saja nurutnya. Begitu saya tinggalkan mereka,. sebentar saja sudah kumpul lagi. 
Bagaikan buah simalakama. Mau dibuka sekolah, khawatir ada klaster baru covid 19. Diberikan belajar di rumah, tidak digunakan sesuai tujuan pemerintah. Bukannya diam di rumah, belajar di rumah. Apakah sudah jenuh dan bosan seperti yang sudah saya tuliskan di blog sebelumnya? Makanya jangan pagah (keras hati) dan jangan pengkong (tidak mau mengikuti aturan) juga seperti yang sudah saya tulis dalam blog sebelumnya juga.
Aduh.....tambah pusing mikirnya. 

Sore hari pertanyaan pagi terjawab sudah. Ada notifikasi di whatsapp, pemberitahuan ada perpanjangan belajar di rumah tahap 6 mulai tanggal 2 Juni sampai 16 Juni 2020. Kepala.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat mengeluarkan surat tentang perpanjangan masa belajar di rumah tertanggal, 29 Mei 2020 bertepatan dengan tanggal 6 Syawal 1441 Hijrah. Dengan nomor surat, 800/1009-Sekr/DISDIKBUD/2020.

Dalam surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas, Bapak H. Nasrun,S.Pd.,M.Pd isinya tentang:

  1. Perpanjangan masa belajar di rumah semula sampai tanggal 1 Juni 2020 diperpanjang sampai tanggal 16 Juni 2020
  2. Pelaksanaan Penilaiah Akhir Tahun tetap mengacu pada surat edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat Nomor, 800/885-Sekrt/DISDIKBUD/2020 tanggal 24 April 2020
  3. Pedoman pelaksanaan belajar di rumah tetap mengacu pada edaran Kepala Dinas sebelumnya yakni edaran nomor 800/864-Sekrt/DISDIKBUD/2020 tanggal 15 April 2020.
Saya langsung share informasi ini ke wa grup kelas. Beragam tanggapan siswa. Ada rindu, ada bosan di rumah, ada kangen, ada nanyakan gimana sekolahnya, siapa yang nyapu, kelasnya bagaimana, bunganya bagaimana dan chat lainnya yang memenuhi memori handphone.

Saya hanya membalas dengan kalimat,"Makanya, jangan keluar rumah terus, jangan berkerumun agar kita bisa cepat bertemu di sekolah."
Mereka membalas chat saya dengan emotion😭😭😭

Akhirnya, diperpanjang lagi...
Belajar dari rumah, mengajar dari rumah, bekerja dari rumah diperpanjang lagi.
Saya melanjutkan membuka wa grup guru..Saya sampaikan kegiatan untuk Belajar Dari Rumah tahap 6. Persiapkan kegiatan untuk siswa karena sudah mendekati akhir tahun atau kenaikan kelas. WFH tetap dilanjutkan, piket tetap dilaksanakan. Selamat bekerja dari rumah. Mengajar dari rumah. Katanya Om Jay, Mari  Produktif dari Rumah.

Lombok, 29 Mei 2020
https://nurainiahwan.blogspot.com.


1 comment:

  1. Hasil salah satu lembaga survey Nasional menyatakan bahwa dari 200 orang tua dan 200 responden siswa,terungkap bahwa 80% responden pembelajaran pada masa covid menurut orang tua siswa lebih aman dirumah,dan sebaliknya 60% siswa menyatakan lebih nyaman di sekolah,makanya siswa lebih senang main layang tdk peduli covid dari pada belajar dirumah lg pula pengawasan orang tua perlu dipertanyakan..

    ReplyDelete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...