"Ketika Ditolak Keluarga"
Oleh Nuraini Ahwan
Oleh Nuraini Ahwan
Hari Ahad pagi, 10 Mei 2020, saya menonton salah satu acara di sebuah stasiun atau chanel televisi swasta nasional. Acara yang mampu membuat mata saya berkaca-kaca karena sedih bercampur bangga. Semacam talk show yang di komandoi oleh seorang host dengan ciri kepala plontos. Dulu beliau berambut kriting tulen. Biasa membawakan acara yang menampilkan sosok-sosok hebat yang selalu menginspirasi banyak orang. Mulai dari seseorang yang bergerak di bidang pendidikan, dunia usaha, pemerhati lingkungan, orang berkebutuhan khusus yang mandiri, sampai kepada bidang kemanusiaan yang didalamnya bergerak orang-orang yang berhati tulus ikhlas. Sosok host yang saya maksud adalah Bapak Kick Andy.
Bapak kick Andy pada acara Ahad pagi membawakan acara "Good People". Acara yang beliau pandu tersebut dilangsungkan melalui komunikasi jarak jauh. Mengingat corona virus disease tidak memungkinkan beliau mengundang tamu ke studio. Kali ini Bapak Kick Andy mengambil topik perbincangan tentang tenaga medis yang ditolak pulang ke rumah oleh keluarga dan lingkungannya. Penolakan disebabkan karena tenaga medis ini merawat pasien covid 19.
Tamu jarak jauh beliau adalah salah satu orang baik. Pemilik home stay "Aksara'' di Mojokerto. Sosok yang masih muda , tampan dan berhati mulia menurut saya. Tak sekejap pun saya mengalihkan pandangan dari layar televisi dan terus saya pusatkan pendengaran saya terhadap apa yang di tuturkan oleh Bapak Brilly Agung Zaki (nama pemilik home stay "Aksara")
Beliau mengikhlaskan home stay miliknya di gunakan sebagai tempat menginap tenaga medis yang berdiri di garda terdepan penanganan pasien covid 19. Bahkan tenaga medis yang kesehariannya berada dalam ruang isolasi dengan pakaian layaknya astronot.
Bapak Brilly menceritakan awal mula beliau menerima tenaga medis menginap di home stay miliknya yang berjumlah 24 kamar itu.
Malam Jum.at, beliau di telepon oleh temannya yang berprofesi sebagai tenaga medis dan merawat pasien covid 19. Ketika ia pulang ke rumah, ia di tolak oleh keluarga dan lingkungan di mana ia tinggal. Ia tidak tahu harus kemana. Temannya itu sendiri sebenarnya khawatir juga kalau pulang ke rumah. Akhirnya Pak Brilly menawarkan penginapan yang ia miliki untuk tempat menginap temannya itu.
Karena home stay ini bukan miliknya sendiri, maka Pak Brilly menyampaikan kepada pemilik yang lain tentang keberaniannya memberikan tempat menginap bagi tenaga medis yang merawat pasien covid 19. Niat baik Pak Brilly pun di sambut baik pula oleh teman temannya. Luar biasa pemilik home stay Aksara berhati baik semua. Sungguh sesuatu yang sangat menyejukkan. Di tengah-tengah kesulitan ekonomi, masih ada orang berhati baik seperti Bapak Brilly.
Persiapan kamar pun segera dilakukan oleh karyawan Pak Brilly. Seluruh kebutuhan tenaga medis yang menginap di sana gratis mulai dari makan layaknya tamu biasa. Semula hanya satu kamar saja yang di tempati, tetapi seiring dengan belum juga berkahirnya Covid-19 ini, Pak Brilly menutup home staynya untuk umum. Seluruh kamar di penuhi tenaga medis. Kebetulan juga home stay miliknya letaknya tidak jauh dari rumah sakit tempat mereka bekerja.
Ketika Bapak Kick Andy bertanya,"Siapa yang menangung kebutuhan makan minum dan perlengkapan lainnya selama tenaga medis menginap?"
Dengan enteng Pak Brilly menjawab, "Seluruh keperluan selama mereka menginap di tanggung pihak home stay "Aksara"
Apakah anda orang kaya? tanya Pak Kick Andy.
Pak Brilly menuturkan bahwa beliau bukan orang kaya tetapi punya tabungan sedikit. Rupanya Pak Brilly merendah. Orang tua beliau seorang guru. Beliau ingin berbagi , membantu pemerintah menghadapi covid 19 ini.
Niat baik dan tulus ikhlasyikhlas diwujudkan lewat tindakan oleh Pak Brilly dan teman-teman sesama pemilik home stay, ternyata menjadi viral. Banyak dermawan yang membantu. Kebutuhan makan tenaga medis yang menginap kini bukan lagi menjadi tanggungan pihak home stay saja. Banyak dermawan yang mengantar makanan bahkan transfer dana tanpa diminta.
Allah SWT, membalas kebaikan dengan kebaikan yang berlipat ganda.
"Apakah anda tidak khawatir home stay anda di cap sebagai home stay yang pernah di tempati oleh tenaga medis covid 19 sehingga kemungkinan nanti akan sepi penghuni?"tanya Kick Andy.
Pak Brilly tidak takut karena virus ini akan mati kalau di semprot disinfektan. Apalagi home stay miliiknya di semprot setiap hari. Begitu santai beliau menjawab pertanyaan host berkepala plontos dan selalu pandai menghargai karya orang lain ini.
"Apakah anda tidak khawatir home stay anda di cap sebagai home stay yang pernah di tempati oleh tenaga medis covid 19 sehingga kemungkinan nanti akan sepi penghuni?"tanya Kick Andy.
Pak Brilly tidak takut karena virus ini akan mati kalau di semprot disinfektan. Apalagi home stay miliiknya di semprot setiap hari. Begitu santai beliau menjawab pertanyaan host berkepala plontos dan selalu pandai menghargai karya orang lain ini.
Bapak Kick Andy, tak lupa mengajak penonton mendengar testimoni dari tenaga medis yang menginap di home stay aksara. Terima kasih tak terhingga mereka sampaikan kepada Pak Brilly, yang telah berkenan menerima mereka ketika keluarga dan warga di sekitar tempat tinggalnya menolaknya untuk pulang. Bahkan ke rumah mereka sendiri.
Mendengar penuturan tenaga medis ini, alam pikiran saya yang meonton seakan dibawa ke rumah sakit di mana pasien covid 19 di rawat.
Saya menangis, membayangkan tenaga medis berpakaian berlapis lapis, seperti astronot, seperti jas hujan. Bagaimana panasnya?Bagaimana kalau keringatan? Di tengah capek, letih juga mungkin jenuh yang dirasakan lalu ketika ia pulang, keluarga dan warga menolak. Bagaimana sedihnya? Kerinduan pada keluarga akhirnya terus dipendam.
Beruntung ada orang baik yang peka dengan situasi ini.
Kebaikan Pak Brilly insyaallah dibalas Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Semoga ada Brilly -Brilly yang lain dalam tindakan nyata. Saya hanya mampu membatu doa untuk kesehatan dan keselamatan para medis yang berdiri di garda terdepan menyelamatkan nyawa, saya akan berdiri di garda terdepan menyelamatkan pendidikan anak bangsa.
Mari bersatu melawan corona.
Lombok, 11 Mei 2020
No comments:
Post a Comment