Ketentuan dalam pembatasan jumlah kerumunan orang, pengaturan jarak, cuci tangan dan penggunaan masker saat ini menjadi perhatian semua pihak. Aturan tentang ini disampaikan kepada masyarakat melalui edaran pemerintah mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah bahkan sampai tingkat pemerintahan yang paling bawah (desa dan dusun). Ini dilakukan dalam rangka pemutusan penularan corona virus disease 19(covid 19)
Menindaklanjuti ketentuan tersebut, maka untuk membatasi jumlah kerumunan di tempat saya bertugas, diatur dengan ketentuan dalam satu hari, guru piket berjumlah 3 orang ditambah dengan kepala sekolah. Sementara jika ada hal-hal yang akan dimusyawarahkan, sekolah menggunakan aplikasi zoom cloud meeting.
Sementara itu,untuk pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh (daring atau luring dan atau kombinasi keduanya).
Pembelajaran jarak jauh ini bukanlah suatu pilihan melainkan suatu keharusan dalam sistuasi mewabahnya corona virus disease 19 ( covid 19 ) ini. Tinggal bagaimana terknik pelaksanaannya sehingga semua siswa dapat mengakses pelajaran yang diberikan guru.
Pembelajaran jarak jauh model daring menuntut komitmen dan kompetensi guru dalam merancang , melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Mengapa komitmen saya bahas dalam tulisan ini?
Komitmen seorang guru sangat penting, mengingat pelaksanaan pembelajaran daring yang sudah diperpanjang sampai 4 tahap ini, tampak ada kejenuhan yang menghinggapi guru. Kejenuhan karena harus memeriksa setumpuk tugas yang dikirim secara online. kejenuhan memikirkan teknik pembelajaran yang harus diberikan sehingga siswa tidak bosan. Kejenuhan dengan tuntutan laporan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan seabrek administrasi. Memilah dan memilih bukti fisik yang akan dilampirkan dari grup wa. Dari jumlah yang tidak sedikit bukan dalam jumlah 2 digit , melainkan sudah sampai di digit 3 dan 4 dalam 4 tahap ini.
Karena menjadi guru adalah panggilan hati nurani dan pengabdian untuk mendidik generasi penerus bangsa maka apapun kondisi yang terjadi seorang guru harus mempunyai komitmen yang tinggi. Ia harus tetap berdiri di garda terdepan untuk pendidikan. Ia harus tetap berada dalam pembelajaran ini. Saat kejenuhan melanda maka ia harus segera melawan rasa jenuh tersebut. Saat kejenuhan atau kebosanan melanda siswa, maka guru harus bisa menciptakan atau merancang pembelajaran yang menarik. Artinya ia tidak boleh jenuh, tidak boleh menyerah, ia selalu berada di antara siswa-siswinya.
Berada di tengah-tengah siswa dalam pembelajaran jarak jauh, tidak cukup hanya komitmen saja, tetapi perlu kompetensi yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran ini. Apalagi jika pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan teknik daring. Maka seorang guru dituntut mampu mengoperasikan komputer dan mampu menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran berbasis IT.
" Terhadap guru di tempat saya bertugas, kepala sekolah mengatakan, " jika saat ini kita tidak terus belajar menyesuaikan diri dengan teknik pembelajaran ini, maka kita akan ketinggalan. Pada saatnya nanti, ketika kita melihat orang lain mampu, kita hanya sebagai penonton. Di sanalah kita akan berkata, mengapa dulu saya tidak belajar?"
Ketika diawal pemberlakuan belajar dari rumah ini dilaksanakan, mungkin kita berada pada tataran guru yang ketar ketir, kaget atau kalang kabut. Tetapi membiarkan hal itu secara terus menerus tidaklah baik. Meningkatkan kemampuan diri mutlak dilaksanakan jika ingin pembelajaran jarak jauh model daring ini terlaksana dengan baik.
Sabtu, 9 Mei 2020, guru berupaya meningkatkan kemampuannya dalam penggunaan google formulir untuk membuat soal online. Hari sabtu inilah saatnya guru bertemu di sekolah di penghujung jadwal piket yang sudah dilaksanakan (tetap jaga Jarak dan menggunakan masker). Agenda kegiatan adalah untuk evaluasi pelaksanaan pembelajaran selama 1 minggu dilanjutkan dengan pembekalan tentang penggunaan IT dalam pembelajaran jarak jauh. .
Guru mempersiapkan ulangan harian bersama secara online dengan menggunakan google formulir. Semua kelas pada hari sabtu ini mengikuti ulangan online. Sebelum soal di kirm ke siswa, antara guru yang satu dengan guru yang lain saling kirim soal, saling uji coba, benar tidak cara mereka membuat soal digoogle formulir. Guru yang sudah memastikan soal yang disusunnya benar, langsung mengirim ke grup wa kelas .
Ada keseruan yang saya lihat pada saat ini. Guru desa yang memetik hikmah dari covid 19. Hikmah berkenalan denga wa secara lebih mendalam, berkenalan dengan zoom, cloud meeting, kinemaster, viva video, google formulir dan beberapa aplikasi lainnya.
Tidak dalam hitungan jam. Soal sudah dijawab, dan siswa mengirim screnshoot hasil atau skor mereka. (entah siswa jawab sendiri atau dibantu orang tua).
Model " Multilevel Daring Tanpa Laba" yang dilaksanakan di tempat kami rupanya belum terlaksana 100%. Ada 2 sampai 3 orang wali murid yang datang ke sekolah meminta soal yang diprint out.
Beruntung guru-guru sudah menyiapkan soal dalam bentuk print out.
Semoga bermanfaat.
Mohon krisannya dari pembaca
Covid 19 membuat guru semakin kreatif ya Bun
ReplyDeleteBenar bunda, walau sedikit dipaksa, lama lama bisa juga dgn aplikasi meskipun sederahana. Bagi guru di desa ....Alhamdulillah.
ReplyDeleteBenar bunda, walau sedikit dipaksa, lama lama bisa juga dgn aplikasi meskipun sederahana. Bagi guru di desa ....Alhamdulillah.
ReplyDeleteAlhamdulillah... Kanda memang Kepsek yg super dan cerdas
ReplyDeleteMasih belajar adik. Ayo menulis adik
Delete