Oleh Nuraini
Kata imam identik dengan pemimpin. Dalam rumah tangga, suami adalah pemimpin dalam sebuah keluarga. Maka pemimpin atau imam dalam keluarga adalah suami (ayah)
Semua suami adalah imam atau pemimpin keluarga, tetapi tidak semua suami bisa menjadi imam dalam sholat.
Benarkah?
Benarkah?
Tulisan ini berangkat dari kenyataan yang saya lihat di tempat tinggal saya. Waktu itu malam pertama bulan Ramadahan.
Tidak seperti biasanya, di kampung saya acara malam pertama Ramadhan di adakan rowah (bahasa daerah Sasak Lombok) yang artinya selamatan dengan membawa suguhan makanan menggunakan wadah nampan besar, lengkap makanan, lauk pauk dan buah). Makanan itu di bawa oleh setiap kepala keluarga ke masjid. Lalu diadakan doa bersama dilanjutkan dengan menyantap makanan yang di bawa. Entah siapa yang punya. Yang penting makanan itu ada di depan kita. Tetapi karena pembatasan kegiatan kumpul-kumpul membuat acara rowah tersebut tidak bisa dilaksnakan di masjid
Warga kampung saya rupanya taat pada anjuran pemerintah untuk tidak berkumpul dalam jumlah tertentu.
Warga melaksanakan rowah atau selamat di halaman rumah masing masing dengan tetangganya saja (masih belum bisa sendiri 100%). Pemandangan menjadi menarik ketika saya melihat di beberapa halaman ada warga menggelar tikar, duduk bersama, berdoa dan makan bersama di halaman. Saling melambaikan tangan dan berujar"sudah mulai!"
Itu awal dari sesuatu yang berbeda di Ramadhan tahun ini di kampung. Selanjutnya dimulai dengan sholat isya, kegiatan tarawih di laksanakan di rumah masing -masing.
Inilah hal yang paling menyentuh hati saya saat itu.
Ketika saya dan keluarga akan melaksanakan sholat isya dilanjutkan dengan sholat tarawih, beberapa orang ibu dan suaminya datang. Mereka ingin ikut sholat tarawih. Menurut mereka, ada beberapa tempat yang melaksanakan kegiatan tawarih. Namun sudah penuh. Kami pun mengizinkan mereka dan alas sholat akhirnya tergelar di halaman.
Dampak dari covid memang luar biasa..Ibadah di rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah. Menuntut tangggung jawab dalam melaksanakan peran susungguhnya.
Seorang ibu membimbing putra-putrinya belajar, mengerjakan tugas dinas dari rumah, jujur pada tanggung jawab kedinasan meskipun kerja di rumah, seorang suami bertanggung jawab terhadap napkah meskipun dalam suasana sulit seperti ini dan sekaligus memimpin anggota keluarga dalam beribadah. Terutama bulan Ramadhan, terhadap kegiatan yang biasa kita lakukan berjamaah pada malam hari.
Sholat sunat tarawih.
"Sesungguhnya laki -laki adalah pemimpin bagi kaum wanita."
Dalam rumah tangga atau keluarga, laki-laki atau ayah adalah imam atau pemimpin dalam keluarga. Ayah atau suami adalah kepala keluarga. Kita pasti setuju dengan pernyataan itu.
Lalu apakah laki-laki yang menjadi pemmpin atau imam dalam keluarga sekaligus bisa memainkan perannya sebagai imam dalam sholat?
Jawabannya sebagian ada di bawah ini. Jawaban ini hanya mewakili sedikit makmum rumah tangga.
Ibu-ibu tidak sholat berjamaah di rumah bersama suami melainkan bergabung dalam sholat berjamah di halaman tetangga. Bahkan mereka ikut berjamaah bersama suami dan anak mereka.
Saya bertanya, kepada tetangga saya. Ia seorang ibu.
"Mengapa tidak tarawih di rumah saja.bu?"
Ia menjawab, "Suami saya tidak bisa menjadi imam."
Seorang bapak juga mengatakan bahwa ia tidak bisa menjadi imam sholat.
Saya sendiri tidak tahu sebabnya karena jika bertanya terlalu jauh, saya kira itu kurang tepat.
Seorang ibu juga bercerita pada saya bahwa kalau sholat berjamaah di rumahnya, ia tidak pernah diijinkan untuk menjadi makmum oleh suaminya. Suaminya hanya mau jadi imam jika yang menjadi makmum adalah anaknya yang masih usia SD dan SMP. Penyebabnya, saya juga kurang tahu. Bertanya tentang penyebannya sepertinya kurang tepat juga.
Kemungkinan inilah penyebab sehingga ada beberapa kelompok kecil di kampung saya sebagai tempat pelaksanaan sholat tarawih. Suami belum mampu menjadi imam dalam keluarga tetapi ia belum mampu menjadi imam bagi keluarganya dalam sholat.
Tetapi bersyukur daripada tidak melaksanakan tarawih karena di rumah tidak ada imam sholat.
Ma.af pada pembaca, jika tulisan ini kurang tepat.
Mohon....krisannya.
Lombok, 5 April 2020
Nuraini
Lombok, 5 April 2020
Nuraini
Tulisan yg sangat inspiratif👍👍👍
ReplyDeleteJadi tahu ada tradisi Rowah....
ReplyDeleteEnggih bun, senangnya waktu roah. Sajian yang dibawa dalam nampan, satu paket komplit itu di sebut dulang. Jadi warga bawa dulang masing masing ke masjid. Siapa saja boleh menyantapnya. Tidak boleh ngambil yg jauh. Harus dulang yg di depan tempat duduknya yg di ambil. Lalu makan bersama..
Delete