Thursday, May 7, 2020

Pembelajaran Daring, Merasa Jenuh (Seri 6)

Oleh Nuraini

Cerita tentang pembelajaran jarak jauh di masa corona virus disease 19 ini, memang tak ada habis-habisnya. Mulai dari cerita awal pemberlakukan belajar jauh jauh yang disambut dengan ketar-ketir tenaga pendidik yang kurang memahami IT, siswa yang tidak memiliki handphone android, kuota internet yang sekarat, tingkat kemampuan ekonomi peserta didik untuk membeli  kuota internet, kemampuan pendidik dalam merancang  pembelajaran yang menarik, curhatan orang tua yang kurang mampu membimbing putra-putrinya dalam belajar akibat tidak paham materi, sampai kepada upaya sekolah menemukan cara agar siswa yang berada di luar jaringan dapat mengakses pelajaran. Bahkkan banyak lagi cerita dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini. 

Pembelajaran jarak jauh yang sudah dilaksanakan dalam beberapa minggu   menimbulkan berbagai perasaan.. Perasaan kangen, perasaan  rindu dan perasaan jenuh .  Kerinduan kepada siswa, kerinduan pada pembelajaran tatap muka langsung dan kerinduan pada suasana bersama teman-teman guru.  Perasaan ini tidak hanya dirasakan oleh guru, tetapi juga dirasakan oleh siswa. Kerinduan siswa dilihat berdasarkan hasil monitoring secara online yang dikirim sekolah untuk memantau pelaksanaan pembelajaran dari rumah (Study At Home) beberapa waktu yang lalu. Tidak hanya rindu, sebagian responden (siswa) menyatakan jenuh belajar dari rumah. 

Menurut saya,  perasaan itu wajar terjadi mengingat perpanjangan waktu belajar dari rumah sudah mencapai 4 kali perpanjangan waktu. Sebut saja pembelajaran dari rumah menggunakan istilah tahap. Sampai saat saya menulis ini, tahap pembelajaran dari rumah sudah mencapai 4 tahap. Tahap pertama dimulai 17 Maret - 28 Maret 2020. Tahap 2 di mulai dari tanggal 29 Maret sampai 11 April 2020 diperpanjang lagi sampai 13 April 2020. Tahap 3 dimulai tanggal 14 April  sampai 27 April 2020. dan tahap 4 dimulai tanggal 27 April sampai 13 Mei 2020. Sungguh waktu yang paling lama siswa belajar di rumah jika dibandingkan dengan libur sekolah yang pernah mereka alami sepanjang mereka sekolah. Dalam hal ini libur semester dan libur kenaikan kelas.

Perpanjangan waktu yang begitu lama sebagai dampak belum berakhirnya virus ini membuat kejenuhan dialami oleh siswa yang belajar dari rumah. Dilihat dari pantauan dalam grup whatshap kelas masing-masing tampak penambahan jumlah anggota grup yang hampir mencapai 75 persen bahkan ada yang mencapai 100 persen siswa atau wali murid tergabung dalam grup. Bertolak belakang dengan jumlah siswa atau wali murid yang mengirim tugas melalui watshApp. Jumlah  anggota bertambah, tetapi jumlah yang mengirim tugas berkurang. Apakah ini karena mereka jenuh sesuai dengan hasil monitoring?. Demikian juga dengan tugas yang dikirim guru, intensitas sudah menurun. Apakah guru juga merasa jenuh juga? 

Jenuh?
Bosan?
Penyebabnya perlu dicari. 
Apakah butuh suntikan dana kuota internet?
Apakah bosan dengan jenis tugas sesuai hasil monitoring?
Apakah variasi tugas yang perlu dipikirkan?
Apakah kemampuan pendidik terhadap rancangan pembelajaran jarak jauh?
Apakah perlu ditingkatkan konsistensi dan komitmen guru?
Solusi apa yang perlu dilakukan setelah menemukan penyebab perasaan jenuh dan bosan tersebut?

Semoga dalam tulisan seri berikutnya, saya bisa menjawab lewat tulisan penyebabnya khususnya di tempat tugas saya. 
Jangan lupa krisannya dari pembaca.

Lombok Barat, 7 April 2020
Nope. 081805597038
Email. ahwan.nuraini69@gmail,com



4 comments:

  1. Dan itupun kami rasakan,bagaimanapun tugas guru tak bisa tergantikan oleh ortu ataupun gawai🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar bu kepala inges,....bagaimanapun cara orang tua, tetap aja gak bisa gantikan peran guru. Tapi tetaplah orang tua guru pertama mereka.

      Delete
  2. Utk memberikan rasa nyaman dan senang anak belajar dirumah sebaiknya materix jgn di targetkan utk menuntaskan capaian kurikulum dlm kenaikan kelas tp berikan juga pendidikan karakter dan kecakapan hidup yg disesuaikan dg minat bakat anak dgn demikian Insyaa Allah anak didik dan pendidiknya juga happy always karena kegiatan dirumah tdk kaku/pleksibel.trims🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, ketercapaian ki dan kd dalam kurikulum bukan yg utama, tetapi lebih kepada bagaimana anak tidak keluar rumah dalam upaya pemutusan penularan si covid dan lebih kepada implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan mereka di rumah dik hajah.

      Delete

Kegiatan Akhir Tahun di SDN 1 Dasan Tereng

Beragam kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mengakhiri masa pembelajaran setiap tahunnya. Kegiatan ini sepertinya merupa...