Judul ini saya buat, terinspirasi dari tiga orang rekan kerja saya yang sudah tidak jelita lagi. Saya menyebut kata jelita untuk memberi istilah bagi rekan guru yang berusia menjeleng 50 tahun. Jelita singkatan dari jelang lima puluh tahun. Istilah ini juga saya dapat dari rekan sesama grup menulis ketika saya mengeluarkan curahan hati tentang rasa pesimis untuk berkarya karena usia. Rekan saya menceritakan bahwa ia juga tidakjelita lagi karena akan pensiun tahun depan, tetapi tidak patah semangat untuk berkarya.
Kembali ke rekan kerja yang tidak jelita lagi, ada tiga orang rekan kerja saya yang usianya melebihi lima puluh tahun, bahkan ada satu orang, yang akan pensiun dua tahun lagi.
Beliau bertiga sosok yang patut dicontoh oleh rekan kerja saya yang lebih muda. Mereka layak menjadi contoh karena komitmen mereka dalam pelaksanaan tugas.
Lagi lagi komitmen dengan tugas mengabaikan usia sehingga tugas menjadi perioritas utama. Sebut saja seorang guru yang sudah mendekati usia purnatugas, menunggu dua tahun lagi . Ibu Ida Ayu Putraningsih. Usia sudah lanjut masih sigap dengan tugas. Di masa pembelajaran jarak jauh ini, membutuhkan kompetensi lebih dalam bidang teknologi. Pembelajaran saat ini bisa jadi tantangan dan bisa jadi peluang bagi guru. Dikatakan sebagai tantangan karena mengharuskan guru untuk mengasah diri, belajar dan berinovasi terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Dikatakan peluang karena pembelajaran jarak jauh ini bisa sebagai pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.
Ibu Dayu, begitu ia biasa dipanggil, menyadari bahwa saat ini teknlogi memegang peranan penting dalam pembelajaran jarak jauh. Ia menyadari pula bahwa untuk penggunaan teknolgi Bu Dayu memerlukan bantuan orang lain. Bu Dayu tidak mau ketinggalan di saat teman lain berinovasi membuat pembelajaran jarak jauh dengan penggunaan aplikasi goolge formulir. Bu Dayu sangat aktif. Terlihat dari seberapa aktifnya mengirim tugas latihan atau ulangan secara online di whatsAap grup kelas. Ia tak kehabisan ide untuk membuat pembelajarannya lebih menarik. Ia dibantu oleh anggota keluarga dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan aplikasi google formulir. Bisa jadi anak, ponakan atau anggota keluarga yang lain yang membantu.
Lain Bu Dayu, lain pula Bu Ning. Sama sama berusia sudah tidak jelita lagi, namun Bu Ning juga cocok dijadikan panutan oleh rekan kerja yang lain. Ia rajin, disiplin, kerjanya tuntas dan tak pernah mau terlambat dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Usia tidak dijadikan alasan untuk lambat dalam bekerja. Pekerjaannya selalu yang terdepan.
Ketika pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini dilaksanakan, ia menyadari teknologi memiliki peranan penting untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran pola ini. Ia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan menggunakan kesempatan ini untuk belajar ketika kepala sekolah memberikan pembelajaran atau berbagi ilmu terkait teknologi. Pembelajaran yang bersentuhan dengan bagaimana merancang pembelajaran jarak jauh lebih bervariasi. Patut pula Bu Ning dijadikan panutan oleh rekan kerjanya. Menjadi inspirasi buat rekan kerjanya yang lain. Tak pernah berhitung waktu untuk mengerjakan tugas sekolah. Bahkan seorang Ning, selalu memberikan pengertian kepada rekan-rekan kerjanya untuk bekerja cerdas, ikhlas dan tuntas.
Belum lagi Bu Ketut, seorang guru yang tidak bisa mengendarai sepeda motor sendiri. Jarak tempuh yang lumayan jauh ditempuh dengan naik ojek. Ia selalu datang paling awal di sekolah meskipun rumahnya paling jauh. Dalam pelajaran jarak jauh ini, semangatnya untuk belajar mengunakan teknologi sangat tinggi. Saat pembelajaran tentang penggunaan aplikasi zoom cloud metting untuk persiapan rapat virtual, ia kalang kabut, keluar masuk ruangan karena ia belum bisa bergabung dengan teman-temannya. Begitu sudah bisa bergabung, ia berteriak kegirangan.
Saya tertawa saat itu, lucu bercampur senang melihat ekpresinya itu. Rekan-rekan yang lain juga ikut tertawa. Belum saja selesai kami tertawa, Bu Ketut sudah berteriak lagi, bukan kegirangan, tetapi teriak minta tolong sambil membawa handphonenya yang belum bisa keluar suara akibat masih unmute. Ia tidak mau kalau ia sendiri yang belum bisa. Oleh karena itu ia ke sana-kemari minta tolong teman untuk membantunya. Sungguh saya melihat semangat yang luar biasa. Usia tidak menjadi penghalang. Mereka tidak mengatakan," saya sakit mata kalau membuka lattop, usia saya sudah tua, biar saja yang muda belajar terus, tolong buatkan saya laporan,"
dan lain-lain lagi alasan yang sering didengar."
dan lain-lain lagi alasan yang sering didengar."
Suatu contoh disaat tiga guru ini diminta laporan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh oleh kepala sekolah, mereka sudah mengerjakan hampir selesai. Begitu laporan itu diajukan ke kepala sekolah, ternyata permintaan kepala sekolah berbeda dengan yang mereka buat. Mengingat mereka sudah usia tidak jelita lagi, kepala sekolah menerima saja laporan itu. Mereka diam-diam memperbaiki laporan itu sesuai permintaan kepala sekolah meskipun laporannya sudah diterima. Keesokan harinya laporan sudah diperbaiki dan selesai sesuai permintaan kepla sekolah. Sungguh semangat yang luar biasa.
Terima kasih buat rekan-rekan yang tidak menajdikan usia sebagai penghalang dalam bekerja.
Lombok, 31 Mei 2020
Salut Bu. Selalu penuh semangat.
ReplyDeleteSalut Bu. Selalu penuh semangat.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, tulisan saya masih berantakan bun.
ReplyDeleteSemangat bunda jd motivasi saya juga
ReplyDeleteMantul bunda...
Saya berada dalam detik kehabisan ide, jadi akan kembali ke wa grup, lihat lihat isinya atau chat masuk untuk munculkan ide
DeleteBlognya bu mila?
DeleteSaya berada dalam detik kehabisan ide, jadi akan kembali ke wa grup, lihat lihat isinya atau chat masuk untuk munculkan ide
DeleteHe he cerita yg kalang kabut saat akan rapat virtual juga mirip dialami kawan2 saya...benar lucu, akhirnya luar biasa...bjar udah lolita semangat tetap menyala.
ReplyDeleteHe he, jadi kenangan ya....ribut ketika semua berbicara tanpa mendengar host. Semua aktifkan audio he he
Delete