Membaca Adalah Modal Membuat Kalimat Demi Kalimat
Oleh Nuraini Ahwan
Oleh Nuraini Ahwan
Membaca tulisan teman dalam grup yang diposting atau ditulis dalam blog, bisa menjadi ide untuk menulis. Menulis tentang apa yang dirasakan, dialami pada saat akan memulai menulis.
Kebuntuan ide menghinggapi seorang penulis pemula. Dikatakan kebuntuan sebenarnya tidak juga, banyak yang akan dituliskan, yang terlintas dalam pikiran, namun hanya diam di kepala, atau menurut tulisan Bapak Ngainun Naim, sudah kita tulis semua tetapi masih di simpan di kepala. Menurut beliau, sepanjang hari sebenarnya kita sudah menulis.
Menurut saya, yaang sulit adalah mengawali kalimat dalam bentuk tulisan yang bisa dibaca oleh orang lain yang susah.
Menurut saya, yaang sulit adalah mengawali kalimat dalam bentuk tulisan yang bisa dibaca oleh orang lain yang susah.
Saya kembali membaca tulisan teman dalam grup, dengan membuka blog salah seorang teman grup. Semula saya penasaran dengan blog tersebut. Siapakah yang punya blog dengan nama blog; http://spirit-literasi.blogspot.com/2020/06/tulisan-indah-dan-kekayaan-bacaan.html?m=1 ? Ternyata blog tersebut milik penulis hebat. Bapak Ngainun Naim. Saya selalu mampir di blog beliau. Merekam, menyimak dan diam-diam menimba ilmu dari tulisan beliau. Ehh..ma.af pak, tanpa sepengetahuan Bapak, saya banyak belajar dari tulisan Bapak. Membangkitkan motivasi saya, membangkitkan minat saya dan menambah ilmu buat saya untuk menulis. Tulisan Bapak selalu menginspirasi.
Pagi tadi saya membuka blog beliau , http://spiritliterasi.blogspot.com/2020/06/tulisan-indah-dan-kekayaan-bacaan.html?m=1
Judul tulisan Bapak Ngainu Naim "Tulisan Indah dan Kekayaan Bacaan."
Judul tulisan Bapak Ngainu Naim "Tulisan Indah dan Kekayaan Bacaan."
Dari tulisan ini saya mendapat asupan nutrisi semangat dari beliau. Saya membaca dari awal sampai akhir. Kalimat demi kalimat, saya pahami maknanya, saya mengangguk-angguk membenarkan isi tulisan itu seraya menyalahkan diri karena merasa sok sibuk.
Dalam pemikiran saya bahwa beliau saja yang sudah hebat mewajibkan dirinya membaca setiap hari. Membaca minimal 10 lembar setiap hari. Sepadat apapun kegiatan beliau, membaca selalu beliau lakukan, bahkan pernah sampai buku terjatuh ketika beliau membaca karena membacanya menjelang tidur. Paginya beliau baru melihat buku berserakan di bawah kasur.
Menurut beliau, membaca setiap hari beliau lakukan terkait dengan dunia literasi adalah membaca membuat beliau memiliki modal untuk membuat kalimat demi kalimat.
Lebih lanjut, Bapak Ngainun Naim memaparkan dalam tulisan beliau bahwa menulis itu harus ada yang ditulis. Tanpa kekayaan bacaan, pengalaman, dan renungan maka tulisan yang kita buat akan sulit terwujud. Jika pun mampu membuat kalimat, biasanya kurang indah, sulit dipahami, dan membosankan.
Tulisan sebenarnya merupakan akumulasi dari bacaan demi bacaan yang kita baca. Jadi kebiasaan membaca membuat kita mampu menyusun kalimat demi kalimat dan kita akan mampu menyusun kalimat yang indah.
Begitu penuturan beliau dalam tulisan yang saya baca pada blog beliau.
Saya langsung introspeksi terhadap bagaimana diri saya dengan dunia literasi. Saya tinggalkan komentar dalam blog beliau bahwa tulisan beliau menginspirasi saya. Saya, kalau membaca bawaannya ngantuk saja. Yang saya baca saat ini adalah tulisan teman-teman dalam grup dan sedikit sekali membaca buku buku lain.
Saya meyakini, kurang membaca membuat saya miskin kalimat, membuat saya tersendat-sendat dalam menulis.
Terima kasih Bapak Ngainun Naim, atas pompaan semangat literasi ini. Tepat namanya blog, Spirit-literasi.
Lombok, 1 Juni 2020
Selamat Hari Lahir Pancasila.
Selamat Hari Lahir Pancasila.
Subhanallah. Terima kasih Ibu atas apresiasinya.
ReplyDeleteTulisan bapak benar adanya. Membaca yg masih sulit di lakukan secara istikomah. Semoga setelah ini saya akan tetap membaca. Ketika saya membaca tulisan bapak yang super sibuk mengurus ayah, bolak balik, dari satu tempat ke tempat lain tapi bapak masih sempat menulis. Luar biasa. Kadang saya mengecam diri sendiri yang sok sibuk. Tapi yakin saya sebabnya adalah karena sy kurang membaca, makanya tersendat dalam menulis.kalimat yangbtulisakan belum enak di baca.
DeleteTerus semangat ibu 👍👍👍
ReplyDeleteInsyaallah siap. Terima kasih sudah berkunjung pk
DeleteTerima kasih sudah berkunjung ke blog saya pak.
DeleteBeruntung ibu tertulari virus secara tidak sengaja. Karena ada yang ditulari dengan sengaja virus menulis pak Ngainun Naim gak mempan. Mungkin punya auto imun virus menulis.
ReplyDeleteTulisan beliau menggugah sekaligus bahan introspeksi diri saya, baru sebegini saja kerja saya, sudah mengatakan diri sibuk, lantas menyerah. Jadi harus belajar . Terima kasih sudah berkunjung pak.
DeleteSemangat dan harus semangat nggih bunda...
ReplyDeleteMembaca tulisannya penulis hebat selalu menginspirasi dan selalu mendapatkan ilmu yang luar biasa
Betul, penulis hebat itu ternyata rajin membaca ya. Ini menginpirasi kita.
DeleteHebat Bu dari hasil menyimak sdh jadi ide tulisan.kriuk ini mantap
ReplyDeleteMau nulis apa tadi, selesai isya, buka blog, baca dan tulis aja bun, masih belum indah seperti judulnya
Deletetertular virus yang menginspirasi
ReplyDeleteTertular virus penulis dari Nusa Tetap Tentram
DeleteSaya juga ikut terisnpirasi untuk lebih giat selepas membaca ini Buk...
ReplyDeleteSaya termasuk seseorang yang terinspirasi tulisan Bapak Ngainun Naim Bu..
ReplyDeleteInspirasi dari Bapak Naim, tidak hanya arahan tpi juga dorongan untuk giat & istiqomah dalam membaca &. Menulis...
ReplyDelete