Bolak-balik, scrol turun naik, buka -tutup, pindah dari grup whatsAap yang satu ke grup whatsapp yang lain di grup whatsApp kelas, membuat kepala saya cenat-cenut, efek mata yang kelelahan membaca chat dari wali murid dan siswa.
Apa yang hendak dikata, konsekuensi dari terbentuknya grup kelas ini adalah harus memegang komitmen awal untuk selalu berada dalam grup sebagai salah satu cara mendampingi siswa siswi dan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh di masa corona virus disease 19 (Covid 19) ini.
Dengan membaca chat masuk ke dalam grup, bisa mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam mengikuti kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) ini, baik orang tua yang mendampingi maupun anak anak yang didampingi.
Selama berada dalam whatsAap grup, saya melihat yang pro aktif bertanya tentang tugas, adalah orang tua. Hal ini sangat wajar karena yang menjadi anggota grup kelas adalah orang tua sebagai perantara penyampaian informasi atau tugas yang diberikan oleh guru kepada putra-putri mereka. Orang tua menggantikan peran guru yang di sekolah. Hal ini sudah pernah saya urai pada blog https://nurainiahwan.blogspot.com tentang peran orang tua dan cerita tentang pembelajaran pola daring. Sikap pro aktif orang tua menunjukkan peran dan dukungan yang diberikan terhadap pembelajaran yang dilakukan saat ini di masa pandemi covid 19. Suatu kesyukuran yang luar biasa buat kami.
Lalu, Apa Kata Mereka?
Apa kata orang tua selama mendampingi putra-putri mereka?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya mengajak pembaca untuk menyimak chat orang tua yang sudah saya baca pada beberapa whatsaap grup kelas. Saya membaca setiap chat yang masuk ke semua whatsAap grup kelas satu persatu. Jika ada pesan yang terlewat, saya, scrool hp atau istilah di dunia maya "panjat' untuk melihat chat sebelumnya. Saya terhenti di sebuah caht yang dalam pemikiran saya bahwa chat ini sangat menarik.
Kata mereka ," Lama-lama kita jadi ikutan pintar. Kita belajar juga untuk bisa membimbing anak-anak mengerjakan tugas."
Kata mereka lagi, ketika tidak bisa menjelaskan kepada putra-putriya," Saya tidak mengerti caranya Bu Guru, tolong jelaskan ya, supaya saya bisa menjelaskan kembali."
Tentu saja permintaan ini ditindaklanjuti oleh guru dengan menjelaskan materi atau tugas yang belum dimengerti oleh orang tua sebagai pengganti guru di rumah.
Adakah yang lain tentang kata mereka?
Apa kata orang tua ketika mereka menemukan permasalahan?
Chat orang tua ada di grup untuk mengajak sesama anggota grup berdiskusi, saling memberikan informasi bahkan memberikan solusi kepada anggota grup jika menemukan permasalahan. Contoh permasalahan ketika chanel tvri tidak ada di televisi mereka. Salah seorang dari mereka memberikan solusi bahwa putra-putri mereka bisa menonton tvri lewat livestreaming sehingga yang lain bisa mengikuti.
Saat guru mengadakan ulangan online, beberapa dari anggota grup kesulitan, maka lewat whatsaap grup pula mereka saling membantu. Memberikan penjelasan ketika di awal juga mengalami hal yang sama.
Diskusi dalam whatsaaap grup kelas juga terjadi ketika ada materi atau jawaban yang masing-masing bertahan atau membenarkan pendapatnya sendiri. Seakan-akan orang tua yang belajar. Seakan orang tua yang akan mendapatkan nilai dari guru di sekolah. Diskusinya hangat terjadi sampai pada salah seorang anggota menengahi," Baca itu, jawaban kepala sekolah. Itu jawaban yang benar. Kalau belum yakin juga googling saja caranya."
Wow.. googling. Menggunakan istilah googling. Bahasa dunia maya orang-orang yang sudah sangat dekat dengan intenet. Semakin pintar saja orang tua. Orang tua di desa yang awalnya menganggap handphone android hanya untuk telpon, sms, wa dan nonton youtube, kini meningkat pemanfaatannya untuk menambah ilmu pengetahuan. Untuk sarana belajar. Tidak ada sekolah orang tua, tetapi belajar sepanjang hayat memang suatu keharusan.
Katanya, mereka semakin pintar. Benarkah?
Obrolan orang tua sebenarnya secara tidak langsug memang mengajak mereka untuk menjadi ikutan pintar bersama putra-putri mereka. Bagaimana tidak, ketika akan mendampingi putra-putri mereka, orang tua ikut belajar, bahkan membuka buku lebih awal. Ini terutama untuk kelas 1, 2 dan 3 sekolah dasar. Sedangkan kelas 4, 5 dan 6 bisa saja hanya disampaikan tugasnya dan pendampingan tidak seintens kelas 1, 2 dan 3. Ketika orang tua kesulitan, mereka dengan mudah googling di internet bahkan akan saling bertanya sesama orang tua dan bertanya juga kepada guru. Ketika putra-putri mereka ulangan secara online, orang tua mau tidak mau harus bisa membimbing putra-putrinya untuk menggunakan aplikasi yang digunakan oleh pembuat soal (guru). Ketika putra-putrinya menjawab soal, bisa jadi orang tua membantu mencari jawaban. Ini artinya, orang tua belajar dan semakin pintar kan?
Apa kata mereka yang nyeleneh?
Apa kata orang tua yang rada-rada nyeleneh, mendukung tetapi sedikit ada kendala. (pernah ditulis dalam blog sebelum ini)
Ungkapan atau kata orang tua tentang pembelajaran ini," Kuota intenet sekarat, kuota internet kena corona, kuota internet kena lock down, kuota internet kalah sama Lombok Tengah (perut lapar), orang dikatakan tidak cocok menjadi guru oleh putra-putrinya, ma.af telat kirim tugas, baru ada kuota intenet dan lain-lain lagi ungkapan yang disampaikan orang tua. Padahal mereka mendukung, cuma rupanya iseng-iseng saja dengan kalimat itu untuk meramaikan grup. Namun pada akhirnya tugas terkirim juga.
Kata mereka yang bernada positif, negatif, pro dan kontra tetap ditampung sebagai upaya melaksanakan komitmen untuk selalu berada di tengah mereka, di tengah orang tua dan anak anak sebagai bentuk tanggung jawab pada pelakasanaan Pembelajaran Jarak Jauh, Belajar Dari Rumah denga pola Dalam Jaringan (Daring) pada masa covid 19.
Lombok, 4 Juni 2020
Cerita Daring, SDN 1 Dasan Tereng
Hp. 081805597038
Mantul bun...
ReplyDeleteTulisannya mewakili pendapat berbagai karakter ortu...
Ya ya...setuju
Deletealhamdulillah orang tua jadi semakin pinter gara gara corona, hahaha
ReplyDeleteAkhirnya orang tua tahu pentingnya teknologi, setelah corona
DeleteYa. Kata mereka boris data kuota
ReplyDeleteSangat...sangat
DeleteMasyaAllah... inspiratif banget bu....
ReplyDeleteSaling berbagi. Alhamdulillah
DeleteKeren Bu..
ReplyDeleteAlhamdulillah. Terima kasih sudah mampir. Blognya? Saya hendak mampir
DeleteTidak menutup kemungkinan tehnik mengajar orang tua lebih bermakna dari pada guru yg tanpa persiapan mengajar.itu sih kata mereka,kalau kata penulis?
ReplyDeleteKata penulis peran guru tetap tak bisa digantikan. Itu juga dari hasil chat di wa grup yg disimpulkan penulis. Orang tua gak sabaran
Delete