Oleh Nuraini Ahwan.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menulis tentang covid 19 yang menjangkiti siswa. Yang menjadi pertanyaan saya ketika saya mengetahui ada siswa yang terpapar adalah darimana virus itu datang? Di mana mereka tertular mengingat protokol kesehatan di sekolah sangat ketat.
Ada baiknya saya ulas bagaimana protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah:
Sarana protokol kesehatan yang menjadi syarat diperbolehkannya pembelajaran tatap muka sudah dipenuhi seperti tempat cuci tangan yang melebihi ratio jumlah kelas, handsanitizer tersedia disetiap pintu kelas, kamar kecil, mushalla, perpustakaan, uks maupun tempat yang dilalui siswa. Di samping itu hansanitizer juga dibawa oleh setiap siswa dari rumah, thermogun, fishel, pengecekan suhu tubuh, juga tabir di meja guru dalam kelas.
Masker dimiliki oleh seluruh siswa sehingga tak satupun siswa yang tak memakai masker. Sekolah juga menyiapkan fishel untuk seluruh siswa.
Halaman yang dilalui siswa diberi tanda jarak sesuai ketentuan minimal 1.5 meter. Sehingga mengurangi kemungkinan terjadi siswa bertumpuk. Termasuk lalulintas siswa yabg datang dan yang pulang sudah diatur dari arah yang berbeda. Jam kehadiran kelas awal dan kelas tinggi diatur berbeda seperti kelas 1 sampai kelas 3 hadir pukul 07.30 wita sedangkan kelas 4 sampai kelas 6 hadir pukul 08.00 wita.
Jarak tempat duduk dalam kelas diatur sesuai jarak , dengan jumlah siswa perkelas tidak lebih dari 18 orang. Pengaturan pun memakai sistem blog. Setiap meja diberi nama siswa sehingga tidak ada yang pindah tenpat duduknya.
Setiap peralatan siswa sudah diberi label nama masing-masing dari rumah dengan ketentuan tidak boleh saling pinjam peralatan termasuk tidak boleh saling tukar makanan.
Tidak ada kantin sekolah atau penjaja makanan, tidak ada keluar bermain, seluruh siswa membawa bekal makanan minuman dari rumah.
Di setiap tempat yang sering dilihat dan dilalui siswa seperti pintu gerbang sekolah, pintu kelas dipasang peringatan tentang protokol kesehatan. Himbauan dan larangan.
Mulai dari pintu gerbang sudah dipasang tempat cuci tangan. Pintu gerbang sebagai tempat atau pos pertama. Menuju pos kedua, dilakukan pengecekan suhu tubuh.
Mekanisme kedatangan, dalam kelas dan kepulangan siswa sudah diatur sesuai prosedur yang memungkinkan tidak ada kontak fisik antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan guru.
__cuci tangan,___cek suhu tubuh__masuk kelas___belajar____pulang__cuci tangan__cek suhu tubuh.
Ada guru yang bertugas yang mengontrol dari siswa dari pagi, siap siaga dengan megaphonenya, siap memberikan intruksi kepada siswa untuk mengikuti prosesur protokol kesehatan.
Demikian sekilas protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah. Pengecekan sangat ketat, jika ada gejala seperti batuk, filek, atau sejenisnya dengan suhu tubuh 37.33, maka siswa tak diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka.
Lalu, dari mana siswa bisa terpapar? Besar kemungkinan ini di luar lingkungan sekolah. Sekolah tak mampu mengawasi siswa di rumah karena siswa sudah kembali menjadi tanggung jawab orang tuanya.
Lombok, 3 Februari 2021.
Saya saja sampai skg gak tahu dimana kenanya krena banyak sekali org tanpa gejala saat ini yg berkeliaran di ruman
ReplyDelete