Monday, February 8, 2021

Perpustakaan di Masa Pandemi

Oleh Nuraini Ahwan.

Pembelajaran jarak jauh sudah berlangsung hampir satu tahun. Tidak  menutup kemungkinan adanya rasa bosan. Baik guru, peserta didik maupun siswa. Bisa jadi kebosanan juga melanda pimpinan satuan pendidikan. Bagaimana seorang pimpinan satuan pendidikan membuat semuanya menjadi tidak bosan terutama guru. 

Bagi seorang yang gemar membaca dan menulis, tidak ada waktu yang akan terbuang sia-sia. Bahkan  waktu terbuang pun bisa menjadi bahan tulisan bagi seorang yang sudah dekat dengan dunia kepenulisan. Demikian juga seharusnya yang dilakukan oleh guru yang kesehariannya bersentuhan langsung dengan kegiatan membaca dan menulis. Bagaimana jika seorang guru tidak membaca dan tidak menulis sementara mereka harus mengajarkan membaca dan menulis pada peserta didiknya.

Jika alasan kurang bahan bacaan, mari kita melihat bagaimana kondisi sumber bacaan yang ada di sekolah. Yang didalamnya ada selogan "buku adalah jendela dunia"  dan berbagai selogan lainnya yang bersentuhan dengan dunia literasi. Sebuah bangunan yang didalamnya terdapat banyak buku bahkan ribuan jumlahnya yakni perpustakaan sekolah

Bagaimana nasib perpustakaan sekolah di masa pandemi? Bagaimana kabar buku di perpustakaan sekolah? Berdebukah atau lusuh karena dibaca oleh guru yang ada di sekolah? Sudah seringkah kita berkunjung ke perpustakaan  untuk selanjutnya membaca buku ketika saat ini perpustakaan sepi dari hilir mudik peserta didik kita?  Seberapa sering kita mengunjungi perpustakaan? Berapa buku yang sudah dibaca atau berapa lembar yang sudah dibaca setiap hari? Tentu tiap- tiap orang yang berprofesi sebagai guru mempunyai jawaban yang berbeda-beda. Bisa jadi ada yang akan memberikan jawaban *tidak pernah* 

Membaca di perpustakaan sebenarnya bisa menjadi   salah satu solusi mengisi waktu di sela-sela pelaksanaan  pembelajaran jarak jauh.  Bagi yang belum melakukannya, mari mencoba mengisi waktu dengan melakukan hal tersebut. Jika dirasakan sulit bangunlah motivasi diri untuk membaca. Jangan dipaksa selesai satu buku sekali berkunjung ke perpustakaan karena itu akan membosankan dan tidak mungkin. Bisa satu lembar  sehari lama-lama bisa sepuluh halaman sehari.  Cari buku atau bacaan yang paling disukai. 

Sebaiknya mengisi waktu luang sebelum pulang sekolah dengan mengisi kegiatan bermanfaat seperti kegiatan mengunjungi perpustakaan daripada sekedar menghabiskan waktu dengan handphone untuk membaca chating di whatsaa tentang hal-hal yang tidak bermanfaat. Jangan biarkan waktu terbuang dengan hanya sekedar mengobrol tak tentu arah bersama teman guru atau sesama teman guru piket. Kecuali jika ngopi (ngobrol pintar) tidak apa-apa. Tetapi akan lebih seru jika ngopinya di perpustakaan. Mari kita buktikan!

Bagaimana nasib perpustakaan di sekolah anda saat pandemi ini? Apakah tutup total, mati suri atau ramai dimanfaatkan oleh guru? 

Semoga perpustakaan kita bisa menjadi solusi mengatasi kebosanan akibat pandemi yang berkepanjangan dan tak tentu kapan berakhir. 

Mari saatnya kita banyak baca, banyak tanya, banyak mencoba  dan saatnya pula kita berusaha banyak karya. Semoga bisa!


Lombok, 8 Februari 2021

4 comments:

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...