Olleh Nuraini Ahwan
Disampaikan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim atau akrab di telinga dengan panggilan Mas Menteri bahwa 2 Mei 2021 ini adalah kali kedua, peringatan Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan di tengah pandemi covid 19. Bahwa memang benar adanya, inilah kedua kalinya peringatan hari besar ini dilaksanakan di tengah pandemi covid 19. Dilaksanakan dengan cara berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sebelum pandemi, hari lahirnya tokoh Pendidikan yang dikenal dengan trilogi pendidikannya, semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Kasro, Tut Wuri Handayani dan juga pendiri Taman Siswa ini, diperingati dengan kemeriahan di sana-sini. Lomba-lomba dilaksanakan di kantor, lembaga-lembaga Pendidikan bahkan instansi yang tidak bergerak di bidang pendidikan juga turut serta. Tetapi tidak kali ini nuansa peringatan hari lahirnya tokoh pendidikan kita Bapak Ki Hajar Dewantara di meriahkan oleh jajaran Pendidikan dengan memasang twibon bertema Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar.
Mengingat kembali pidato Mas Menteri tentang pembelajaran jarak jauh di masa pandemi tahun lallu, bagaimana seorang guru membuat pembelajaran jarak jauh tidak membosankan. Masa pandemi merupakan saatnya guru banyak belajar, banyak bertanya, banyak mencoba dan banyak karya. Sudahkah kita melaksanakan isi pidato Bapak Menteri Pendidikan pada peringatan hari Pendidikan Nasional tahun lalu? Mari kita merefleksikan diri, sudahkah atau belum? Apa yang sudah kita lakukan dan apa yang harus diperbaiki.
Sesuai dengan sebagian isi pidato Mas Menteri yang akrab dengan semua lapisan, baik tua maupun muda, yachhh karena memang beliau masih sangat muda. Beliau mengajak para guru untuk merefleksikan apa yang sudah dilakukan , apa yang belum dilakukan dan apa yang harus diperbaiki. Pandemi ini bukanlah satu-satunya tantangan namun sederet tantangan di depan membentang harus kita hadapi dan lalui.
Sependapat dengan apa yang disampaikan Mas Menteri dan setuju dengan solusi yang ditawarkan yakni menghadapi tantangan dengan inovasi dan solusi. Sederet tantangan ini pula yang mungkin menjadi lahirnya pemikiran bahwa kewajiban guru untuk banyak belajar, bertanya, mencoba dan banyak karya. Lagi-lagi, sudahkah kita melakukannya?
Mas Menteri mengajak kita untuk mengesampingkan kesulitan-kesulitan di masa pandemi ini. Sulit memang melaksanakan pembelajaran jarak jauh tetapi tidak harus membosankan bukan? Mari jadikan pandemi ini ladang optimisme.
Selanjutnya Mas Menteri menyampaikan upaya perbaikan yang akan dilakukan bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Ada empat upaya perbaikan yang disampaikan pada pidato beliau, yakni pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi; kedua perbaikan kebijakan, prosedur dan pendanaan serta pemberian otonomi yang lebih bagi satuan Pendidikan; ketiga perbaikan kepemimpinan, masyarakat dan budaya; perbaikan keempat perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen.
Merdeka belajar,......kalimat yang sudah tak asing lagi bagi kita, namun perlu kita kaji lebih mendalam makna dari merdeka belajar itu agar mampu mewujudkannya. Untuk itu implementasi nilai karakter berperan penting seperti saling asah, saling asuh, saling menyayangi saling memintarkan dan saling memelihara.
Mari kita mendukung perbaikan-perbaikan yang dilakukan sehingga betul-betul menyasar ke seluruh masyarakat demi satu tujuan SDM unggul, Indonesia Maju
Selamat hari Pendidikan Nasional untuk guru-guru hebat di mana pun berada. Jasamu tiada tara
Lombok, 2 Mei 2021.
Mari terus semangat belajar demi SDM Unggul Infonesia maju..
ReplyDelete