Friday, February 28, 2020

Teknik Menyunting Tulisan Bersama Much.Khoiri


Resume 17
Belajar Menulis Gelombang 2, Bersama Om Jay
Teknik Menyunting Tulisan Bersama Much Khoiri
Oleh Nuraini Ahwan

Waktu rasanya cepat berlalu. Pertemuan kelas online bersama bersama Bapak Wijaya Kususmah (Om Jay), telah memasuki pertemuan ke-17. Saya merasa sangat beruntung karena kali ini Om Jay menghadirkan narasumber luar biasa. Beliau adalah Bapak Much. Khoiri, Dosen UNESA, penggerak literasi, dosen menulis kreatif, editor dan penulis 43 buku. Salah satu buku beliau yang sangat menginspirasi yaitu ”Writing is Selling”

  
Materi yang disampaikan oleh Bapak Much. Khoiri sebagai narasumber sekaligus yang menjadi moderator adalah Konsep Menyunting. Beliau membagi materi secara garis besar sebagai berikut:
  1. Mengapa perlu menyunting?
  2. Apa yang disunting?
  3. Bagaimana melakukannya, baik karya sendiri maupun karya orang lain?
"Jawaban atas ketiga pertanyaan yang mengawali pembelajaran: perlunya menyunting karena  draf naskah tulisan memang belum dianggap selesai atau final, masing ada kemungkinan kekurangan sana-sini. Cara melakukannya adalah membaca ulang draf kita mungkin tidak hanya cukup sekali, bisa dua atau tiga kali. Memposisikan diri sebagai pembaca, dan  harus objektif memberikan penilaian.
Secara umum yang perlu dilakukan saat menyunting adalah  bisa menambahkan variasi, penekanan, koherensi, transisi, dan detail (rincian). Juga bisa mengurangi kalimat bertele-tele (mubasir), irelevansi, dan inkonsistensi.
Dengan kalimat lain, penyuntingan berfokus pada tiga unsur, yakni bobot ide, pengorganisasian ide ke dalam tulisan, dan penggunaan bahasa."

Untuk mempermudah peserta memahami materi, beliau berbagi materi dalam artikel  yang berjudul “Menyunting Tulisan” yang bisa dibaca oleh seluruh peserta kelas.

Narasumber menyampaikan jika draf tulisan sudah selesai, bukan berarti tugas menulis sudah selesai. Ada satu langkah penting dalam proses menulis yaitu menyunting (editing). Adapun langkah yang harus dilakukan dalam menyunting naskah adalah:
  1. Baca ulang darf, tidak hanya sekali dengan memposisikan diri sebagai pembaca sehingga secara objektif memberikan penilaian terhadap tulisan, baik menyangkut ide, pengorganisasian, maupun penggunaan bahasa,
  2. Bisa menambahkan variasi, penekanan, koheresi, transisi, dan detail (rincian), bisa juga mengurangi kalimat bertele-tele (mubazir), irelevansi dan inkonsistensi,
 Dalam praktek penyuntingan, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Terkait dengan penyuntingan ide, yang perlu diperhatikan oleh penyunting atau editor adalah kekurangan keluasan,  kedalaman ide, kelebihan ide, pengorganisasian ide, keruntutan ide-ide yang dituangkan di dalam naskah (klarifikasi ide dan kepaduan dari seluruh ide)
Kekurangan keluasan dan kedalaman, kita kita harus menyisipkan atau menambahkan ide ke dalamnya. Misalnya, kita belum memasukkan contoh, kasus, kutipan, anekdot, dan sebagainya. Jika naskah kita kelebihan ide, misalnya terlalu rinci, atau terlalu banyak contoh kasus, kita harus segera menyeleksi mana yang paling relevan dengan topik bahasan. Selain itu, mungkin contoh-contoh yang kita ajukan tidak relevan; dan karena itulah, mereka harus diganti contoh yang baru dan relevan.
Pengorganisasian ide kita cermati bagian-bagian tulisan, apakah sudah ada pembuka yang memikat, penjelasan atau uraian yang proporsial, dan penutup yang mengesankan atau mengejutkan? Mungkin ketiga bagian ini tak berlaku kaku untuk puisi.

  1. Membenahi penggunaan bahasa, Pertama hubungan subjek-predikat, kemudian pemilihan kata (diksi), dan penggunaan konteks yang tepat. Tentu saja, kita harus selalu berusaha untuk menggunakan kalimat-kalimat efektif, bukan hanya untuk melancarkan penyampaian maksud, melainkan juga untuk menunjukkan kecintaan kita berbahasa Indonesia.
  2. Membenahi ejaan, tanda baca, dan mekanika (tata tulis) tulisan. Nama orang, instansi, organisasi, kota, dan sebagainya harus dimulai dengan huruf kapital. Ada aturan-aturan main yang harus ditaati bersama, agar tertib berbahasa bisa diwujudkan.
Revisi dan menyunting dimaksudkan untuk memoles, mengasah, melengkapi, menyempurnakan naskah, baik isi (content) maupun struktur pengembangan. Oleh karena itu, kiita perlu membekali diri dengan pengetahuan kebahasaan intralinguistik dan ekstra linguistik, agar hasil suntingan kita memenuhi standar penyuntingan.

Setelah melalui proses itu, tibalah waktunya kita  menyempurnakan draf itu. Penyempurnaan draf dilakukan bisa ditambah dengan membaca-ulang guna memperoleh draf final yang siap diserahkan atau dikirimkan kepada pembaca lain.

Menurut narasumber, adanya perbedaan antara draf awal dan draf final tidak perlu membuat kita panik karena saat menyunting kita bisa berpikir lebih baik dibanding saat menulis draf awal. Ini adalah peluang untuk membenahi tulisan. Sama seperti yang dialami oleh narasumber ketika beliau membaca dan membandingkan sebuah buku berjudul In Transitions (1990) dengan buku In Transition dengan draf final di buku lain (buku referensi mengajar), terdapat perbedaan yang signifikan. Draf-draf itu masih penuh coretan, koreksi, dan sisipan baik bentuk (struktur generik) maupun isi (ide, gagasan). Artinya, para penulis kelas dunia pun juga menempuh pembelajaran untuk memperbaiki karya mereka.

Mengedit naskah pun sesuai kaidah genre tulisan. Menulis esai ada kaidah menulis esai, menulis cerpen, ada kaidah menulis cerpen, menulis puisi ada kaidah menulis puisi dan lain sebagainya.
Contoh untuk menyunting puisi, kita diminta untuk menggunakan majas (figures of speech) semisal personifikasi,simile, metafora , dsb) juga pakai simbolisasi. Puisi tidak peru berbunga-bunga tanpa isi, melainkan dengan diksi-diksi yang syarat makana.

Menurut bapak Encon salah satu narasumber pada pertemuan sebelumya menambahkan, yang perlu diperhatikan lagi  saat menyunting, adalah ketika kita fokus pada konten, pengorganisasian, dan penggunaan bahasa, konten tidak boleh diubah. Editor harus tahu benar  substansi konten dan struktur tulisan yang seharusnya. Editor lebih banyak membantu dalam pengorganisasian ide dan penggunaan bahasa sehingga tulisan siap disajikan kepada pembaca.

“Jika editing berhasil, pesan penulis lebih mudah sampai ke pembaca. Semoga kita senang hati untuk belajar menjadi editor, sekurang kurangnya untuk naskah diri sendiri”

Kelayakan dan kualitas tulisan kita bukanlah dinilai oleh diri kita sendiri, melainkan masyayarakat atau pembaca.

Akhir pembelajaran ada beberapa percakapan yang membuat  saya terkesan dan nganenin  seperti yang disampaikan oleh Bapak Much.Khoiri dan ibu hebat penggiat Literasi Nusantara,  Sri Sugiastuti,
Percakapannya seperti ini:
                       Much.Khoiri : Benar, kerap kali saya menemukan naskah yg bikin kepala cenut-cenut akibat bahasa yang menggemaskan. Logika juga kurang tertata. Jadi, saya ya membantu menatakan. Lalu, hasilnya saya kirimkan ke yang bersangkutan untuk dicek dan dibandingkan dengan naskah aslinya. Di situ saya mohon yang bersangkutan bisa belajar. Meski cenut2, mengedit itu juga asyik. Bisa senyum-senyum rada gemes, melihat kalimat yg "nyentrik".
       Nuraini      :  Apalagi kalau mengedit tulisan saya, Bapak pasti senyum senyum       sendiri  dan sekali waktu akan hentakkan kaki atau gemes gemes gitu ....membaca kalimat yang mungkin muter muter he he he.
       Sri Sugiastuti  : Seninya di situ dan pasti bikin kangen

Terima  kasih Bapak Narasumber. Much Khoiri, mohon masukan atas kekurangan isi resume materi bapak.
Resume : Nuraini
HP. 081805597038

Monday, February 24, 2020

Aplikasi "Writer Plus" Cara Cepat Menulis Ide Tanpa Gangguan


Belajar  Menulis Bersama Om Jay Gelombang 2
Resume 14
Aplikasi  Writer Plus  Cara Cepat Menulis Ide  Tanpa Gangguan
Oleh Nuraini Ahwan


 Kelas online ke 14,  narasumber, Ibu Sri Melni dan ibu Hidmi Gramatolina Ramdayani sebagai moderator  Pembelajaran kali ini sangat membantu saya. Awalnya saya hanya mengetahui bahwa rekaman suara berubah menjadi tulisan bisa dilakukan di whatshap untuk mengirim pesan. Ternyata ada aplikasi yang mempermudah kita untuk menulis melalui rekaman suara juga .  Aplikasinya namanya “writer plus.” Sebelum pelajaran ini dimulai, saya sudah terlebih dahulu mendownlod aplikasi ini,karena saya menmbaca postingan dari om jay, tentang 20 narasumber yang akan mengisi kegiatan belajar menulis bersama Om Jay gelombang ke-2. Salah satu diantara narasumber tersebut adalah ibu Sri Melni dengan materi “Writer Plus.” Meskipun saya sudah mendowblod aplikasi ini dan sudah saya instal, tetapi saya belum mengetahui kegunaannya.
Dari pemaparan dan simpulan tanya jawab antara peserta kelas dengan narasumber, saya dapat mengetahui bahwa aplikasi ini berguna untuk mempermudah kita menulis catatan atau konsep di tablet maupun di gawai. Merupakan aplikasi penulisan tanpa gangguan dan gangguan dari pengolah kata tradisional. Aplikasi ini mampu mengubah rekaman suara menjadi teks. Dengan demikian ide  atau gagasan yang ada dipikiran kita bahkan yang muncul seketika bisa kita simpan dalam bentuk teks dengan kita hanya merekam suara kita pada aplikasi ini. Tidak hanya itu saja, rekaman suara yang sudah berubah menjadi teks, bisa kita edit secara manual sehingga menjadi tulisan yang benar. Nah....kita tidak perlu khawatir dengan masalah berbagi atau share tulisan kita yang sudah tersimpan, karena dengan aplikasi ini juga kita bisa berbagi dalam bentuk berbagai file  melalui berbagai aplikasi, seperti wa, fb, catatan, pesan dan lain-lain. .
Apabila hendak menggunakan aplikasi ini, terlebih dahulu pastikan di gawai atau tablet kita sudah ada aplikasi ini. Writer Plus bisa di downlod di playstore. Ketika aplikasi ini saya coba denan  mengikuti arahan narasumber, langsung berhasil. Ini yang sangat saya syukuri. Terlebih lagi narasumber mengatakan kepada saya, “anda berhasil”
Langkah membuat catatan atau menuangkan ide melalui rekaman pada aplikasi writer plus sebagai berikut:
1 .      Pastikan aplikas  writer plus sudah terinstal di gawai anda, lalu bukalah
2 .    Perhatikan pada bagian  kanan bawah/sudut bawah gawai anda, ada tanda tambah berwarna biru, klik  tanda tambah (+) tersebut
3  .     Perhatikan pada gawai anda ada tulisan “Have Something to Say”
4 .  Perhatikan  Gambar mikropon  yang muncul dibagian atas keyboard gawai anda, klik gambar mikropon tersebut sampai berwarna biru dan muncul tulisan  “ucapkan sekarang”
5  .    Ucapkan kata-kata yang ingin anda rekam, pastikan mikropon masih berwarna biru.
6  .      Apabila anda telah selesai merekam, lepaskan mikropon
7  .      Perhatikan tulisan yang muncul sesuai dengan rekaman suara anda.
8  .     Apabila masih ada tulisan yang berdempet, tanda baca belum ada, maka proses mengedit dilakukan secara manual
9  .      Aplikasi ini hanya mengenal bahasa Indonesia, jadi terkadang suara rekaman kita berbeda dengan tulisan yang muncul. Lakukan pula pengeditan secara manual.
Pelajaran tidak hanya sampai kepada proses rekaman dan melihat hasil dalam bentuk teks. Peserta semakian penasaran dan bertanya bagaimana cara mengirim atau berbagi melalui whatshap maupun blog. Narasumber meminta peserta untuk memperhatikan kembali aplikasi yang  sudah di buka. Untuk proses  berbagi hasil catatan, langkahnya sebagai berikut:
1.     Buka aplikasi writer plus
2.      Pilih teks yang akan dibagikan
3.    Perhatikan di sudut kanan atas gawai anda, ada tanda titik bersusun 3,  klik tanda tersebut muncul tulisan share. Klik tulisan share tersebut,
4.      Ketika muncul tulisah share as.....anda boleh memilih  (text, text file dan pilihan lainnya
5.      Untuk mencoab anda bisa pilih cara membagi yaitu text file
6.     Pilih aplikasi apa yang anda inginkan sebagai sarana berbagi, Whatshap, facebook, catatan, pesan,  dll

Selamat mecoba menggunakan aplikasi ini, anda akan lebih mudah menuangkan ide yang muncul tiba-tiba tanpa perlu menyiapkan buku catatan dan bolpoint. Aplikasi ini juga hanya memerlukan 2,75 MB. Ringan kan? Dan yakinlah bahwa menggunakan aplikasi ini sama halnya dengan kita menggunakan gawai, awalnya mungkin belum bisa karena barang baru, tetapi semakin sering mencoba pasti akan menguasai.
Terima kasih ibu narasumber dan ibu moderator , semoga ilmu ini akan menjadi ladang amal yang tiada putus pahalanya bagi ibu Melni, Om Jay dan narasumber lainnya.

Nuraini ahwan
Semangat literasi....


Wednesday, February 19, 2020

Pengalaman Dari Menulis Sampai ke Penerbitan.


RESUME 13
BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY, GELOMBANG 2
Pengalaman dari Menulis Sampai ke Penerbitan
Oleh Nuraini Ahwan
Seperti ilmu padi, “Kian Berisi kian Merunduk”, inilah pribahasa yang tepat disematkan kepada ibu dari 5 orang putra-putri ini. “Dengan menulis aku berpetualang” itulah motto Ibu Hati Nurahayu, S.Pd.
Lebih dekat dengan beliau....perhatikan bioadata berikut:



Nama: Hati Nurahayu, S.Pd.



Tempat/Tanggal Lahir: Bandung, 01-Agustus 1980
NUPTK: 7440-7586-5930-0032
Tunjangan dr Pemerintah: Sertifikasi dan Inpassing
Mapel yang diampu: IPA
Lama Mengajar: 16,5 Tahun
Sekolah Tempat Mengajar: SMP Plus Al-Amanah( 2008-sekarang )
SMP-SMA Karakter Utsman Bin Affan Boarding School(2019-sekarang)
Alamat Rumah: Perumahan Parahyangan Kencana E 12/21 rt;03/Rw13, desa Ciluncat, Kec. Cangkuang Kabupaten Bandung. HP: 081282180370 Telp Rumah: 022 589991507
Pengalaman Mengajar: Tahun 2003-2008- SMP Terpadu Baiturrahman Kab Bandung
Tahun 2005- sekarang SMP Plus Al-Amanah Dayeuh kolot Kab Bandung
Tahun2019-sekarang SMP/SMA Karakter UBA Boarding School
Bidang yang dipegang: TBM Saung Literasi Hati, Wa Gliterasi Patungan Buku dan Penerbit Tata Akbar

 Meluangkan waktu di sela-sela kesibukan beliau untuk menjadi narasumber untuk  berbagi pengalaman kepada peserta pada kelas online ke-13, Senin, 17 Februari 2020. Beliau menyapa peserta dengan menampilkan biodata disertai obrolan singkat” Mohon Ma’af di acara ini saya hanya berbagi pengalaman menulis. Saya belum menjadi penulis hebat”
Dengan tidak bermaksud menggurui peserta, beliau mengajak peserta membuka file dalam bentuk Pdf yang berisi rekam jejak atau pengalaman menulis beliau agar pertemuan lebih efektif.
Bagi Bu Hati, menulis adalah suatu kebutuhan, karena rasa ingin tahu dan ingin mengenal lebih dalam apa yang menjadi pertanyaan, menulis adalah suatu catatan dari hasil bacaan, baik membaca berbagai sumber buku atau pun kejadian yang ada di sekitar kita. Seorang penulis itu bukan berarti sudah pandai dan menguasai 100%, namun dengan menulis dapat membuka lembaran lembaran pengetahuan yang belum dipahami, walau terasa sulit. Menulis itu hak-haknya kita saja, dan gak ada yang melarang karena sebagai sarana rekreasi otak kita untuk menjawab pertanyaan atau keinginan kita. Jangan takut tulisan kita dianggap jelek, mereka tidak berhak mengejek kita. Walau sederhana kita memiliki keinginan yang kuat dalam menuangkan gagasan, walau menurut mereka tidak ada apa-apanya.
Menulis adalah cara mewariskan Ilmu kepada anak-cucu, atau  pun karya tulisan agar mereka terinspirasi atas karya, melatih keberanian kita dalam berkompentisi dalam berkarya, merupakan ibadah sebagai evaluasi untuk kita senantiasa memperbaiki menjadi insan yang lebih baik dihadapan-Nya dan menulis itu berpetualang
Awal mula Bu Hati menulis  setelah terinspirasi oleh dosen IPA, Bapak Yusuf Hilmi Adisenjaja Tahun 2001. Beliau mencoba menulis mengaitkan sains dengan Al-Qur’an. Sejak tahun itu pula beliau terus berkarya, mengikuti seminar, lokakarya dan lomba sampai tingkat Nasional. Tahun 2018 beliau mulai memperlebar sayap, membantu guru menerbitkan buku, dan tahun 2019 beliau mendirikan penerbitan sendiri, CV.Tata Akbar. Tulisan beliau yang berjudul "Peuyeum Bandung" yang mengangkat kearifan lokal, menunjukkan kecintaan dan kebanggaan tehadap budaya membawa beliau melanggeng ke nasional. Selamat bu narasumber hebat.
Cara menulis menurut Bu Hati: ikuti sistematika jenis penulisan, menggunakan pembahasaan yang tepat, aktualkah topic buku yang akan di bahas, memastikan adanya kemiripan dengan buku orang lain, memastikan bermanfaat bagi pembaca.
Menurut pengalaman Bu Hati, trik menulis yang cepat adalah: menentukan waktu kapan dapat menulis produktif, membuat kerangka penulisan, menulis dengan cepat dan membuka lagi untuk diedit, minimalkan gangguan sekitar, tujuan tepat dan tenggag waktu sesuai.
Dari pengalaman menulis sampai kepada menerbitkan, Bu Hati berbagi kepada peserta, Baca-menulis–baca, buatlah tulisan kita sesuai sistematika jenis karya tulisan, apabila perlombaan ikuti persyaratan atau kriteria yang mereka inginkan, menulis itu mudah bagi orang tertentu, menulis itu susah bagi orang tertentu, jangan menjadi penghalang antara susah dan mudah, menulislah dan temukan idemu dari sekarang, temukan kata kunci yang menarik ide kita.
Untuk menumbuhkan semangat menulis, menurut Bu Hati: sering ke perpustakaan katakan saya mau belajar,  sering silaturrhami berkumpul dengan komunitas menulis, ke toko buku membeli dan melihat karya penulis terkenal, membeli buku catatan kecil saat ada ide tuliskan.
Bu hati juga menyampaikan bagaimana mengubah PTK menjadi sebuah buku. Sistematika apabila PTK diterbitkan menjadi sebuah buku dijelaskan pula dalam tanya jawab via wa grup.
TRIK MENGUBAH KTI (PTK) MENJADI BUKU
Contoh
Judul PTK :
Penggunaan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia di Kelas IX SMP Negeri Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018
Judul Buku: Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sejarah
1.    Bab I (Pendahuluan) buang masalah, manfaat, definisi operasional.
a.  Tambahkan bagian kesenjangan (berisi rendahnya hasil belajar, motivasi, minat belajar, dsb.) ganti dengan kondisi memprihatinkan yang terkait pembelajaran materi/ mapel yang kita PTK-kan. Jadi, tidak lagi hanya terbatas pada kondisi kelas kita).
b.  Pernyataan “Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menetapkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dst DIUBAH menjadi “buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul .....”
2.    Bab II adalah subbab 2.1 (kajian teori yang pertama)
3.    Bab III adalah subbab 2.2
4.    Bab IV adalah subbab 2.3 (sesuaikan dengan jumlah kajian teori pada bab II.
5.  Bab V (Diangkat dari bab Hasil Penelitian dan Pembahasan)Peng-gunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sejarah.
Di bagian awal beri pengantar seperti ini:
Uraian pada bab ini diangkat dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilkukan di ... pada ...
Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah ... yang dikumpulkan dengan instrumen ... Data dianalisis dengan ....
Lalu subbab berikutnya mengikuti subbab pada bab Hasil Penelitian dan pembahasan. Selesai. 
Menurut Bu Hati, menghasilkan karya atau menerbitkan karya memerlukan pengorbanan, baik waktu, tenaga, berpikir, dan uang. Ketika ditolak penerbit mayor jangan menyerah sebagaimana yang dialami beliau. Di terima Alhamdulillah, di tolak lupakan.
Untuk penerbitan, penulis mau menerbitkan ke penerbit mayor atau  penerbit indie, sepenuhnya menjadi pilihan penulis. Karena masing-masing punya jalannya sendiri. Daripada karya hanya disimpan dilattop, khawatir hilang, lebih baik diterbitkan saja, tanpa menunggu diterima oleh penerbit mayor. Untuk biaya penerbitan di penerbit indie, beliau menyisihkan dana sertifikasi.
Sungguh luar  biasa.........narasumber kita. menggunakan sertifikasi untuk peningkatan kompetensinya.  
Resume diambil dari materi narasumber dan simpulan tanya jawab.
Salam literasi
Nuraini Ahwan
HP.081805597038


Sunday, February 16, 2020

Dari Catatan Kecil Menjadi Sesuatu Yang Luar Biasa.


Ahad, 16 Februari 2020
Resume 12
Belajar Menulis gelombang 2, Bersama Om Jay
Kisah Di balik Suksesnya Bapak Alpiyanto
Dari Catatan Kecil Menjadi Sesuatu Yang Luar Biasa
Oleh Nuraini Ahwan

Narabumber   : Bapak Alpiyanto
Moderator     : Wijaya Kusumah (Om Jay)
Resume disusun berdasarkan simpulan paparan narasumber dan jawaban dari pertanyaan peserta kelas online

Kisah di balik suksesnya Bapak Alpianto, mengisi kegiatan belajar menulis gelombang 2, bersama Om Jay, tepatnya pada pertemuan kelas online yang ke-12,   Beliau seorang founder dan master Trainer Samudra hati, seorang pembelajar, praktisi pendidikan berbasis hati nurani, penulis buku,terafis dan dosen tamu padaProgram S1 dan Pasca Sarjana pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan salah satu Universitas Islam terbesar di Jakarta.
Sederet predikat yang disandang dan segudang prestasi yang telah diraih beliau, sangat tepat jika Om Jay mendaulat beliau menjadi narasumber kita.
Untuk lebih mengenal  sosok narasumber kita pada kesempatan ini, penulis  tampilkan sosok beliau. Pembaca  sekalian bisa berkunjung ke alamat beliau ya....

  
Dunia pendidikan adalah fokus beliau, pada aktivasi daya hati para guru dan orang tua dalam memberi sentuhan kasih sayang dari pancaran hati yang ikhlas kepada peserta didik untuk meraih mimpi mereka, menjadikan mereka anak-anak yang bangga pada diri mereka dan memberi kontribusi pada dunianya.
Suksesnya bapak Alpiyanto tidaklah instan, tetapi melalui proses yang diawali dari sebuah catatan...”catatan kecil”
Catatan kecil  di buku catatan yang  mengawali beliau menulis. Di samping itu, sentuhan inspirasi dari seorang terainer yang membaca catatan kecil itu. Catatan yang diprediksi oleh seorang trainer akan menjadi buku best seller
*Rahasia menulis yaitu kalau menulis, ya menulis, tidak  boleh dibaca, dibaca keesokan harinya, kalau dibaca, maka tulisan tidak akan  pernah jadi.*
Suatu ketika, beliau mengikuti pelatihan dan ada yang yang ingin membeli buku hasil karya peserta. Bapak Alpiyanto melanjutkan tulisan beliau yang tadinya berupa catatan kecil , memperbaiki sampai kepada menerbitkan buku. Pastinya di penerbitan indie (minor) karena menurut beliau, dana penerbitan diperoleh dari pinjaman lho....

Gaya penulisan beliau adalah HOW TO, karena lebih mudah  dan dibutuhkan banyak orang. Buku-buku yang sudah diterbitkan semuanya ada pelatihannya. Semua tentang hati. Proses  penyusunannya adalah beliau  menyusun buku sendiri, mendesain sendiri covernya (diperbaiki desainer), penerbit hanya mencetak saja, selanjutnya buku dijual sendiri melalui pelatihan atau seminar.

Cara beliau mencari ide adalah dari pengalaman pribadi sebagai guru, keluhan teman-teman, memberikan kertas pada peserta pelatihan, harapan pasca pelatihan dan masalahnya. Dari itulah beliau menulis daftar isi dan disesuaikan dengan konteks  kekinian sehingga menjadi aktual.
Bapak Alpiaynto, awalnya pemalu, pendiam, kurang bergaul, kurang PD, lebih suka sendiri dan gagap
Buku Quantum Learning  telah mengubah beliau menjadi sosok yang tidak lagi pemalu, kurang PD, gagap dan sifat lainnya. Keberanian beliau muncul mengisi banyak kegiatan waktu di undang, dihadapanratusan orang bahkan sampai ribuan orang. Menceritakan pengalaman tanpa mengharap honor tidak akanmenajdikan beban dan lebih mengalirs saja. Demikian juga kalau menulis dari pengalaman lebih mudah dari tersenyum.

“Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri (JK Rowling)

Kesimpulan:
  1. Menulislah dari apa yang dialami, maka tulisan akan mengalair. Menulis akan lebih mudah  dari tersenyum.
  2. Jadikan buku,  dibuatkan pelatihan agar pemasaran lebih mudah
  3. Perbanyak testimoni dengan mempraktekkan karena itu adalah magnet yang akan menjadi nilai jual.
 By. Nuraini Ahwan
        Email: ahwan.nuraini69@gmail.com
        Hp. 081805597038

Kiat Bisa Berjodoh Dengan Penerbit Mayor

RESUME 11
Belajar Menulis Bersama Om Jay Gelombang 2
Antara Penulis dan Penerbit Mayor.
Kiat  Bisa Berjodoh Dengan Penerbit Mayor
Oleh Nuraini Ahwan

Semangat belajar menulis bersama Gelombang 2 bersama Om Jay, masih terpelihara, Tidak terasa kelas online sudah sampai pada pertemuan ke -13. tanggal 13 Februari 2020 dengan materi Penerbit Mayor.

Keinginan untuk bisa membuat karya yang diterbitkan oleh penerbit mayor membuat saya  semakin semangat.

Seperti biasa, Om Jay menyapa peserta kelas dengan mengenalkan  narasumber dan menawarkan kepada peserta yang berkenan menjadi moderator.
Om Jay memberikan kesempatan peserta untuk menjadi moderator merupakan ajang  untuk berlatih memandu sebuah kegiatan, Siapa tahu suatu saat bisa menjadi penanggung jawab sebuah kegiatan atau program. 
Bukankah begitu, Om Jay?
Narasumber kelas online pada  pertemuan  ini adalah  Bapak Edi. S. Mulyanta ( Penerbit andi Yogyakarta)
Moderator adalah ibu Hidmi Gramatolina Ramdayani
Narasumber menyapa Om Jay dan peserta kelas online  dan sekaligus menyampaikan perkenalan terlebih dahulu.

Bapak Edi S. Mulyanta, seorang publisher development di penerbit Andi per tahun ini. Tugas beliau berusaha mengembangkan penerbitan baru.


Sebelum pertanyaan muncul dari peserta, beliau menyampaikan uraian tentang penulis selama ini. Penulis terjebak di dalam pikirannya sendiriuntuk dapat menerbitkan buku, Penulis tidak ketemu antara yang diinginkan penerbit dan kompetensi penulis,

Beliau lanjut menjelaskan, penulis yang ingin menerbitkan bukunya di penerbit mayor, sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu kepada penerbit, mengapa, dan tujuannya menulis buku. Hal ini sering dilupakan penulis. 
Dalam perjalanan beliau berkecimpung dalam dunia penerbitan, beliau sering menemukan penulis yang mau materinya sempurna sehingga melupakan  prospek di balik bukunya terbit, terkadang penulis yang  kebetulan diterima belum menyelesaikan tulisannya, Inilah perlunya memberikan value  tulisan di mata penerbit seperti start up yang hanya menjual value nya kepada penerbit, 
Penerbit butuh kepastian pasar, saat buku itu terbit, tidak membutuhkan kelengkapan naskah di awal. Keterbatasan modal dan orientasi profit untuk keberlangsungan penerbit menyebabkan sebagian naskah terpaksa ditolak. Rata-rata setiap bulan 200-400 naskah yang masuk. Banykanya naskah yang masuk ini menyebakan tidak ada waktu konsultasi antara peulis dan penerbit.

Untuk lebih memahami materi, narasumber menjelaskan tentang penerbit mayor.
Penerbit yang dikategorikan oleh perpustakaan nasional dalam bentuk rentang digit yang dituliskan


Rentang publication element adalah kemampuan produksi buku yang diberikan oleh perpusnas sesui dengan jumlah ISBN yang dkeluarkan penerbit.  Penerbit mayor tentu mempunyai rentang blok yang banyak karena rentang produksinya mencapai 4 digit pertahun Penerbit mayor mempunyai digit yang lebar 3 sampai 4 digit produksi bukunya. 
Ada contoh ISBN: 978-623-01-0339-1 perhatikan digitnya xxx-xxx-xx-0339-x
Perhatikan pula registrant element xxx-xxx--01-xxx penerbit yang mempunyai rentang digit yang kecil.
Pembeda ini untuk urusan pembagian yang ditujukan untuk rentang produksi, rentang pemasaran dan penilaian kinerja penulisnya.
Penilaian kinerja adalah berurusan dengan dosen dan guru, sedangkan  bagi yang tidak berurusan dengan angka kredit tidak ada value yang didapat hanya diperkirakan kekuatan pasar sasaran penerbit. Angka kredit untuk penerbit mayor lebih besar, 

Penulis bisa mengirim proposal kepada penerbit terlebih dahulu,yang berisi gambaran tema, outline buku, sampel bab, ringkasan atau sinopsis dan cv penulis. Penerbit menerima semua proposal hanya bobot pilihan buku lebih banyakbuku yang menunjang PBM

Jenis buku mengikuti PP 75

1, Paud-Dikdasmen:

  • Teks Utama (guru dan siswa)
  • TeksPendamping (luas, dalam dan lengkap)
  • Non Teks (Pengayaan, referensi, panduan).     
2. Dikti

  • Teks Perti (buku Ajar)
  • Non Teks (referensi, MOU)     

3, Umum

  • Fiksi
  • Non   Fiksi---------dan 4. Buku Luar   terdiri dari Penerjemahan dan impor
Moderator membuat list pertanyaan, untuk memudahkan narasumber memberikan arahan dan penjelasan pada peserta. 

Pertanyaan pertama, dari bapak Agoes Kong Ming.
Buku buku yang mengukas budaya semisal tentang wayang kulit atau wayang golek,        masuk buku pendampimg atau tidak? Apakah diterima penerbit? Bagaimana Prosepek pasarNarasumber memberikan jawaban bahwa buku wayang cukup menarik untuk diterbitkan jika kualitasnya bagus dalam arti materi, foto dan grafikanya. Prosedur penulisan dan pengutipan dengan benar tidak melanggar hak cipta. tetapi grade buku yang baik adalah yang berasal dari sumber primer penulis. 

Pertanyaan  ke uda dari Tuti Agiawati, mempertanyakantentang naskah yang ke penrbit dikembalikan yang pdf nya atau tidak, jawaban diberikan narasumber bahwanaskah penulis dikembalikan dalambentuk digitaljika diminta. yang diajukan adalah sebagian naskah mengingat masih dalam proses penawaran. 
Menjelang berakhirnya kelas, Om Jay menanyakan besaran royalti untuk penulis, besaran royalti untuk penulis 10% dari harga buku dan dibayrakan setiap 6 bulan. Royalti disertai dengan pembayaran pajak.
Buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor boleh dijual juga sendiri oleh penulis. 

Kesimpulan:
Buatlah proposal penerbitan buku terlebih dahulu untuk memberikan gambaran value naskah kepada penerbit. Semakin lengkap data yang diberikan ke penerbit akan membantu penerbit menentukan ke mana pasaca produksi buku dipasarkan
Penulis.....temukan kemauan atau keinginan penerbit.menjelaskan mengapa dan tujuan apa menulis buku, jika sudah diterima selesaikanlah tulisan tersebut,

Wassalam, 
Salam literasi
ahwan,nuraini69@gmail.com
HP.081805597038






Kegiatan Akhir Tahun di SDN 1 Dasan Tereng

Beragam kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mengakhiri masa pembelajaran setiap tahunnya. Kegiatan ini sepertinya merupa...