Saturday, July 4, 2020

Berani Mengajar, Berani Belajar ( Daring seri 44)

Oleh Nuraini Ahwan

Sahabat literasi, masih ingatkah dengan kalimat inspirasi yang selalu mengawali tulisan  dalam blog ini? Kalimat yang secara tidak langsung meminta kita  memberikan ruang waktu untuk kegiatan yang sangat dekat dengan kita,  yaitu membaca dan menulis.
"Menulislah setiap hari dengan sepenuh hati. Biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri. Cintailah kata agar ia juga mencintaimu. Membacalah agar mampu menyusun kalimat demi kalimat menjadi indah dan bermakna. Ikatlah ilmu dengan tulisan"

Virus corona Disease 19atau covid 19 berdampak besar terhadap pola pembelajaran di Indonesia.  Berdampak terhadap perubahan cara pembelajaran. Dari pembelajaran langsung atau tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Banyak sekali istilah pembelajaran  yang bermunculan. Istilah itu antara lain pembelajaran jarak jauh (PJJ), pembelajaran teknik dalam jaringan (online). pembelajaran luar jaringan (luring), study at home, dan belajar dari rumah (BDR) dan learn at home. Demikian juga dengan sistem kerja, ada yang menyebutnya work from home, work from office bahkan ada yang menyebutnya  dengan istilah sendiri seperti work from handphone.  Istilah  work from handphone dibuat karena sehari-hari tugas pembelajaran menggunakan sarana handphone.

Lalu bagaimana dengan adanya perubahan teknik mengajar  di masa darurat covid 19 ini? Apakah tidak ada yang perlu dipelajari oleh guru yang kesehariannya sebagai pengajar? Sudah siapkah guru untuk belajar bagaimana mengajar?

Saatnya guru keluar dari keadaan yang nyaman ke keadaan yang tidak nyaman. Maaf jika ada yang kurang setuju dengan kata nyaman dan tidak nyaman. Istilah nyaman dan tidak nyaman ini hanya merupakan pendapat pribadi  untuk menggambarkan bagaimana guru mengajar  sebelum mewabahnya virus corona. Mengajar dengan cara tatap muka, berdiri di depan kelas, meja guru di depan anak-anak, memegang spidol white board dan menulis selepas menjelaskan.

Guru  tidak tergantung pada teknologi pada saat mengajar. Sehingga tidak terpikir untuk penggunaaan IT, tidak terpikir akan mengotak katik gadget  dan lattop untuk mencari aplikasi yang mendukung  pembelajarannya. Tidak terpikir untuk membuat video pembelajaran dan lain sebagainya. Guru merasa  nyaman mengajar seperti itu, terus menerus.

Corona virus telah mengubah pola pembelajaran dengan sebelumnya. Semua berubah. Gadget, lattop seakan tak bisa lepas dari guru. Kedua sarana ini sangat dekat dengan guru. Laptop dan Handphone  menyimpan berbagai suguhan yang harus dinikmati. Suguhan berbagai aplikasi pembelajaran. Namun suguhan itu haruslah  ditemukan sendiri, diracik sendiri, diolah sendiri agar bisa dinikmati oleh dirinya sendiri dan tamunya (muridnya). Merasa tidak nyaman dengan perubahan pola pembelajaran ini? Pastinya ya....karena terbiasa dengan menu yang itu-itu saja tanpa pernah ada yang memaksanya untuk berubah. Corona sepertinya memaksa guru untuk belajar. Belajar tentang IT. Guru harus berani dan mau belajar.

Bukankah selama ini kita terus belajar? Bukankah sebelum mengajar guru harus belajar?  Bagaimana kalau belajar IT?  Banyak cara untuk belajar. Bertanya pada google, bertanya  pada youtube dan  bertanya pada jejaring kita. Semua yang akan dicari tentang pembelajaran sudah tersaji. Di masa pandemi ini para youtuber yang menyajikan video terkait pembelajaran sangat laris. Alhasil para youtuber memetik hasil. Subscribernya menjadi bertambah banyak,  like dan share semakin banyak. Mari memanfaatkan ilmu dari para youtuber. Kuncinya adalah guru berani  dan mau belajar. Berani mengajar dengan memainkan teknologi, tentunya harus berani belajar untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam penggunaan teknologi. Jika merasa kemampuan kita  masih kurang.

Pandemi covid 19 membuat semua belajar. Orang tua belajar, anak-anak belajar tak terkecuali guru yang  menjadi ujung tombak  juga harus  belajar. Guru berani mengajar dalam kondisi  seperti ini, kondisi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh maka  guru juga harus berani belajar. Belajar mengelola pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dengan sarana yang sesuai.
Belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam penggunaan teknologi.   Mengapa demikian? Karena sangat riskan jika guru tidak lebih paham dari orang tua dan siswa tentang teknologi.

Virus corona sepertinya mendatangkan hikmah. Memaksa guru untuk mengakrabkan diri dengan gadget dan lattop. Mendekatkan diri dengan dunia internet.
Akhirnya, tidak hanya anak-anak yang belajar dari rumah saat ini. Tidak hanya anak-anak yang belajar daring. Tetapi guru juga belajar secara daring.
Jadi tidak salah jika pimpinan di satuan pendidikan meminta guru untuk belajar membuat video pembelajaran sendiri, ulangan online dan bentuk pembelajaran online lainnya.  Ini dimakusdkan untuk mengantisipasi jika belajar dari rumah masih berlanjut.

Untuk membuat video pembelajaran  perlukah mendatangkan narasumber langsung atau tatap muka? Jawabannya tidak. Ada youtube, ada webinar, ada zoom yang bisa mewadahi pembuatan video pembelajaran dan berbagai macam model pembelajaran.

Tulisan ini merupakan pendapat sendiri sekaligus menjadi pengingat diri. Jika dalam tulisan ini ada kekeliruan bisa dikomentari untuk perbaikan.

Mari produktif dari rumah.
Lombok, 4 Juli 2020

7 comments:

  1. Tuntutan guru yg harus melek IT
    Tulisan yang selalu mantul

    ReplyDelete
  2. Corona memberi byk hikmah positif khususnya dalam dunia pendidikan ( bu sri)

    ReplyDelete
  3. Ada hikmah di balik musibah.. Semangat teruss untuk kita para guru...

    ReplyDelete
  4. Mantap

    https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/produktif-menulis-emang-bisa.html

    ReplyDelete

Kegiatan Akhir Tahun di SDN 1 Dasan Tereng

Beragam kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mengakhiri masa pembelajaran setiap tahunnya. Kegiatan ini sepertinya merupa...