Oleh Nuraini Ahwan
Sahabat literasi, masih ingatkah dengan kalimat inspirasi yang selalu mengawali tulisan dalam blog ini? Kalimat yang secara tidak langsung meminta kita memberikan ruang waktu untuk kegiatan yang sangat dekat dengan kita, yaitu membaca dan menulis.
"Menulislah setiap hari dengan sepenuh hati. Biarkan tulisan yang akan menemukan takdirnya sendiri. Cintailah kata agar ia juga mencintaimu. Membacalah agar mampu menyusun kalimat demi kalimat menjadi indah dan bermakna. Ikatlah ilmu dengan tulisan"
Virus corona Disease 19atau covid 19 berdampak besar terhadap pola pembelajaran di Indonesia. Berdampak terhadap perubahan cara pembelajaran. Dari pembelajaran langsung atau tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Banyak sekali istilah pembelajaran yang bermunculan. Istilah itu antara lain pembelajaran jarak jauh (PJJ), pembelajaran teknik dalam jaringan (online). pembelajaran luar jaringan (luring), study at home, dan belajar dari rumah (BDR) dan learn at home. Demikian juga dengan sistem kerja, ada yang menyebutnya work from home, work from office bahkan ada yang menyebutnya dengan istilah sendiri seperti work from handphone. Istilah work from handphone dibuat karena sehari-hari tugas pembelajaran menggunakan sarana handphone.
Lalu bagaimana dengan adanya perubahan teknik mengajar di masa darurat covid 19 ini? Apakah tidak ada yang perlu dipelajari oleh guru yang kesehariannya sebagai pengajar? Sudah siapkah guru untuk belajar bagaimana mengajar?
Saatnya guru keluar dari keadaan yang nyaman ke keadaan yang tidak nyaman. Maaf jika ada yang kurang setuju dengan kata nyaman dan tidak nyaman. Istilah nyaman dan tidak nyaman ini hanya merupakan pendapat pribadi untuk menggambarkan bagaimana guru mengajar sebelum mewabahnya virus corona. Mengajar dengan cara tatap muka, berdiri di depan kelas, meja guru di depan anak-anak, memegang spidol white board dan menulis selepas menjelaskan.
Guru tidak tergantung pada teknologi pada saat mengajar. Sehingga tidak terpikir untuk penggunaaan IT, tidak terpikir akan mengotak katik gadget dan lattop untuk mencari aplikasi yang mendukung pembelajarannya. Tidak terpikir untuk membuat video pembelajaran dan lain sebagainya. Guru merasa nyaman mengajar seperti itu, terus menerus.
Corona virus telah mengubah pola pembelajaran dengan sebelumnya. Semua berubah. Gadget, lattop seakan tak bisa lepas dari guru. Kedua sarana ini sangat dekat dengan guru. Laptop dan Handphone menyimpan berbagai suguhan yang harus dinikmati. Suguhan berbagai aplikasi pembelajaran. Namun suguhan itu haruslah ditemukan sendiri, diracik sendiri, diolah sendiri agar bisa dinikmati oleh dirinya sendiri dan tamunya (muridnya). Merasa tidak nyaman dengan perubahan pola pembelajaran ini? Pastinya ya....karena terbiasa dengan menu yang itu-itu saja tanpa pernah ada yang memaksanya untuk berubah. Corona sepertinya memaksa guru untuk belajar. Belajar tentang IT. Guru harus berani dan mau belajar.
Bukankah selama ini kita terus belajar? Bukankah sebelum mengajar guru harus belajar? Bagaimana kalau belajar IT? Banyak cara untuk belajar. Bertanya pada google, bertanya pada youtube dan bertanya pada jejaring kita. Semua yang akan dicari tentang pembelajaran sudah tersaji. Di masa pandemi ini para youtuber yang menyajikan video terkait pembelajaran sangat laris. Alhasil para youtuber memetik hasil. Subscribernya menjadi bertambah banyak, like dan share semakin banyak. Mari memanfaatkan ilmu dari para youtuber. Kuncinya adalah guru berani dan mau belajar. Berani mengajar dengan memainkan teknologi, tentunya harus berani belajar untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam penggunaan teknologi. Jika merasa kemampuan kita masih kurang.
Pandemi covid 19 membuat semua belajar. Orang tua belajar, anak-anak belajar tak terkecuali guru yang menjadi ujung tombak juga harus belajar. Guru berani mengajar dalam kondisi seperti ini, kondisi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh maka guru juga harus berani belajar. Belajar mengelola pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dengan sarana yang sesuai.
Belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam penggunaan teknologi. Mengapa demikian? Karena sangat riskan jika guru tidak lebih paham dari orang tua dan siswa tentang teknologi.
Guru tidak tergantung pada teknologi pada saat mengajar. Sehingga tidak terpikir untuk penggunaaan IT, tidak terpikir akan mengotak katik gadget dan lattop untuk mencari aplikasi yang mendukung pembelajarannya. Tidak terpikir untuk membuat video pembelajaran dan lain sebagainya. Guru merasa nyaman mengajar seperti itu, terus menerus.
Corona virus telah mengubah pola pembelajaran dengan sebelumnya. Semua berubah. Gadget, lattop seakan tak bisa lepas dari guru. Kedua sarana ini sangat dekat dengan guru. Laptop dan Handphone menyimpan berbagai suguhan yang harus dinikmati. Suguhan berbagai aplikasi pembelajaran. Namun suguhan itu haruslah ditemukan sendiri, diracik sendiri, diolah sendiri agar bisa dinikmati oleh dirinya sendiri dan tamunya (muridnya). Merasa tidak nyaman dengan perubahan pola pembelajaran ini? Pastinya ya....karena terbiasa dengan menu yang itu-itu saja tanpa pernah ada yang memaksanya untuk berubah. Corona sepertinya memaksa guru untuk belajar. Belajar tentang IT. Guru harus berani dan mau belajar.
Bukankah selama ini kita terus belajar? Bukankah sebelum mengajar guru harus belajar? Bagaimana kalau belajar IT? Banyak cara untuk belajar. Bertanya pada google, bertanya pada youtube dan bertanya pada jejaring kita. Semua yang akan dicari tentang pembelajaran sudah tersaji. Di masa pandemi ini para youtuber yang menyajikan video terkait pembelajaran sangat laris. Alhasil para youtuber memetik hasil. Subscribernya menjadi bertambah banyak, like dan share semakin banyak. Mari memanfaatkan ilmu dari para youtuber. Kuncinya adalah guru berani dan mau belajar. Berani mengajar dengan memainkan teknologi, tentunya harus berani belajar untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam penggunaan teknologi. Jika merasa kemampuan kita masih kurang.
Pandemi covid 19 membuat semua belajar. Orang tua belajar, anak-anak belajar tak terkecuali guru yang menjadi ujung tombak juga harus belajar. Guru berani mengajar dalam kondisi seperti ini, kondisi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh maka guru juga harus berani belajar. Belajar mengelola pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dengan sarana yang sesuai.
Belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam penggunaan teknologi. Mengapa demikian? Karena sangat riskan jika guru tidak lebih paham dari orang tua dan siswa tentang teknologi.
Virus corona sepertinya mendatangkan hikmah. Memaksa guru untuk mengakrabkan diri dengan gadget dan lattop. Mendekatkan diri dengan dunia internet.
Akhirnya, tidak hanya anak-anak yang belajar dari rumah saat ini. Tidak hanya anak-anak yang belajar daring. Tetapi guru juga belajar secara daring.
Jadi tidak salah jika pimpinan di satuan pendidikan meminta guru untuk belajar membuat video pembelajaran sendiri, ulangan online dan bentuk pembelajaran online lainnya. Ini dimakusdkan untuk mengantisipasi jika belajar dari rumah masih berlanjut.
Untuk membuat video pembelajaran perlukah mendatangkan narasumber langsung atau tatap muka? Jawabannya tidak. Ada youtube, ada webinar, ada zoom yang bisa mewadahi pembuatan video pembelajaran dan berbagai macam model pembelajaran.
Tulisan ini merupakan pendapat sendiri sekaligus menjadi pengingat diri. Jika dalam tulisan ini ada kekeliruan bisa dikomentari untuk perbaikan.
Mari produktif dari rumah.
Jadi tidak salah jika pimpinan di satuan pendidikan meminta guru untuk belajar membuat video pembelajaran sendiri, ulangan online dan bentuk pembelajaran online lainnya. Ini dimakusdkan untuk mengantisipasi jika belajar dari rumah masih berlanjut.
Untuk membuat video pembelajaran perlukah mendatangkan narasumber langsung atau tatap muka? Jawabannya tidak. Ada youtube, ada webinar, ada zoom yang bisa mewadahi pembuatan video pembelajaran dan berbagai macam model pembelajaran.
Tulisan ini merupakan pendapat sendiri sekaligus menjadi pengingat diri. Jika dalam tulisan ini ada kekeliruan bisa dikomentari untuk perbaikan.
Mari produktif dari rumah.
Lombok, 4 Juli 2020
Tuntutan guru yg harus melek IT
ReplyDeleteTulisan yang selalu mantul
Corona memberi byk hikmah positif khususnya dalam dunia pendidikan ( bu sri)
ReplyDeleteKeren Bu
ReplyDeleteMenginspirasi
ReplyDeleteAda hikmah di balik musibah.. Semangat teruss untuk kita para guru...
ReplyDeleteSuper idenya...
ReplyDeleteMantap
ReplyDeletehttps://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/produktif-menulis-emang-bisa.html