Monday, October 26, 2020

Memotivasi yang Belum Termotivasi

Oleh Nuraini Ahwan.

Screnshoot di samping saya ambil dari postingan salah satu guru dalam whatsaap grup kelas. Ini adalah pemberitahuan atau pengunuman yang disampaikan melalui whatsaap grup kelas untuk siswa yang sudah memgumpulkan tugas pada pembelajaran pola dalam jaringan.

Cara ini rupanya dimaksudkan untuk memotivasi siswa lain yang belum mengumpulkan. Apakah cara ini efektif dan tepat dilakukan?.
Mari kita simak bagaimana prosedur siswa mengumpulkan tugas pada pola pembelajaran daring dalam whatsaap grup kelas ini.
  1. Guru kelas memberikan tugas kepada siswa melalui whatsaap grup kelas
  2. Sementara, grup dikunci dan hanya mengizinkan guru kelas dan admin yang lain yang bisa mengirim pesan. Grup dikunci dimaksudkan agar siswa dan orang tua fokus pada tugas
  3. Jika ada siswa atau orang tua yang bertanya, pertanyaan bisa disampaikan melalui wa pribadi guru kelas. Selanjutnya untuk mengantisipasi ada pertanyaan serupa, guru kelas menjawab pertanyaan tersebut melalui whatsaap grup kelas.
  4. Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas,  mengirim tugas berupa foto tugas, file tugas, video atau bentuk tagihan lainnya sesuai permintaan guru ke wa pribadi guru
  5. Pengumpulan tugas ke wa pribadi dimaksudkan untuk mencegah plagiasi tugas dari siswa yang belum mengunpulkan.
  6. Karena pengumpulan ke whatsaap pribadi, ini artinya hanya guru yang mengetahui siapa saja yang sudah mengumpulkan tugas.
Yang menjadi pertanyaan kembali, ketika tugas dikumpulkan melalui whatsaap pribadi, lalu siswa yang sudah mengumpulkan diumunkan melalui whatsaap grup, efektf dan jitukah cara ini? 

Saya mengamati beberapa grup kelas yang ada di tempat saya bertugas, SDN 1 Dasan Tereng, melakukan cara ini, mengumumkan di whatsaap grup,  siapa saja yang sudah mengumpulkan dengan mengisi list (list diisi guru).  Sejak pengumuman sebagai motivasi ini, pergerakannya lambat, sehari dua hari pertambahan jumlah siswa yang mengumpulkan tidak menunjukkan perkembangan atau kemajuan yang pesat.

Jadi apakah cara ini tepat ataukah akan memicu siswa untuk tidak mengumpulkan tugas mengingat jumlah siswa yang tidak atau belum memgumpulkan lebih banyak dari yang sudah meskipun batas waktu sudah berlalu atau habis. 

Berdasarkan kenyataan itu, perlu dipertimbangkan kembali cara tepat untuk memotivasi siswa yang belum mengumpulkan atau siswa yang cendrung pasif. 
Apa saja informasi yang tepat diposting atau dishare di whatsaap grup kelas. Apakah tugas, pengumuman, kalimat motivasi ataukah seperti yang sudah dilakukan ini? 
Pertimbangkan baik buruknya, evaluasi jika sudah dilakukan dan tak memberikan hasil yang baik, perlukah cara itu dipertahankan ataukah dicari solusi lain yang tingkat keberhasilannha dalam.memotivasi lebih besar?

Di sampaing itu, perlu juga mencari tahu penyebab paling besar atau paling dominan dari siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Kalau sekedar kata jenuh, bosan, garing dan kata-kata lainnya sepertinya sudah umum untuk pembelajaran masa pandemi civid 19 yang sudah hampir memasuki waktu 1 tahun ini.

Ada berapa faktor yang bisa menjadi kajian:
  1. Dukungan orang tua
  2. Pendidikan orang tua
  3. Pekerjaan orang tua
  4. Tingkat ekonomi orang tua
  5. Siswa (intake, kemauan, disiplin)
  6. Lingkungan. 
Selamat berinovasi, saatnya guru banyak belajar, banyak mencoba dan banyak karya.

Lombok, 26 Oktober 2020

4 comments:

  1. Jadikan ljngkungan sbg alat oeraga dari benda avar siswa lebih termotivasi dlm belajar

    ReplyDelete
  2. Di mata pelajaran agama islam begitu juga, group selalu dikunci ketika mengirimkan tugas ntah itu beberbentuk bacaan materi ataupun soal soal harian, dan mengisi list bagi siswa yang sudah mengerjakan soal agar yang lain termotivasi. Memang d satu dua kali seperti ini siswa masih bisa dikatakan banyak yang mengumpulkan tugas, tapi lambat laun hampir di semua kelas kendor ada saja yang berkurang anak yang mengerjakan tugas .emank inilah realita tidak bisa di pungkiri, pelajaran seperti ini banyak sekali tantangan, memerlukan kesabaran yang luar biasa bagi pendidik, khususnya kedua orang tua selaku sebagai ppendidik yang utama pada pelajaran saat ini. Tanpa ada kesabaran untuk mendampingi anak anak kita di rumah maka bisa menjadi patal. Di sinilah seharusnya semua orang tua bersikap sabar, dan bijak dalam segala bentuk materi atau tata cara guru memberikan materi atau tugas karena bagaiama pun guru selalu berusaha memberikan yang terbaik . Bukan saatnya saling menyalahkan siapa siapa, sekarang ini guru dan irang tua adalah sama sama diberikan ujian yang betul betul berat sama Tuhan Yang Maha Esa. Pada hakekatnya memang orang tualah sebagai madrsatul ula ( pendidik yang utama bagi putra putrinya), khusunya dalam pembentuka ln karakter, akhlak anak , tapi kenyataannya kebalik guru yang lebih berperan utama dalam mendidik, banyak orang tua yang menyerahkan anak anak nya ke sekolah, selesai itu tidak mau tau, setiap hari putra putrinya sekolah, tapi jarang sekali menanyakan tugas dan pelajarannya, apa lagi tanyakan sholat, sembahyang boro boro, sebenarnya hal seperti ini tidak bisa diberikan alasan, apa lagi alasannya karena ekonomi, atau kebutaan dengan hakikat kita sebagai orang tua. Bagaimana pun anak itu adalah amanah yang sangat besar bagi setiap manusia yang diberikan kepercayaan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Saat sekarang ini, mulai 2019 yang lalu Allah betul betul ingin mengingatkan kembali kepada kita semua khususnya orang tua akan tugas dan tanggung jawab nya terhadap amanah yang diberikan Tuhan. Dalam beberapa bulan ini Allah ingin orang tua belajar untuk bisa mendampingi putra putrinya , Sekarang orang tualah yang seharusnya lebih berperan sebagai pendidik , mendampingi, putra putri kita dirumah. Apa lagi anak anak harus setiap hari bersentuhan dengan hp, orang tua harus sekali waktu mengontrol website, atau alamat di google yang anak anak kita buka khususnya di kelas empat ke atas. Inilah tantangan kita semua. Dalam pelajaran agama islam, Alhamdulillah banyak materi yang lasung dikaitkan dengan lingkungan dan lasung praktik, banyak orang tua senang, tapi tidak sedikit pula tidak senang karena berbagai alasan, tapi inilah lika liku pendidikan saat ini yang memang harus kita hadapi. Terimakasih banyak kami ucapkan selalu kepada ibunda kami Nuraini, S.Pd,SD selaku pimpinan kami, yang selalu memberikan banyak hal yang sulit disebut satu persatu. Yang begitu sabar menghadapai semua komentar , masukkan dari orang tua wali, tapi beliau tetap semangat. Sehat selalu bunda, Mudahan setiap tetesan keringat, ide selalu mendapatkan ridho-Nya .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masya Allah luar biasa tulisan demi tulisan ini. Luar biasa.

      Untuk bunda Nuraini,S.Pd.SD. Semangat. We love you so much.

      Delete

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...