Oleh Nuraini Ahwan
Hambatan dalam menulis banyak sekali. Hambatan ini menjadi alasan untuk tidak menulis. Hambatan ini banyak diungkapkan oleh orang yang belum pernah merasakan bagaimana menulis itu. Tidak bagi para penulis. Para penulis dengan entengnya mengatakan menulis itu mudah.
Bahkan ada penulis mengatakan bahwa menulis itu semudah membuat telur ceplok (menurut ibu Lilis). Membuat telur ceplok siapa pun bisa. Anak-anak kecil juga bisa membuat telur ceplok. Seperti itulah penulis yang sudah andal mengumpamakan mudahnya menulis.
2. Tidak tahu apa yang harus ditulis
3. Kalau menulis kata-katanya itu-itu saja
6. Tidak ada waktu, tidak sempat.
Hambatan berikutnya adalah malu tulisan dibaca orang. Jika ini alasannya maka seseorang tidak akan menulis. Padahal kalau sudah menulis dan dishare atau dibaca orang tidak ada komentar negatif tentang tulisan kita. Atau jika ada komentar negatif maka itu menjadi bahan perbaikan bagi tulisan kita berikutnya. Komentar yang mengandung perbaikan justru akan membuat kita belajar menjadi editor sendiri buat tulisan sendiri sebelum dishare ke orang lain.
Lalu hambatan berikutnya , tidak ada waktu. Saya menjadi ingat buku karya Bapak Much. Khoiri yang berjudul SOS atau Sopo Ora Sibuk? Siapa tidak sibuk. Kalau tidak salah artinya seperti itu karena saya bukan dari jawa. Kalau menunggu waktu khusus untuk menulis maka banyak orang tidak punya waktu. Menulis tidak membutuhkan waktu khusus tetapi menulis bisa di sela-sela kesibukan.
Bagi orang yang sudah mulai merambah dunia tulis menulis apalagi sudah masuk pada kategori penulis andal, mereka bisa mengatasi segala macam hambatan. Jika susah memulai maka menulis bisa dimulai dari hal-hal yang paling disukai. Jika ide sulit dicari, maka penulis juga tentu sudah punya balon tulisan atau bakal calon tulisan. Balon tulisan ini biasanya disimpan di notebook atau catatan di handphone. Biasa juga di tulis di writer plus dengan free writingnya.
Merasa tidak ada waktu, maka dapat dibantah dengan mengatakan bahwa menulis tidak membutuhkan waktu khusus. Menulis bisa di sela-sela kesibukan. Misalnya jika sudah penat di depan lattop mengerjakan tugas maka bisa membuka balon tulisan yang ada di handphone. Tulis sedapatnya saja tidak harus selesai. Terpenting adalah komitmen untuk.menulis.
Lombok, 25 Februari 2021
Motivasi yang keren Bun
ReplyDeleteTerima kasih bunda kunjungannya
DeleteSangat menyentuh dan sesuai realita
ReplyDeleteSemoga kita bisa konsisten dalam menulis
DeleteMantul bunda. Semoga bermanfaat
ReplyDeleteTerima kasih pak
DeleteSebagai penulis pemula, saya jg merasakan
ReplyDeleteTetap semangat
Mantul tulisannya
Benar kita masih merasakan
DeleteSiap Bu. Trims
ReplyDeleteLagi ganti tema, sedang berkabung, jadi temanya hitam. Blog awal tema hijau, kata pembaca silau.
Delete