Friday, March 24, 2023

Jika Tidak Penerbit Mayor, Penerbit Indie Solusinya

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang : 28

Resume Ke : 23

Hari dan Tanggal   : Rabu, 1 Maret 2023

Tema                      : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber            : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Moderator               :  Nur Dwi Yanti, S.Pd.

Sahabat litersi,
Apakah sahabat literasi sudah mulai menulis? Apakah tulisan yang sahabat literasi  masih saja bersembunyi dalam buku atau lattop  atau sudah menjelma menjadi sebuah mahkota? Mahkota seorang penulis adalah buku. Buku yang berhasil diterbitkan dari tulisan yang sudah dikumpulkan dalam  latop maupun yang sudah dipublish dalam berbagai platform.

Jika tulisan sahabat literasi belum diterbitkan, apa yang menjadi kesulitannya? Apakah sulit berjodoh dengan penerbit?  Apakah sahabat literasi masih menunggu penerbit yang dimimpikan oleh penulis seperti saya? Penerbit mayor seperti penerbit Erlangga, Yudistira, Intan Pariwara,  penerbit Andi dan/atau penerbit mayor yang lainnya.

Bukan mengecilkan semangat sahabat literasi, untuk pemula seperti saya yang membayangkan  suatu saat tulisan saya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor atau penerbit besar seperti penerbit Andi. Tetapi untuk menuju penerbit Andi, saya mengawali dengan menerbitkan buku di penerbit Indie.  Tulisan tentang proses menerbitkan buku di penerbit Indie bisa sahabat literasi baca pada buku saya yang berjudul," Rahasia Menulis Ala Penulis Hebat." sebuah resume catatan menulis saat covid-19

Penerbit Andi dan penerbit Indie. 

Pada kelas belajar menulis nusantara  (dulu bukan KBMN) pada awal terbentuknya kelas ini namanya adalah kelas belajar menulis foundernya tetap Om Jay, materi tentang penerbitan sudah  saya ikuti pada gelombang ke -2 dan ke-7. Saya berpikir dua nama ini, Andi dan Indie adalah penerbit yang sama. Ternyata penerbit Andi adalah penerbit mayor dan penerbit Indie (Independen) adalah nama atau katagori untuk penerbit minor. Sama halnya dengan penerbit mayor yang jumlahnya banyak, penerbit Indie pun jumlahnya kian hari kian banyak. 

Penerbit Indie inilah yang membantu langkah saya sebagai penulis pemula untuk berani menerbitkan buku dari tulisan yang lama mengendap dalam lattop maupun tulisan dari hasil resume kelas belajar menulis nusantara.

Sahabat literasi, berikut pemaparan lebih jelas dari narasumber  tentang penerbit Indie. 

"Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie."

Ibu NDY panggilan akrab dari moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd mendampingi narasumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd akan membersamai peserta kelas, belajar tentang bagaimana tulisan sahabat literasi bisa diterbitkan dengan mudah melalui penerbit indie.

Mungkin buku antologi sudah puluhan bahkan lebih dimiliki oleh sahabat lietrasi. Ini mudah karena kurator yang menangani buku antologi sudah berpengalaman bekerja sama dengan penerbit. Keberadaan kurator juga di daerah yang sudah banyak penerbit. Bagaimana dengan penulis yang tinggal di daerah yang jarang penerbit bahkan mungkin tidak ada. Meskipun teknologi akan mampu memperpendek jarak namun tetap tidak bisa dipungkiri bahwa daerah yang banyak penerbitnya akan berpengaruh besar terhadap lancarnya penerbitan buku. 

Bagaimana dengan buku solo? Apakah sahabat literasi sudah memilikinya? Jika ya, itu suatu yang luar biasa. Jika tidak, maka sahabat literasi bisa menyimak paparan Bapak Brian berikut ini:

Penerbit Indie adalah solusi cepat menerbitkan buku solo.Tips mudah menerbitkan buku lewat penerbit indie, dengan biaya murah, kualitas terjamin dan tentunya pasti terbit dan ber-ISBN.

ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik yang di dalamnya memuat Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain. ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Buku yang memiliki ISBN menunjukkan bahwa buku tersebut resmi terdaftar di Perpustakaan Nasional.

Penerbit biasanya secara otomatis akan mengajukan ISBN untuk naskah yang masuk ke penerbitnya. Jika ternyata pengajuan terus ditolak ISBN-nya, maka buku akan diterbitkan dengan QRCBN. Dimana QRCBN (QR Code Standard Book Number) merupakan aplikasi pengidentikasi buku dengan teknologi terbaru QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku. 

Perbedaan Penerbit Mayor dengan Penerbit Indie (Independen)

Penerbit mayor merupakan perusahaan penerbitan yang skalanya sudah besar atau berskala nasional, sudah memiliki nama brand yang populer dan dari segi perputaran modal dan kepemilikan aset juga besar. Beberapa contoh penerbit mayor di Indonesia adalah Gramedia Pustaka Utama, Grasindo, Penerbit Mizan, Penerbit Andi dll.

Sedangkan penerbit Indie merupakan kebalikan dari penerbit mayor. Umumnya pernerbit indie tidak disokong pendanaan yang besar dan potensi pasarnya pun kecil. Akan tetapi bukan berarti penerbit indie tidak layak menjadi pertimbangan, apalagi belakangan ini perkembangan  penerbitan buku melalui penerbit indie semakin positif.

Beberapa perbedaan mendasar antara penerbit mayor dan penerbit indie antara lain:

  • Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima. Sedangkan penerbit indie tidak ada seleksi, jika ada naskah (asalkan tidak membahas SARA) dan dana maka buku bisa diterbitkan.
  • Pada penerbit mayor, proses shorting, proofreading, mengkaji dan riset naskah dilakukan secara ketat. Sedangkan pada penerbit indie proofreading dilakukan ala kadarnya.
  • Pada penerbit mayor, isi buku merupakan tanggung jawab penerbit. Itulah sebabnya proses seleksi, editing, proofreading-nya ketat. Sedangkan pada penerbit indie, isi buku dan konskuensi yang ditimbulkan merupakan tanggung jawab penulis sendiri.
  • Pada penerbit mayor, urusan pembiayaan, promosi dan pemasaran buku menjadi urusan penerbit dan bahkan penulis akan mendapatkan royalti dari penjualan buku. Sedangkan pada penerbit indie, biaya penerbitan buku ditanggung oleh penulis.
  • Pemasaran buku mayor melalui jaringan toko-toko buku-nya, website, akun media sosial penerbit dll. Sedangkan pemasaran buku indie melalui PO (Pre Order), dipromosikan lewat akun media sosial penerbit. Penulislah yang harus lebih aktif melakukan promosi.

Jika para sahabat ingin mengontrol proses penerbitan dan distribusi buku secara mandiri, maka penerbit indie pilihannya. Karena ada banyak kemudahan bagi kita, jika melalui penerbit mayor tentu saja kita harus siap menanti dan ada kriteria sehingga buku kita diterima dan masuk kualifikasi di penerbit mayor.

Adanya sistem seleksi naskah yang ketat merupakan tantangan terbesar saat mencoba menerbitkan buku melalui penerbit mayor. Naskah-naskah yang kita kirim ke penerbit harus bersaing dengan puluhan atau bahkan ratusan naskah. Sehingga, kekecewaan karena penolakan naskah pun  sering menghampiri penulis. Jika sudah demikian, maka penerbit indie dapat menjadi alternatif.

Penerbit Indie adalah solusi

Menerbitkan buku di penerbit mayor memang tidak mudah, dibutuhkan kesabaran menunggu respon dari penerbit dan peluang untuk lulus seleksi juga sehingga sering kali mendatangkan kekecewaan karena penolakan naskah. 

Sahabat literasi, 

Ketatnya persaingan dan seleksi pada penerbit mayor, jangan lantas membuat sahabat literasi berhenti menulis. Seperti saya yang bermimpi ingin suatu saat tulisan saya diterbitkan oleh penerbit mayor. Penerbit Indie solusi yang saya ambil untuk menerbitkan beberapa buku solo yang sudah berhasil saya terbitkan. Jadi kita masih tetap bisa berkarya dengan menggunakan jasa penerbit indie. 

Kelebihan menjadi penerbit indie antara lain:

  • Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima selama tidak mengandung SARA dan naskah pasti diterbitkan.
  • Proses penerbitan mudah dan cepat kurang lebih 1-3 bulan. 
  • Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbit.
  • Biaya cetak ulang dan ongkos kirim ditanggung penulis. Di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas  penerbitan, atau jika ingin cetak ulang.Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
  • Penulis menentukan sendiri harga bukunya.
  • Tidak memasarkan buku di toko buku. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris.

Bagi penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku, bisa  mengawali penerbitan bukunya di penerbit indie untuk menjaga semangat menulis. Jika bukunya cepat terbit tentu akan lebih semangat menulis. Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. 

Kita perlu meng-upgrade dan mencoba tantangan menerbitkan buku di penerbit mayor seperti mimpi saya, he he

Beberapa hambatan yang sering dialami penulis pemula dalam menerbitkan buku melalui penerbit indie yaitu:

  • Biaya mahal
  • Biaya murah bahkan gratis diawal, namun jadi mahal akhirnya
  • Ketidakjelasan nasib naskah setelah berbulan-bulan
  • Ketentuan berubah-ubah tidak sesuai dengan di awal.
  • Ada ketentuan yang tidak disampaikan di awal

Untuk mengatasi hambatan di atas,  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau disepakati  diawal bersama penerbit indie antara lain:

  • Biaya penerbitan
  • Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis


Naskah yang dapat ISBN adalah naskah yang tujuannya diedarkan secara luas, bukan untuk intern suatu instansi/lembaga. Jadi jika ingin mengajukan ISBN maka jangan cantumkan nama sekolah atau nama pelatihan, bahkan di kata pengantar sekalipun. Posisikan naskah sebagai naskah komersil yang akan diedarkan luas ke masyarakat.

Menyusun naskah sebaiknya langsung di file word dengan format yang ditentukan penerbit. Maka sebaiknya yang paling pertama adalah menghubungi penerbit dahulu.

Jangan lupa melaporkan buku terbit dengan cara isi form bukti buku terbit.

Untuk penulisan judul, pilihlah judul yang bikin penasaran atau bahkan yang agak kontroversi. Namun ternyata isinya tidak seperti yang dibayangkan.

 

Selamat bergegas menuju penerbit Indie untuk sahabat literasi, semoga mahkotanya (buku)  segera lahir.

No comments:

Post a Comment

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...