Thursday, June 22, 2023

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan. 

Dalam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung perubahan dan gotong royong di tingkat daerah, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Barat  melaksanakan kegiatan Forum Pemangku Kepentingan (FPK) Program Sekolah Penggerak. FPK adalah kegiatan diskusi berkaitan dengan berbagai upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan yang dapat dilakukan oleh pemangku kepentingan di masing-masing satuan pendidikan.

Balai Penjaminan Mutu Pendidikan melaksanakan kegiatan ini  di lima kabupaten &kota pelaksana Program Sekolah Penggerak angkatan I dan II.  Kabupaten Lombok Barat menjadi salah atu kabupaten yang melaksanakan kegiatan ini di bawah kepanitiaan BPMP bekerjasama dengan bidang GTK.  Hadir dalam kegiatan FPK ini adalah pejabat/staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan  2 orang guru dari masing-masing sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak. 
Kegiatan ini  berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 19 Juni-20 Juni 2023 di dua tempat yang berbeda.  SMP 1 Gerung dan SMA 1 Gerung merupakan tempat yang dipandang representatif sebagai tempat kegiatan. Dua hari kegiatan dan dua tempat ini dengan peserta yang berbeda. Jenjang paud, TK, SD dan SMP. Jenjang Paud, TK dan SD berbaur menjadi satu. . Setiap sekolah penggerak mengikuti kegiatan selama 1 hari. 

Apa yang menarik dari kegiatan ini?
Tentu banyak hal yang menarik. Mari kita intip mulai dari pembukaan kegiatan ini. 
Ada Quotes Of The Day...... dari dua sosok pejabat yang hadir pada pembukaan. Beliau adalah Kepala BPMP provinsi Nusa Tenggara Barat. dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat.  Beliau adalah Bapak Drs. H. M.Irfan, M.Pd dan  Bapak H. Nasrun, S.Pd., MM.
Quotes Of The Day dari pejabat dengan ciri khas berkumis tebal ini adalah memberikan motivasi kepada guru bahwa sejatinya guru bekerja ikhlas. Hendaknya seorang guru bisa seperti bunga yang tumbuh di tengah hutan atau dipinggir jalan. Bunga yang selalu menebar bau harumnya tanpa mengharapkan orang yang lewat atau mencium harum baunya akan mengucapkan terima kasih padanya. Bunga tak kan berhenti mengeluarkan bau harumnya meskipun orang yang lalu lalang tak perduli padanya. 

Bapak Kepala BPMP NTB memang pandai memotivasi dengan Quotes Of The Day nya....sehingga menyentuh hati dan membuat peserta tersenyum mengiayakan. Ketika beliau mengatakan. Guru harus bangga dan ikhlas menjadikan peserta didiknya sukses. Guru  tidak akan mengatakan bahwa,"pejabat itu ......adalah muridnya dulu." Guru juga  tidak menangis ketika namanya tidak disebut saat muridnya dilantik menjadi pejabat. Guru tidak akan menangis karena hal itu. Itulah guru yang ikhlas."
Itulah guru......
Andai saja ada guru yang menangis karena tidak disebut namanya saat anak didiknya sukses menjadi pejabat, bahkan Presiden seklaipun, maka akan banyak guru yang meraung-raung, menangis.....he he he.....

Quotes Of The Day...dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Barat tak kalah hebat. Quotes beliau membuat pikiran saya melayang,  ke keseharian guru di sekolah. Keseharian yang membuat mereka nyaman. Ehhh.....maaf bukan di sekolah saya, ya....atau bukan pula di sekolah pembaca. Mungkin di negeri entah berantah.
Keseharian yang membuat nyaman meskipun takaran nyamannya tersebut melanggar aturan seperti terlambat ke sekolah, pulang lebih awal, sering izin, ngobrol di ruang guru berlama-lama dan sejenisnya. Keseharian seperti ini menurutnya benar dan sah-sah saja karena sudah biasa bagi mereka. Apalagi jika tidak ada sanksi bagi mereka yang memiliki keseharian seperti ini.  Inilah yang menurut saya, orang yang termasuk dalam   quotes of the day Bapak Kepala Dinas,"Membenarkan Kebiasaan."

Bapak Kepala Dinas mengajak guru agar,"Jangan Membenarkan Kebiasaan tetapi Mari Membiasakan Kebenaran."
Silahkan pembaca memaknainya....

Quote Of The Day berikutnya adalah," Jadilah akar yang tetap mencari makan meskipun ia tak pernah di sebut. Akar tak pernah berhenti mencari makan meskipun orang tak pernah menyebutnya. Ketika pohon berbuah, tidak pernah orang menyebutknya,"buah akar." Namun yang disebut buah mangga, buah durian, buah jambu dan lainnya. 

Pembukaan FPK mampu memotivasi peserta yang berjumlah sekitar 50 orang untuk mengikuti kegiatan. Peserta FPK dibagi menjadi 2 kelas yakni kelas A dan B dengan didampingi oleh Fasilitator Sekolah Pengerak dan pendamping dari Dinas Dikbud kabupaten Lombok Barat.
FPK merupakan kegiatan yang diadakan sekali dalam setahun di penghujung pelaksanaan program Sekolah Penggerak. Nuansa kegiatan adalah berbagi praktek baik dari masing-masing satuan pendidikan. Refleksi dan berbagi praktek baik, rencana tindak lanjut  dan rekomendasi ke pihak pemerintah daerah.

Merefleksi kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam satu tahun oleh masing-masing satuan pendidikan. Menemukan kekurangan dan kelebihan sebelum, selama dan setelah mengikuti program sekolah penggerak. Tentu beragam hasil refleksi dari masing-masing satuan pendidikan. Tidak ada komentar menyalahkan pada saat presentasi, tetapi masukan yang layak diberikan. Karena masing-masing sekolah merefleksi yang sudah mereka lakukan di sekolah sendiri bukan sekolah orang lain. Hal ini tentu akan beragam hasil refleksi meskipun fokus refleksi sama. 

Ada 3 fokus yang direfleksi yakni Implemetasi Kurikulum Merdeka, Perencanaan Berbasis Data dan Digitalisasi sekolah. Kesempatan diberikan secara bergilirian mempresntasikan tiap fokus oleh fasilitator. 
Lalu bagaimana dengan praktek baik?

Pada kesempatan saya mempresentasikan tentang praktek baik, saya memotivasi teman dengan mengatakan bahwa sekecil apapun yang sudah kita lakukan ke arah perubahan yang lebih baik, itu adalah praktek baik. Mungkin biasa bagi orang lain tetapi luar biasa bagi kita. Praktek baik atau biasa dikenal dengan istilah best practices,  pada kesempatan ini berbeda dengan best practices yang dilombakan. Praktek baik di sini seperti praktek baik pada kenaikan pangkat. Praktik baik yang tidak dibandingkan dengan praktek baik orang lain seperti pada lomba. Itu sebabnya saya mengatakan bahwa sekecil apapun perubahan ke arah yang lebih baik, itulah praktek baik. Sederhana bagi orang lain tetapi luar bisa dan tidak mudah bagi kita. 

Ada Quotes Of The Day pada Slide Praktek baik saya, 

Quotes Of The Day dari saya adalah,"Bertanyalah pada Orang yang Sudah Kembali." artinya jika kita bertanya pada orang yang sudah kembali dari perjalanan, tentu ia akan bercerita kepada kita tentang banyak hal yang sudah dilakukannya. Ia akan memberitahu kita mana jalan yang bagus, apa kendala di jalan, apa hambatan di jalan dan bagaimana mengatasi hambatan dan lain sebagainya sehinngga kita mudah mencapai tujuan yang sama dengan mereka.

Pembukaan di awali dengan Quotes Of The Day, tulisan saya akhiri dengan Quotes Of The Day



Kami sekolah penggerak kabupaten Lombok Barat
Berkomitmen Melaksanakan Program Sekolah Penggerak
Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
Salam Merdeka Belajar

Lombok, 19 Juni 2023


Friday, March 24, 2023

Jika Tidak Penerbit Mayor, Penerbit Indie Solusinya

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang : 28

Resume Ke : 23

Hari dan Tanggal   : Rabu, 1 Maret 2023

Tema                      : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber            : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Moderator               :  Nur Dwi Yanti, S.Pd.

Sahabat litersi,
Apakah sahabat literasi sudah mulai menulis? Apakah tulisan yang sahabat literasi  masih saja bersembunyi dalam buku atau lattop  atau sudah menjelma menjadi sebuah mahkota? Mahkota seorang penulis adalah buku. Buku yang berhasil diterbitkan dari tulisan yang sudah dikumpulkan dalam  latop maupun yang sudah dipublish dalam berbagai platform.

Jika tulisan sahabat literasi belum diterbitkan, apa yang menjadi kesulitannya? Apakah sulit berjodoh dengan penerbit?  Apakah sahabat literasi masih menunggu penerbit yang dimimpikan oleh penulis seperti saya? Penerbit mayor seperti penerbit Erlangga, Yudistira, Intan Pariwara,  penerbit Andi dan/atau penerbit mayor yang lainnya.

Bukan mengecilkan semangat sahabat literasi, untuk pemula seperti saya yang membayangkan  suatu saat tulisan saya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor atau penerbit besar seperti penerbit Andi. Tetapi untuk menuju penerbit Andi, saya mengawali dengan menerbitkan buku di penerbit Indie.  Tulisan tentang proses menerbitkan buku di penerbit Indie bisa sahabat literasi baca pada buku saya yang berjudul," Rahasia Menulis Ala Penulis Hebat." sebuah resume catatan menulis saat covid-19

Penerbit Andi dan penerbit Indie. 

Pada kelas belajar menulis nusantara  (dulu bukan KBMN) pada awal terbentuknya kelas ini namanya adalah kelas belajar menulis foundernya tetap Om Jay, materi tentang penerbitan sudah  saya ikuti pada gelombang ke -2 dan ke-7. Saya berpikir dua nama ini, Andi dan Indie adalah penerbit yang sama. Ternyata penerbit Andi adalah penerbit mayor dan penerbit Indie (Independen) adalah nama atau katagori untuk penerbit minor. Sama halnya dengan penerbit mayor yang jumlahnya banyak, penerbit Indie pun jumlahnya kian hari kian banyak. 

Penerbit Indie inilah yang membantu langkah saya sebagai penulis pemula untuk berani menerbitkan buku dari tulisan yang lama mengendap dalam lattop maupun tulisan dari hasil resume kelas belajar menulis nusantara.

Sahabat literasi, berikut pemaparan lebih jelas dari narasumber  tentang penerbit Indie. 

"Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie."

Ibu NDY panggilan akrab dari moderator Nur Dwi Yanti, S.Pd mendampingi narasumber Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd akan membersamai peserta kelas, belajar tentang bagaimana tulisan sahabat literasi bisa diterbitkan dengan mudah melalui penerbit indie.

Mungkin buku antologi sudah puluhan bahkan lebih dimiliki oleh sahabat lietrasi. Ini mudah karena kurator yang menangani buku antologi sudah berpengalaman bekerja sama dengan penerbit. Keberadaan kurator juga di daerah yang sudah banyak penerbit. Bagaimana dengan penulis yang tinggal di daerah yang jarang penerbit bahkan mungkin tidak ada. Meskipun teknologi akan mampu memperpendek jarak namun tetap tidak bisa dipungkiri bahwa daerah yang banyak penerbitnya akan berpengaruh besar terhadap lancarnya penerbitan buku. 

Bagaimana dengan buku solo? Apakah sahabat literasi sudah memilikinya? Jika ya, itu suatu yang luar biasa. Jika tidak, maka sahabat literasi bisa menyimak paparan Bapak Brian berikut ini:

Penerbit Indie adalah solusi cepat menerbitkan buku solo.Tips mudah menerbitkan buku lewat penerbit indie, dengan biaya murah, kualitas terjamin dan tentunya pasti terbit dan ber-ISBN.

ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik yang di dalamnya memuat Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain. ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Buku yang memiliki ISBN menunjukkan bahwa buku tersebut resmi terdaftar di Perpustakaan Nasional.

Penerbit biasanya secara otomatis akan mengajukan ISBN untuk naskah yang masuk ke penerbitnya. Jika ternyata pengajuan terus ditolak ISBN-nya, maka buku akan diterbitkan dengan QRCBN. Dimana QRCBN (QR Code Standard Book Number) merupakan aplikasi pengidentikasi buku dengan teknologi terbaru QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku. 

Perbedaan Penerbit Mayor dengan Penerbit Indie (Independen)

Penerbit mayor merupakan perusahaan penerbitan yang skalanya sudah besar atau berskala nasional, sudah memiliki nama brand yang populer dan dari segi perputaran modal dan kepemilikan aset juga besar. Beberapa contoh penerbit mayor di Indonesia adalah Gramedia Pustaka Utama, Grasindo, Penerbit Mizan, Penerbit Andi dll.

Sedangkan penerbit Indie merupakan kebalikan dari penerbit mayor. Umumnya pernerbit indie tidak disokong pendanaan yang besar dan potensi pasarnya pun kecil. Akan tetapi bukan berarti penerbit indie tidak layak menjadi pertimbangan, apalagi belakangan ini perkembangan  penerbitan buku melalui penerbit indie semakin positif.

Beberapa perbedaan mendasar antara penerbit mayor dan penerbit indie antara lain:

  • Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima. Sedangkan penerbit indie tidak ada seleksi, jika ada naskah (asalkan tidak membahas SARA) dan dana maka buku bisa diterbitkan.
  • Pada penerbit mayor, proses shorting, proofreading, mengkaji dan riset naskah dilakukan secara ketat. Sedangkan pada penerbit indie proofreading dilakukan ala kadarnya.
  • Pada penerbit mayor, isi buku merupakan tanggung jawab penerbit. Itulah sebabnya proses seleksi, editing, proofreading-nya ketat. Sedangkan pada penerbit indie, isi buku dan konskuensi yang ditimbulkan merupakan tanggung jawab penulis sendiri.
  • Pada penerbit mayor, urusan pembiayaan, promosi dan pemasaran buku menjadi urusan penerbit dan bahkan penulis akan mendapatkan royalti dari penjualan buku. Sedangkan pada penerbit indie, biaya penerbitan buku ditanggung oleh penulis.
  • Pemasaran buku mayor melalui jaringan toko-toko buku-nya, website, akun media sosial penerbit dll. Sedangkan pemasaran buku indie melalui PO (Pre Order), dipromosikan lewat akun media sosial penerbit. Penulislah yang harus lebih aktif melakukan promosi.

Jika para sahabat ingin mengontrol proses penerbitan dan distribusi buku secara mandiri, maka penerbit indie pilihannya. Karena ada banyak kemudahan bagi kita, jika melalui penerbit mayor tentu saja kita harus siap menanti dan ada kriteria sehingga buku kita diterima dan masuk kualifikasi di penerbit mayor.

Adanya sistem seleksi naskah yang ketat merupakan tantangan terbesar saat mencoba menerbitkan buku melalui penerbit mayor. Naskah-naskah yang kita kirim ke penerbit harus bersaing dengan puluhan atau bahkan ratusan naskah. Sehingga, kekecewaan karena penolakan naskah pun  sering menghampiri penulis. Jika sudah demikian, maka penerbit indie dapat menjadi alternatif.

Penerbit Indie adalah solusi

Menerbitkan buku di penerbit mayor memang tidak mudah, dibutuhkan kesabaran menunggu respon dari penerbit dan peluang untuk lulus seleksi juga sehingga sering kali mendatangkan kekecewaan karena penolakan naskah. 

Sahabat literasi, 

Ketatnya persaingan dan seleksi pada penerbit mayor, jangan lantas membuat sahabat literasi berhenti menulis. Seperti saya yang bermimpi ingin suatu saat tulisan saya diterbitkan oleh penerbit mayor. Penerbit Indie solusi yang saya ambil untuk menerbitkan beberapa buku solo yang sudah berhasil saya terbitkan. Jadi kita masih tetap bisa berkarya dengan menggunakan jasa penerbit indie. 

Kelebihan menjadi penerbit indie antara lain:

  • Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima selama tidak mengandung SARA dan naskah pasti diterbitkan.
  • Proses penerbitan mudah dan cepat kurang lebih 1-3 bulan. 
  • Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbit.
  • Biaya cetak ulang dan ongkos kirim ditanggung penulis. Di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas  penerbitan, atau jika ingin cetak ulang.Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
  • Penulis menentukan sendiri harga bukunya.
  • Tidak memasarkan buku di toko buku. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris.

Bagi penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku, bisa  mengawali penerbitan bukunya di penerbit indie untuk menjaga semangat menulis. Jika bukunya cepat terbit tentu akan lebih semangat menulis. Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. 

Kita perlu meng-upgrade dan mencoba tantangan menerbitkan buku di penerbit mayor seperti mimpi saya, he he

Beberapa hambatan yang sering dialami penulis pemula dalam menerbitkan buku melalui penerbit indie yaitu:

  • Biaya mahal
  • Biaya murah bahkan gratis diawal, namun jadi mahal akhirnya
  • Ketidakjelasan nasib naskah setelah berbulan-bulan
  • Ketentuan berubah-ubah tidak sesuai dengan di awal.
  • Ada ketentuan yang tidak disampaikan di awal

Untuk mengatasi hambatan di atas,  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau disepakati  diawal bersama penerbit indie antara lain:

  • Biaya penerbitan
  • Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis


Naskah yang dapat ISBN adalah naskah yang tujuannya diedarkan secara luas, bukan untuk intern suatu instansi/lembaga. Jadi jika ingin mengajukan ISBN maka jangan cantumkan nama sekolah atau nama pelatihan, bahkan di kata pengantar sekalipun. Posisikan naskah sebagai naskah komersil yang akan diedarkan luas ke masyarakat.

Menyusun naskah sebaiknya langsung di file word dengan format yang ditentukan penerbit. Maka sebaiknya yang paling pertama adalah menghubungi penerbit dahulu.

Jangan lupa melaporkan buku terbit dengan cara isi form bukti buku terbit.

Untuk penulisan judul, pilihlah judul yang bikin penasaran atau bahkan yang agak kontroversi. Namun ternyata isinya tidak seperti yang dibayangkan.

 

Selamat bergegas menuju penerbit Indie untuk sahabat literasi, semoga mahkotanya (buku)  segera lahir.

Majalah Suara Guru menjadi Solusi Mengirim Tulisan

 Kelas Belajar Menulis Nusantara  (KBMN) PGRI Gelombang 28

Resume ke              : 22 

Tema                       : Mengirimkan Tulisan Ke Majalah Suara Guru 

Narasumber            : Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd. 

Moderator               : Sim Chung Wel, S.P.

Salah satu unsur dalam penilaian angka kredit jabatan guru adalah publikasi ilmiah. Banyak ragam publikasi ilmiah yang bisa diusulkan untuk menjadi bahan usul penilaian angka kredit seperti penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian tindakan sekolah (PTS), jurnal, buku, modul ajar, pedoman guru, best practices dan artikel.

Dari sekian banyak jenis publikasi ilimiah yang bisa digunakan sebagai  bahan usul  penilaian angka kredit,  kebanyakan guru menggunakan penelitian tindakan kelas. Dalam satu periode pengusulan misalnya dari golongan IIId ke  golongan IVa, jenis publikasi ilmiah yang digunakan hanya penelitian tindakan kelas sejumlah 3 penelitian. Demikian juga guru yang mengusulkan angka kredit mulai dari golongan IIIb ke IIIc dan seterusnya. Andaikan saja penelitian itu bisa mereka ubah menjadi artikel, jurnal atau menjadi buku, maka publikasi ilmiah yang digunakan pada usul penilaian angka kredit jabatan guru menjadi beragam. 

Kesulitannya di mana? 

Apakah kesulitan menemukan penerbit yang akan menerbitkan artikelnya? 

Berikut pemaparan narasumber tentang pengiriman tulisan ke sebuah majalah. Narasumber yang keseharian bertugas sebagai guru di SMPN 1 Kemang. Di samping tugasnya sebagai guru, narasumber yang akan membantu menjawab kesulitan guru mengirim tulisan ini bertugas sebagai Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakata di Pengurus Besar PGRI dan juga sebagai redaktur pelaksana majalah suara guru PB-PGRI. 

Beliau adalah Bapak Catur Nurrahman Octavian, M.Pd,  yang berhasil menelurkan 20  buku membuktikan beliau juga seorang penulis.   Berdampingan dengan  Koko Sim Chung Wel, S.P sebagai moderator membersamai peserta kelas belajar menulis nusantara (KBMN) pertemuan ke-22.

Tentang majalah suara guru,

Majalah suara guru terbit sejak 1966. Izin terbitnya dikeluarkan oleh Departemen Penerangan melalui SKP.Deppen No.109&SK-PDHM-STT-66 tanggal 18 Februari 1966. Gedung Redaksi di Gedung Guru Indonesia, Jl. Tanah Abang III/24 Jakarta Pusat. 

Majalah Suara Guru adalah majalah organisasi terbit dua bulanan di seluruh Indonesia. Majalah ini merupakan majalah nasional maka menyampaikan informasi kebijakan-kebijakan pendidikan atau tata kelola guru yang sifatnya nasional. Majalah Suara Guru ini full colour dan 76 halaman. 

Majalah Suara Guru ada ruang berekspresi literasi, yakni kolom opini yang diisi dari pihak guru-guru, rubrik sastra, rubrik destinasi, dan rubrik sejarah.

 Syarat untuk mengisi opini yakni : 

  • Tulisan harus asli, tidak boleh plagiat;
  • Tidak ada unsur SARA, tidak boleh menyerang pribadi seseorang;
  • Tulisan bersifat aktual sesuai tema pendidkan;
  • Ditulis dalam bahasa populer, lugas, dan enak dibaca;
  • Ditulis maksimum 700-800 kata, di kertas A4, spasi 1,5 dan jenis tulisan times new  roman.
  • Tulisan di luar opini maksimum 400 kata.;

Di samping opini, majalah suara guru juga menyediakan ruang rubrik praktik terbaik (best practice), rubrik liputan sekolah dari PAUD sampai Perguruan Tinggi. 

  • Rubrik mraktik baik, terbuka bagi guru PNS maupun Non-PNS termasuk guru madin untuk berbagi hasil praktik baik sejumlah 400-500 kata.
  • Rubrik untuk memperkenalkan sekolah adalah rubrik liputan sekolah dan rubrik liputan perguruan tinggi.
  • Rubrik percik dan oase berisi tentang tulisan inspirasi kehidupan. 

Jika ingin tulisan dimuat di majalah suara guru, maka tulisan bisa dikirim melalui email suara guru yakni: majalah.suaraguru@gmail.com

Jika ingin mendapatkan majalah suara guru untuk dibaca-baca dan ingin mengetahui tentang majalah suara guru, kita bisa membeli dengan narahubung Bu Widya, nomor kontak 0878-8228-9299

Bertahannya majalah suara guru  adalah berkat adanya pelanggan dari para guru dan kontribusi para guru yang mengisi rubrik-rubrik yang disediakan. Karena dunia literasi adalah tanggung jawab kita sebagai guru, dosen, dan semua pendidik.

 

Salam Literasi. 

 

 

 


Thursday, March 23, 2023

Berprestasi Lewat Tulisan

 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) Gelombang 28

Resume  21

Jumat,  24 Februari 2023

Tema: Melejitkan Prestasi dengan Menulis

Nara Sumber: Rita Wati, S.KOM

Moderator: Helwiyah, S.Pd.,M.M

Jumat, 24 Februari 2023

Benarkah tulisan mampu menghantarkan seseorang untuk berprestasi? Menulis yang bagaimana yang mampu menghantarkan seseorang menggapai prestasi. Apa bentuk prestasi yang bisa diraih dengan menulis karena semua orang bisa menulis, bukan? Anak-kelas satu sekolah dasar juga bisa menulis. Pertanyaan ini muncul manakala seseorang belum merasakan manfaat dari menulis. 

Menurut saya, prestasi tidak hanya berupa juara lomba. Sebut saja seorang guru yang bisa memenuhi angka kredit jabatan guru untuk kenaikan pangkat diperoleh dari menulis. Tulisan ynag dibuat guru seperti karya tulis ilmah. Meskipun tidak berlomba dan mendapatkan juara atau hadiah, tetapi ini adalah  sebuah prestasi.

Ibu Helwiyah, S.Pd.,M.M, akan mendampingi narasumber untuk membersamai peserta KBMN untuk memberikan pemaparan tentang bagaimana melulis bisa melejitkan prestasi seseorang.  Narasumber, Ibu Rita Wati, S.Kom mengajak kita untuk mengenal beliau lebih jauh dengan cara blogwalking ke alamat blog belau yakni https://www.cikgurita.com/2022/06/about-me.html?m=1

Supaya pembaca tidak penasaran sebelum blogwalking, Ibu Rita Wati adalah  seorang guru berprestasi, penulis, blogger, youtuber, narasumber nasional pula. Saat ini sedanng  menempuh S2 Magister Teknik Informatika di Universitas AMIKOM Yogyakarta. Beliau mengajar di SMP Negeri 2 Mendoyo

Prestasi narasumber dari kegiatan menulis dan mengembangkan blog. Ada 25 buku yang sudah berhasil diterbitkan dan 25 tutorial pe,belajaran daring dan luring. Berhasil menerbitkan buku pada pnerbait Andi bersama Prof. Richardus Eko Indrajit berjudul Knowledge Management (Mengintegrasikan Digital Tools dalam Rencana Pembelajaran). Penerbait Andi adalah salah satu penerbit mayor. 

Akun youtube milik Bu Rita adalah https://www.youtube.com/watch?v=gPL8PasXB_I&t=66s

Melanjutkan study atau kuliah tidak membuat kegiatan menulis terhenti , karena menulis telah memberikan kesempatan pada beliau untuk sharing pengalaman tentang menulis, blog, guru inspiratif dan tutorial.

Bagaimana cara melejitkan prestasi dengan menulis?

Bagaimana cara fokus menulis hingga berprestasi?

Melejitkan prestasi lewat tulisan tentu dengan  dengan mengikuti kompetisi lomba blog, essai, karya ilmiah, cerpen, puisi dan lain-lain jenis lombanya. Untuk bisa fokus dalam menulis maka harus rajin research tentang tema yang dilombakan.  

Berikutnya adalah beberapa tautan pribadi milik Bu Rita yang dapat diakses, didalamnya tentu saja memuat berbagai ilmu kepenulisan dan seluk beluk blog.

  • www.ritapinang.my.id
  • www.cikgurita.com
  • www.catatangurumilenial.wordpress.com
  • www.kompasiana.com/ritapinang
  • https://www.youtube.com/watch?v=gPL8PasXB_I&t=66s

 

Selamat menulis dan semangat mengikuti lomba.

 

Tuesday, March 21, 2023

Dari Karya Tulis Ilmiah menjadi Buku

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN)  Gelombang ke-28

 Resume ke-4

Tanggal        : 16 Januari 2023

Tema.           : Menulis Buku dari Karya  Ilmiah

Narasumber : Eko Daryono S. Pd

Moderator.    : Nur Dwi Yanti, S.Pd

 

Materi yang akan disampaikan oleh narasumber kali ini merupakan materi yang full barokah. Mengapa demikian? 

Tulisan sudah berupa karya tulis ilmiah di buat lagi atau atau diterbitkan lagi menjadi sebuah buku. Bermanfaat berlipat ganda, terutama bagi seorang pendidik. Dalam usul penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat, karya tulis ilmiah mempunyai nilai kredit sendiri. Ketika karya tulis ilmiah itu diterbitkan menjadi sebuah buku, maka buku itu sendiri mempunyai nilai angka kredit yang besarannya berbeda dengan nilai angka kredit karya tulis ilmiah. Bukankah ini namanya full barolah jika kita mengikuti pemaparan dari narasumber hebat yang dihadirkan oleh TSO (tim solid Om Jay) pada kelas belajar menulis nusantara. (KBMN)

Moderator menyapa peserta  dengan mengucap salam sembari memberikan semangat kepada seluruh peserta dengan mengutup sebuah pesan dari peserta kelas>

"Jangan biarkan mata pena kita mengering menguap tak berarti' disinilah kita para satria pena berkomitmen dan konsisten untuk terus bekarya." (There)

Seorang tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell , menggambarkan passion sebagai “the fuel for will’ atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika sangat menginginkan sesuatu, akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.

Inilah komitmen dan konsisten dalam menulis, sama halnya saat melakukan suatu analisis, menguji suatu tindak penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam karya tulis yang kita kenal karya ilmiah.

Penjelasan tentang bagaimana mengubah sebuah karya tulis menjadi sebuah buku atau bagaimana menulis buku dari karya tulis ilmiah, disampaikan oleh narasumber hebat bernama Bapak Eko Daryono, S.Pd. 

Materi ini memang sekilas membuat pusing karena tidak ada stanadrisasi konversi karya tulis ilmiah menjadi buku

Tema yang sekilas teoristis dan membuat kepala  pusing. Tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku namun berdasarkan pemaparan para Widiyaiswara, Peneliti LIPI dan pakar menulis, ada stabdar isi buku yang sifatnya tetap fleksibel. Berikut bisa diperhatikan tentang apa itu KTI

Peraturan Kepala LIPI No 2 Tahun 2014. KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjaun , ulasan (review), kajian dan pemikiran sistematis yang dituangkan seseorang atau kelompok yang memenuhi kaedah ilmiah.

KTI ada 2:

  1. Non Buku
  2. Buku
KTI Non Buku antara lain:

  •  KTI bidang akadmis untuk memperoleh gelar seperti tugas akhir, sperti skripsi, tesis. disertasi.
  • KTI hasil penelitian seperti PTK, PTS, Best Practices, makalah, artikej, jurnal
  • KTI berupa ulasan atau resensi
KTI Buku antara lain berupa:

  • Buku Ajar
  • Buku Pengayaan
  • Buku Kompilasi
Apa perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku?

Secara substansi tidak ada perbedaan karena sisi buku hasil konversi semuanya mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.

KTI yang dikoversi menjadi buku sistematikanya berbeda. Ada penyesuaian sistematika agar tidak terkesan kaku dan bahasa yang digunakan lebih luwes, bersifat lugas dan tidak mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti maupun teman sejawat juga penulis.

Lalu bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku? 

  1. Memodifikasi judul; judul KTI mengandung variabel penelitian, objek penelitian dan setting penelitian sedangkan buku yang dikonversi menggunakan judul yang menarik, mudah diingat dan mencerminkan isi buku
  2. Memodifikasi sistematika dan gaya penulisan; tidak ada lagi tampak susb bab-sub bab yang menyebabkan isi buku terkesan terpisah-pisah.


 Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku:

  • Pertama keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya
  • Menghindari kompilasi yang terlalu banyak..Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis.
  • Memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis
  • Modifikasi bahasa buku
  • Menghindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat, lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis
  • Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
  • Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.
  • Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

 

Lombok  2023

Tuesday, March 14, 2023

Membuat Cover Buku yang Menarik

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang ke 28

Resume ke-27

Narasumber  : Fajar Tri Laksono, M.Pd

Moderator     : Lely Suryani, S.Pd

Hari,Tanggal : Jum'at, 10 Maret 2023

Tema : Membuat Cover  Buku yang Menarik


Membuat cover buku yang menarik. Begitu tema pertemuan kelas menulis nusantara yang di usung oleh TSO (Tim Solid Om Jay) pada pertemuan ke-27.  Tentu saja judul ini menarik semenarik temanya. Bagaimana tidak, selama ini penulis belum pernah membuat cover sendiri dari setiap buku yang berhasil diterbitkan penulis. Banyak penyebab mengapa penulis tidak membuat cover buku sendiri.

Penyebab penulis tidak membuat cover sendiri adalah karena kesibukan, belum bisa membuat cover yang bagus dan penyebab terakhir adalah mencari nyaman dengan menyerahkan kepada penerbit. Bahkan penulis menyerahkan semua kepada penerbit termasuk editor, layout dan cover. Apakah penyebab-penyebab ini juga pembaca alami juga?

Bapak Fajar Tri Laksono, didaulat oleh Om Jay berbagi pengalaman dalam membuat cover buku yang menarik. Bapak Fajar Tri Laksono selaku narasumber didampingi oleh ibu Lely Suryani memandu kegiatan belajar. Pembelajarn dikemas melalui zoom meeting untuk mempermudah peserta menyaksikan tayangan sekian banyak contoh cover buku yang sudah dibuat oleh Bapak Fajar. Baik judul buku beliau sendiri maupun judul buku orang lain (pesanan orang)

Cara membuat cover buku bisa menggunakan cara yang sangat sederhana seperti dengan aplikasi power point, corel draw, atau canva. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat cover buku.
  • Gambar harus menarik
  • Font yang bagus
  • Sesuai tema
  • Tidak melanggar lisensi orang lain
  • Packaging
  • Warna selaras
Terkait jenis font, sangat banyak jenis font yang bisa dipilih. Tidak hanya yang tersedia pada latop atau bawaan latop. Jenis font bisa diunduh untuk memperkaya font yang kita miliki atau gunakan font berbayar di marketplace. Font cantik-cantik dan menarik sehingga tulisan judul buku menjadi menarik dengan didukung oleh font yang bagus. 

Terkait lisensi orang lain, kadang kita tidak mengetahui apakah gambar yang kita gunakan merupakan karya orang lain yang tidak boleh kita gunakan. Mengambil sembarangan saja di google tanpa mencari tahu terlebih dahulu.  Masih berutung jika buku hanya berdiam diri di rak buku sendiri atau tidak dipasarkan. 

Maka berhati-hatilah mengambil gambar dari google agar tidak melanggar lisensi orang lain. Kalau mau mencari aman, bisa menggunakan hasil jepretan sendiri.

Agar tidak melanggar lisensi orang lain maka perlu memperhatikan bahwa ada undang-undang hak cipta yang mengatur kepemilikan sebuah gambar. Gambar merupakan bentuk karya seni rupa yang sekaligus merupakan ciptaan yang dilindungi menurut pasal 40 ayat 1 huruf f  Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Jadi jangan mudah ambil gambar di google karena bisa terkena pelanggaran lisensi. Gambar yang dimaksud antara lain motif, diagram, sketsa, logo, unsur-unsur warna dan bentuk huruf indah.

Masih ada jasa desain grafis yang bisa dimintai tolong jika belum bisa membuat cover sendiri. 

Penulis yang bukunya adalah comersil use, agar bebas menggunakan gambar maka perlu memiliki licence use. Cara mengecek gambar itu melanggar lisensi atau tidak maka bisa dicek dengan menelusuri darimana asal gambar atau foto dengan menggunakan aplikasi. Dengan memanfaatkan alat penyaring “Hak Penggunaan” di mesin pencari gambar Google, pengguna gambar dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap gambar yang ditemukan. Alat penyaring ini membantu kita untuk menemukan gambar-gambar berlisensi terbuka yang tersedia di situs web penyimpanan gambar.

 

Selamat mencoba membuat cover buku sendiri menggunakan corel, fotoshof, canva. Jangan lupa ketahui dahulu tentang ukuran kertas, desain komersial, font menarik, tema bagus, warna menarik dan jangan lupa buatkan deskripsi terlebih dahulu.


Mimpiku Bisa Melaju Ke Penerbit Mayor

 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang ke 28

Resume ke-26

Narasumber : Joko Irawan Mumpuni

Moderator    : Raliyanti

Hari,Tanggal : Rabu, 8 Maret 2023

Tema : Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor

Merupakan impian penulis untuk bisa menerbitkan buku pada penerbit mayor. Selama ini penulis menggunakan  jasa penerbit indi. Mulai dari menulis buku antologi sampai pada buku solo semua menggunakan jasa penerbit indi. Akan hal nya dengan buku antologi yang merupakan ajang melatih diri untuk memiliki keberanian dalam menulis dan penerbit indi memberikan kepercayaan diri penulis untuk berani menerbitkan buku. Awalnya penulis, berani menulis buku antologi kemudian berani menulis buku solo. Penulis sangat berharap, awalnya menerbitkan buku pada penerbit indi pada suatu saat nanti bisa menerbitkan buku di penerbit mayor. 

Kelas belajar yang digagas oleh Om Jay, sebelumnya bernama Belajar Menulis terdiri dari banyak gelombang. Penulis masuk pada gelombang 2, menghadirkan narasumber yang sangat luar biasa. Memberikan pencerahan tentang dunia penerbitan. Beliau adalah sosok yang kesehariannya berkecimpung dalam dunia penerbitan. Saat beliau menyampaikan materi, rasanya mimpi  penulis  untuk menerbitkan buku pada penerbit mayor akan kesampaian. Narasumber Bapak Edi.S.Mulyanta ( Penerbit andi Yogyakarta) memantik semangat penulis untuk sampai melanggeng ke penerbit mayor. Tetapi rupanya mimpi penulis sampai saat ini masih sebatas mimpi. Belum bisa menerbitkan buku pada penerbit mayor.

Kesemapatan kedua datang melalui kelas belajar menulis nusantara. Narasumber yang dihadirkan oleh TSO (tim solis Om Jay) adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni dari penerbit Andi. Penerbit Andi adalah salah satu penertbit mayor selain  Airlanga, Tiga Serangkai, Gramedia dan penerbit mayor lainnya.  Tentu kehadiran narasumber kembali memberi harapan baru pada penulis untuk bisa sampai ke penerbit mayor yakni penerbit Andi. 
Setiap penulis mempunyai mimpi karyanya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor sekelas penerbit Andi.

Bapak Joko Irawan Mumpuni adalah Direktur Penerbitan dari Penerbit Andi Yogyakarta. Beliau juga tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY, penulis buku bersertifikat BSNP dan Asesor BNSP.
Salah satu syarat menjadi penerbit mayor adalah harus mempunyai judul terbitan buku puluhan ribu judul dan setiap tahunnya harus menerbitkan ratusan judul secara konsisten. Penerbit adalah industri kreatif yang terdiri dari penulis, editor, layouter, ilustrator, dan desainer grafis. Bahkan sekarang penerbit mengarah pada Publisher 5.0 yang memanfaatkan teknologi IT untuk menerbitkan karya-karya kreatifnya. 

Terdapat jenis-jenis buku di dunia ini, berikut klasifikasi jenis buku tersebut : 

  • Dua kategori besar jenis buku adalah buku Teks (buku sekolah-kampus) dan buku Non Teks (buku-buku populer). Buku sekolah disebut buku pelajaran sedangkan kampus disebuat buku Perti (perguruan tinggi). 
  • Buku Nonteks  dibagi dua lagi menjadi buku Fiski dan Non Fiksi. Sedangkan buku perguruan tinggi dibagi dua lagi menjadi buku Eksak dan Non Eksak

 Tulisan jenis yang paling diminati kalangan pembaca di antaranya adalah ;

  • Fiksi 75%
  • Non Fiksi 41%
  • Bisnis 33%
  • Sains Populer 31%
  • Literatur Hobi 24 %
  • Literatur sains dan textbook 22% 

Di antara alasan orang membeli buku adalah :

  • Suka Membaca 49%
  • Untuk Hadiah 8%
  • Untuk belajar/kerja 27%
  • Untuk obat menghilangkan stres 15% 

Faktor utama mengapa orang membeli buku diantaranya :

  • Harga diskon 43%
  • Rekomendasi teman 33%
  • Lihat review blogger 27%
  • Buku yang telah difilmkan 6%
  • Buku pemenang penghargaan 41%
  • Desisi sendiri 49%

 Format buku yang sering dibeli oleh orang Indonesia adalah :

  • Buku biasa di toko buku 73%
  • Buku biasa di toko online 55 %
  • Ebooks di toko online 27%
  • Subkripsi berbayar 6%
  • Audiobook di toko online 2%
  • Donwload gratis 31%
  • CD Audiobook 1%

Nah, untuk penulis yang ingin berjodoh dengan penerbit mayor termasuk dengan penerbit Andi Yogyakarta, maka cermati pemaparaan Bapak Joko Irawan Mumpuni. 
Perhatikan jenis tulisan  yang dimintai pembaca, alasan orang membeli buku dan perhatikan format buku lalu menulislah setiap hari. Jika sudah siap, ajukan permohonan penerbitan ke penerbit mayor. Apabila lulus seleksi, maka tulisan anda menemukan takdirnya.
"Menulislah, biarkan tulisan itu yang akan menemukan takdirnya sendiri," kata Bu Kanjeng


 

 

 

 

" Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"

(Pramoedya Ananta Toer)

Tingkat literasi bangsa Indonesia hingga sekarang ini masih rendah dibanding negara lain, diantara penyebabnya adalah

 

1. Minat Baca : Budaya baca, kurangnya bahan bacaan, dan kualitas bacaan.

 

2. Minat Tulis : Budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis dan penerbitkan, anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan.

 

3. Apresiasi hak cipta : Pembajakan, Duplikasi non legal, perangkat hukum.

 

Salah satu cirinya bangsa yang literasi rendah adalah mudah percaya pada HOAX atau berita bohong.

 

Proses Penerbitan Buku

 

 

Diantara cara memilih penerbit yang baik adalah

 

Memiliki visi dan misi yang jelas.

Memiliki Bussines core lini produk tertentu.

Pengalaman penerbit.

Jaringan pemasaran.

Memiliki percetakan sendiri.

Keberanian mencetak jumlah eksemplar.

Kejujuran dalam pembayaran royalti.

Ciri-ciri penerbit yang harus diwaspadai adalah

Hanya bertindak sebagai broker naskah.

Alamat tidak jelas.

Tidak ada dokumen perjanjian penerbitan yang baik.

Tidak memiliki jaringan pemasaran dan distribusi sendiri.

Tidak memiliki percetakan sendiri.

Prosentase Royalti tidak wajar.

Laporan keuangan tidak jelas.

Penulis akan memperoleh hal ini dalam menulis, diantaranya adalah

Peningkatan finansial : Royalti, Diskon pembelian langsung, Seminar/mengajar.

Peningkatan karir : Adanya kebutuhan peningkatan status jabatan, peluang karir di institusi atau perusahaan.

Kebutuhan batin : Buku sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa.

Reputasi : Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

Penerbit Andi itu setiap bulannya menerima naskah bisa sampai 500 naskah, namun yang diterima untuk diterbitan hanya 50 judul saja. adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

 

 

 

 

 

Penerbit Andi menilai suatu naskah itu dapat diterbitkan juga adalah dengan Google Trends. Hampir semua tema yang ada mata kuliahnya atau ada mapelnya pasti laku dipasaran. Penerbit Andi memiliki syarat minimal jumlah sitasi adalah 2000 agar naskah bisa terima, dalam hal ini penerbit menggunakan data dari Google Scholar/Cendikia. Bahkan reputasi penulis tenyata sangat berpengaruh makanya ketia Prof. Eko Indrajit ada program menulis bareng dengan guru, semua penerbit Andi terima karena disana tercantum nama Prof. Ekoji sebagai salahsatu penulisnya
Moderator adalah ibu Hidmi Gramatolina Ramdayani

Forum Pemangku Kepentingan ( Sekolah Penggerak Angkatan 2)

 Oleh Nuraini Ahwan.  Da lam rangka mendorong dan mempercepat terjadinya transformasi satuan pendidikan dan terciptanya ekosistem pendukung ...